You are on page 1of 102

CERAMAH DAN DISKUSI

HIV / AIDS

Oleh:
BAMBANG S WICAKSANA
CERAMAH DAN
DISKUSI
PMS (PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL)
Misteri AIDS

Semua Orang Bisa Terkena AIDS


Belum Ada Vaksin Pencegahannya
Belum Ada Obatnya
Penyebaranya Sangat Cepat

Pengetahuan tentang AIDS adalah langkah


pertama untuk pencegahan penyebaran AIDS
lebih meluas
Apa itu AIDS
A cquired
I mmune
Deficiency
Syndrome
Kumpulan gejala yang disebabkan Menurunnya
sistem kekebalan tubuh
Apa penjebab AIDS

Human
Immunodeficiency
Virus
Perkembangan AIDS tahun 2002

Setiap hari kasus bertambah kira-kira 8.500 kasus


Bayi yang lahir dengan HIV + lebih dari 400.000
bayi
Untuk orang dewasa bertambah kira-kira 7.000
kasus tiap hari
Sampai akhir tahun ada 28,7 juta kasus
ANDA TAHU PMS ?

Penyakit
Menular
Seksual
adalah penyakit yang cara penularanya melalui
hubungan seks
ORGAN APA YANG BISA
TERKENA PMS?

 Penis dan organ reproduksi laki-laki


 Vagina dan organ reproduksi perempuan
 Mulut dan tenggorokan
 Anus atau dubur
APA GEJALANYA?

: Pada laki-laki dan perempuan


Rasa gataldan atau sakit di alat kelamin
Muncul bejolan, bintil, atau luka di sekitar alat kelamin
Muncul pembengkakan di pangkal paha
GEJALA PADA PEREMPUAN
 Biasanya tanpa gejala yang jelas atau tanpa
gejala sama sekali
 Keluar cairan yang tidak biasa keluar dari
vagina. Bisa berwarna kekuning-kuningan dan
berbau
 Keluar darah pada masa bukan menstruasi
 Rasa sakit muncul di vagina saat melakukan
hubungan seksual
 Muncul rasa sakit di perut bagian bawah
GEJALA PADA LAKI-LAKI

 Rasa sakit muncul saat kencing


 Keluar cairan di penis yang berwarna

kekuning-kuningan dan berbau


 Buah pelir bisa menjadi bengkak dan

terasa sakit atau panas


PENYAKIT PERADANGAN

Apa nama penyakitnya:


Kencing nanah (GO), Vaginosis

Apa penyebabnya:
GO (gonore), Klamidia, Jamur,
E. Coli,Trikhomonas Vaginalis,
dll
Apa gejalanya?

Pada perempuan:
 Sering tanpa gejala atau gejala sulit
dilihat
 Keluar berwarna kekuning-kuningan

dan berbau (seperti nanah) dari vagina


 Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
 Sakit bila melakukan hubungan seksual
 Muncul rasa sakit pada saat kencing
APA GEJALANYA
Pada laki-laki:
 Keluar cairan seperti nanah dari penis
 Muncul rasa sakit dan atau panas pada

saat kencing
 Buah pelir bisa menjadi bengkak,

panas, merah dan terasa sakit


APA GEJALANYA

Pada laki-laki dan perempuan:


 Bila dubur atau anus terkena maka dapat
terjadi diare kronis atau diare yang
mengandung darah
 Bila mulut atau tenggorokan terkena

maka dapat terjadi tenggorokan terasa


sakit dan berwarna merah
PENYAKIT EROSI

Apa nama penyakitnya:


Sipilis (raja singa) dan Herpes

Apa penyebabnya:
Treponema Pallidum dan Virus Herpes
Simplek
SIPILIS
Fase I:
 Muncul benjolan berair yang akan pecah dan
menimbulkan erosi atau luka di alat kelamin
 Benjolan ini tidak terasa sakit dan akan hilang
sendiri 1-4 minggu kemudian
 Bila tidak diobati bibit penyakit masih berada
di dalam tubuh si penderita dan akan masuk
fase II
SIPILIS
Fase II:
 Muncul benjolan berair pada seluruh tubuh
setelah 3-4 bulan dari fase I
 Benjolan tersebut tidak terasa sakit dan akan
hilang sendirinya walaupun tidak diobati
 Bila tidak diaobati maka penderita akan
memasuki fase III
Fase III:
 Akan memasuki fase III ini setelah kira-kira 10
tahun dari fase II
 Muncul dengan gangguan pada sistem syaraf dan
bisa menimbulkan kematian
HERPES

