You are on page 1of 44

ASSIGNMENT

KELAINAN PLASENTA DAN AMNION


SERTA AMNIOSISNTESIS

KELOMPOK 5A
• Relia Seftiza G1A114010
• Yosi Pramelisa G1A114012
• Mutiara Fanni G1A114013
• Thesilia Harahap G1A115006
• Denanda Rahayu G1A115009
• Wulan Sudaryani G1A115084
• Gendis Widyas Pangastuti G1A115085
• Cyndi Natalia Susanto G1A115066
• Luciana Lorenza G1A115067
• Yessica Destiana G1A115070
Plasenta
• Plasenta mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x
20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500
gram.
• Fungsi plasenta :
- pertukaran produk metabolisme & produk gas
- pembentukan hormon
- pemindahan antibodi ibu
Kelainan Bentuk Plasenta:
1. Plasenta Multipel dengan Janin Tunggal
2. Plasenta Fenestrata
3. Plasenta Membranacea
4. Plasenta Anularis
5. Plasenta Ekstrakorial
PLASENTA MULTIPEL DENGAN JANIN
TUNGGAL

• Plasenta berbentuk seperti cakram yang terpisah


dan berukuran hampir sama. Tali pusat menyisip
diantara kedua lobus plasenta ke dalam
jembatan penghubung korionik atau ke dalam
membran yang menyelangi. Kondisi ini disebut
plasenta bilobata, tetapi juga dikenal sebagai
plasenta biparit atau plasenta dupleks. Sebuah
plasenta yang terdiri dari tigalobus atau lebih
jarang ditemukan dan disebut multilobata.
PLASENTA FENESTRATA
Kelainan plasenta ini jarang terjadi. Bagian tengah dari
plasenta diskoid menghilang. Pada beberapa kasus, ada
lubang yang sebenarnya di dalam plasenta tetapi defeknya
lebih sering mengenai jaringan villus saja, dan lempeng
korionik tetap utuh.

PLASENTA MEMBRANESEA
Plasenta ini tipis dan lebar dan kadang hampir menutupi
seluruh kavum uteri. Plasenta membranasea
memungkinkan terjadinya perdarahan yang serius terkait
dengan plasenta previa atau akreta.
PLASENTA ANULARIS
Pada kurang dari 1 dalam 6000 pelahiran, plasenta
berbentuk anular, dan kadang-kadang ditemukan
jaringan plasenta berbentuk cincin yang lengkap.

PLASENTA EKSTRAKORIAL
Ketika lempeng korionik, yang terletak disisi
plasenta janin, lebih kecil daripada lempeng basal
plasenta, yang terletak disisi ibu, bagian perifernya
terbuka, dan digunakan istilah plasenta
ekstrakorial.
Kelainan Implantasi Plasenta:
1. Plasenta Previa
2. Retensio Plasenta
3. Solusio Plasenta
PLASENTA PREVIA
• Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi
pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
internum.

• Etiologi
- Vaskularisasi desidua yang tidak memadai
- Paritas tinggi
- Usia lanjut
- Cacat rahim
- Merokok
- Plasenta yang terlalu besar
PLASENTA PREVIA
• Klasifikasi
- Plasenta previa totalis - Plasenta previa marginalis
- Plasenta previa parsialis - Plasenta letak rendah

• Gejala
- Pendarahan tanpa sebab berwarna merah segar. tanpa rasa
nyeri
- Bagian terdepan janin tinggi (floating)
- Sering dijumpai kelainan letak janin
• Janin biasanya masih baik
PLASENTA PREVIA
• Komplikasi • Komplikasi
Pada ibu: Pada janin:
- Perdarahan antepartum - BBLR
- Kelainan letak pada janin - Kematian janin
- Kelahiran prematur - Asfiksia
- Robekan jalan lahir - Kelainan kongenital
- Prolaps tali pusat
Pada bayi
- BBLR
PLASENTA PREVIA
• Tatalaksana
- Istirahat baring mutlak
- Infus D 5% dan elektrolit
- Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.
- Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi
dan denyut jantung janin.
- Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung
keadaan pasien ditunggu sampai kehamilan 37 minggu
selanjutnya penanganan secara aktif (seksio sesaria).
RETENSIO PLASENTA
• Definisi
Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta
dengan melebihi waktu setengah jam (30 menit).

