Professional Documents
Culture Documents
GROUP MEMBERS
• CLOZAPIN 100mg
ANALISA DATA
No Data Diagnosa Keperawatan
1 DS: Klien mengatakan setiap malam atau subuh Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
mendengar suara dajal yg membuatnya marah-marah Pendengaran
dan ingin mengamuk. Sering mendengar suaranya ketika
sendiri.
DO:
- Bicara cepat, volume tinggi, kadang ada kata
tersambung
- Afek labil kadang merasa senang tapi tiba tiba marah
- Klien kurang kooperatif, kontak mata kurang, sulit
konsentrasi,
2 DS: Klien masuk karena mengamuk memecahkan kaca, Resiko Perilaku kekerasan
merusak barang, sering marah-marah pada pagi hari
DO: - Motorik hiperaktifitas, klien sering mondar mandir
pergi ke ruang lain
- Terdapat luka terkena kaca di pergelangan kanan
kondisi kering
- Bibir atas terdapat bekas luka
POHON MASALAH
evaluasi implementasi
PEMBAHASAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• Pengkajian pada klien Sdr N dilakukan dengan metode wawancara, observasi
langsung terhadap perilaku klien serta dari data yang terdapat dalam status klien.
• Klien mengalami halusinasi pendengaran.
• Sdr N mendengar suara dajjal saat subuh atau malam, suara itu membuatnya
marah-marah dan ingin mengamuk, sering mendengar suara tersebut saat sendiri.
• Klien mempunyai riwayat penyalahgunaan NAPZA yaitu, mengkonsumsi pil dextro
sejak usia 12 tahun, mengkonsumsi alcohol, pernah menggunakan shabu-shabu, dan
konsumsi obat komix secara berlebihan.
• Klien memiliki riwayat di RSJRW sebanyak 3 kali pada tahun 2014 dengan diagnosa
keperawatan resiko perilaku kekerasan.
• Klien putus obat dari RSJ sejak 3,5 tahun yang lalu. Klien masuk lagi ke RSJ karena
mengamuk, merusak sepeda motor, marah-marah setiap pagi dan memecahkan
kaca hingga melukai tanggannya.
• Klien memiliki afek labil, sulit berkonsentrasi perhatian mudah teralih, sering mondar-
mandir dan pergi ke ruangan lain. Klien berpenampilan rapi dan memakai pakaian
yang tepat. Klien selalu mencari aktivitas untuk dikerjakan.
PENGKAJIAN
• Dari perbandingan data menurut teori dan data yang ditemukan pada
klien tidak muncul adanya kesenjangan dimana seperti yang dijelaskan
dalam teori bahwa gangguan halusinasi dipengaruhi faktor predisposisi
yang meliputi :
• faktor perkembangan
• Sosiokultural
• Biokimia
• Psikologis
• Genetik dan pola asuh.
• Hal ini juga dialami oleh Sdr. N akan tetapi dari segi biokimianya yaitu
pasien mengonsumsi NAPZA sejak usia 12 tahun hal ini merupakan cara
pasien untuk mengatasi masalah stressnya namun efek dari hal itu pasien
tidak mampu melakukan koping secara efektif sehingga muncullah
gangguan sensori persepsi halusinasi.
PENGKAJIAN
• Faktor pendukung yang didapatkan penulis selama melakukan
pengkajian adalah hubungan saling percaya antara perawat
dengan klien terbina dengan baik. Faktor penghambat yang
didapatkan penulis tidak dapat melakukan pengkajian dengan
maksimal karena Klien kurang kooperatif, tidak bisa diam, kurang
bias berkonsentrasi, perhatian mudah teralih.
• Upaya yang dilakukan penulis untuk mengatasi kendala diatas
adalah penulis melakukan bina hubungan saling percaya yang
lebih dengan cara kontak pasien secara singkat tapi sering
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Berdasarkan pengkajian pada Sdr. N secara garis besar ditemukan data
subyektif dan data obyektif yang menunjukan karakteristik Sdr N dengan
diagnosa gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran yang
ditandai dengan data subyektif Sdr. N mengatakan mendengar suara
dajjal saat subuh atau malam, suara itu membuatnya marah-marah dan
ingin mengamuk, sering mendengar suara tersebut saat sendiri.
• Sedangkan data obyektif yang didapatkan, Sdr. N berpenampilan bersih,
rapi, sesuai usia, pemakaian baju tepat, bicara cepat, volume tinggi,
kadang ada kata tersambung, afek labil kadang merasa senang tapi tiba
tiba marah, klien kurang kooperatif, kontak mata kurang, sulit konsentrasi.
• Hal ini yang menjadi dasar bagi penulis untuk mengangkat diagnosa
tersebut.
INTERVENSI
• Berdasarkan intervensi yang penulis lakukan pada Sdr. N tidak terdapat
adanya kesenjangan antara konsep dasar teori dengan pembahasan pada
kasus, karena penulis mengacu pada teori yang ada, dimana tahapan –
tahapan perencanaan yang dilakukan pada Sdr. N sesuai dengan
keadaan dan kondisi klien, serta dalam rencana keperawatan penulis
sudah memasukkan tiga aspek dalam perencanaan, yang meliputi : tujuan
umum, tujuan khusus, dan rencana tindakan keperawatan.
IMPLEMENTASI