 Muncul beberapa benjolan berair dan akan


pecah dan menimbulkan erosi dan luka di alat
kelamin
 Benjolan tersebut terasa sakit dan akan hilang
dengan sendirinya
 Benjolan tersebut akan muncul hilang seumur
hidup tergantung kondisi kesehatan penderita
 Bibit penyakit Herpes ini tidak dimatikan
dengan obat apapun
PENYAKIT LAIN

Apa penyakitnya?
 Kutil disebabkab oleh Virus Pappiloma
Humanus
 Hepatitis B disebabkan oleh Virus Hepatitis B
 Kutu disebabkan oleh Ptirus Pubis
 AIDS disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus
KUTIL
 Pertama kali kutil muncul sangat kecil dan
seperti mata ikan pada alat kelamin di bagian
luar
 Bila dibiarkan kan bertambah besar dan
berbentuk seperti bunga kol atau jengger ayam
 Kutil tersebut tidak menimbulkan rasa sakit dan
akan muncul hilang seumur hidup tergantung
kondisi kesehatan penderita
 Penyebab kutil ini belum bisa dibunuh oleh obat
apapun
KUTU

 Kutu muncul dan berdiam di rambut


kelamin
 Akan muncul rasa gatal di sekitar alat

kelamin
 Kadang juga muncul luka-luka kecil

disekitar alat kelamin


HEPATITIS B DAN AIDS
Hepatitis B:
 Akan timbul sakit dan merasa lelah selama 1-2 bulan
 Muncul sakit kuning
 Pada beberapa orang dapat menimbulkan kematian

AIDS:
 Fase I: 0-5 tahun terinfeksi tidak menimbulkan gejala
 Fase II: 5-7 tahun terinfeksi timbul gejala minor
 Fase III: 7 tahun lebih akan masuk fase AIDS dan
muncul infeksi opportunistik dan menimbulkan
kematian
PENGOBATAN PMS
 PMS tidak bisa diobati sendiri
 Hanya dokter yang bisa menentukan seseorang
mengidap PMS atau tidak
 Hanya dokter yang bisa memberi obat PMS
 Pengobatan harus dilakukan juga pasangan
seksual, bila punya pasangan seksual tetap
 Lebih efektif mengobati pada tahap dini
 Pengobatan sendiri akan berakibat bakteri
penyebab PMS kebal dengan obat biasanya
AKIBAT BILA PMS TIDAK
DIOBATI
 Kerusakan alat reproduksi yang berakibat
kemandulan
 Gangguan syaraf, pikun, kebutaan dll
 Bayi bisa tertular sewaktu dikandungan
ibunya, bila ibu mengidap PMS
 Diare terus menerus
 Menularkan ke pasangan seksualnya
 Kematian
TATA CARA PEMERIKASAAN
PMS

 Pendaftaran
 Konseling sebelum pemeriksaan
 Pemeriksaan
 Konseling setelah pemeriksaan
 Pengobatan
PENCEGAHAN PMS
 Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual:
tidak melakukan hubungan seks sama sekali
 Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual:
melakukan hubungan seks mitra tunggal,
mengurangi mitra seks, gunakan kondom setiap
kali berhubungan seks dan segera mengobati
PMS bila ada PMS
 Khusus yang menularkan lewat darah (Sipilis, Hepatitis
B dan AIDS): hanya melakukan transfusi darah
yang bebas bibit penyakit tersebut
PMS TIDAK DAPAT DICEGAH
LEWAT
 Minum atau suntik antibiotik sebelum
melakukan hubungan seks
 dengan melihat bersih atau tidaknya
pasangan seks kita
 Mencuci alat kelamin sebelum dan atau
sesudah berhubungan seks
 Meminum ramuan jamu baik sesudah
ataupun sebelum berhubungan seks
Perkembangan AIDS di Indonesia

