Professional Documents
Culture Documents
5. hifz al-mâl: jaminan atas kepemilikan harta benda, properti, hak paten
dan sebagainya. Islam juga melarang adanya tindakan mengambil hak dari
harta orang lain, seperti mencuri, korupsi, monopoli, eksploitasi dan
seterusnya. Setiap warga punya hak untuk memiliki harta dan
memanfaatkannya demi menjamin kelangsungan hidupnya.
NU sebagai kekuatan sipil telah, sedang dan akan menjalankan
peran perjuangan mengawal implementasi nilai-nilai HAM di
Indonesia. NU minus pergerakan kerakyatan bukanlah NU. Tanpa
spirit juang penegakan HAM untuk kemaslahat umat, posisi NU
sebagai civil society dipertanyakan. Dalam konteks inilah wilayah
kerja gerakan hak asasi manusia yang digelorakan NU dapat
bermain diberbagai level sesuai kebutuhan. Perjuangan HAM dapat
dimulai dari tingkat pengambil kebijakan, pelaksana, monitoring
hingga pada wilayah akar rumput. Mulai dari kerja legislatif,
eksekutif, yudikatif hingga pada pengawalan nilai-nilai HAM dalam
aktivitas kebangsaan.
1) Hak milik. Kasus perjuangan petani Jenggawah pada tahun
1995 merupakan contoh nyata dalam kehidupan bernegara
kita.
2) Hak kebebasan beragama. Masalah Ahmadiyah yang saat
itu menjadi isu hangat dan kontroversial.
3) Lapindo adalah tragedi kemanusiaan. Banyak
pelanggaran HAM yang terjadi dalam kasus ini.
صلَ َح ِة ٌ الرا ِعيَّ ِة َمنُ أو
ط ِبا أل َم أ َّ علَى ِف أ
َ اْل َماِم َ َت
ُ ص ُّر
“Tindakan imam terhadap rakyatnya harus dikaitkan dengan
kemaslahatan.”
Kebijakan penguasa terhadap persoalan rakyat harus berorientasi dan
demi menegakkan kemaslahatan bersama. Tanpa kesejahteraan dan
keadilan sosial, maka penegakan HAM menjadi sia-sia. Persoalannya,
bagaimana konsep penerapan HAM yang melahirkan mashlahah yang
diformulasi oleh NU dalam konteks keindonesiaan dan bagaimana strategi
penerapannya dalam kehidupan berbangsa-bernegara.
Pemerintahan dalam pandangan NU harus mampu menjamin
terselenggaranya kehidupan yang berkeadilan, terjaminnya hak-
hak dasar rakyat serta dapat membangun kesejahteraan
ummatnya. Dalam konteks inilah, kehadiran institusi negara
bersinggungan dengan upaya mewujudkan kemaslahatan umat.
Negara harus mampu mewujudkan dan mengamankan
kepentingan publik yaitu jaminan hidup, aman, damai, adil dan
sejahtera.