You are on page 1of 23

Kelompok 5 | D4 Keperawatan Malang | Poltekkes Kemenkes Malang

GROUP MEMBERS

• Azizah Fadhilah Nuha 1501460014


• Rahajeng Rahmawati 1501460017
• Icha Farasi Taradipa S 1501460019
• Danang budi setiawan 1501460020
• Adelia Rani Permatasari 1501460021
HALUSINASI
• Halusinasi adalah persepsi sensori yang
palsu yang terjadi tanpa rangsang
ensternal yang nyata. ( Barbara, 1997 :
575 ).

• Halusinasi adalah persepsi panca indra


tanpa ada rangsangan dari luar yang
dapat mempengaruhi semua sistem
penginderaan dimana terjadi pada
saat kesadaran individu itu baik.
(Carpenito, 1996).
TINJAUAN KASUS
• Nama : Sdr. N
• Umur : 23 tahun
• Alamat : Pasuruan
• Pendidikan : SMP
• Agama : Islam
• Status : Belum menikah
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal MRS : 18 Maret 2018
• Tanggal Dirawat di ruangan : 31 Maret 2018
• Diagnosa Medis : F19.8 Mental and behavior disorder due to multiple
drugs use
ALASAN MASUK
• Klien mengamuk memecahkan kaca, merusak barang, sering marah-marah
pada pagi hari.
• FAKTOR PREDISPOSISI
• Klien pernah mengalami gangguan jiwa dan dirawat di RSJ sebanyak 3 kali
di tahun 2014 dengan diagnosa Resiko perilaku kekerasan.
• Klien putus obat dari RSJ sejak 3,5 tahun yang lalu.
• Klien mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
meninggalnya Ibu klien dan ayahnya menikah lagi.
• Klien memiliki riwayat penyalahgunaan obat sejak usia 12 tahun. Obat yang
di konsumsi yaitu pil koplo, alcohol, shabu dan obat batuk k#mix.
• FAKTOR PRESIPITASI
• Klien sering minum alcohol dan komix dalam jumlah yang besar. Klien sering
marah-marah di pagi hari dan merusak barang di rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda-tanda Vital:
TD: 110/70|Nadi: 78x/menit|Suhu: 36°C|RR: 20x/menit
• Antropometri: BB: 58 kg TB: 163 cm
• Keadaan fisik
• Kepala : Rambut rapi
• Mata : tidak focus, kontak mata kurang
• Hidung : Bersih
• Mulut : tidak ada stomatitis, ada bekas
luka di bibir atas
• Muka : Ekspresi wajah tegang
• Ekstrimitas : tidak ada kecacatan pada
ekstrimitas, terdapat bekas luka terkena kaca di
pergelangan kanan kondisi kering.
PSIKOSOSIAL
KONSEP DIRI
Gambaran diri: Klien menyukai semua bagian tubuhnya dan bersyukur
atas semua yang diciptakan Tuhan.
Identitas diri: Klien mengetahui bahwa dirinya adalah seorang laki-laki
dan klien menerima dengan ikhlas dia sebagai laki-laki. Klien adalah
anak ke dua dari 3 bersaudara
Peran: Klien dalam keluarga berperan sebagai anak. Tidak bekerja
Ideal diri: Klien ingin segera keluar dari rumah sakit dan tinggal
bersama neneknya
Harga diri: Klien mengatakan dirinya dibuang oleh keluarganya
karena sudah dianggap tidak berguna.
Hubungan social: Klien selama di runagan berhubungan baik dengan
petugas dan pasien lainnya.
Spiritual: Klien beragama islam, melakukan ibadah seperti biasa, tidak
terlalu fanatik, tidak ada distress spiritual.
STATUS MENTAL
• Penampilan:bersih, rapi, sesuai usia, pemakaian baju tepat
• Pembicaraan: Bicara cepat, volume tinggi, kadang ada kata tersambung
• Aktivitas motoric:Motorik hiperaktifitas, klien sering mondar mandir pergi ke
ruang lain
• Afek: Afek labil kadang merasa senang tapi tiba tiba marah
• Interaksi selama wawancara: Klien kurang kooperatif, kontak mata kurang,
sulit konsentrasi,
• Persepsi sensorik: Klien halusinasi pendengaran setiap malam atau subuh
mendengar suara dajal yg membuatnya marah-marah dan ingin mengamuk.
Sering mendengar suara itu ketika sendiri.
• Proses pikir: Klien dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan terstruktur.
Klien pesimisme mengatakan bahawa dia dibuang dan tudak dibutuhkan
lagi. Klien dapat berpikir realistik dan sesuai dengan kenyataan yang ada
• Memori: Daya ingat jangka panjang baik, klien mengingat masa
sekolahnya waktu smp. Daya ingat jangka menengah baik, klien
mengingat mengapa dia masuk ke rsj. Klien mengingat apa yang
dilakukan sebelum ini, makan, olahraga, bersih-bersih, jalan-jalan, main
musik, klien dapat mengetahui waktu sekarang, berada di rsj, dapat
mengenali petugas
• Konsentrasi dan berhitung : Klien mudah beralih, saat ditanyai mudah
teralih oleh sesuatu di sekitarnya,Klien dapat berhitung dengan baik di
angka 100 di kurangi 7 dikurangi 7 lagi
• Kemampuan penilaian: Klien mampu menilai dengan benar ketika
ditanya tentang efek tidak minum obat apa? Dia menjawab penyakitnya
bisa kambuh lagi
• Daya tilik diri: Klien mengakui dia sakit jiwa halusinasi
TERAPI MEDIS