 Pertama kali kasus ditemukan tahun


1987
 Perkembangan tajam mulai tahun 1993
 Jumlah kasus sampai bulan Juni 2003
mencapai 3647 kasus
 60% kasus adalah usia produktif bangsa
Penularan HIV
HIV Dalam jumlah yang bisa menularkan ada di
 CAIRAN SPERMA
 CAIRAN VAGINA
 DARAH
 AIR SUSU IBU
Kegiatan yang menularkan:
 Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang
yang terinfeksi HIV
 Transfusi darah yang tercemar HIV
 Mengunakan jarum suntik, tindik, tatto bersama-
sama dengan penderita HIV dan tidak disterilkan
 Dari Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak
yang di kandungnya
Fase dan gejala AIDS
Fase 1 (0 – 5 Tahun terinfeksi)
Tanpa Gejala (asimtomatik)

FASE II (5-7 TAHUN TEINFEKSI)


Muncul Gejala Minor:
Hilang selera makan, tubuh lemah, keringat
berlebihan di malam hari, pembengkakan kelenjar
getah bening, diare terus menerus, flu tidak sembuh-
sembuh
FASE III (7 TAHUN ATAU LEBIH)
Masuk penyakit AIDS:
Kekebalan tubuh sudah sangat sedikit dan muncul
infeksi oportunistik: TBC, Radang Paru, Gangguan
Syaraf, Kaposi Sarkoma (kanker Kulit)
AIDS tidak menular lewat
 Bersentuhan, senggolan, salaman,
berpelukan, berciuman dengan penderita
AIDS
 Mengunakan peralatan makan bersama-sama
dengan penderita AIDS
 Gigitan nyamuk
 Terkena keringat, air mata, ludah penderita
AIDS
 Berenang bersama-sama dengan penderita
AIDS
Mengurangi Resiko Penularan

 Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual:


tidak melakukan hubungan seks sama sekali
 Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual:
melakukan seks mitra tunggal, mengurangi mitra
seks, menggunakan kondom, segera mengobati PMS
kalau ada
 Hanya melakukan transfusi darah yang bebas HIV
 Mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan:
jarum suntik, tindik, tatto dll
 Ibu yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan
lagi untuk hamil
Apa yang bisa kita lakukan
 Menerapkan informasi pada diri sendiri
 Berperilaku bertanggung jawab
 Menyebarkan informasi tentang AIDS
kepada orang lain
 Mendukung kegiatan pencegahan AIDS
di lingkungannya

Kita bisa kena AIDS tapi kita bisa mencegahnya


METHADONE
TREATMENT FOR
OPIOID DEPENDENCE

Bambang S Wicaksana
Tes
Tes HIV
HIV
perlukah?
perlukah?
Konseling
Konseling dan
dan Tes
Tes HIV
HIV

