Professional Documents
Culture Documents
RUKUN ISLAM:
PUASA
PUASA
RAMADHAN
PENGERTIAN PUASA
Bahasa:
Menahan diri dari sesuatu, baik dlm bentuk
perkataan maupun perbuatan
Istilah:
Menahan diri dari segala yg membatalkannya sejak
terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan
syarat dan rukun tertentu.
PERINTAH
PUASA
RAMADHAN
Artinya:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa (Qs. Al-Baqarah (2): 183)
PUASA
WAJIB
1. Puasa Ramadhan
2. Puasa Nadzar
3. Puasa Kaffarat
PUASA RAMADHAN
PENETAPAN AWAL RAMADHAN:
• Dg Rukyah al-Hilal (dg melihat
matahari langsung).
• Dg menyempurnakan bilangan umur
bulan Sya'ban sampai 30 hari.
• Hisab (melalui ilmu Falak/Astronomi).
DASAR PENETAPAN AWAL DAN
AKHIR RAMADHAN
RUKUN PUASA
1. Niat.
2. Menahan diri dari yang
membatalkannya dari terbit fajar
hingga terbenam matahari
KEUTAMAAN
RAMADAN
Dijadikannya sebagai bulan berpuasa, rukun Islam keempat.
Bulan diturunkannya al-Quran
Di bulan tsb diturunkan Lailaltul Qadar yg lebih baik dari 1000
bulan.
Amalan Puasa dan Qiyamul Lail di bulan tsb sebagai penebus
dosa.
Dibuka ‘pintu-pintu sorga’
Berpuasa di dalamnya menjadi sebab diampuninya dosa.
Nilai pahala puasa di dalammya
dilipatgandakan, lebih baik dari puasa 10 bulan.
Umrah di bulan tersebut menyamai pahala haji.
Dijadikan tadarus dan membaca al-Quran
sunnah muakkadah.
Memberi buka puasa bagi shaimin di bulan tsb
bernilai sama dengan yang berpuasa.
Pada Bulan Ramadhan, pintu surga dibuka,
pintu neraka ditutup, dan syetan
dibelenggu
RAMADHAN = BULAN
TURUNNYA AL-QURAN
PUASA RAMADHAN
MENGAMPUNI DOSA
RUKUN DAN SYARAT
PUASA RAMADHAN
SYARAT PUASA
SYARAT WAJIB
1. Muslim
2. Baligh dan berakal.
3. Kuat berpuasa, tidak sakit atau safar.
SYARAT SAH
1. Niat
2. Suci, tidak haid atau Nifas
AMALAN
SUNNAH
RAMADHAN
AMALAN SUNNAH DALAM
PUASA
1. Makan sahur secukupnya dan mengakhirkannya .
2. Menyegerakan berbuka setelah diyakini sudah
Maghrib, sebelum shalat Maghrib.
3. Berdoa menjelang berbuka.
4. Berbuka dengan sesuatu, walaupun dengan
sebutir kurma atau seteguk air.
5. Mandi wajib disebabkan janabah, haid, atau nifas
sebelum terbit fajar, agar puasa dimulai dlm
keadaan suci.
6. Memelihara perkataan, sikap, dan tingkah laku
maksiat.
7. Menghindarkan diri dari perbuatan yg 'tidak
berguna'.
8. Berupaya mengisi harinya dg membaca dan
mendalami al-Quran serta ilmu ke-Islaman
lainnya.
9. Memperbanyak doa dan dzikir.
10. Memperbanyak shadakah.
11. Menunaikan shalat Taraweh, Witir, Qiyamul lail,
dan lain-lain.
12. I'tikaf di masjid, khususnya pada 10 hari terakhir
bulan Ramadhan
ANJURAN MENYEDIAKAN
MAKANAN BERBUKA
I’TIKAF
I’TIKAF
Arti Bahasa:
al-i’tikaf = al-ihtibas (tertahan) dan al-muqam (menetap)
Istilah:
َْال ُم ْك ُث ِفي ْال َم ْس ِج ِد ب ِن َّي ِة ُالق ْرب ِة
ِ
Menetap di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada
Allah.
Atau:
َ َ ْ َ َ ْ ُّ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ُُ
ِ لزوم المس ِج ِد ِلطاع ِة
والتفر ِغ ِمن شو ِاغ ِل الحي ِاة،هللا وا ِالن ِقط ِاع ِل ِعباد ِت ِه
Menetap di masjid untuk taat dan melaksanakan ibadah
kepada Allah saja, serta meninggalkan berbagai kesibukan
dunia
Hukum I’tikaf
Sunnah
Sunnah muakkadah di sepuluh hari
terakhir Ramadhan
Wajib jika seseorang telah bernadzar
untuk melakukannya.
Syarat
I’tikaf Ramadhan
a. Islam
b. Berakal dan tamyiz,
c. Di masjid.
d. Niat.
e. Berpuasa (Khilafiah)
f. Suci dari janabah, haid, dan Nifas.
g. Izin dari suami bagi isteri (khilafiah)
MANFAAT I’TIKAF
1. Terbiasa melakukan shalat lima waktu berjamaah tepat waktu.
2. Terlatih meninggalkan kesibukan dunia demi memenuhi
panggilan Allah.
3. Terlatih untuk meninggalkan kesenangan jasmani sehingga hati
bertambah khusyu’ dalam beribadah.
4. Terbiasa meluangkan waktu untuk berdoa, membaca Al-Quran,
berdzikir, qiyamullail, dan ibadah lainnya dengan kualitas yang
lebih baik.
5. Terlatih meninggalkan hal-hal yang tidak berguna bagi
penghambaannya kepada Allah swt.
6. Memperbesar kemungkinan meraih lailatul qadar.
7. Waktu i’tikaf adalah waktu yang tepat untuk melakukan
muhasabah dan bertaubat kepada Allah swt.
Rukun I’tikaf
1. Mu’takif (orang yang beri’tikaf) ((ُف ُ ال ُم ْعت َ ِك
2. Niat (ُ)ال ِنِّيَّة
3. Menetap (ُْث ُ )اللُّب. Tidak ada batasan
minimalnya.
