You are on page 1of 23

OM SWASTYASTU

PENAMPILAN DIRI
KELOMPOK 3
 Ketut Ayu Swandewi P07120017055
 Putu Widhi Adnyani Putri P07120017066
 Putu Santika Widyaswari P07120017068
1. PENAMPILAN MENARIK
A. PENGERTIAN PENAMPILAN

Penampilan adalah bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang, dan juga
meupakan sarana komunikasi antara seorang individu dengan individu lainnya.
Berpenampilan menarik bukan berati mewah, tetapi tergantung pada diri individu itu
sendiri dalam kaitannya pengembangan diri seutuhnya secara baik.
Penampilan mengandung pengertian, diantaranya :
(1) enak dan menarik dipandang mata
(2) kesempurnaan penampilan dalam warna,
(3) proporsi tubuh yang simetris yang menimbulkan kesan menarik.
B. PENAMPILAN YANG MENARIK

Usaha yang dapat dilakukan untuk dapa berpenampilan menarik meliputi:


a. Sikap atau pembawaan
Dalam hal ini, penampilan fisik seseorang memegang peranan penting melalui
cara berjalan, cara berbicara, cara makan, cara duduk, cara berdiri.
b. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh
Hal yang terkait dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh adalah:
(1) cara memandang, yaitu pandangan mata saat melihat atau berbicara dengan
lawan bicara.
(2) Sikap tubuh, meliputi sikap kepala (tegak), sikap wajah (alis mata, bibir).
c. Berbicara
Untuk dapat berbicara dengan baik dituntut bahasa tubuh yang sesuai dengan
pembicaraan yang dilakukan. Suara juga harus disesuaikan dengan kondisi waktu,
tempat, maupun inti pembicaraan.
d. Kesehatan
Kesehatan harus dijaga dengan cara: makan dan tidur dengan teratur, jangan terlalu
tegang dan lelah, olahraga yang teratur disesuaikan dengan kondisi tubuh, pandangan
hidup yang optimis.
e. Kebersihan dan kerapian
Bau Badan (BB) dan Bau Mulut (BM) merupakan hal penting yang diperhatikan dan
dihindarkan karena akan mengganggu penampilan secara keseluruhan.
f. Tata rambut dan tata rias
Untuk tata rambut, sesuaikan penataan rambut dengan bentuk muka, bentuk tubuh,
profesi, waktu, faktor kepribadian (tidak memaksakan suatu mode tertentu), usia.
Untuk tata rias, haruslah dibedakan berdasarkan waktu, usia, profesi.
g. Tata busana
Busana tidak saja berfungsi sebagai pelindung tubuh dan penutup bagian tertentu pada
tubuh, akan tetapi busana mempunyai fungsi lain yaitu memperindah diri. Berbusana
dengan baik akan menampilkan pribadi yang menarik pula.
C. FAKTOR EKSTERNAL UNTUK
TERLIHAT MENARIK

1. Ekspresi Wajah
Selama beberapa tahun belakangan ini penelitian mengenai ekspresi wajah mulai
populer, terutama dalam mendeteksi kebohongan, seperti serial “Lie To Me” dari Paul
Ekman. Penelitian mengenai ekspresi wajah juga dilakukan untuk mengukur seberapa
menariknya seseorang. Pada penelitiannya, Tracy dan Beall (2011) meminta partisipan
untuk memberikan penilaian pada foto seseorang dengan empat ekspresi berbeda.
Hasilnya, partisipan perempuan paling tertarik pada foto laki-laki dengan ekspresi
bangga, dimana laki-laki tersebut menunjukkan sedikit senyum. Sementara laki-laki
paling tertarik pada foto perempuan dengan ekspresi senang, dimana perempuan
tersebut tersenyum lebar.
2. Warna
Warna pakaian juga memberikan perngaruh terhadap penampilan seseorang dan
penilaian seseorang terhadap penampilan dan karakter seseorang. Elliot dkk. (2010)
juga melakukan penelitian yang serupa dengan partisipan wanita. Hasilnya serupa, di
mana partisipan lebih tertarik pada foto laki-laki yang berlatar belakang atau berbaju
merah dibandingkan berwarna putih. Dari penelitian tersebut dapat kita lihat betapa
kuatnya asosiasi kita terhadap ‘seksinya’ warna merah.
3. Kebersihan dan bau badan
Selain visual, seberapa menarik seseorang juga dapat dilihat dari bau badan seseorang.
Pada penelitiannya pengenai preferensi pemilihan pasangan, Herz dan Cahill (1997,
dalam Herz & Inzlicht, 2002) menemukan bahwa wanita lebih mementingkan
karakteristik bau dibandingkan penampilan, walaupun laki-laki lebih mementingkan
penampilan.
2. ETIKA BERBUSANA
A. PENGERTIAN ETIKA BERBUSANA

Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David
(1978) berarti ”kebiasaaan”, ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002, Etika merupakan peraturan dan prinsip bagi
perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak
baik.
Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok
dasar sehri-hari di samping kebutuhan akan tempat tinggal (papan) dan makanan
(pangan). Pakaian dapat memberikan keindahan, proteksi dari penyakit,
kenyamanan, dan lain sebagainya.
B. TATA CARA BERBUSANA YANG BAIK

1. Menutup Aurat Bagian Tubuh


Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang tidak menutup aurat dengan
bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan kepada kaum laki-laki yang
melihatnya. Ada banyak pilihan pakaian yang tertutup dan sopan yang bisa
digunakan tanpa mengurangi kecantikan perempuan.
2. Sesuai Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan
Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan pakaian untuk tidur
(piyama), renang, kerja, dan lain-lain.
3. Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih, disetrika rapi dan
jika dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan.
4. Tidak Mengganggu Orang Lain
Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak mengganggu akivitas maupun
kenyamanan orang lain. Misalnya menggunakan gaun wanita dengan ekor puluhan
meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di tempat seperti di bus umum.

5. Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama


Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat-ingat dulu hukum di dalam maupun di
luar negeri. Hindari memakai pakaian yang bertentangan dengan adat istiadat, hukum
budaya yang berlaku di tempat tersebut.
C. CARA BERPAKAIAN SESUAI DENGAN
KONDISI

1. Busana Rumah.
Busana yang pantas di pakai di rumah. Busana rumah mempunyai kesan sportif,
bahan sederhana, bentuk dan desain tidak terlalu rumit, dan warna tidak mencolok.
2. Busana kerja
Mereka yang ingin sukses, tentu harus memperhatikan busana yang akan
dikenakannya. Wanita aktif membutuhkan busana yang nyaman dipakai dan
menjamin keleluasaan, agar dapat bebas bergerak dalam segala kesibukan sejak pagi
sampai malam hari. Dengan tuntutan kenyamanan dan keleluasaan beraktifitas.
3. Busana olah raga
Bentuk busana olah raga disesuaikan dengan jenis dan bentuk olahraganya. Denagn
kata lain, setiap olah raga memakai seragam pakaian tersendiri (khusus).
4. Busana rekreasi
Busana rekreasi adalah busana yang dikenakan pada kesempatan santai/
bertamasya. Misalnya, rekreasi ke pantai, ke gunung, ke taman – taman hiburan, ke
lokasi bersejarah dan tempat – tempat yang banyak di kunjungi orang.
5. Busana pesta
Busana pesta adalah busana yang di kenakan pada kesempatan pesta. Sebelum
menentukan pilihan desain busana pesta, sebaiknya pelajari dahulu hal – hal yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan pesta tersebut
6. Busana berkabung
Dalam menghadiri penghormatan terakhir untuk seseorang atau kematian,
sebaiknya pilihlah warna yang tidak mencolok / warna gelap seperti abu – abu,
putih, hitam. Demikian juga dengan desainnya, pilihlah yang sederhana, sopan dan
bersih.
3. DO AND DON’T DALAM PENAMPILAN
Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam upaya
berpenampilan menarik antara lain meliputi kesehatan, kerapian, kebersihan,
berbusanan, asesoris, stocking, sepatu dan lainnya, dengan uraian berikut:

