You are on page 1of 390

wwww

RUKUN ISLAM:
PUASA
PUASA
RAMADHAN
PENGERTIAN PUASA
Bahasa:
Menahan diri dari sesuatu, baik dlm bentuk
perkataan maupun perbuatan

Istilah:
Menahan diri dari segala yg membatalkannya sejak
terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan
syarat dan rukun tertentu.
PERINTAH
PUASA
RAMADHAN
Artinya:

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa (Qs. Al-Baqarah (2): 183)
PUASA
WAJIB
1. Puasa Ramadhan
2. Puasa Nadzar

3. Puasa Kaffarat
PUASA RAMADHAN
PENETAPAN AWAL RAMADHAN:
• Dg Rukyah al-Hilal (dg melihat
matahari langsung).
• Dg menyempurnakan bilangan umur
bulan Sya'ban sampai 30 hari.
• Hisab (melalui ilmu Falak/Astronomi).
DASAR PENETAPAN AWAL DAN
AKHIR RAMADHAN
RUKUN PUASA
1. Niat.
2. Menahan diri dari yang
membatalkannya dari terbit fajar
hingga terbenam matahari
KEUTAMAAN
RAMADAN
Dijadikannya sebagai bulan berpuasa, rukun Islam keempat.
Bulan diturunkannya al-Quran
Di bulan tsb diturunkan Lailaltul Qadar yg lebih baik dari 1000
bulan.
Amalan Puasa dan Qiyamul Lail di bulan tsb sebagai penebus
dosa.
Dibuka ‘pintu-pintu sorga’
Berpuasa di dalamnya menjadi sebab diampuninya dosa.
Nilai pahala puasa di dalammya
dilipatgandakan, lebih baik dari puasa 10 bulan.
Umrah di bulan tersebut menyamai pahala haji.
Dijadikan tadarus dan membaca al-Quran
sunnah muakkadah.
Memberi buka puasa bagi shaimin di bulan tsb
bernilai sama dengan yang berpuasa.
Pada Bulan Ramadhan, pintu surga dibuka,
pintu neraka ditutup, dan syetan
dibelenggu
RAMADHAN = BULAN
TURUNNYA AL-QURAN
PUASA RAMADHAN
MENGAMPUNI DOSA
RUKUN DAN SYARAT
PUASA RAMADHAN
SYARAT PUASA
SYARAT WAJIB
1. Muslim
2. Baligh dan berakal.
3. Kuat berpuasa, tidak sakit atau safar.