4. Tempat i’tikaf (ُفُفِي ِه ُ )ال ُم ْعت َ َك
Syarat Tempat i’tikaf
masjid yang dilakukan shalat Jumat dan
shalat berjamaah lima waktu
ANJURAN MENGHIDUPKAN SEPULUH
HARI TERAKHIR RAMADHAN
MENUNGGU TURUNNYA LAILATUL QADAR
DAN DOA YG DIBACA
MEMBURU LAILATUL QADAR
AMALAN MAKRUH
BULAN RAMADHAN
AMALAN-AMALAN MAKRUH
DALAM PUASA
1. Puasa siang dan malam (shiyam al-wishal),
misalnya: selama 2 hari tidak pernah berbuka.
2. Melakukan perbuatan yg bersikap menimbulkan
rangsangan seksual, seperti mencium isteri dg
syahwat, dll.
3. Mencicipi makanan dan mengunyahnya tanpa uzur.
4. Mencium wewangian secara berlebihan dan mandi
berulang-ulang.
5. Terlalu banyak tidur.
6. Berbekam (menurut sebagian ulama).
7. Menggosok/menyikat gigi setelah tergelincir
matahari (menurut sebagian ulama).
8. Berkumur-kumur dan memasukkan air ke
hidung secara berlebihan (menurut sebagian
ulama).
9. Membiarkan sisi makanan yg 'nyelilit' di gigi
karena khawatir akan tertelan.
UZUR SYAR’I
DIBOLEHKANNYA
BERBUKA
1. Safar, melakukan perjalanan jauh
Syarat:
a. Jarak tempuh perjalanan + 89 km yg
mengakibatkan musafir kepayahan
jika terus berpuasa.
b. Perjalanan yg diperbolehkan syarak, bukan
untuk tujuan maksiat.
2. Sakit yang dikhawatirkan akan bertambah sakitnya atau
memperlambat penyembuhan.
3. Hamil atau menyusui anak:
jika khawatir pada diri mereka = wajib qadha).
Jika khawatir pada anak yg dikandung atau
disusui = Wajib Qadha dan membayar fidyah
(sebagian ulama)
4. Orang tua renta yg tidak mampu berpuasa = Wajib
fidyah.
5. Wanita yg haid dan nifas = wajib qadha.
6. Dalam keadaan sangat lapar dan haus sehingga
dikhawatirkan keselamatan diri terancam =
wajib qadha
7. Orang yg berada di medan perang yg
memungkinkan pisik lemah = wajib qadha
8. Orang yg dipaksa berbuka disertai dg ancaman-
ancaman keras = wajib qadha.
9. Pekerja berat tidak dapat beraktivitas karena
sangat lapar, tetapi ia harus sahur dan berniat
puasa = wajib qadha
YANG MEMBATALKAN PUASA
ZAKAT
ZAKAT:
RUKUN ISLAM KETIGA
Bahasa:
ZAKAT
Suci; berkembang; berkah, tumbuh; bersih; dan baik.
Istilah Syara’
Sejumlah harta yg diwajibkan Allah menyerahkannya
kepada orang-orang yg berhak dg syarat dan rukun
tertentu.
WAJIB ZAKAT
SEGI ORANG DAN HARTA
1. Merdeka
2. Islam.
3. Baligh dan berakal
4. Jenis Harta yg termasuk wajib zakat
5. Mencapai nisab
6. Mencapai Haul (kepemilikannya telah sampai 1
tahun).
7. Hak kepemilikannya penuh.
8. Ada kelebihan dari kebutuhan pokok
PERINTAH
ZAKAT
Zakat = Wajib (Hadits)
Dasar Hukum
Wajibnya Zakat
1. Al-Quran:
بني اإلسالم على خمس شهادة ان ال إله إال هللا وان محمدا
.رسول هللا وإقام الصالة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان
Islam itu didirikan atas lima ; bersaksi bahwa tiada Tuhan
sekain Allah dan Muhammad itu utusan Allah, mendirikan
shalat, Membayar zakat, menunaikan haji ke baitullah dan
berpuasa di bulan Ramadhan. (Muttafaq alaihi).
PEMBAGIAN
ZAKAT
Besar zakat: 2½ %
Batasan
EMAS DAN PERAK YANG DIZAKATI
• Nisabnya = 94 gram
• Haulnya = 1 (satu) tahun.
• Kadar zakatnya = 2,5 %.
ASET PERNIAGAAN
Dasar hukum :
Besaran Zakat:
Nishabnya berpedoman pada emas (85 gr) yang dihitung dari
modal + laba. Kadar zakat yang harus dikeluarkan sebanyak 2
1/2-nya.
Saham dan Surat Berharga
Saham = zakatnya 2,5% dari harga
saham yang ada di pasar, ditambah
dengan keuntungan, jika mencapai satu
nishab setelah dikurangi kebutuhan
pokok pemiliknya.
Dapat juga dilakukan oleh perusahaan
Zakat Sertifikat Deposito
Dua Pendapat:
1. Sekali saja ketika mengambil dan sudah
melewati masa satu tahun lebih, seperti
hutang yang dikeluarkan zakatnya sekali
saja (Madzhab Maliki dan Hanafi).
2. Setiap tahun (Jumhur)
Zakat Perusahaan, Perdagangan, Industri dan
Jasa
Meliputi semua jenis sektor usaha, antara lain:
kadar zakatnya = 2 ½ %
Hasil pertanian
Dasar hukum
ُكلواُمنُثمرهُإذاُأثمرُوآتواُحقهُيومُحصادهُوالُتسرفوا
إنهُالُيحبُالمسرفين
1. Fakir
2. Miskin
3. Amilin
4. . Muallaf Qulubuhum
5. . Riqab/Budak belian
6. . Gharimin
7. . Sabilillah
8. . Ibn Sabil
FAKIR
orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai
penghasilan layak yang memenuhi kebutuhan makan,
pakaian, perumahan dan kebutuhan primer lainnya;
MISKIN
Orang yang memiliki harta dan mempunyai
pekerjaan, tetapi penghasilannya belum cukup untuk
keperluan minimum bagi dirinya dan keluarga yang
menjadi tanggungjawabnya.
