You are on page 1of 52

KELOMPOK 2

- FEBRI SAPUTRA
- MUHAMMAD KRISSANDY RIZKI
- NAUFAL HANAFI
HAMA PADA TANAMAN CABAI MERAH
( Capsicum annum L.)
■ Sebagai penyedap rasa masakan

■ Ciri: rasanya yang pedas dan aromanya yang khas

■ Membangkitkan selera makan

■ Mengandung vitamin A dan C, serta minyak atsiri

■ Mengandung anti oksidan yang berfungsi untuk


menjaga tubuh dari radikal bebas
1
Menghisap cairan pada
daun

Vektor: Menghasilkan
cairan berwarna kuning
kehijaun

Berwarna kuning
kehijauan atau
kemerahan
SPESIFIKASI
BIOLOGI
■ Nimfa dan imago mempunyai anten
a yang relatif panjang/sama pan
jang dengan tubuhnya.
■ Nimfa dan imago yang bersayap
mempunyai sepasang tonjolan
pada ujungabdomen yang disebut
kornikel.
■ Ujung kornikel berwarna hitam.
Imago yang bersayap warna
sayapnya hitam, ukuran tubuh 2
- 2,5 mm, nimfa kerdil dan
BIOLOGI
■ Imago yang tidak bersayap tub
uhnya berwarna merah ataukuni
ng atau hijau berukuran tubuh
1,8 - 2,3 mm.
■ Umumnya warna tubuh imago
dannimfa sama, kepala dan
dadanya berwarna coklat
sampai hitam, perut berwarna
hijau kekuningan.
■ Temperatur mempengaruhi
reproduksi ( > 25 - <28,5 °C
mengurangi umur imago dan
BIOLOGI

Imago
KERUSAKAN
■ Kutu ini menyerang daun dan
menghisap cairan sel
■ Serangan dapat menyebabkan
daun keriting, pucuk
berkerut sehingga
pertumbuhan tanaman
terganggu.
■ Pada serangan berat dapat
menyebabkan daun kering dan
mati.
■ Pada bagian tanaman di
sekitar aktivitas kutu daun
KERUSAKAN
PENGENDALIAN

■ Kultur Teknis (Sanitasi dan


pemusnahan bagian tanaman yang
terserang)
■ Secara Mekanis (Penggunaan kain
kassa/ kelambu)
■ Pengendalian secara hayati
(Pemanfaatan musuh alami
parasitoid Aphidius sp.,
predator kumbang Coccinella
transversalis, Menochillus
sexmaculata, Chrysopa sp., dan
2 Thrips(Thrips parvispinus)

Tergolong sebagai hama


polifag
Jenis : Thrips
tabaci (thrips
bawang), Thrips
fuscipennis (thrips
mawar), Thrips
palmi (thrips melon )
dan Thrips
parvispinus (thrips cabai).
SPESIFIKASI

■ Kingdom : Animalia
■ Filum : Arthropoda
■ Kelas : Insekta
■ Ordo : Thisanoptera
■ Family : Thripidae
■ Genus : Thrips
■ Spesies : Thrips parvispinus
BIOLOGI
■ Telur dari hama ini berbentuk
oval atau bahkan mirip seperti
ginjal pada manusia, imago betina
akan memasukkkan telurnya ke
dalam jaringan epidhermal daun
dengan bantuan ovipositornya yang
tajam.
■ Ukuran telurnya sangat kecil maka
sering tak terlihat dengan mata
telanjang.
■ Telur ini diletakkannya dalam
BIOLOGI
■ Letak telur akan
mudah diketahui
dengan
memperhatikan bekas
tusukan pada bagian
tanaman tersebut
dan biasanya
disekitar jaringan
tersebut terdapat
pembengkakan.
BIOLOGI
■ Thrips muda atau nimfa
akan berwarna putih
pucat atau pucat
kekuningan sampai kepada
berwarna jernih.
■ Biasanya Thrips muda ini
gerakannya masih sangat
lambat dan pergerakannya
hanya terbatas pada
tempat dimana dia
memperoleh makanan.
BIOLOGI

