You are on page 1of 38

C A S E R E P O R T

G E N E R A L A N E S T H E S I A P A D A P A S I E N
K I S T A O V A R I U M C U R I G A G A N A S D E N G A N
C H F ( C h r o n i c H e a r t F a i l u r e )

MOH. ILHAM AKBAR, S.KED

PEMBIMBING
dr. Bambang Sutanto, Sp.An
dr. Ricka Lesmana, Sp.An
dr. Febrian Dwi Cahyo, Sp.An
P E N DA H U LUA N
Anestesia berarti pembiusan, kata ini berasal dari bahasa Yunani an- "tidak, tanpa"
dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa". Komponen anestesi yang ideal (trias
anestesi) terdiri dari : hipnotik, analgesia dan relaksasi otot. Praktek anestesi umum juga
termasuk mengendalikan pernapasan dengan pemantauan fungsi-fungsi vital tubuh selama
prosedur anestesi. Tahapannya mencakup premedikasi, induksi, maintenance, dan pemulihan.
Ada tiga kategori utama anestesi, yaitu anestesi umum, anestesi regional dan anestesi lokal
Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh dibagian tubuh
tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang
tumbuh dalam ovarium
IDENTITAS PASIEN

Tn. Dny. SR
NAMA
NAMA

31 Desember 1961
TANGGAL LAHIR

perempuan
JENIS KELAMIN

57 tahun
USIA

Surakarta
ALAMAT

IRT
PEKERJAAN

30 Oktober 2018
TANGGAL PERIKSA
Nyeri perut bagian bawah kanan
Pasien datang dengan keluhan perut membuncit di bagian kanan bawah dan
t e r a s a n y e r i . N y e r i d i r a s a k a n t e r u s - m e n e r u s , t i d a k m e n j a l a r, n a m u n t i d a k
d i s e r t a i d e n g a n k e l u a r c a i r a n a t a u p u n d a r a h d a r i j a l a n l a h i r.
Pasien mengatakan pertama kali haid pada usia 10 tahun. Pasien mengaku
siklus haidtidak teratur tiap bulan. Nyeri saat haid (+) pasien ganti pembalut 3x
dalam sehari. Lama haid kurang lebih 7 hari.
Riwayat keputihan (+) penurunan nafsu makan (+) penurunan berat badan
drastis 10 kg dalam 3 bulan (+).
Riwayat KB : Pasien mengaku menggunakan KB suntik 3 bulan selama 10 tahun
ini.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

SAKIT SERUPA DM HIPERTENSI

Disangkal Diakui diakaui

ALERGI PENYAKIT JANTUNG PENYAKIT LIVER

Disangkal Disangkal Disangkal


Mata : Mulut :
Konjungtiva pucat (-/-), sklera Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-
ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), ), lidah simetris, lidah tremor (-), tonsil T1-
pupil isokor (3mm/3mm), oedem T1, faring hiperemis (-), stomatitis (-),
palpebra (-/-) mukosa pucat (-), gusi berdarah (-),
papil lidah atrofi (-).
Leher :
JVP meningkat, KGB tidak Cor :
membesar, nyeri tekan (-),benjolan I: Ictus Cordis tidak tampak
(-), leher kaku (-). P: Ictus Cordis tidak kuat angkat
P: batas jantung kesan tidak melebar
Thorax: A: bunyi jantung I-II intensitas normal,
Paru : reguler, bising (-)
I : permukaan dada ka= kiri
P: Fremitus taktil kanan=kiri Abdomen :
P: sonor/sonor Inspeksi : DP=DD, asites (-)
A: SDV (+/+), RBH (-/-), RBK (-/-) Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Ekstremitas : Palpasi : supel, nyeri tekan (+) di
Akral hangat, oedem (-/-), Ulkus ingunal inferior dexstra, H/L tidak
pedis Dextra, CRT: >2 detik, teraba
lemas (+), pusing (-), gelisah (-),
dbn Demam(-), Penurunan kesadaran(-),
MUSKULUSKLETAL CEREBROSPINAL Kejang(-), nyeri kepala(-).