AMILIN
Mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan
pengumpulan dan pendayagunaan zakat, termasuk
administrasi pengelolaan mulai dari merencanakan
pengumpulan, mencatat, meneliti, menghitung,
menyetor dan menyalurkan kepada mustahiknya;
Muallaf
golongan yang perlu dijinakkan hatinya kepada Islam atau lebih
memantapkan keyakinannya kepada Islam;
Syarat:
Ia membutuhkan di tempat ia kehabisan biaya.
Perjalanannya bukan perjalanan maksiat, yaitu dalam
perjalanan sunnah atau mubah.
Yang tak Boleh menerima
Zakat
1. Non-M u s l i m
2. Bani Hasyim
3. Orang yg dalam
tanggungannya
PERBEDAAN ZAKAT DAN
PAJAK
PAJAK :
Besar kecilnya berdasarkan ketentuan
pemerintahan negara.
ZAKAT:
Kewajibannya bersifat lestari (abadi)
PAJAK :
Keberadaannya tergantung kepentingan
pemerintah
Sasaran:
ZAKAT:
kemanusiaan dan keislaman.
PAJAK :
untuk pengeluaran umum negara
Tujuan dan Penerima:
ZAKAT:
Spiritual dan moral yg tinggi, diberikan kepada
pihak yg ditetapkan (ashnaf) berdasarkan
nash
PAJAK :
Menambah pemasukan kas negara untuk
menutup APBN
Obyek
ZAKAT:
Hanya orang yg mampu
PAJAK :
Diwajibkan bagi setiap warga negara yg
memiliki kekayaan atau pendapatan termasuk
pajak kepala dan pemakaian (rumahtangga)
ZAKAT:
Sanksi pembangkang membayar zakat
mendapat hukuman keakhiratan
PAJAK :
Sanksi pembangkang membayar pajak
bersifat keduniaan
Hikmah Zakat
1. Memelihara harta orang-orang kaya dari
tangan-tangan penjahat akibat kesenjangan
sosial.
2. Membantu kaum dhuafa` menghilangkan
kecemburuan sosial, sehingga ketenteraman
dan kestabilan masyarakat terjamin.
3. Membersihkan diri dari sifat kikir dan pelit
sehingga tercipta solidaritas sosial.
4. Membersihkan harta dalam memperolehnya
terjadi kekhilafan dan kealpaan yg tidak
disengaja.
5. Menunjukkan rasa syukur atas nikmat-
nikmat-Nya.
6. Dapat menciptakan ketenangan bagi
muzakki.
7. Menjauhkan dari sifat boros dan thama’.
8. mengecilkan perbedaan dan
kesenjangan sosial.
dll.
ZAKAT FITRAH
Zakat yg dikeluarkan setiap muslim setelah
Ramadhan berakhir
Tujuan:
Menyucikan jiwa orang yg berpuasa sekaligus
memberi makan fakir miskin, dan mencukupi
kebutuhan mereka ketika Idul Fitri.
Hukum : Wajib ( Fardlu Ain).
Istilah
Menyengaja mendatangi Baitullah (Ka'bah) untuk
melaksanakan ibadah yg telah ditetapkan Allah
dengan syarat dan rukun tertentu
Atau
Mengunjungi tempat tertentu,¹ pada
waktu tertentu,² untuk melakukan
amalan-amalan tertentu.³
1. Tempat tertentu:
Ka’bah, Arafah, Mina, Muzdalifah, dll.
2. Waktu tertentu
- Bulan-bulan haji:
a. Syawal, b. Dzulqa'dah, c. 10 hari pertama Dzulhijjah.
- Juga batas-batas khusus:
Wukuf di Arafah: - Sejak tergelincir matahari 9
Dzulhijjah s.d. terbit fajar
10 Dzulhijjah, dsb.
3. Amalan-amalan tertentu:
Setiap amalan rukun, wajib, dan syarat haji,
dimulai dg niat haji dan dilakukan dalam
keadaan ihram
PENGERTIAN
UMRAH
UMRAH
Bahasa
Ziarah
Istilah
Dengan sengaja berziarah ke Baitullah
(Ka'bah), dikerjakan dalam ibadah haji
atau di luar haji untuk melaksanakan
ibadah/amalan tertentu dg syarat dan
rukun tertentu.
PERINTAH HAJI
Amalan tertentu, terdiri atas:
- Ihram,
- Thawaf,
- Sa’i,
- Bercukur.
PERBEDAAN HAJI
DAN UMRAH
Dari Segi
HUKUM MELAKSANAKANNYA
HAJI
Wajib ‘Ain, seumur hidup sekali bagi yg
mampu
UMRAH
Sunnah Muakkadah (Maliki dan Hanafi)
Wajib (Madzhab Syafi’i dan salah satu
pendapat Madzhab Hanbali)
WAKTU PELAKSANAAN
HAJI
Hanya pada bulan-bulan tertentu
(bulan-bulan haji).
UMRAH
Pada semua bulan, kapan saja
TEMPAT
PELAKSANAANNYA
HAJI
Wukuf di Arafah
Mabit (menginap) di Mina,
Melempar jumrah
UMRAH
- tidak ada
SYARAT-SYARAT HAJI
DAN UMRAH
SYARAT UMUM
1. . Islam
2. . Berakal
3. . Baligh.
4. . Merdeka
5. . Mukallaf
6. Aman dalam perjalanan.
7. mampu/ istithaa'ah
SYARAT KHUSUS
BAGI WANITA
1. Didampingi oleh suami atau
mahramnya.
Jika tidak ada yg menemani,
keadaan
aman = Hajinya sah.
2. Tidak sedang menjalani ‘iddah
HAJI SEUMUR HIDUP SEKALI
Pakaian Ihram
KRITERIA MAMPU
1. Berbadan sehat.
2. Aman perjalanan
3. Memiliki bekal yg cukup, pergi-pulang, dan
selama berhaji.
4. Memiliki finansial yg cukup bagi keluarga
yg menjadi tanggungannya.
5. Tidak ada halangan syar'i untuk
menunaikan haji.
RUKUN HAJI
(MENURUT MADZHAB SYAFI’I)
1. IHRAM
Niat memulai aktivitas haji, meninggalkan hal-hal yg
tidak diperkenankan selama ihram.
2. WUKUF
Berdiam di Padang Arafah dg berdzikir dan berdoa,
mulai matahari tergelincir pada tanggal 9 Dzulhijjah
sampai terbit matahari 10 Dzulhijjah.