■ Imago akan bergerak lebih cepat


dibanding dengan nimfanya, telah
memiliki sayap yang ukurannya
relatif panjang dan sempit, imago
ini tubuhnya berwarna kuning pucat
sampai kehitam-hitaman.
■ Serangga dewasa berukuran 1-2 mm.
■ Imago betina dapat bertelur sampai
80 butir yang diletakkannya kedalam
BIOLOGI
KERUSAKAN
■ Adanya bercak-bercak putih atau keperak-
perakan/ kekuning-kuningan terutama pada
permukaan bawah daun cabai.
■ Bercak-bercak awalnya tampak dekat dengan
tulang daun kemudian menjalar ke tulang daun
hingga seluruh permukaan daun menguning.
■ Serangan berat daun menjadi berwarna coklat,
mengeriting, menggulung sampai akhirnya
menjadi kering.
■ Pada akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi
kerdil dan tidak dapat menghasilkan bunga.
KERUSAKAN
PENGENDALIAN

■ Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan


dengan memotong daun yang terserang hama atau
mencabut tanaman jika belum terjadi serangan
yang banyak. Tetapi jika sudah terjadi serangan
pada seluruh tanaman apalagi adanya serangan
virus yang akut mau tidak mau harus dilakukan
pencabutan dan pembakaran untuk mencegah
serangan hama pada periode tanam mendatang.
■ Pengendalian secara teknis dengan memberikan
jeda pada periode tanam berikutnya dengan tidak
menanami lahan dengan tanaman yang sejenis.
PENGENDALIAN
■ Pemulihan tanaman yang telah sembuh dari
serangan hama thrips yang dapat dilakukan
dengan pemupukan dan penyemprotan zat
perangsang tumbuh seperti GA3, Atonik, atau
pupuk daun.
■ Adapun cara pengendalian hama penyebab daun
keriting setelah terjadi serangan adalah
melakukan penyemprotan dengan menggunakan
insektisida berbahan aktif abamektin,
karbosulfan, fipronil atau imidakloprid.
3 Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

Hama perusak daun

Hewan nocturnal, aktif pada


malam hari untuk mencari
makanan dan perilaku kawin

Menyerang satu tanaman


secara bersama-sama sampai
seluruh daun tanaman
tersebut habis
SPESIFIKASI
■ Kingdom : Animalia
■ Filum : Arthropoda
■ Kelas : Insecta
■ Ordo : Lepidoptera
■ Famili : Noctuidae
■ Genus : Spodoptera
■ Spesies : Spodoptera litura F.
BIOLOGI

■ Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian


dasar melekat pada daun
■ Berwarna coklat kekuningan.
■ Kelompok telur tertutupbulu seperti beludr
u yang berasal dari bulu- bulu tubuh
bagian ujung ngengat betina.
■ Produksi telur mencapai 3.000 butir per
induk betina, tersusun atas 11 kelompok
dengan rata-rata 25 -200 butir per
kelompok. Setelah telur menetas, ulat
BIOLOGI

Telur
BIOLOGI
■ Larva mempunyai warna yang
bervariasi, memiliki kalung (bulan sabit)
berwarna hitam pada segmen abdomen keempat
dan kesepuluh.
■ Pada sisi lateral dorsal terdapat garis
kuning.
■ Ulat yang baru menetas berwarna hijau
muda, bagian sisi coklat tua atau
hitam kecoklatan, dan hidup berkelompok.
■ Pada siang hari, larva bersembunyi di
dalam tanah atau tempat yang lembap.
BIOLOGI
■ Larva memiliki jumlah instar 5
■ Instar 1 panjang 1,0 mm
■ Instar 5 panjang 40 - 50 mm
■ Berwarna coklat sampai coklat kehitaman
dengan bercak-bercak kuning
■ Berumur 20 - 26 hari.
■ Sepanjang badan pada kedua sisinya masing-
masing terdapat 2 garis coklat muda.
BIOLOGI

Larva
BIOLOGI
■ Ulat berkepompong di dalam tanah,
membentuk pupa tanpa rumah pupa
(kokon), berwarna coklat
kemerahan dengan panjang sekitar
1,60 cm.
■ Serangga dewasa memiliki ukuran
panjang badan 20 - 25 mm, berumur 5
- 10 hari dan untuk seekor serangga
betina jenis ini dapat bertelur
1.500 butir dalam kelompok-kelompok
BIOLOGI

Pupa Imago
BIOLOGI
KERUSAKAN

■ Daun menjadi berlubang-lubang.