• Etiologi
- His yang kurang kuat
- Plasenta sulit lepas
- Ukuran plasenta sangat kecil
RETENSIO PLASENTA

• Klasifikasi
- Plasenta adhesiva
- Plasenta akreta
- Plasenta inkreta
- Plasenta perkreta
- Plasenta inkarserata
RETENSIO PLASENTA
• Tanda dan Gejala
Plasenta Inkreta Plasenta Akreta Plasenta Inkarserata
Parsial
Konsistensi Uterus Cukup Kenyal Keras

TFU Setinggi pusat Setinggi pusat 2 jari dibawah pusat

Bentuk Uterus Discoid Discoid Globular

Perdarahan Sedikit/tidak ada Sedang-Banyak Sedang

Tali Pusat Tidak terjulur Terjulur sebagian Terjulur

Ostium Uteri Terbuka Terbuka Terbuka

Separasi Plasenta Melekat seluruhnya Lepas sebagian Sudah lepas

Syok Jarang terjadi Sering Jarang terjadi


RETENSIO PLASENTA
• Komplikasi
- Perdarahan
- Infeksi
- Terjadi polip plasenta sebagai massa proliferative yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis

• Tatalaksana
- Bila plasenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah lahir, atau
terjadi perdarahan sementara plasenta belum lahir, maka
berikan oxytocin 10 IU IM.
- Berikan cairan infuse NaCL atau RL secara guyur untuk
mengganti cairan.
SOLUSIO PLASENTA
• Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau
keseluruhan plasenta dari implantas inormalnya (korpus
uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin
lahir.

• Faktor predisposisi
- Faktor kardio-reno-vaskuler
- Faktor trauma
- Faktor paritas ibu
- Faktor usia ibu
- Faktor kebiasaan merokok
- Riwayat solusio plasenta sebelumnya
SOLUSIO PLASENTA
• Klasifikasi
- Ringan : perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak
tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup,
pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar
fibrinogen plasma lebih 150 mg%.
- Sedang : perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang,
terdapat tanda pre renjatan, gawat janin atau janin telah
mati, pelepasan plasenta ¼ - 2/3 bagian permukaan,
kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.
- Berat : uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat
tanda renjatan, janin mati, pelepasan plasenta dapat
terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.
SOLUSIO PLASENTA

• Patogenesis
Solusio plasenta dimulai dengan terjadinya
perdarahan kedalam desidua basalis dan terbentuknya
hematom subkhorionik yang dapat berasal dari pembuluh
darah myometrium atau plasenta, dengan berkembangnya
hematom subkhorionik terjadi penekanan dan perluasan
pelepasan plasenta dari dinding uterus.
SOLUSIO PLASENTA
• Gejala dan Tanda
- Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut
- Perdarahan hebat pervaginam terdiri dari darah segar
dan bekuan-bekuan darah yang berwarna kehitaman
- Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata
berkunang-kunang
- Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan
- Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut
uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun
diluar his
SOLUSIO PLASENTA
• Tatalaksana
- Solusio plasenta ringan: tirah baring dan observasi
ketat, kemudian tunggu persalinan. Bila janin hidup,
lakukan seksio sesaria, bila janin mati lakukan
amniotomi disusulin fusoksitosin untuk
mempercepat persalinan.
- Solusio plasenta sedang dan berat: transfusi darah,
infus oksitosin dan jika perlu seksio sesaria. Jika
perdarahan tidak dapat dikendalikan setelah
dilakukan seksio sesaria maka tindakan his terektomi
perlu dilakukan.
SOLUSIO PLASENTA
• Komplikasi
- Syok perdarahan
- Gagal ginjal
- Kelainan pembekuan darah
- Apoplexi utero plasenta (uterus couvelaire)