Terjadi peningkatan berkemih (- anemis(-),Palpitasi(-),Nyeri


SISTEM
) dada(-)
GASTROURINARIUS CARDIOVASKULER

Nyeri perut(-),mual(-)muntah(-),
Sesak (-), SDV (+/+), Batuk(-)
BAB lancar tidak ada keluhan GASTROINTESTINAL RESPIRATORIUS
Darah Rutin
Leukosit : 8.3 x 103
Eritrosit : 3,84 x 106
Hemoglobin : 11.0 g/Dl L
Hematokrit : 32,7 % L
Trombosit : 337 x 103
Neutrofil : 66.0 %
Limfosit : 23.0(L) %
Monosit : 7.0 %
Eosinofil : 4.0 %
Basofil : 0.0 %
MCV : 86.0 fL
MCH : 30.0 pg
MCHC : 34.8 g/dL
RDW-CV : 12.6 %
Golongan Darah + Rhesus Waktu Kimia Klinik
Pedarahan/Pembekuan
Golongan :A
Darah Waktu : 3 min 00 sec SGOT : 21 U/L
perdarahan

Waktu : 5 min 00 sec Creatinin : 1.3 mg/dL (H)


Rhesus : Positif pembekuan

Imunoserologi

HbsAg : Non Reaktif

KIMIA KLINIK 10
KESIMPULAN NSR
Diabetes Melitus tipe II
Ulkus Diabetikum

12
Infus NaCl 20tpm
Injeksi Ceftriaxone 1 gram/12 jam Infus NaCl 20tpm
Injeksi Ranitidin 1A/12 jam Injeksi Ceftriaxone 1 gram/12 jam
Sliding Insulin Rapid 16 IU/ 6jam Injeksi Ranitidin 1A/12 jam
Sukralfat Syrup 3x1C Sliding Insulin Rapid 16 IU/ 6jam
Cek EKG Tab Ceftriaxon 2x1
Cek Gula darah, Ureum, Creatinin Sukralfat Syrup 3x1C
Plan raber bedah dilakukan debribdment
13
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit gangguan metabolik menahun,
menurut American Diabetes association (ADA) 2010, diabetes melitus tipe 2
memiliki karakteristik hiperglikemi yang terjadi akibat kelainan kerja insulin atau
sekresi insulin atau keduanya (Purnamasari, 2009).
International Diabetes Federation (IDF)
Riskesdas tahun 2007 dan 2013
angka kejadian DM didunia adalah
bahwa proporsi penderita DM
sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi
pada tahun 2013 meningkat
kejadian DM tipe 2 adalah 95% dari
hampir dua kali lipat dibandingkan
populasi dunia yang menderita diabetes
tahun 2007
melitus tipe 2

2012 2008 2013

Hasil Riset Kesehatan Dasar


menunjukan prevalensi di Indonesia
membesar sampai 57%.
DM TYPE I DM TYPE II
Disebabkan oleh destruksi sel beta, Disebabkan oleh adanya resistensi
dengan defisiensi insulin absolut keadaan insulin dan kelainan sekresi insulin
ini disebabkan oleh penyakit autoimun
dan idiopatik

DM GESTASIONAL DM TYPE LAIN


keadaan intoleransi karbohidrat yang Defek genetik fungsi sel beta : MODY
memiliki awitan atau pertama kali Defek genetik kerja insulin,
ditemukan pada kehamilan Obat/zat kimia
infeksi
kurangnya sekresi insulin, namun karena sel sel
sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon
insulin secara normal

insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan


kurang nya aktivitas fisik serta penuaan

“RESISTENSI terjadi produksi glukosa hepatik yang berlebihan

INSULIN”&“DEFISIENSI namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B


langerhans
INSULIN” Fase I (resistensi insulin): Apabila tidak ditangani
dengan baik, pada perkembangan selanjutnya
akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas
Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara
progresif seringkali akan menyebabkan defisiensi
insulin
Poliphagia , Polidipsia, poliuria Kesemutan , kulit terasa ditusuk2 jarum,
Nafsu makan bertambah namun berat pandangan mulai kabur,
badan turun dengan cepat (5-10 kg
dalam waktu 2-4 minggu) dan
mudah lelah

19
Diagnostik menurut WHO 20
MENURUT WHO 21
22
23
KETOASIDOSIS METABOLIK MAKROANGIPATI : pembuluh darah jantung, tepi
HIPGLIKEMIA dan otak
MIKROANGIOPATI : pembuluh darah kapiler
retina dan ginjal. Neuropati

24
ULKUS DIABETIKUM
ULKUS DIABETIKUM
Ulkus diabetik adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan
dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada tungkai bawah

26
Angiopati akan mengganggu aliran darah ke kaki, penderita dapat
ANGIOPATI merasa nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak tertentu dan akan
meningkatkan terjadinya infeksi

Neuropati menyebabkan gangguan sensorik yang menghilangkan


NEUROPATI atau menurunkan sensasi nyeri kaki, sehingga ulkus dapat terjadi
tanpa terasa

