You are on page 1of 21

Bioteknologi Forensik (DNA Fingerprint)

OLEH
KELOMPOK 7

DEVITA ROSADI
DEVI LOVINA
SRIYUNI HASTUTIN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu penerapan dari berbagai ilmu pengetahuan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penting untuk
sebuah sistem hukum yang mana hal ini mungkin
terkait dengan tindak pidana.

Pengenalan terhadap forensik umumnya lebih meliputi


bukti fisik sesuatu atau metode-metode yang
bersifat ilmiah

analisis yang lebih analitik untuk Dikembangkan DNA


mendapatkan hasil yang memiliki Fingerprint yang
validitas lebih tinggi untuk kepentingan mengungkap
penyelidikan karakteristik dari
masing-masing orang
Tujuan Makalah

1. Memberikan penjelasan tentang pengertian DNA fingerprint

2. Memberikan penjelasan tentang bentuk-bentuk sidik jari

3. Memberikan penjelasan tentang prosedur pemeriksaan DNA


fingerprint

4. Memberikan penjelasan tentang prosedur analisis hasil DNA


fingerprint

5. Memberikan penjelasan tentang penggunaan dan aplikasi DNA


fingerprint
Pengertian DNA Fingerprint

Forensik (berasal dari bahasa Yunani Forensis yang berarti "debat" atau
"perdebatan") adalah bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
membantu proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu
atau sains
Fingerprint adalah gurat-
gurat yang terdapat di kulit
ujung jari. Fungsinya adalah
untuk memberi gaya gesek
lebih besar agar jari dapat DNA fingerprint adalah teknik untuk
memegang benda-benda mengidentifikasi seseorang
lebih erat berdasarkan pada profil DNA
merupakan gambaran pola potongan
DNA dari setiap individu karena setiap
individu mempunyai DNA fingerprint
yang berbeda
Tes DNA ini bisa digunakan DNA yang terdapat pada inti sel atau
DNA mitokondria.
1. DNA inti
Di dalam inti sel, DNA membentuk satu kesatuan untaian linier yang
disebut kromosom, Setiap anak akan menerima setengah pasang
kromosom dari ayah dan setengah pasang kromosom lainnya dari
ibu sehingga setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik
dari ibu maupun ayah. Analisis menggunakan DNA inti memiliki
akurasi yang tinggi karena dirujuk pada DNA inti kedua orangtua
(diploid).
2. DNA Mitokondria
Kelebihan utama penggunaan mtDNA adalah jumlah molekulnya
yang mencapai ribuan dalam satu sel sehingga memungkinkan
dilakukan analisis dari sampel yang sangat sedikit, misalnya cairan
tubuh, akar atau batang rambut bahkan tulang dan fosil tulang.
Bentuk-bentuk sidik jari

Tipe Arch
kerutan sidik jari muncul
dari ujung, kemudian
mulai naik di tengah, dan
berakhir di ujung yang
lain. Arch merupakan
bentuk pokok sidik jari
yang semua garis-
garisnya datang dari satu
sisi lukisan, mengalir
atau cenderung mengalir
ke sisi yang lain dari
lukisan itu, dengan
bergelombang naik di
tengah-tengah
Tipe Loop
garis lingkar yang menuju titik radius. Loop dapat menaik ke arah
ujung jari, atau menjatuh ke arah pergelangan tangan. Common Loop
bergerak ke arah ibu jari, sementara Radial Loop (Loop terbalik)
bergerak mengarahkan ujung pemukulnya ke sisi lengan

Sidik jari tipe common loop dan radial loop


Tipe Whorl
Pada patern ini kerutan berbentuk sirkuler yang mengelilingi sebuah
titik pusat dari jari. Bentuk dan pola sidik jari yang terdiri dari tiga
jenis memiliki ciri-ciri yang khas yaitu: Whorl (melingkar) yaitu
bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis
melingkar di dalam pattern area, berjalan di depan kedua delta. Jenis
whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop
whorl dan Accidental whorl.
PROSEDUR PEMERIKSAAN DNA