Konseling dan Tes HIV 36


HIV/AIDS
HIV/AIDS
 Merupakan kumpulan gejala yang
merusak kekebalan tubuh manusia
 Perkembangannya sangat cepat sekali
terutama di negara berkembang
 Melakukan tes HIV merupakan satu-
satunya cara untuk mengetahuinya
 Tidak gejala yang khas untuk
mengetahuinya
Mitos
Mitos
 Melakukan tes HIV merupakan vonis mati
 Tidak ada yang bisa dilakukan bila positif
HIV termasuk dalam pengobatan
 Tidak perlu karena selama ini tidak ada
gejala sakit
 Kerahasiaan tes HIV pasti bocor ke orang
lain
Manfaat
Manfaat Secara
Secara Umum
Umum
 Untuk mengetahui perkembangan kasus
HIV/AIDS
 Menyakinkan bahwa darah untuk transfusi
dan organ untuk transplantasi tidak
terinfeksi HIV
 Untuk mengetahui apakah seseorang
terinfeksi HIV atau tidak
Jenis
Jenis Pelayanan
Pelayanan
 Skrining tes
 Transfusi darah
 Transplantasi organ
 Tes untuk diagnosis (tes sukarela)
 Seseorang yang ingin mengetahui status
HIV-nya
 Surveilence
 Penelitian
Jenis
Jenis Tes
Tes
 Mendeteksi antibodi
 Antibodi HIV diproduksi begitu menginfeksi
oleh tubuh
 Tes Elisa, tes sederhana/cepat dan tes
konfirmasi
 Mendeteksi virusnya
 NAT dan PCR
Prinsip
Prinsip
 Sukarela
 Tidak boleh ada tekanan oleh sebab apapun
 Rahasia
 Hasilnya hanya diketahui oleh yang tes dan
konselor
 Keputusan di tangan klien
 Semua keputusan baik sebelum dan sesudah
tes merupakan keputusan klien
Program
Program yang
yang Menyertai
Menyertai
 Konseling sebelum dan setelah
 Informed consent (persetujuan)
 Kerahasiaan
 Supervisi dan kontrol kualitas tes
 Kegiatan untuk perawatan dan pendukung
untuk ODHA (orang dengan HIV/AIDS)
Tes
Tes Skrining
Skrining
 Mengurangi risiko transfusi darah yang
terinfeksi, dengan:
 Mengurangi jumlah darah donor dan produk
darah yang terinfeksi
 Melakukan skrining seluruh darah donor
 Mengurangi jumlah transfusi darah dan
produknya yang tidak perlu
Tes
Tes Skrining
Skrining
 Informasi kepada pendonor, dengan jalan:
 Memberikan informasi sebelum donor (faktor
risiko penularan, pengetahuan HIV dan
penyakit keturunan, perlakuan terhadap darah
dan persoalan individu)
 Memberikan informasi dan konseling setelah
donor
 Merujuk untuk melakukan tes sukarela
Tes
Tes Sukarela
Sukarela
Keuntungan
Keuntungan
 Meningkatkan kesehatan dan pengobatan
 Merupakan titik awal untuk memperoleh
pencegahan dan pengobatan infksi
opportunistik
 Membuat keputusan yang tepat
 Merupakan awal dimana dapat membuat
keputusan yang berguna di masa depan
Tes
Tes Sukarela
Sukarela
Keuntungan
Keuntungan
 Mendukung kegiatan dan emosi
 Dapat memperoleh dukungan dari konselor,
keluarga dan sesama ODHA
 Mencegah penularan HIV
 Dapat mencegah penularan ke pasangan
 Hidup secara positif
 Dapat merencanakan hidup lebih positif
dengan membantu orang lain
Tes
Tes Sukarela
Sukarela
Kerugian
Kerugian
 Penolakan hasil tes
 Perlunya konseling setelah tes
 Masih ada stigma, penolakan dan
diskriminasi dari masyarakat
 Perlunya kampanye mengenai HIV/AIDS
dan pendidikan untuk media massa
 Pelanggaran HAM
ODHA perempuan merupakan kelompok yang rentan terhadap
stigma, penolakan dan diskriminasi dari masyarakat
Tes
Tes Paksa
Paksa
Kerugian
Kerugian
 Sebelum masuk kerja
 Tidak efektif
 Muncul diskriminasi
 Mahal dan tidak berguna
 Sebelum menikah
 Tidak membantu pasangan karena dikaitkan
dengan hukum (dicegah/dilarang menikah)
Surveilence
Surveilence
 Gunanya
 Untuk mengetahui perkembangan
prevalensi/insidensi di suatu daerah
 Membuat lebih fokus program pencegahan
 Prinsipnya anonymous/unlinked (tidak
ada indentitas)
 Hanya mengetahui jumlah HIV positif
dan negatif
SEJARAH
 Opioid disalahgunakan sejak ratusan
tahun yang lalu
 Nampak penggunaan oleh remaja di
Jakarta pada tahun 1970, awal berdirinya
RSKO dan keluarnya Instruksi Presiden
6/1971 tentang Bakolak Inpres- cikal bakal
BNN
SEJARAH
 1960 Vincent Dole dan Marie Nyswander
dari Rockefeller University NY mulai
menggunakan methadone pada unit rawat
inap
 1963 Vancouver British Columbia
menggunakan methadone sebagai terapi
jangka pendek
METHADONE TREATMENT
 Terapi dengan methadone yang
didampingi terapi non-farmakologik
seperti :
 Konseling individu dan kelompok, terapi
kelompok,program edukasi, VCT,
 Terapi terhadap fisik dan psikiatrik,
termasuk pemeriksaannya : Hep C&B,
HIV, urinalisis, TB
METHADONE TREATMENT
studi awal di Indonesia
 Setting RS : RSKO Jakarta dan RSU
Sanglah Denpasar, 2002-2003
 RSKO: peserta adalah pasien lama RSKO
dan rujukan dokter, beberapa rujukan LSM
 RSU Sanglah : peserta datang dari kiriman
LSM, jejaring kerja LSM
Manajemen Pasien
 Konseling methadone
 Konseling HIV/AIDS
 Pemeriksaan adanya indikasi/kontra
indikasi (sesuai SOP/Pedoman)
 Pemantapan pilihan terapi
 Informed Concent
 Edukasi klien dan keluarga
 Konseling kepatuhan berobat
Permasalahan HIV/AIDS
dan Napza di Indonesia
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Pria
Tangerang
HIV dan AIDS...
 HIV: Human Immunodeficiency Virus,
adalah virus menyerang dan bertahap
merusak sistem immunitas badan dan
berkembang menjadi AIDS.