• Prognosis
Prognosis ibu tergantung luasnya plasenta yang terlepas
dari dinding uterus, banyaknya perdarahan, ada atau tidak
hipertensi menahun atau preeclampsia, tersembunyi
tidaknya perdarahan, dan selisih waktu terjadinya solusio
plasenta sampai selesainya persalinan.
Kelainan Amnion:
1. Hidramnion/Polihidramnion
2. Oligohidramnion
POLIHIDRAMNION
• Definisi
Polihidramnion atau hidramnion adalah suatu
kondisi dimana terdapat keadaan dimana jumlah air
ketuban melebihi dari batas normal, yaitu antara 4-5 liter.

• Etiologi
- Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan
ketuban menumpuk: hidrocefalus, atresia saluran cerna,
kelainan ginjal dan saluran kencing congenital
- Kehamilan kembar
- Infeksi
- Kelainan sistem saraf pusat pada janin
- Ketidak cocokan / inkompatibilitas rhesus
POLIHIDRAMNION
• Patofisiologi/Patogenesis
POLIHIDRAMNION
• Gambaran Klinis
- Pembesaran uterus disertai kesulitan dalam meraba
bagian-bagian kecil janin dan dalam mendengar denyut
jantung janin
- Ada thrill pada cairan uterus
- Dispnea, pada kasus ekstrim, mungkin hanya dapat
bernafas apabila dalam posisi tegak
- Edema, terutama di ekstremitas bawah vulva dan dinding
abdomen
- Oliguria berat oleh karena obstruksi ureter oleh uterus
yang sangat besar
POLIHIDRAMNION
• Komplikasi
- Solusio plasenta - Kelahiran prematur
- Disfungsi uterus - Obstruksi ureter
- Perdarahan postpartum - Ketuban pecah dini
- Kelainan presentasi janin

• Tatalaksana
- Hidramnion derajat ringan: jarang memerlukan terapi, cukup
diobservasi dan berikan terapi simptomatis
- Hidramnion derajat berat: rawat inap
a. Berikan diet garam
b. Pemberian diuresis dan indometasin
c. Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tegang,
lakukan fungsi abdominal pada bawah umbilicus.
OLIGOHIDRAMNION
• Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air
ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.

• Etiologi
- Kelainan kongenital
- Ketuban pecah dini
- Kehamilan postterm
- Insufisiensi plasenta
- Obat-obatan (misalnya dari golongan antiprostaglandin)
OLIGOHIDRAMNION
• Gambaran Klinis
- Berkurangnya volume cairan amnion
- Volume cairan amnion < 500 mL pada usia kehamilan 32-
36 minggu
- Single deepest pocket (SDP) < 2 cm
- Amniotic fluid index(AFI) < 5 cm atau < 5 percentile dari
umur kehamilan
- Tidak ditemukan kantong yang bebas dari tali pusat pada
pengukuran minimal 1 cm pada pengukuran SDP Volume
cairan amnion bergantung pada usia kehamilan
OLIGOHIDRAMNION
• Komplikasi
Oligohidramnion yang terjadi oleh sebab apapun
akan berpengaruh buruk kepada janin, yaitu dapat
menyebabkan hipoplasia paru, deformitas pada wajah dan
skelet, kompresi tali pusat dan aspirasi mekonium pada
masa intrapartum, dan kematian janin.

• Tatalaksana
- Oligohidramnion pada kehamilan aterm: induksi
persalinan
- Amnioinfusion: suatu prosedur melakukan infus larutan
NaCl fisiologis atau RL ke dalam kavum uteri untuk
menambah volume cairan amnion
AMNIOSINTESIS

Amniosintesis adalah pemeriksaan yang biasa digunakan


untuk uji abnormalitas kromosom, penyakit genetik dan
infeksi pada fetus. Waktu pelaksanaan amniosintesis ini
adalah usia kehamilan 15-18 minggu.