1. Kebersihan dan Kerapian


a. Gigi putih bersih.
b. Nafas segar (hindarilah makanan beraroma menyengat).
c. Kuku terawat bersih dan terpotong rapi.
d. Tidak memiliki bau badan.
e. Rambut tidak menutupi wajah dan tertata rapi
f. Bulu hidung, kumis tercukur rapi
g. Telinga dan hidung bersih dari kotoran.
h. Kacamata bersih, nyaman dan sesuai ukuran
2. Gerakan Tubuh
i. Tidak memainkan lidah maupun
a. Tidak meregangkan tubuh
ludah.
didepan umum.
j. Tidak menguap tanpa ditutup.
b. Tidak bermain atau menarik-
k. Tidak bermain dengan pena.
narik rambut.
l. Tidak bermain dengan permen
c. Tidak mengorek gigi, kuping
karet.
maupun hidung.
m. Tidak melemaskan leher.
d. Tidak menggigit kuku,
n. Tidak berbisik-bisik dengan
membersihkan kuku.
tangan menutup.
e. Tidak mengetuk-ngetuk meja.
o. Tidak membersihkan kacamata
f. Tidak menggoyang-goyangkan
dan menggosok mata.
kaki.
p. Berdiri dengan bertolak
g. Tidak menyisir, bermake up di
pinggang.
depan umum
q. Duduk dengan meletakkan
h. Tidak membasahi bibir
kedua siku di atas meja
berulang kali
3. Gerakan Tangan
a. Tidak membunyikan tangan.
b. Tidak terlalu sering menggerak-gerakan tangan saat berbicara.
c. Saat berbicara jangan meremas jari kedua tangan
d. Jangan melipat-lipat jari tangan hingga berbunyi.
e. Jangan membicarakan orang dengan menunjuk pada yang
bersangkutan.
f. Jangan melambaikan tangan terlalu lebar sehingga terlihat ketiak.
4. Berbusana
a. Hindari poongan dan warna yang menarik perhatian, terutama pada bagian yang
menjadi kekurangan tubuh.
b. Busana harus pas; tidak boleh kesempitan ataupun kebesaran. Sempit akan
memberikan kesan ramping, namun juga menimbulkan kesan seronok, sementara
kebesaran akan menimbulkan kesan besar, gemuk dan tidak rapi.
c. Pilihlah model, warna dan motif yang sesuai dengan usia. Warna gelap memberikan
kesan tua, sedangkan warna terang memberikan kesan cerah muda.
d. Bahan yang mengkilap terkesan besar. Motif besar memberikan kesan
lebar/gemuk. Motif sederhana sangat baik untuk disain rumit.
e. Elemen vertikal (memanjang): garis-garis vertikal, lipit-lipit akan memberi kesan
semampai dan ramping. Elemen horizontal (melebar), memberikan kesan lebar dan
gemuk. Garis diagonal/serong, memberikan kesan melangsingkan.
5. Asesoris
a. Panjang kalung tidak boleh berpotongan dengan garis leher
b. Busana yang telah bersulam, menggunakan manik-manik dianjurkan untuk
tidak menggunakan kalung, karena sulaman dan bordir pada kain telah
memberikan kesan meriah.
c. Stocking, tidak digunakan pada sepatu model terbuka. Warna stocking yang
digunakan, satu tingkat lebih gelap dari warna kulit asli.
d. Kaos kaki warna putih digunakan untuk kegiatan olahraga. Warna kaos kaki
mengikuti warna celana.
e. Warna asesoris emas dan perak dianjurkan digunakan pada sore ke malam hari.
6. Tas Kerja dan Sepatu
a. Bahan tas kerja terbuat dari kulit, disarankan tidak mengkilap/lak. Model tas tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tas dan briefcase senada dalam warna. Tas kerja
tidak bermotif flora, fauna maupun etnik.
b. Sepatu searna/senada/satu tone dengan ikat pinggang dan tas. Sepatu untuk kerja
dengan model tertutup keseluruhan ataupun didepan. Hak minimum 5-7 cm.
Sepatu terbuka untuk acara santai. Sol sepatu tidak boleh dari karet dan kayu.
Motif sepatu jangan terlalu mecolok.
c. Untuk keperluan pesta, kenakan sepatu berhak tinggi atau runcing dengan tas kecil
model fancy, dan bermake up tebal tetapi tidak menyolok. Warna sepatu, tas
maupun make up disesuaikan dengan warna busana yang dikenakan.
d. Untuk acara santai, kenakan sepatu dengan hak rendah, tas casual dengan ikta
pinggang sportif (jika busana memang memerlukan ikat pinggang).
4. TIPS BERPENAMPILAN NYAMAN
a. Pilih busana dengan kualitas potongan dan jahitan yang baik. Hal ini akan sangat
menentukan kenyamanan, ketahanan dan keindahan daat busana dekanakan.

b. Pilih jenis model busana yang sesuai dengan usia, warna kulit, kondisi acara, dan
profesi diri.

c.Untuk pekerjaan dalam bidang serius, hindarilah warna-warna terang yang mencolok,
seperti shocking pink, orange. Gunakan warna pastel.

d. Hindari busana kerja yang bercorak besar dan ramai, mengkilap, bertumpuk-tumpuk
dan banyak asesoris.

g. Saat mengenakan busana resmi/formal, hindarilah penggunaan jas bermotif kotak-


kotak, dasi berwarna mencolok dan ramai, jas dengan pantalon berbeda warna, tabrak
motif.
ADA
PERTANYAAN?
OM SANTIH, SANTIH,
SANTIH OM

You might also like