 AIDS: Acquired Immune Deficiency


Syndrome adalah sekumpulan tanda
atau gejala berat dan kompleks yang
disebabkan oleh penurunan respon
immunitas tubuh.

 “HIV tidak sama dengan AIDS”


Tahapan infeksi HIV
 Tahap Serokonversi : infeksi awal,
belum ada antibodi
 Tahap Asimtomatik : belum ada gejala
yang dirasakan
 Tahap Simtomatik : Mulai merasakan
gejala : Infeksi Oportunistik
 Tahap AIDS
Perjalanan Infeksi HIV dan
Komplikasi Umum
1000
900
800
CD4
700
600
CD4

500
400 ‘Viral Load’
300
Infeksi Opportunistik 
200
100
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bulan Tahun setelah infeksi HIV
Prinsip penularan HIV
Prinsip Three Ones

 Ada orang yang positif HIV

 Ada kegiatan yang memungkinkan terjadinya


pertukaran cairan tubuh

 Ada orang yang belum terinfeksi atau orang


yang juga sudah terinfeksi HIV
Bagaimana HIV ditularkan?
 Kegiatan Seksual tertentu

 Kontak Darah

 Kehamilan, kelahiran dan pemberian air


susu ibu
Faktor terkait dengan penularan
secara seksual
 Ada atau tidaknya infeksi alat kelamin
 Jenis aktivitas seks
 Risiko aktivitas seks yang memungkinkan
terjadi perlukaan atau pendarahan
 Ada atau tidaknya darah
 Faktor lain
Faktor terkait dengan penularan
melalui kontak darah
 Penggunaan kembali jarum suntik dan
tabungnya
 Penggunaan bersama perlengkapan
menyuntik seperti : air, sendok dan filter
 Darah atau produk darah yang terinfeksi
 Perlengkapan bedah
Faktor terkait dengan penularan
dari Ibu ke Anak
 Jumlah virus dari Ibu yang
positif
 Tahapan HIV dari Ibu yang
bersangkutan
 Pemberian ASI
 Kelahiran melalui vagina
Status HIV
Satu-satunya cara untuk mengetahui
status HIV adalah melalui tes darah yang
jenisnya antara lain :

 Rapid test
 Elisa
 Western Blood
HIV dapat dicegah melalui
 Menggunakan kondom untuk seks yang
penetratif
 Tidak berbagi jarum suntik dan
perlengkapan menyuntik
 Perawatan HIV bagi ibu yang positif,
mengganti ASI dengan susu formula jika
memungkinkan.
 Menapis darah dan produk darah
HIV/AIDS
di Indonesia
HIV sudah cukup tinggi!
Beda Cara Penularan, Beda Tren?
Tidak boleh dilupakan…
Jumlah Kasus AIDS di Indonesia 10 Tahun
Terakhir Berdasarkan Tahun Pelaporan sd 31
Desember 2005