3.THAWAF/ Thawaf Ifadhah
Berkeliling memutari
ka'bah 7 kali dg niat ibadah.
Syaratnya:
- Suci dari hadats
- Suci dari najis
- Menutup aurat
- Dilaksanakan di Ka'bah.
- dimulai dan berakhir dari dan di Hajar
Aswad.
Macam Thawaf:
1. Thawaf Ifadhah/rukun yg dilakukan sesudah
wukuf.
2. Thawaf qudum/kedatangan, dilakukan ketika
mulai masuk kota Mekkah setelah Ihram.
3. Thawaf Sunnah dilakukan kapan saja.
4. Thawaf wada'/perpisahana, dilakukan ketika
hendak kembali meninggalkan Mekkah.
5. Thawaf ‘Umrah, thawaf dg niat ‘umrah.
4. SA’I
Berjalan dan berlari kecil antara bukit Shafa ke Marwah dg
niat ibadah sebanyak 7 kali
Syaratnya:
1. Dilakukan setelah thawaf yg dianggap sah.
2. Dimulai dari Shafa ke Marwah
3. Dilakukan 7 kali ( dari Shafa ke Marwah dihitung 1 kali).
4. Jarak antara Shafa dan Marwah harus dilalui semua.
5. Dilakukan secara berkesinambungan.
SA’I
MENGUMPULKAN KERIKIL, TIDAK
TERLALU BESAR ATAU TERLALU KECIL
5. TAHALLUL
Mengakhiri ihram setelah Sa'i dg
menggunting rambut (seluruhnya atau
sebagiannya, minimal 3 helai)
6. TERTIB
Berurutan.
TAHALLUL, MENCUKUR RAMBUT
HUKUM MENINGGALKAN
RUKUN
RUKUN tidak boleh
ditinggalkan, jika ditinggalkan,
hajinya tidak sah.
Juga tidak boleh diganti dg dam
(membayar denda dg
memotong kambing).
WAJIB HAJI
1. IHRAM
Dimulai dari miqat (batas waktu dan
tempat)
2. MABIT DI MUZDALIFAH
dalam perjalanan pulang dari Arafah menuju
Mina
3. MABIT DI MINA
Selama 2 atau 3 malam pada hari Tasyriq
4. MELEMPAR JAMRAH 'AQABAH
Pada tanggal 10 Dzulhijjah =
Terbesar/terdekat dg Ka'bah.
3 jumrah pada hari Tasyriq.
URUTAN DAN RUTE MELEMPAR
JAMARAT PARA HARI TASYRIQ
Sanksi meninggalkan wajib haji
membayar dam (denda)
BERBAGAI MACAM PELAKSANAAN HAJI
1. HAJI TAMATTU‘
Mengerjakan umrah pada bulan-bulan haji dan
mengerjakan haji pada bulan haji
2. HAJI QIRAN
Berihram untuk haji dan Umrah sekaligus.
3. HAJI IFRAD
Niat ihram hanya untuk haji dan tidak melepaskan pakaian
ihramnya sampai haji selesai melakukan ‘umrah kapan
waktu yang ia dikehendaki
PEMBAGIAN MIQAT
1. MIQAT ZAMANI
Waktu sahnya melaksanakan haji: Syawal, Dzulqa'dah, 10 hari awal
Dzulhijjah)
2. MIQAT MAKANI
Tempat-tempat memulai ihram bagi yg akan berhaji/ ’Umrah.
- Penduduk Madinah = Dzulhulaifah (Bi`r Ali), 450 km sebelah utara
Mekah.
- Syiria =Juhfah, 187 km sebelah barat laut Mekkah.
- Najed = Qarnul Manazil, 94 km sebelah timur Mekkah.
- Yaman = Yalamlam, 54 km sebelah selatan Mekkah
- Irak = Dzatul 'Irq, 94 km sebelah timur laut Mekkah.
- Indonesia = Qarnul manazi
LARANGAN SELAMA
IHRAM
Larangan Umum
1. Rafats
Segala sentuhan yg dapat membangkitkan nafsu seksual
2. Fusuq
Melanggar larangan-larangan dalam pelaksanaan haji .
3. Jidal/berbantah-bantahan, petengakaran bukan untuk
tujuan mencari kebaikan
4. Memotong/mancabut rambut atau kuku dg sengaja.
5. Menggunakan wewangian, sisa wewangianyg
dipakai sebelum ihram tidak merusak.
6. Memotong atau merusak tanaman di sekitar
tanah haram.
7. Membunuh binatang buruan atau membantu
orang yg sedang berburu.
8. Meminang atau melangsungkan akad nikah baik
untuk dirinya atau orang lain
Larangan Khusus
Bagi laki-laki
1. Mengenakan penutup kepala secara
keseluruhan/sebagian
2. Mengenakan pakaian berjahit
Bagi Wanita
1- Mengenakan cadar
2- Mengenakan sarung tangan
Jika Terlupa
Mabrur/Maqbul Mardud
Baik/ diterima ditolak
HAJI MABRUR
HIKMAH HAJI
1. Mewujudkan persaudaraan internasional di kalangan umat
Islam.
2. Menjalin kerja sama di kalangan umat Islam sedunia.
3. Mendidik jiwa untuk mau berkorban, ikhklas, dan sabar.
4. Menumbuhkan kedisiplinan dan taat peraturan
5. Menumbuhkan semangat mencari nafkah yg halal.
6. Menghilangkan dosa
7. Membersihkan jiwa dari berbagai maksiat
8. Memperteguh serta memperbarui keimanan.
9. dll.
http://images.google.com/imgres?imgurl=http://www.albeta
qa.com/cards/data/thumbnails/18/al7ag-
0025.jpg&imgrefurl=http://www.albetaqa.com/cards/cat18.h
tm&usg=__Fbb3SCINud9xCH_toH_wD4DcAh4=&h=74&w=1
00&sz=4&hl=ar&start=358&tbnid=n2k_P6I7NbI23M:&tbnh
=61&tbnw=82&prev=/images%3Fq%3D%25D8%25A7%25
D9%2584%25D8%25AD%25D8%25AC%2B%25D9%2588
%25D8%25A7%25D9%2584%25D8%25B9%25D9%2585%
25D8%25B1%25D8%25A9%2B%25D9%2585%25D8%25A
A%25D8%25AD%25D8%25B1%25D9%2583%25D8%25A9
%26gbv%3D2%26ndsp%3D18%26hl%3Dar%26sa%3DN%
26start%3D342
dan selamat belajar
MUAMALAH
فقـ ــه المـ ــعامـ ــالت
FIQH MU’AMALAH
Aturan agama yg mengatur hubungan
di antara manusia, baik seagama
maupun tidak, antara manusia dg
kehidupannya, dan antara manusia
dg alam sekitarnya
BIDANG CAKUPAN
MU'AMALAH
SECARA UMUM
Ekonomi
Sosial
Politik
Pendidikan
Kesehatan
Perburuhan
Hankamnas
Dll.