Gangguan motorik menyebabkan atrofi otot tungkai sehingga


MOTORIK mengubah titik tumpu ysng menyebabkan ulserasi kaki

27
Secara praktis kaki diabetik dikategorikan menjadi 2 golongan 5:
a. Kaki diabetik akibat angiopati / iskemia
b. Kaki diabetik akibat neuropati
Penderita hiperglikemia yang lama akan menyebabkan perubahan patologi pada
pembuluh darah.
Ini dapat menyebabkan penebalan tunika intima “hiperplasia membran basalis arteria”,
oklusi (penyumbatan) arteria, dan hiperkeragulabilitas atau abnormalitas tromborsit,
sehingga menghantarkan pelekatan (adhesi) dan pembekuan (agregasi).
, hiperglikemia juga menyebabkan lekosit DM tidak normal sehingga fungsi
khemotoksis di lokasi radang terganggu.
Menurut kepustakaan, adanya peningkatan kadar fripronogen dan bertambahnya
reaktivitas trombosit, akan menyebabkan tingginya agregasi sel darah merah sehingga
sirkulasi darah menjadi lambat, dan memudahkan terbentuknya trombosit pada dinding
arteria yang sudah kaku hingga akhirnya terjadi gangguan sirkulasi.
Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara lain berupa
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama). Sering terjadi pada
tungkai bawah (terutama kaki).
Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul
ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosis/gangren yang sangat sulit
diatasi
Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya
kemampuan untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin.
Diabetes yang menderita neuropati dapat berkembang menjadi luka, parut,
lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat adanya
insensitivitas.
Angiopati akan mengganggu aliran darah ke kaki, penderita dapat
ANGIOPATI merasa nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak tertentu dan akan
meningkatkan terjadinya infeksi

Neuropati menyebabkan gangguan sensorik yang menghilangkan


NEUROPATI atau menurunkan sensasi nyeri kaki, sehingga ulkus dapat terjadi
tanpa terasa

Gangguan motorik menyebabkan atrofi otot tungkai sehingga


MOTORIK mengubah titik tumpu ysng menyebabkan ulserasi kaki

32
Terdapat luka di kaki kanan sehingga
Pasien sering haus, sering pipis malam
ditegakkan dengan Pasien menderita
hari, dan mudah lapar (gejala klasik)
ulkus diabetikum derajat III
Pada meriksaan GDS tanggal 10 januari
adanya lesi kulit yang membentuk ulkus
2018 yaitu 397  hiperglikemia

Lemas disertai dengan mual, keluar


Gula tidak terkontrol
keringat dingin, nafsu makan meningkat

Didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik

The Power of PowerPoint | thepopp.com 33


Pada kasus ini pasien Tn.S 53 tahun Sering haus sering kencing pada malam hari dan
sering lapar (peningkatan nafsu makan) dan mengakui terjadi penurunan berat badan
dalam beberapa bulan ini. Badan terasa lemas , kesemutan pada kai dan terasa tebal saat
berpijak. Pada meriksaan GDS tanggal 10 januari 2018 yaitu 397 . Terdapat luka di kaki
kanan sehingga ditegakkan dengan Pasien menderita ulkus diabetikum derajat III Hal
ini ditegakan dari anamnesis bahwa ulkus dikaki sering terasa sensasi rasa getar,
dan pada pemeriksaan fisik didapatkan CRT lebih dari 2 detik, terdapat ulserasi
adanya lesi kulit yang membentuk ulkus. Dasar ulkus meluas ke tendon, tulang atau sendi.
Dasar ulkus dapat bersih atau purulen, ulkus yang lebih dalam sampai menembus tendon
dan tulang tetapi tidak terdapat infeksi yang minimalabses yang dalam dengan atau tanpa
terbentuknya drainase dan terdapat osteomyelitis,.
34
Berdasarkan diagnosis kerja diatas dilakukan tatalaksana pemberian Infus NaCl 20tpm
Injeksi Ceftriaxone 1 gram/12 jam pemberian dimaksudkan untuk mencegah infeksi lebih
lanjut Injeksi Ranitidin 1A/12 jam Sliding Insulin Rapid 16 IU/ 6jam Sukralfat Syrup 3x1C,
dan seharusnya ditambahkan injeksi metronidazol 500ml/12jam untuk mengatasi
infeksi bakteri anaerob, omeprazol 20mg/12 jam, Sukralfat syrup 3x1C merupakan
terapi suppoortif dikarenakan pasien mengeluhkan mual dan untuk mencegah
terjadinya stress ulcer.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 35


KESIMPULAN
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang dapat disimpulkan dengan
diagnosis DM type II dengan Ulkus
Pedis Dexstra derajat III

36
It Always Seems Impossible
Until It’s Done :D

37
T H A N K YO U !
Do You Have Any Questions?

You might also like