1. Isolasi DNA
DNA harus diperoleh dari sel atau jaringan tubuh. Hanya dalam
jumlah sedikit jaringan seperti darah, rambut atau kulit yang bila perlu
dapat dilakukan penggandaan dengan “Polimerase Chain Reaction” (PCR).
Tetapi biasanya satu helai rambut sudah cukup untuk uji DNA
fingerprint ini.
Sistematika ini dimulai dari proses pengambilan sampel sampai ke
analisis dengan PCR. Pada pengambilan sampel dibutuhkan kehati-hatian
dan kesterilan peralatan yang digunakan. Setelah sampel didapat dari
bagian tubuh tertentu, DNA fingerprint dimulai dengan isolasi DNA,
kemudian sampel DNA diamplifikasi dengan menggunakan PCR. Bahan
kimia yang digunakan untuk isolasi adalah Phenolchloroform dan Chilex.
Phenolchloroform digunakan untuk isolasi darah yang berbentuk cairan,
sedangkan chilex digunakan untuk isolasi barang bukti berupa rambut.
Lama proses ini bergantung pada kemudahan suatu sampel di isolasi. Ada
yang hanya beberapa hari atau bahkan ada yang berbulan-bulan.
2. Memotong, mengukur dan mensortir
Enzim yang khusus disebut enzim restriksi digunakan untuk
memotong bagian-bagian tertentu. Misalnya enzim Eco Ri, yang ditemukan
dalam bakteri akan memotong DNA yang mempunyai sequen GAATT.
Potongan DNA disortir menurut ukuran dengan teknik penyaringan
disebut elektrophoresis. Potongan DNA dilewatkan gel yang dibuat dari
agarose Teknik ini untuk memisahkan pita-pita menurut berat molekulnya.

3. Transfer DNA ke nylon


Distribusi potongan DNA ditransfer pada sehelai nylon dengan
menempatkan nylon diatas gel dan direndam selama 1 malam.
4. Probing
Dengan menambahkan radioaktif atau pewarna probe pada sehelai
nylon menghasilkan DNA fingerprint, Setiap probe seperti batang
pendek (pita) hanya 1 atau 2 tempat yang khas pada helaian nylon
tersebut.

5. DNA fingerprint
Tahapan akhir DNA fingerprint dibuat dengan menggunakan
beberapa probe (5-10 atau lebih) Biasanya menyerupai pita-pita DNA.
Analisis Hasil DNA Fingerprint

Menurut Albar (2012) ada beberapa langkah dan teknik-teknik dalam


pembuatan sidik jari diantaranya yaitu cara pengangkatan sidik jari yang
paling sederhana adalah dengan metode dusting (penaburan bubuk). Biasanya
metode ini digunakan pada sidik jari/paten yang tampak dengan mata
telanjang. Sidik jari laten biasanya menempel pada lempeng aluminium, kertas,
atau permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli dapat menggunakan zat
kimia, seperti lem (sianoakrilat), iodin, perak klorida, dan ninhidrin.

Lem sianoakrilat digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari


dengan cara mengoleskannya pada permukaan benda aluminium yang
disimpan di dalam wadah tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples
tersebut, ditaruh juga permukaan benda yang diduga mengandung sidik jari
yang telah diolesi minyak. Tutup rapat stoples. Sianoakrilat bersifat
mudah menguap sehingga uapnya akan menempel pada permukaan benda
berminyak yang diduga mengandung sidik jari. Semakin banyak sianoakrilat
yang menempel pada permukaan berminyak, semakin tampaklah sidik jari
sehingga dapat diidentifikasi secara mudah.
Cara lainnya dengan menggunakan iodin. Iodin dikenal sebagai zat
pengoksidasi. Jika dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah wujud dari
padat menjadi gas. Kemudian, gas iodin ini akan bereaksi dengan keringat atau
minyak pada sidik jari. Reaksi kimia ini menghasilkan warna cokelat kekuning-
kuningan. Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera
dipotret agar dapat didokumentasikan.

Zat kimia lain yang biasa digunakan adalah perak nitrat dan larutan ninhidrin. Jika
perak nitrat dicampurkan dengan natrium klorida, akan dihasilkan natrium nitrat
yang larut dan endapan perak klorida. Keringat dari pelaku mengandung garam dapur
(natrium klorida, NaCl) yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pada praktiknya,
larutan perak nitrat disemprotkan ke permukaan benda yang diduga tersentuh
pelaku. Setelah 5 menit, permukaan benda akan kering dan perak nitrat pun terlihat.
Lalu, sinar terang atau ultra violet yang disorotkan ke permukaan benda akan
membuat sidik jari yang mengandung perak nitrat terlihat. Seperti halnya iodin,
warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar
dapat didokumentasikan.
Ninhidrin merupakan zat kimia yang dapat bereaksi dengan minyak dan
keringat menghasilkan warna ungu. Jika jari pelaku kejahatan mengandung
minyak atau keringat, lalu tertempel pada permukaan benda, sidik jarinya akan
terlihat dengan cara menyemprotkan larutan ninhidrin. Setelah dibiarkan
selama 10-20 menit, akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat
dengan memanfaatkan panas lampu.