• CLOZAPIN 100mg
ANALISA DATA
No Data Diagnosa Keperawatan
1 DS: Klien mengatakan setiap malam atau subuh Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
mendengar suara dajal yg membuatnya marah-marah Pendengaran
dan ingin mengamuk. Sering mendengar suaranya ketika
sendiri.
DO:
- Bicara cepat, volume tinggi, kadang ada kata
tersambung
- Afek labil kadang merasa senang tapi tiba tiba marah
- Klien kurang kooperatif, kontak mata kurang, sulit
konsentrasi,

2 DS: Klien masuk karena mengamuk memecahkan kaca, Resiko Perilaku kekerasan
merusak barang, sering marah-marah pada pagi hari
DO: - Motorik hiperaktifitas, klien sering mondar mandir
pergi ke ruang lain
- Terdapat luka terkena kaca di pergelangan kanan
kondisi kering
- Bibir atas terdapat bekas luka
POHON MASALAH

Resiko perilaku kekerasan  Effect

Gangguan sensori persepsi halusinasi  Core problem

Koping Individu inefektif  Causa


Intervensi

evaluasi implementasi
PEMBAHASAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• Pengkajian pada klien Sdr N dilakukan dengan metode wawancara, observasi
langsung terhadap perilaku klien serta dari data yang terdapat dalam status klien.
• Klien mengalami halusinasi pendengaran.
• Sdr N mendengar suara dajjal saat subuh atau malam, suara itu membuatnya
marah-marah dan ingin mengamuk, sering mendengar suara tersebut saat sendiri.
• Klien mempunyai riwayat penyalahgunaan NAPZA yaitu, mengkonsumsi pil dextro
sejak usia 12 tahun, mengkonsumsi alcohol, pernah menggunakan shabu-shabu, dan
konsumsi obat komix secara berlebihan.
• Klien memiliki riwayat di RSJRW sebanyak 3 kali pada tahun 2014 dengan diagnosa
keperawatan resiko perilaku kekerasan.
• Klien putus obat dari RSJ sejak 3,5 tahun yang lalu. Klien masuk lagi ke RSJ karena
mengamuk, merusak sepeda motor, marah-marah setiap pagi dan memecahkan
kaca hingga melukai tanggannya.
• Klien memiliki afek labil, sulit berkonsentrasi perhatian mudah teralih, sering mondar-
mandir dan pergi ke ruangan lain. Klien berpenampilan rapi dan memakai pakaian
yang tepat. Klien selalu mencari aktivitas untuk dikerjakan.
PENGKAJIAN
• Dari perbandingan data menurut teori dan data yang ditemukan pada
klien tidak muncul adanya kesenjangan dimana seperti yang dijelaskan
dalam teori bahwa gangguan halusinasi dipengaruhi faktor predisposisi
yang meliputi :
• faktor perkembangan
• Sosiokultural
• Biokimia
• Psikologis
• Genetik dan pola asuh.
• Hal ini juga dialami oleh Sdr. N akan tetapi dari segi biokimianya yaitu
pasien mengonsumsi NAPZA sejak usia 12 tahun hal ini merupakan cara
pasien untuk mengatasi masalah stressnya namun efek dari hal itu pasien
tidak mampu melakukan koping secara efektif sehingga muncullah