■ Larva instar 1 dan 2 memakan
seluruh permukaan daun, kecuali
epidermis permukaan atas tulang
daun.
■ Larva instar 3-5 makan seluruh
bagian helai daun muda tetapi
tidak makan tulang daun yang
PENGENDALIAN

■ Secara Mekanis (Membunuh Hama)


■ Secara Teknis (Menjaga Kebersihan
Lahan)
■ Secara Biologis
(menyemprotkan Bacillus
thuringienis atau Borrelinavirus
litura)
■ Secara Kimia (Hostathion 40EC 2
cc/lt atau Orthene 75 SP 1 gr/lt.)
4 Tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan
Tungau merah (Tetranycus sp.)

Tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) Tungau merah (Tetranycus sp.)


SPESIFIKASI
Tungau merah Tungau Kuning

Kingdom : Animalia Kingdom : Animalia


Filum : Arthropoda Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida Kelas : Arachnida
Ordo : Trombidiformes Ordo : Trombidiformes
Famili : Tetranychidae Famili : Tarsonemidae
Genus : Tetranychus Genus : Polyphagotarsonemus
Spesies : T. Urticae Spesies : P. latus
BIOLOGI
■ Memiliki empat tahap dalam siklus hidupnya: telur, larva, nimfa dan orang dewasa.
■ Betina dewasa bertelur 30 sampai 76 butir telur (rata-rata lima per hari)

■ Laki-laki dewasa bisa hidup lima sampai sembilan hari. Sementara betina yang tidak
berjalin bertelur yang menjadi jantan, wanita kawin biasanya meletakkan empat
telur betina untuk setiap telur jantan.

■ Telur menetas dalam dua atau tiga hari dan larva tersebut keluar dari telur untuk
diberi makan.
■ Larva lambat bergerak dan tidak menyebar jauh. Setelah dua atau tiga hari, larva
berkembang menjadi tahap larva (nimfa). Jemaat larva wanita menjadi menarik bagi
laki-laki yang menjemput mereka dan membawa mereka ke dedaunan baru.
KERUSAKAN
■ Pada tanaman cabe, serangan
tungau membuat daun
keriting menggulung ke
bagian kebawah seperti
sendok terbalik.
■ Daun menjadi tebal dan kaku
sehingga pembentukan pucuk
terhambat. Lama kelamaan
daun akan menjadi coklat dan
mati.

Permukaan daun bergelombang dan terdapat


variasi perubahan warna daun yang tidak
merata
PENGENDALIAN

■ Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut


sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa
tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang
lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe
tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga
kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau.
■ Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan
racun tungau seperti akarisida, bukan dengan insektisida.
Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan
serangga (insek) yang berkaki empat.
5 Gangsir (Tarbinskiellus portentosus)
SPESIFIKASI

■ Kingdom: Animalia
■ Filum: Arthropoda
■ Kelas: Insecta
■ Ordo: Orthoptera
■ Famili: Gryllidae
■ Genus: Tarbinskiellus
■ Spesies: Tarbinskiellus portentosus
BIOLOGI

■ Berwarna kecoklat-coklatan dengan sungut pendek, dan tungkai-


tungkai depannya sangat lebar.
■ Telur berbentuk lonjong dengan ukuran 4 – 6,5 mm. Dalam satu
kelompok biasanya terdiri atas 30 – 50 telur.
■ Satu ekor betina mampu menghasilkan telur sebanyak 100 – 200
butir.
■ Serangga-serangga ini hidup di dalam tanah dengan cara membuat
lubang di dalam tanah sampai dengan 90 cm di bawah permukaan
■ Satu lubang biasanya dihuni oleh 1 – 2 ekor gangsir.
KERUSAKAN