Sumber : Lap P2PL sd 31 Desember 2005


Persentase Kumulatif Kasus AIDS di
Indonesia Berdasarkan Cara Penularan

Sumber : Lap P2PL sd 31 Desember 2005


Dinamika penularan HIV?
Populasi Rawan Tertular HIV
(Hasil Estimasi tahun 2004)
Kesimpulan
 Tingkat penularan HIV terus meningkat
pada masyarakat yang terpantau
 Perilaku penularan HIV tidak berkurang
secara bermakna sehingga mempengaruhi
epidemi
 Sudah terasa peningkatan kebutuhan
upaya dukungan dan pengobatan bagi
ODHA yang membutuhkannya
Pemantauan dan Evaluasi
 Implementasi dilakukan oleh
Konsultan WHO Indonesia
Konsultan WHO SEARO
 Penelitian dilakukan oleh
Peneliti WHO Geneva (dari Australia dan
Swiss)
 Form evaluasi WHO sesuai studi kolaborasi
WHO untuk 7 negara
Pelaksanaan

 Langkah :
-Pedoman, SOP
-SDM : terlatih untuk implementasi dan
penggunaan form penelitian
-tempat: bentuk klinik, alur layanan
-methadone cair:bantuan WHO, akses POM-
INCB
-sosialisasi
-pemantauan dan evaluas
Absorbsi, metabolisme dan
ekskresi methadone

 Terikat oleh plasma protein 70-90%


 Metabolisir di hepar
 Ekskresi lewat urin dan faeces
Penggunaan methadone
 Dosis induksi/awal : fase dimana pasien
memulai methadone
 Dosis stabilisasi atau rumatan: fase
dimana pasien menerima dosis stabil
 Dosis withdrawal atau detoksifikasi: fase
dimana dosis methadone diturunkan
sampai dihentikan
Dosis awal
 Dole dan Nyswander memulainya 10-20
mg duakali sehari, ditingkatkan selama 4
minggu, 50-150 mg/hari. Kemudian
diperbaharui menjadi dosis tunggal
 Goldstein mulai dengan 30 mg , naik 30
mg tiap hari sampai tercapai 100 mg
 Indonesia mulai dg 10-20 mg pada hari
1-3 ,pada masa stabilisasi, dosis tidak
lebih dari 60 mg
EFEK SAMPING
METHADONE
 Perubahan tekanan darah, bervariasi
tergantung dari lama penggunaan
methadone
 Konstipasi
 Penurunan volume ejakulat
 Penurunan debar jantung
 Penurunan Hb dan hematokrit
EFEK SAMPING
METHADONE
 Penciutan diameter pupil
 Penurunan kecepatan pernafasan
 Penurunan sekresi vesikula seminalis dan
prostat
 Meningkatkan sekresi keringat
 Menurunkan kadar serum testoteron pada
laki-laki
 Sedasi, ggn tidur, EEG melambat
Komorbid
 Penyakit dan atau gangguan yang
menyertai penyalahgunaan zat:
 Organik : infeksi HIV,Hep C dan B,
endocarditis, infeksi jaringan lunak
lainnya, STDs, kekerasan, TB, paru
 Mental : gangguan schizophrenia, depresi,
cemas, kepribadian, mood, ADHD
 Semua memerlukan terapi, perhatikan
interaksi obat dengan methadone
Terapi yang dibutuhkan
 Merujuk kepada bio-psiko-sosial
 Selain terapi farmakologi, diberikan
psikoterapi, konseling individu dan
kelompok, pelatihan ketrampilan, terapi
keluarga, terapi manajemen kontigensi
Methadone Maintenance Service
to RS Ketergantungan Obat
Methadone Maintenance Service
to RS Sanglah
Intervensi Berbasis
Lapas/Rutan

Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Pria


Tangerang
Di Jakarta, 1 dari 10 orang warga
...and among prisoners. One in 10 in Jakarta is infected, and the steep decline in