Secara teknis, pelaksanaan amniosintesis ini adalah dengan


cara memasukkan jarum menembus perut ibu, kemudian
diambil 20 ml amnion. Selanjutnya dari amnion tersebut
dilakukan pemeriksaan sesuai dengan tujuannya
Amniosintesis Dini ( Trimester Pertama)

Amniosintesis disebut dini jika dilakukan antara 11 dan 14


minggu. Tekniknya sama dengan teknik amniosentesis
tradisional, meskipun tidak adanya fusi membran ke
dinding uterus menyebabkan fungsi kantong amnion
menjadi lebih sulit, lebih sedikit cairan yang didapat
dikeluarkan ( biasanya 1ml untuk setiap minggu gestasi ).

Karena sebab-sebab yang belum sepenuhnya dipahami,


amniosintesis dini menimbulkan angka kematian janin
dalam angka penyulit yang secara bermakna lebih tinggi
dari amniosintesis biasa.
Amniosintesis Trimester Kedua

• Amnionsintesis adalah metode yang aman dan akurat untuk


diagnosis pranatal dan biasanya dilakukan antara 15 hingga 20
minggu gestasi. Ultrasound digunakan sebagai penuntun
untuk memasukan jarum spinal ukuran 20 atau 22 kedalam
kantong amnion, sembari menghindari plasenta, tali pusat dan
janin.
• Aspirat awal 1 sampai 2 ml cairan dibuang untuk mengurangi
kemungkinan pencemaran oleh sel-sel ibu, kemudian diambil
sekitar 20 ml cairan untuk analisis, dan jarum dikeluarkan.
Tempat pungsi diamati apakah ada perdarahan, dan pasien
diperlihakan denyut jantung janinnya.
Tujuan Dilakukannya Amniosentesis
1. Menetukan maturitas janin yaitu dengan memeriksa
bilirubin, kreatinin, sel yang tercat lipid dan analisis
surfaktan.
• Pada kehamilan lebih dari 37 minggu, bilirubin dalam air ketuban
sudah lenyap kecuali terdapat penyakit hemolitik.
• Konsentrasi kreatinin lebih dari atau sama dengan 1,8 mg/dl.
• Jumlah sel-sel yang tercat lipid (berwarna orange pada
pengecatan nile blue sulfate) lebih dari atau sama dengan 15%.
2. Monitoring penyakit hemolitik.
3. Determinasi seks.
4. Diagnosis kelainan genetik.
Pemeriksaan Amniosintesis

1. Dilakukan kultur sel yang ada di dalam amnion, kemudian


diobservasi pertumbuhannya (biasanya selama 2-3 minggu)
2. Diagnosis neural tube deffect
3. Menilai maturasi paru dengan menilai ratio lestin:
spingomielin.
4. Tindakan amniosintesis untuk pemeriksaan DNA dapat
memberikan hasil yang cepat.
5. Dalam Fanzylbera (2010), amniosintesis dikombinasikan
dengan Chorionic Villus Sampling (CVS) dapat digunakan
sebagai metode diagnosis Down Syndrome dan kelainan
genetik lainnya. CVS adalah pengamblan sampel sel janin
yang berasal dari vili korionik.
Hasil Tes Amniosentesis
Setelah proses amniosentesis sudah selesai
dilakukan, sampel cairan ketuban yang diambil selama
prosedur amniosentesis akan diuji di laboratorium.
Kebanyakan hasil tes amniosentesis akan negatife dan
dapat disimpulkan bahwa janin atau bayi dalam
kandungan tersebut tidak memiliki kelainan dan
gangguan kesehatan. Sebaliknya, apabila ditemukan
bahwa tes amniosentesis menghasilkan nilai positif, itu
berarti janin atau bayi mungkin memiliki kelainan dan
gangguan ksehatan sehingga harus mendapat
penanganan lebih serius.
Resiko Amniosentesis

1. Keguguran
2. Infeksi
3. Cedera pada janin
4. Berkembangnya penyakit rhesus pada
bayi
TERIMA KASIH

You might also like