■ Gejala serangan ditandai terpotongnya


tanaman pada pangkal batang
■ Hama jangkrik dan gangsir sering
menyerang tanaman cabai pada musim
hujan. Hama ini menyerang dimalam hari
dengan memakan pangkal batang
tanaman cabai muda hingga putus.
Tanaman cabai yang paling rawan
terserang hama jangkrik maupun gangsir
adalah tanaman muda yang baru dipindah
tanam.
PENGENDALIAN

■ Pencegahan dapat dilakukan dengan menutup rapat lubang


tanam supaya antara mulsa plastik dan tanah tidak berongga.
Hal ini cukup membantu meminimalisir serangan.
■ Penyemprotan insektisida berbahan aktif fipronil setiap sore
hari
■ Pemanfaatan agen hayati berupa jamur metarhizium dan jamur
beauveria bassiana. Kedua jamur ini bersifat antagonis bagi
serangga sehingga bisa dimanfaatkan sebagai pestisida
organik yang efektif
6 Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)

Larva Imago
SPESIFIKASI
■ Kingdom: Animalia
■ Filum: Arthropoda
■ Kelas: Insecta
■ Ordo: Diptera
■ Famili: Tephritidae
■ Genus : Bactrocera
■ Spesies: Bactrocera dorsalis
BIOLOGI

■ Imago memiliki tubuh berwarna gelap dengan pita-pita berwarna


mencolok pada sayapnya.
■ Imago (Gambar 22) berukuran sedang, berwarna cerah, panjang tubuh
imago jantan berkisar antara 6–8 mm, panjang tubuh imago betina berkisar
antara 8–8,5 mm. Imago betina mampu bertelur 12-15 kali, masing-masing
100 butir. Lama hidupnya berkisar antara 10 – 25 hari.
■ Bentuk telur memanjang, dengan ukuran panjang + 1.2 mm, dan lebar
sekitar 0,2 mm, berwarna putih. Telur seringkali diletakkan di bawah kulit
buah pada kedalaman sekitar 6 – 10 mm.
■ Larva berwarna putih (Gambar 22). Lama hidup larva berkisar antara 7 – 9
hari. Bentuk larva bulat memanjang, berwarna putih, tidak bertungkai dan
memiliki sepasang alat mulut yang berbentuk kait, panjang tubuhnya
sekitar 10 mm.
KERUSAKAN
■ Serangan lalat buah paling sering terjadi pada buah cabai yang masih hijau
(muda),
■ Gejala terlihat pada tangkai buah, ujung buah maupun bagian tengah buah
cabai yang masih muda (hijau) menguning,
■ Jika serangan terjadi pada pangkal buah (dekat tangkai buah) biasanya tangkai
akan menguning dan buah gugur sebelum telur lalat buah menetas,
■ Serangan pada ujung buah dan bagian tengah buah menyebabkan buah cabai
menguning dan busuk serta sedikit basah,
■ Jika diperhatikan pada buah cabai yang terserang terdapat titik hitam/lubang
kecil bekas tusukan ovipositor lalat buah betina,
■ Jika dibelah, didalam buah cabai terdapat larva lalat buah berukuran kecil
seperti ulat dan berwarna putih.
Gejala serangan B. dorsalis pada buah cabai
PENGENDALIAN

■ Menanam Cabai pada Lahan yang Steril


■ Menggunakan Perangkap Atraktan Metyl Eugenol
■ Menggunakan Lem Perangkap Lalat Buah
■ Pengendalian Dengan Cara Teknis (Manual) dilakukan
dengan cara memetik buah cabai yang terserang lalat buah
kemudian memusnahkannya.
■ Pengendalian Secara Kimiawi (menggunakan insektisida
kimia)

You might also like