You are on page 1of 25

Penatalaksanaan Herpes

Labialis Rekuren pada


Pasien dengan Penuruan
Daya Tahan tubuh

Marisa Intanries
041.214.117
Pembimbing : drg. Adrian Nova. Sp PM
Herpes labialis
disebabkan

reaktivasi virus herpes


simpleks tipe 1  lesi di
rongga mulut dan orofaring

virus bermigrasi ke ganglion


saraf trigeminal  virus dapat
tetap laten namun dapat
distimulasi untuk mengaktifkan
kembali

2
Herpes labialis rekuren ini umumnya terjadi pada
pasien immunocompromised
3
4
c
5
FEKSI VIRUS HERPES SIMPLEK

diawali 1-2
hari

6
terapi
Kausatif

7
Rumusan Masalah
Bagaimana cara penatalaksanaan pasien herpes
labialis rekuren dengan penurunan daya tahan tubuh?

Tujuan
Agar dapat menentukan penatalaksaan pasien herpes
labialis rekuren dengan tepat.

Manfaat
Diharapkan dapat membantu & menambah
pengetahuan tentang herpes labialis sehingga dapat
memilih perawatan yang tepat.

8
LAPORAN KASUS

9
Pasien pria, Usia 36 Tahun

HASIL ANAMNESA :
 Bibir atas bagian kiri terasa gatal dan perih sejak
3 hari yang lalu.
 Pasien 4 hari yang lalu mengalami demam,
seperti akan timbul influenza, setelah itu muncul
kemerahan pada bibir atas bagian kiri. Lama
kelamaan muncul tonjolan-tonjolan berkelompok
pada bibir atas kiri tersebut dan pecah dengan
sendirinya.
 Pasien pernah mengalami hal serupa sebanyak 2
kali dalam setahun ini yang akhirnya sembuh
sendiri tanpa diobati. 10
 Pasien belum memeriksakan penyakit pasien tersebut
dan belum melakukan pengobatan pada lesi tersebut.
 Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan penyakit
sistemik seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan
penyakit jantung.
 Pasien jarang mengkonsumsi sayur-sayuran dan
buah.
 Pasien bekerja sebagai kuli bangunan. Beberapa hari
belakangan sering terkena air hujan sewaktu bekerja.

11
PEMERIKSAAN
EKSTRAORAL
Terdapat krusta pada bibir
atas kiri dengan bentuk
tidak beraturan berwarna
kecoklatan berukuran 7mm
x 4mm dengan tepi sekitar
lesi berwarna merah, batas
tepi tidak beraturan,
konsistensi kasar, tidak ada
indurasi, gatal saat palpasi.

12
Herpes labialis
zoster rekuren
Eritema multiform

13
Rencana Perawatan
Identifikasi

R/ Acyclovir cream 5% 5 gr tube No.


I
∫ 5 d.d 1 oles mulut

R/ Theragran M Tab No. X


∫ 1 d.d 1

14
15
KONTROL 1 ( 4 Desember
2017)
• Pasien  tidak ada rasa
sakit dan gatal.
• Pemeriksaan klinis  lesi
pada bibir atas kiri sudah
mengecil menjadi 1mm x
1,5mm, namun masih
terdapat daerah berwarna
coklat kehitaman yang
dikelilingi daerah merah
muda pucat, konsistensi
lunak, palpasi tidak sakit
• Komunikasi, edukasi,
instruksikan untuk tetap
memakai acyclovir krim 5x
sehari
16
KONTROL 2 (11 Desember
2017)
Lesi pada bibir atas
kiri sudah menutup
sempurna, namun
warna masih sedikit
belum sama dengan
jaringan sekitar,
konsistensi lunak,
palpasi tidak sakit.

17
PEMBAHASAN

18
19
Herpes Labialis Herpes Zoster Eritema Multiform

Reaktivasi virus herpes


Etiologi Reaktivasi virus varicella zoster Tidak diketahui
simpleks 1

Stress, trauma, kelelahan, Stress, trauma, paparan sinar Alergi obat sistemik, makanan,
Faktor predisposisi paparan sinar matahari, matahari, kelelahan, penurunan infeksi bakteri/ virus, sinar
penurunan daya tahan tubuh daya tahan tubuh matahari berlebih

Gejala Prodromal Prodromal, sakit Sakit, ruam pada kulit

Sekumpulan vesikel berdiri Sekumpulan vesikel pada Lesi vesikobulosa yang mudah
sendiri/ bergerombol, mukosa intra dan ekstraoral, pecah menjadi krusta
unilateral/ bilateral di sekitar unilateral, segmental, mudah (ekstraoral)/ erosi (intraoral).
Gambaran Klinis vermillion border/ perioral. pecah membentuk area erosi/ Pada kulit lesi tipe
Mudah pecah menjadi krusta ulser dengan batas iregular. makulaeritema (target lesion)
berwarna kuning kecoklatan.

Perawatan kausatif, dan Perawatan kausatif, simptomatik Perawatan simptomatik dan


Perawatan
suportif dan suportif suportif

20
Suatu analog nukleosida purin
asiklik Di dalam sel, acyclovir
mengalami proses fosforilasi 
acyclovir trifosfat 
menghambat DNA polymerase
HSV dan replikasi DNA virus
dengan cara memutuskan rantai
21
DNA mencegah sintesis DNA
virus
KESIMPULAN

22
HSV-1  infeksi umum paling sering melibatkan mukosa oral/
bibir
Faktor predisposisi kasus ini  penurunan daya tahan tubuh

Penatalaksanaan kasus ini:


• Terapi kausatif  Acyclovir krim  menunjukkan
respon yang sangat baik
• Terapi suportif  multivitamin  imunomodulator

23
DAFTAR PUSTAKA
 Richard P, Usatine MD. Nongenital herpes simplex virus. American Family Physician.
2010; 82 (9): 1-20.
 Stoopler ET. Oral herpetic infections (HSV1-8). Dent Clin North Am. 2005; 49 (7): 15-29.
 Fatahzadeh M, Schwartz RA. Human herpes simplex virus infections: epidemiology,
pathogenesis, symptomatology, diagnosis, and management. J Am Acad Dermatol.
2007; 57: 737-63.
 Thomas J, Liesegang TJ. Herpes simplex virus epidemiology and ocular importance.
Cornea. 2001; 20(1): 1-13.
 Regezi JA, Sciuba JJ, Jordan RCK. Oral pathology: clinical pathologic correlations. Ed ke-4.
Philadelphia: Saunders; 2003: 1-5.
 Scully C. Oral and Maxillofacial Medicine: The basis of diagnosis and treatment.
Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier; 2008: 63-184.
 Langlais RP, Miller CS, Nield JS. Atlas Berwarna Lesi Mulut Sering Ditemukan. Ed ke-4.
Jakarta: EGC; 2014: 24, 162.
 Laskaris G. Treatment of Oral Dieases. New York: Thieme; 2005: 84-85.
 Adolf H. Infeksi herpes pada pasien imunokompeten. PKB “New Perspective of Sexually
Transmitted Infection Problems.” Surabaya 7-8 Agustus 2010: 1-10.
 Cawson RA, Odell EW. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. Ed ke-7.
Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier. 2002.
 Wayne RG, Michael GA. Reccurent herpes simplex labialis: selected therapeutic options.
J Can Dent Assoc. 2003; 69 (8): 498-503.
24

You might also like