Metode paling mutakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari


adalah teknik micro-X-ray fluorescence (MXRF). Teknik ini dikembangkan
oleh Christopher Worley, ilmuwan asal University of California yang
bekerja di Los Alamos National Laboratory. Dibandingkan dengan metode
lainnya yang biasa digunakan, teknik MXRF mempunyai beberapa kelebihan.
MXRF dapat mengidentifikasi sidik jari yang tidak dapat diidentifikasi
metode lain.
Analisa sidik jari memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibadingkan dengan
metode pengukuran lainnya (klaim akurasi 87%). Sehingga aplikasi penggunaan
ilmu analisa sidik jari dalam kehidupan sangat luas. Salah satunya adalah pada
proses intdentifikasi forensik dan keamanan. Proses analisa sidik jari simple,
praktis, efesien, dan aplikatif. Bisa digunakan untuk segala usia segala kondisi
dengan waktu yang relatif singkat.
Menurut Safina (2009) berdasarkan perkembangan rekayasa DNA untuk
forensik STR (Short Tandem Repeat) yang perlu diidentifikasi yaitu:

1. VNTR (variable number of tandem repeats) adalah pengulangan urutan


sekuen DNA sekitar 10-1000 bp.

Gambar. Contoh sequens ulangan


2. Retriksi adalah pemotongan DNA pada daerah tertentu dengan menggunakan
enzim tertentu.

3. Electrophoresis adalah suatu metode untuk memisahkan Fragmen DNA dengan


mengkondisikan DNA bermuatan negative (-).

4. Genetic Analyser adalah alat yang dapat memisahkan fragment DNA bersadarkan
locus yang hasilnya lebih reliabel dan dalam waktu yang lebih singkat contohnya
Applied Biosystems 3130 X yang dapat mengerjakan lebih dari 100 sampel sekali
pengerjaan.
Penggunaan dan Aplikasi DNA Fingerprint

DNA Fingerprint banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu baik untuk kesehatan manusia,
Penelitian biologi, dunia medis dan untuk pembuktian peristiwa kriminal/ forensik..

1. Untuk mendiagnosis kelainan keturunan


Suatu program penelitian kelainan genetik yang diturunkan dapat dilakukan pada janin
yang belum dilahirkan maupun bayi yang baru dilahirkan, telah dikembangan pada berbagai
rumah sakit didunia. Kelainan tersebut meliputi kejadian cystik fibrosis, hemophilia,
Huntington’s disease, famili alzhemers, sickle cell anemia, thalasemia dan lain-lainnya.
Pendeteksian kelainan tersebut lebih awal akan memudahkan dokter atau ahli medis
untuk melakukan pengobatan pada anak yang menderita kelainan tersebut. Suatu program
pengobatan kelainan genetik menggunakan DNA fingerprint sebagai informasi untuk orang
tuanya mengenai resiko dari kelainan tersebut pada anaknya. Pada program lain informasi
pada orang tuanya mengenai DNA fingerprint pada bayi yang masih dalam kandungan
mengalami kelainan genetik dan tindakan apa yang akan dilakukan.
2. Pengembangan penelitian mengenai
kelaianan genetik

Program penelitian difokuskan pada


gangguan kelainan yang diturunkan pada
kromosom, hal ini perlu diinformasikan apa
yang terdapat pada DNA fingerprint.
Dengan mempelajari DNA fingerprint pada
orang yang menderita kelainan tertentu
atau membandingkan dengan kelompok
orang noraml atau penderita kelainan akan
dapat diidentifikasi bentuk DNA yang
berhubungan dengan kelainan tersebut.
3. Bukti biologi

Barang bukti DNA Fingerprint telah sering


digunakan pada laboratorium kriminal kepolisian
yaitu darah, rambut, semen dan sebagainya.
Seperti peristiwa teror bom Bali banyak bukti
bahan biologik telah diuji DNA fingerprintnya
untuk menentukan korban dan identifikasi korban.
DNA fingerprint juga dapat untuk identifikasi
korban pembunuhan maupun pelaku pembunuhan
ataupun perkosaan.
TERIMA KASIH

You might also like