SECARA KHUSUS
Hukum Islam tentang:
Perkawinan; Perwalian; Wasiat,
warisan dan hibbah; Perdagangan;
Perburuhan; Perkoperasian; Sewa-
menyewa; Pinjam-meminjam;
Hukum Tata Negara;
Hukum antar Bangsa dan antar Golongan, dll.
Manusia dg Kehidupannya:
Makanan, pakaian, Mata pencaharian. dll.
Manusia dg Alam Sekitar
a. Biologis: 1. Flora
2. Fauna
b. Non-biologis, meliputi:
Penelitian dan penyelidikan.
Pemanfatan alam Larangan
merusak alam, dll.
)(المناكحات
PERNIKAHAN DALAM ISLAM
ARTI NIKAH
Bahasa:
- "bersetubuh" atau "bercampur"; Ikatan atau
simpulan.
Istilah Syar’i:
- Ikatan perjanjian/akad yg mengandung
ketentuan hukum kebolehan hubungan suami
isteri (coitus) dg kalimat 'nikah' atau 'kawin' atau
yang semakna dgnya.
Perintah Nikah
Tujuan Nikah
Kesinambungan keturunan manusi
Ittiba’ Nabi saw
Mencari anak karena wajah Allah
Mensucikan diri dan ibadah kepada Allah
Membangun generasi muslim
Mencari kecukupan dan kekayaan
UU Pemerintah RI No. 1/1974 tentang
perkawinan, Bab I, Pasal 1 :
"Ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dg
seorang wanita sebagai suami istri dg tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yg bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa".
PERINTAH MENIKAH
HUKUM NIKAH MENURUT ISLAM
Para ulama telah sepakat bahwa nikah diperintahkan
Hukum Menikah
1. Status hukum ‘Asal’ nikah
1. Mubah (Syafi’iyyah)
2. Sunnah (Jumhur Ulama =Hanafiyyah,
Malikiyyah, dan Hanabilah)
3. Wajib (Dawud al-Zhahiri Ibn Hazm dan lainnya)
Hukum Nikah seuai dengan Kondisi dan Situasi
(Mazhab Malikiyyah,
Syafi'iyyah dan Hanabilah.
Disunnahkan bagi orang yang memiliki syahwat dan
tidak khawatir zina, sedangkan ia hajat kepada nikah.
Wajib bagi yang khawatir zina dan mampu nikah.
Mubah bagi yang mampu dan aman dari fitnah, tetapi
tidak membutuhkannya atau tidak memiliki syahwat
seperti orang yang impoten atau yang lanjut usia.
Haram di darul harb tanpa adanya factor darurat. Haram
berpoligami bagi yang menyangka dirinya tidak bisa adil
sedangkan istri pertama telah mencukupinya.
Makruh berpoligami jika dikhawatirkan akan kehilangan
maslahat yang lebih besar
2. Berdasarkan Kondisi Tertentu
1. Wajib
Telah mampu untuk menikah, nafsu seksual bergejolak kuat,
dan takut terjerumus dlm perzinahan.
2. Sunnah
Telah mampu untuk menikah, tetapi dapat menahan diri dari
zina.
3. Haram
Merasa tidak mampu memberi nafkah kepada istri, yakin
seandainya menikah akan berbuat zalim, atau, untuk
berbuat zalim kepada wanita yg dinikahi.
KHITBAH
WAJIB NIKAH
Ayah
Kakek (ayah dari ayah)
Saudara laki-laki seayah dan seibu
Saudara laki-laki seayah
Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah dan seibu
Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
Paman (saudara laki-laki ayah)
Anak laki-laki dari paman
Hikmah adanya kesaksian
Pernikahan mengandung arti penting dalam
islam, karena dapat memberi
kemaslahatan dunia dan akhirat. Dengan
demikian ia harus diumumkan dan tidak
disembunyikan. Dan cara untuk
mengumumkannya adalah dengan
menyaksikannya.
Syarat-syarat saksi
¥ berakal, baligh, dan merdeka
¥ para saksi mendengar dan memahami
ucapan kedua orang yang berakad
¥ jumlah saksi, yatu dua orang laki-laki atau
satu orang laki-laki dan dua orang
perempuan. Q. S. Al-Baqoroh : 282
¥ Islam
¥ adil
Syarat-syarat Pelaksana Akad
(Penghulu)
Maksudnya ialah orang yang menjadi
pemimpin dalam akad adalah orang yang
berhak melakukannya.
)
4. SAKSI.
Syaratnya:
1. Muslim
2. Laki-laki (Jumhur)
3. Merdeka
4. Minimal 2 orang
5. Adil.
6. Cakap bertindak hukum (baligh dan berakal)
7. Dapat melihat (Madzhab Syafi’i
Memahami isi-isi kandungan lafaz ijab dan qabul.
Sighah Ijab
Sighah ijab hendaklah digunakan lafaz nikah atau
dengan terjemahan daripada dua lafaz itu dalam
apa jua bahasa.
2. Lafaz ijab boleh dibuat oleh wali itu sendiri atau
wakilnya.
Ijab adalah ucapan yang keluar dari wali atau
wakilnya dengan lafazh menikahkan (inkah) atau
mengawinkan (Tazwij) karena keduanya adalah
lafazh yang ada dalam al-Qur’an (An-Nisa’.