30
binaan terinfeksi HIV
some prisons reflects release into the community
(Source: P2M surveillance, 2002 data provisional)

25
24.5

Salemba 22
20 Cipinang
Pondok Bambu
Percent HIV positive

15

10 10.3
7.3

6.4
5

0
1996/97 1997/98 1999 2000 2001 2002
Penularan juga terjadi di Lapas
Estimasi Jumlah Populasi Rawan
2004
Estimasi Jumlah ODHA 2004
Apakah semakin banyak
Penasun yang ditangkap?
Apakah semakin banyak
HIV di WB ?
Populasi Warga Binaan
 Jumlah total : 76,000 orang *)
 WB terkait dengan napza : 10,650 orang*)
 Laki-laki : 80% ; Perempuan : 20%*)
 Rata-rata 53,9 % warga binaan
dikategorikan sebagai pengguna napza**)
 26,8% dari mereka adalah pengedar
napza**)
* : Dephukham, 2004
**: BNN, 2004
Permasalahan di Lapas/Rutan
 Penuh sesak (lebih dari 150% dari kapasitas)
 memungkinkan terjadinya perilaku berisiko
 Fasilitas kesehatan sangat terbatas
 Pengendalian infeksi sangat lemah
 Dana yang sangat terbatas untuk kesehatan bagi
warga binaan (Rp. 1,000/WB/tahun)
 Jaringan rujukan sangat terbatas
Perilaku berisiko di Lapas
 Seks tidak aman
 Menyuntik napza
 Tattoo
 Pemasangan asesoris penis
 perkelahian
 Ritual-ritual solidaritas
Pengembangan intervensi di
Lapas/Rutan

“semua warga binaan memiliki hak untuk


memperoleh perawatan kesehatan termasuk
material-material pencegahan sama seperti
halnya tersedia di masyarakat. Prinsip umum
yang dianut oleh program AIDS nasional
seharusnya juga harus diberlakukan bagi
masyarakat umum maupun warga binaan.”

WHO Guideline on HIV Infection and AIDS in Prisons, 1993


Disain intervensi komprehensif untuk
Lapas/Rutan

ditangkap Pengadilan Intervensi Lapas :


-Sessi Pendidikan
- penguatan layanan
kesehatan (termasuk
Intervensi Rutan : pelayanan harm
reduction)
Sessi pendidikan -Kegiatan kelompok
singkat dukungan/peer eduction
-Pelatihan Ketrampilan

Rujukan setelah Rujukan setelah


pembebasan pembebasan
Prinsip Intervensi
 Setiap warga binaan berhak untuk melindungi dirinya
dari penularan HIV
 Setiap warga binaan berhak berhak untuk memperoleh
akses untuk dukungan, pendidikan dan pengobatan
sesuai dengan pilihan mereka.
 Setiap warga binaan berhak untuk merahasiakan status
kesehatannya termasuk status HIVnya.
 Setiap warga binaan berhak untuk memberikan
‘informed consent’ jika ingin memanfaatkan layanan tes
HIV dan pengobatan HIV/AIDS.
 Setiap warga binaan dengan HIV/AIDS berhak untuk
mempertahankan kesehatannya..
Pasan - Canada
Program Efektif untuk Lapas
 Diseminasi Informasi
 Pendidikan dan peer eduction
 Distribusi Materi Pencegahan
 Pemutih
 Kondom
 Jarum Suntik Steril
 Substitusi Napza:
 Rumatan Methadone
 Perawatan, Dukungan dan Perawatan bagi
WB binaan yang positif
Dukungan
 Kebijakan dari otoritas lapas/rutan.
 Peningkatan kapasitas staf lapas dalam
HIV/AIDS melalui pelatihan.
 Membangun jaringan rujukan dengan
institusi di luar lapas/rutan seperti rumah
sakit, puskesmas, atau LSM
Terima – Kasih
Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi anda semua

Kami mohon supaya informasi ini dapat disebar


luaskan kepada orang lain

Dari ; Cape Deeh


Lembaga Pemayarakatan Klas 1 Pria Tangerang
Jln.Veteran No.02 Kota Tangerang Tlp.021-5524187

You might also like