gangguan sensori persepsi halusinasi.
PENGKAJIAN
• Faktor pendukung yang didapatkan penulis selama melakukan
pengkajian adalah hubungan saling percaya antara perawat
dengan klien terbina dengan baik. Faktor penghambat yang
didapatkan penulis tidak dapat melakukan pengkajian dengan
maksimal karena Klien kurang kooperatif, tidak bisa diam, kurang
bias berkonsentrasi, perhatian mudah teralih.
• Upaya yang dilakukan penulis untuk mengatasi kendala diatas
adalah penulis melakukan bina hubungan saling percaya yang
lebih dengan cara kontak pasien secara singkat tapi sering
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Berdasarkan pengkajian pada Sdr. N secara garis besar ditemukan data
subyektif dan data obyektif yang menunjukan karakteristik Sdr N dengan
diagnosa gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran yang
ditandai dengan data subyektif Sdr. N mengatakan mendengar suara
dajjal saat subuh atau malam, suara itu membuatnya marah-marah dan
ingin mengamuk, sering mendengar suara tersebut saat sendiri.
• Sedangkan data obyektif yang didapatkan, Sdr. N berpenampilan bersih,
rapi, sesuai usia, pemakaian baju tepat, bicara cepat, volume tinggi,
kadang ada kata tersambung, afek labil kadang merasa senang tapi tiba
tiba marah, klien kurang kooperatif, kontak mata kurang, sulit konsentrasi.
• Hal ini yang menjadi dasar bagi penulis untuk mengangkat diagnosa
tersebut.
INTERVENSI
• Berdasarkan intervensi yang penulis lakukan pada Sdr. N tidak terdapat
adanya kesenjangan antara konsep dasar teori dengan pembahasan pada
kasus, karena penulis mengacu pada teori yang ada, dimana tahapan –
tahapan perencanaan yang dilakukan pada Sdr. N sesuai dengan
keadaan dan kondisi klien, serta dalam rencana keperawatan penulis
sudah memasukkan tiga aspek dalam perencanaan, yang meliputi : tujuan
umum, tujuan khusus, dan rencana tindakan keperawatan.
IMPLEMENTASI

• Pelaksanaan intervensi keperawatan yang dilakukan


kepada Sdr N sesuai dengan teori yang ada.

• Strategi pelaksanaan Tindakan Keperawatan dapat


berjalan dengan baik hingga SPTK 3 Mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap.

• Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi


dan di evaluasi berdasarkan respon klien secara
Subyektif, obyektif, Assesment, planning

• Dalam implementasi tidak ada kesenjangan dengan


teori
EVALUASI
• Berdasarkan evaluasi yang penulis
lakukan, terdapat kesamaan antara
konsep dasar teori dengan kasus Sdr.
N, karena penulis mengacu pada teori
yang ada, dimana penulis
menggunakan evaluasi hasil atau
sumatif yang dilakukan dengan
membandingkan antara respon klien
dengan tujuan khusus dan umum yang
telah ditentukan.

You might also like