Sighah Qabul
penerimaan dari pengantin laki-laki atau yang
mewakilinya setelah ijab selesai, tidak diselangi oleh
perkataan lain atau masa yang panjang
Qabul adalah lafazh yang keluar dari suami atau
wakilnya dengan lafazh: Saya terima, atau: Saya rela
pernikahan ini, atau: saya terima saja.
5. IJAB DAN QABUL
Syaratnya:
a. Dilakukan dalam ‘satu majlis’.
Tidak boleh ada jarak yg lama antara Ijab dan
Qabul
Qabul tidak berbeda dg ijab, kecuali dlm hal yg
lebih baik/sempurna.
Yg mengucapkan Ijab tidak mencabut ijabnya/ berpaling sebelum Qabul
diucapkan.
Kedua belah pihak dan 2 orang saksi mendengar Ijab dan Qabul secara jelas dan
memahami maksudny
Ijab dan Qabul bersifat tuntas atau tidak dikaitkan
dg syarat lain yg dapat membatalkan akad.
Lafazh/Sighat Nikah:
Ijab:
Menggunakan kata ‘Nikah’ dan/atau ‘Zawaj, misalnya:
… بنت....انكحتكُوزوجتكُُب....مؤجال بمهر/حاال
Aku nikahkah, aku kawinkan engkau dengan ..... binti....... dg
mahar/maskawin ..... Tunai/Ditunda
Qabul:
.قبلتُنكاحهاُوتزويجها. ..مؤجال بنت/ حاال...بمهرُالمذكور/...بمهر
Saya terima nikahnya, kawinnya ...... binti ....... dg mahar
tersebut .................. Tunai/ Ditunda
NIKAH MELALUI WAKIL
Karena alasan ‘tertentu’ pihak yg berakad dapat
mewakilkan kepada yg dipercayai
Syarat Sahnya:
Telah baligh, berakal, merdeka
فقــــهُالمــــعامــــالت
FIQH MU’AMALAH
2. Sunnah
Telah mampu untuk menikah, tetapi dapat menahan diri
dari zina.
3. Haram
Merasa tidak mampu memberi nafkah kepada istri, yakin
seandainya menikah akan berbuat zalim, atau, untuk
berbuat zalim kepada wanita yg dinikahi.
4. Makruh
laki-laki yg lemah syahwat dan tidak mampu
memberi nafkah kepada istri, akan berbuat zalim
kepada istri.
5. Mubah
Keinginan untuk menikah tidak begitu kuat, tidak
merasa khawatir akan jatuh berbuat zina jika tidak
menikah.
RUKUN PERKAWINAN
1. .Mempelai laki-laki
2. . Mempelai perempuan
3. . Wali
4. . Saksi
5. Ijab dan Qabul
SYARAT SAH NIKAH
1. CALON SUAMI
Syaratnya:
- Muslim
- Baligh
- Berakal
- Kepriaannya jelas
- Identitasnya jelas.
- Halal nikah dg calon isteri.
- Mengetahui calon isterinya
- Tidak dipaksa (jumhur)
- Tidak mempunyai halangan syar'i menikahi calon
isterinya (sedang ihram atau haji).
- Jika berhalangan hadir dalam majlis akad,
mewakilkannya kepada lelaki yg dipercayai dg
syarat telah ‘cakap’ (akil baligh)
- Tidak mempunyai isteri yg haram dimadu dg calon
isteri
- Tidak sedang mempunyai 4 orang isteri.
CALON ISTERI YG HALAL DINIKAHI
Syaratnya:
1. Muslimah atau Ahli Kitab
2. Kewanitaannya jelas.
3. Identitasnya jelas.
4. Halal nikah dg calon suami.
5. Tidak dipaksa (jumhur)
6. Tidak dalam menjalani ikatan perkawinan
7. Tidak dalam masa 'Iddah
8. Tidak sedang ihram
9. Tidak ada halangan syar'i dinikahi.
WALI
Syaratnya:
Lelaki,
muslim,
baligh,
berakal,
adil tidak fasik
Urutan Prioritas Menjadi Wali
1. Ayah
2. Kakek (ayah dari ayah)
3. Saudara laki-laki seayah dan seibu
4. Saudara laki-laki seayah
5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah dan seibu
6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
7. Paman (saudara laki-laki ayah)
8. Anak laki-laki dari paman
Wali Hakim
4. SAKSI
Syaratnya
1. Muslim
2. Laki-laki (Jumhur)
3. Merdeka
4. Minimal 2 orang
5. Adil.
6. Cakap bertindak hukum (baligh dan berakal)
7. Dapat melihat (Madzhab Syafi’i)
5. IJAB DAN QABUL
Syaratnya
a. Dilakukan dalam ‘satu majlis’.
b. Tidak boleh ada jarak yg lama antara Ijab dan Qabul
c. Qabul tidak berbeda dg ijab, kecuali dlm hal yg lebih
baik/sempurna.
d. Yg mengucapkan Ijab tidak mencabut ijabnya/ berpaling
sebelum Qabul diucapkan.
e. Kedua belah pihak dan 2 orang saksi mendengar Ijab dan Qabul
secara jelas dan memahami maksudnya.
f. Ijab dan Qabul bersifat tuntas atau tidak dikaitkan dg syarat lain
yg dapat membatalkan akad.
Lafazh/Sighat Nikah
Ijab:
Menggunakan kata ‘Nikah’ dan/atau ‘Zawaj, misalnya:
… بنت....انكحتك وزوجتك ب....مؤجال بمهر/حاال
Aku nikahkah, aku kawinkan engkau dengan .....
binti....... dg mahar/maskawin ..... Tunai/Ditunda
Qabul
.قبلت نكاحها وتزويجها. .. بنت...بمهر المذكور/...بمهر
مؤجال/حاال
Saya terima nikahnya, kawinnya ...... binti ....... dg
mahar tersebut .................. Tunai/ Ditunda
NIKAH MELALUI WAKIL
Karena alasan ‘tertentu’ pihak yg berakad dapat
mewakilkan kepada yg dipercayai
Syarat Sahnya:
Telah baligh, berakal, merdeka
MAHAR
‘Harta’ atau ‘sesuatu‘ pemberian dari mempelai laki-
laki kepada mempelai perempuan yg merupakan
hak isteri dan sunnah disebutkan ketika akad
nikah berlangsung.
HUKUM PEMBERIAN MAHAR
WAJIB
) (tidak termasuk Rukun Nikah
BENTUK MAHAR
Materi:
Uang, emas, seperangkat alat shalat, dsb.
Jasa :
Mengajarkan menjahit, baca al-Quran, dsb.
CARA MEMBAYARKAN MAHAR
Tunai ()حاال
Ditunda ()مؤجال
AKAD NIKAH MELALUI SURAT ATAU
ISYARAT
Dalam keadaan apapun, apalagi jika mampu berbicara
dan hadir dalam majlis = tidak sah, kecuali salah satu
yang berakad tidak mampu melafalkannya (Maliki,
Syafi’i, dan Hanbali)
{ Sah (Hanafi)
AKAD NIKAH MELALUI TELPON, tv, atau
sejenisnya
KHILAFIAH
Perbedaan interpretasi ‘satu majlis’ (syarat sahnya
akad)
5. ZHIHAR
Ucapan suami kepada isteri yg menyamakannya dg
punggung ibu suami (kebiasaan Jahiliah dalam
mengekpresikan kemarahan)
WANITA YANG HARAM DINIKAHI
MENURUT ISLAM
Haram Dinikahi Untuk Selamanya
(mu'abbad)
a. Karena keturunan (nasab)
b. Karena penyusuan (radhā'at)
c. Karena hubungan pernikahan/
persemendaan (mushāharat)
KARENA KETURUNAN
1. Ibu, nenek dan terus ke atas.
2. Anak perempuan, cucu dan terus di bawahnya.
3. Saudara perempuan sekandung (seayah, seibu,
atau seayah dan seibu)
4. Bibi (saudara ayah atau ibu), termasuk saudara
perempuan kakek atau nenek (dari pihak ayah
atau ibu) dan terus ke atas.
5. Kemanakan dan keturunan di baw
Karena Hubungan Pernikahan/Semenda
Terdiri:
1. Mertua, nenek mertua, dan terus ke atas.
2. Anak tiri, jika telah terjadi hubungan seksual dg
ibunya.
3. Menantu, nenek isteri, dan terus ke bawah.
4. Ibu tiri, semata-mata didasarkan adanya akad
nikah, baik sudah/belum bercampur antara ayah
dan ibu tiri.
Karena Penyusuan
Sama dg yg diharamkan karena nasab.
1. Ibu susu.
2. Ibu dari yang menyusui, nenek, dst.
3. Ibu dari bapak susunya, nenek, dst
4. Bibi dari ibu susu, bibi susu.
5. Bibi dari bapak susunya
6. Cucu perempuan dari ibu susunya
7. Saudara sesusuan, baik sekandung, atau sebapak
atau seibu.
Syarat Susuan
a. Anak yg disusui masih dalam usia memperoleh
ASI (sampai berusia dua tahun).
2. Batasan susuan: Khilafiah:
Tidak dibatasi jumlahnya, asal sampai kenyang
(Hanafi dan Maliki).
b. 5 kali susuan mengenyangkan (Syafii, Ahmad,
dll).
KARENA SUMPAH LIAN
Suami
Menuduh isterinya berzina tanpa dapat
menghadirkan 4 orang saksi, ia harus bersumpah
4 kali, lalu bersedia menerima laknat Allah bila
tindakannya tidak benar.
Pihak Isteri
Bila ingin terlepas dari tuduhan zina, ia melakukan
tindakan serupa dengan suami
Konsekwensinya:
Hubungan pernikahan putus antara keduany
Wanita yang Haram Dinikahi untuk
Smentara Waktu
1. Memadu 2 wanita bersauda kandung atau yg masih dalam
‘hubungan darah’.
2. Wanita yg masih terikat perkawinan dg lelaki lain.
3. Wanita yg sedang dalam masa iddah
4. Wanita yg ditalak tiga, kecuali kalau sudah kawin lagi dg
orang lain, telah berhubungan seksual dgnya dan telah
diceraikan serta sudah habis ‘iddahnya.
5. Wanita yg sedang ihram.
6. Wanita musyrik.
7. Wanita kelima bagi lelaki yg telah beristeri 4 orang
HAL YG DISUNNAHKAN DALAM
PERKAWINAN
1. Khutbah Nikah.
2. Berdoa untuk keselamatan dan kebahagiaan mempelai.
3. Melangsungkan pernikahan pada hari Jum’at.
4. Meyebutkan mahar ketika akad nikah berlangsung.
5. Mengadakan jamuan makan (Walimah) untuk merayakan
pernikahan.
6. Dianjurkan kepada kedua mempelai shalat sunnah
sebelum memulai hubungan suami isteri.
HAK DAN KEWAJIBAN
AKIBAT PERKAWINAN
(SECARA UMUM)
1. Kehalalan hubungan seksual dan segala
tindakan pendahuluannya.
2. Istri berhak mendpt sisa mahar yg belum
dilunasi saat akad.
3. Isteri berhak mendptkan nafkah.
4. Lahirnya hubungan kekeluargaan
kesemendaan.
5. Antara suami isteri terjadi saling mewarisi jika di
antaranya ada yg meninggal.
6. Anak yg lahir akan bernasab kepada ayahnya dan
keduanya berkewajiban mengasuh, memelihara,
dan mendidiknya
7. Jika suami mempunyai istri lebih dari satu, wajib
berlaku adil.
8. Isteri wajib mentaati suami dan senantiasa
bersikap baik dan hormat kepadanya.
9. Suami wajib menggauli isterinya dg cara-cara yg
baik.
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI
Hak bagi seseorang berarti kewajiban
bagi yg lainnya.
KEWAJIBAN ISTERI
1. Membina rumah tangga sebaik-baiknya sehingga
dapat menimbulkan kesenangan pandangan
suami.
2. Taat terhapa perintah suami, kecuali dalam hal-
hal yg melanggar hukum.
3. Memelihara dan mendidik anak dengan baik.
4. Memelihara nama baik suami dan keluarga.
5. Pandai menghibur suami di kala mendapat
kesusahan.
HIKMAH PERNIKAHAN
DALAM ISLAM
- Menyalurkan naluri seksual secara sah dan benar.
- mendapatkan anak dan mengembangkan keturunan serta
memelihara nasab
- Menyalurkan naluri kebapakan atau keibuan.
- Memupuk rasa tanggung jawab
- Membagi rasa tanggung jawab antara suami isteri.
- Menyatukan keluarga dan menguatkan Silaturrahim.
- Memperpanjang usia.
- Memperoleh ketenangan hidup
- dll.
THALAK, ‘IDDAH, DAN RUJUK
THALAK
Bahasa
Melepas dan mengurai tali pengikat
Istilah
Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan
suami isteri dg kata thalak atau yg semakna dengan itu
SEBELUM THALAK
HUKUM THALAK
Thalak termasuk perbuatan halal tetapi
dibenci Allah (Hadits Nabi)
Mubah
Karena ada keperluan/alasan:
- Buruknya sikap isteri terhadap suami.
- Suami menderita mudharat akibat perilaku isterinya.
Wajib
Senantiasa terjadi percekcokan, setelah melalui juru damai
(Hakam) percekcokan tak kunjung berakhir.
Atas permintaan isteri, karena suami tidak mampu
menunaikan kewajibannya:
- Nafkah lahir
- Nafkah batin
Ada Kasus al-Ila`.
Bersumpah tidak mencampuri istrinya, maka setelah 4 bulan
wajib dithalak, kecuali dia ingin kembali lagi sebelum 4
bulan tersebut dg membayar kafarat:
KAFFARAH SUMPAH
1. MENJAMU MAKAN 10 ORANG MISKIN
2. MEMBERI PAKAIAN 10 ORANG MISKIN.
3. MEMERDEKAKAN BUDAK.
PEMBAGIAN THALAK
SEGI ADA DAN TIDAKNYA SUAMI
MERUJUK
1. Thalak Raj'i
Thalak pertama atau kedua kalinya dan isteri telah
pernah dikumpuli, tanpa ganti rugi.
Akibat Thalak Raj’i
1. Bilangan talak yg dimiliki suami berkurang.
2. Ikatan berakhir setelah masa ‘iddah habis jika suami
tidak rujuk.
3. Suami boleh rujuk dalam masa ‘iddah istrinya.
4. Selama masa ‘iddah, isteri berhak menerima nafkah.
5. Anak yg lahir selama masa ‘iddah bernasab kepada
suami yg mentalak.
6. Haram melakukan hubungan seksual dg yg ditalak
selama ‘iddah sebelum rujuk (Jumhur).
.Thalak Bain 2.
Thalak yg tidak memberi hak merujuk bagi
bekas suami terhadap bekas isterinya,
untuk dapat kembali harus melalui akad
nikah baru dg orang lain, dg syarat dan
rukun tertentu.
RUKUN THALAK
1. SUAMI
Syarat:
Baligh/tamyiz, berakal, atas kemauan sendiri
Cara Penyampaian:
1. Langsung, dg bahasa apa saja;
2. Surat;
3. Isyarat;
4. Wakil.
Bentuk Kata Thalak :
a. Sharih/jelas = menggunakan kata-kata yg jelas
b. Kinayah/sindirian= menggunakan kata-kata
sindiran/ samar-samar sebagaimana berlaku dalam
kebiasaan masyarakat disertai
niat.
. KESENGAJAAN
Batasan:
- Adanya niat menceraikan oleh pihak suami
- Niat mesti diungkapkan, jika hanya dibatin
- = tidak jatuh
- Diucapkan dg main-main = jatuh
(jumhur)
PERSAKSIAN THALAK
- Tanpa saksi (Jumhur Ulama)
- Harus ada saksi (Syiah Imamiyyah)
SEGI WAKTU DIJATUHKANNYA
A. THALAK SUNNI
Thalak yg dijatuhkan sesuai dg tuntunan yg ada dalam
syariat Islam, yaitu:
1. Thalak diberikan secara bertahap (dimulai dari 1, 2,
dan 3)
Isteri yg dithalak dalam keadaan suci dari haidh
dan belum digauli.
3. Istri yg dithalak nyata-nyata dalam keadaan hamil.
IDDAH
Bahasa= iddah berasal dari bahasa Arab yang
berarti menghitung, menduga, mengira.
Sejumlah definisi Istilah
Iddah adalah nama masa menunggu bagi
seorang perempuan untuk mengetahui
kekosongan rahimnya atau karena sedih atas
meninggal suaminya.
“ masa lamanya bagi perempuan (istri)
menunggu dan tidak boleh kawin setelah
kematian suaminya
Masa yang tertentu untuk menungu,
hingga seorang perempuan diketahui
kebersihan rahimnya sesudah bercerai
Suatu masa penentian seorang
perempuan sebelum kawin lagi setelah
kematian suaminya atau bercerai darinya
IDDAH
1. Iddah wanita yang masih haid = tiga kali
suci dari haid.
2. Iddah wanita yang telah lewat masa
iddahnya (manoupuse) = tiga bulan.
3. Iddah wanita yang kematian suami =
empat bulan sepuluh hari.
4. Iddah wanita hamil = sampai melahirkan.
5. Tidak ada iddah bagi wanita yang belum
dicampuri
Tujuan Disyariatkannya Iddah
a. Bagi suami merupakan kesempatan/saat
berfikir untuk memilih antara rujuk
dengan istri ; atau melanjutkan talak yang
telah dilakukan.
b. Bagi istri merupakan kesempatan/saat
untuk menetahui keadaan sebenarnya;
yaitu sedang hamil atau tidak sedang hamil.
c. Sebagai masa transisi
Hikmah Pernikahan
1. Pernikahan adalah lingkungan yang baik yang
mengantarkan kepada eratnya hubungan keluarga,
saling menukar kasih sayang, menyucikan jiwa, dan
melindunginya dari yang haram.
2. Pernikahan adalah sebaik-baik cara untuk
mendapatkan anak, memperbanyak keturunan dengan
nasab yang terjaga.
3. Pernikahan adalah cara terbaik untuk melampiaskan
naluri seksual dan memuaskan syahwat
4. Dalam pernikahan terdapat pemenuhan terhadap
naluri kebapakan dan keibuhan, yang akan
berkembang dengan adanya anak
5. Dalam pernikahan ada ketenangan, kedamaian,
kebersihan, kesewhatan, kesucian dan kebahagiaan.