SYARAT SAH
1. Niat
2. Suci, tidak haid atau Nifas
AMALAN
SUNNAH
RAMADHAN
AMALAN SUNNAH DALAM
PUASA
1. Makan sahur secukupnya dan mengakhirkannya .
2. Menyegerakan berbuka setelah diyakini sudah
Maghrib, sebelum shalat Maghrib.
3. Berdoa menjelang berbuka.
4. Berbuka dengan sesuatu, walaupun dengan
sebutir kurma atau seteguk air.
5. Mandi wajib disebabkan janabah, haid, atau nifas
sebelum terbit fajar, agar puasa dimulai dlm
keadaan suci.
6. Memelihara perkataan, sikap, dan tingkah laku
maksiat.
7. Menghindarkan diri dari perbuatan yg 'tidak
berguna'.
8. Berupaya mengisi harinya dg membaca dan
mendalami al-Quran serta ilmu ke-Islaman
lainnya.
9. Memperbanyak doa dan dzikir.
10. Memperbanyak shadakah.
11. Menunaikan shalat Taraweh, Witir, Qiyamul lail,
dan lain-lain.
12. I'tikaf di masjid, khususnya pada 10 hari terakhir
bulan Ramadhan
ANJURAN MENYEDIAKAN
MAKANAN BERBUKA
I’TIKAF
I’TIKAF
Arti Bahasa:
al-i’tikaf = al-ihtibas (tertahan) dan al-muqam (menetap)
Istilah:
َ‫ْال ُم ْك ُث ِفي ْال َم ْس ِج ِد ب ِن َّي ِة ُالق ْرب ِة‬
ِ
Menetap di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada
Allah.
Atau:
َ َ ْ َ َ ْ ُّ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ُُ
ِ ‫لزوم المس ِج ِد ِلطاع ِة‬
‫ والتفر ِغ ِمن شو ِاغ ِل الحي ِاة‬،‫هللا وا ِالن ِقط ِاع ِل ِعباد ِت ِه‬
Menetap di masjid untuk taat dan melaksanakan ibadah
kepada Allah saja, serta meninggalkan berbagai kesibukan
dunia
Hukum I’tikaf
 Sunnah
 Sunnah muakkadah di sepuluh hari
terakhir Ramadhan
 Wajib jika seseorang telah bernadzar
untuk melakukannya.
Syarat
I’tikaf Ramadhan
a. Islam
b. Berakal dan tamyiz,
c. Di masjid.
d. Niat.
e. Berpuasa (Khilafiah)
f. Suci dari janabah, haid, dan Nifas.
g. Izin dari suami bagi isteri (khilafiah)
MANFAAT I’TIKAF
1. Terbiasa melakukan shalat lima waktu berjamaah tepat waktu.
2. Terlatih meninggalkan kesibukan dunia demi memenuhi
panggilan Allah.
3. Terlatih untuk meninggalkan kesenangan jasmani sehingga hati
bertambah khusyu’ dalam beribadah.
4. Terbiasa meluangkan waktu untuk berdoa, membaca Al-Quran,
berdzikir, qiyamullail, dan ibadah lainnya dengan kualitas yang
lebih baik.
5. Terlatih meninggalkan hal-hal yang tidak berguna bagi
penghambaannya kepada Allah swt.
6. Memperbesar kemungkinan meraih lailatul qadar.
7. Waktu i’tikaf adalah waktu yang tepat untuk melakukan
muhasabah dan bertaubat kepada Allah swt.
Rukun I’tikaf
1. Mu’takif (orang yang beri’tikaf) ((ُ‫ف‬ ُ ‫ال ُم ْعت َ ِك‬
2. Niat (ُ)‫ال ِنِّيَّة‬
3. Menetap (ُ‫ْث‬ ُ ‫)اللُّب‬. Tidak ada batasan
minimalnya.
4. Tempat i’tikaf (ُ‫فُفِي ِه‬ ُ ‫)ال ُم ْعت َ َك‬
Syarat Tempat i’tikaf
masjid yang dilakukan shalat Jumat dan
shalat berjamaah lima waktu
ANJURAN MENGHIDUPKAN SEPULUH
HARI TERAKHIR RAMADHAN
MENUNGGU TURUNNYA LAILATUL QADAR
DAN DOA YG DIBACA
MEMBURU LAILATUL QADAR
AMALAN MAKRUH
BULAN RAMADHAN
AMALAN-AMALAN MAKRUH
DALAM PUASA
1. Puasa siang dan malam (shiyam al-wishal),
misalnya: selama 2 hari tidak pernah berbuka.
2. Melakukan perbuatan yg bersikap menimbulkan
rangsangan seksual, seperti mencium isteri dg
syahwat, dll.
3. Mencicipi makanan dan mengunyahnya tanpa uzur.
4. Mencium wewangian secara berlebihan dan mandi
berulang-ulang.
5. Terlalu banyak tidur.
6. Berbekam (menurut sebagian ulama).
7. Menggosok/menyikat gigi setelah tergelincir
matahari (menurut sebagian ulama).
8. Berkumur-kumur dan memasukkan air ke
hidung secara berlebihan (menurut sebagian
ulama).
9. Membiarkan sisi makanan yg 'nyelilit' di gigi
karena khawatir akan tertelan.
UZUR SYAR’I
DIBOLEHKANNYA
BERBUKA
1. Safar, melakukan perjalanan jauh
Syarat:
a. Jarak tempuh perjalanan + 89 km yg
mengakibatkan musafir kepayahan
jika terus berpuasa.
b. Perjalanan yg diperbolehkan syarak, bukan
untuk tujuan maksiat.
2. Sakit yang dikhawatirkan akan bertambah sakitnya atau
memperlambat penyembuhan.
3. Hamil atau menyusui anak:
jika khawatir pada diri mereka = wajib qadha).
Jika khawatir pada anak yg dikandung atau
disusui = Wajib Qadha dan membayar fidyah
(sebagian ulama)
4. Orang tua renta yg tidak mampu berpuasa = Wajib
fidyah.
5. Wanita yg haid dan nifas = wajib qadha.
6. Dalam keadaan sangat lapar dan haus sehingga
dikhawatirkan keselamatan diri terancam =
wajib qadha
7. Orang yg berada di medan perang yg
memungkinkan pisik lemah = wajib qadha
8. Orang yg dipaksa berbuka disertai dg ancaman-
ancaman keras = wajib qadha.
9. Pekerja berat tidak dapat beraktivitas karena
sangat lapar, tetapi ia harus sahur dan berniat
puasa = wajib qadha
YANG MEMBATALKAN PUASA

1. Memasukkan susuatu (benda) ke dalam


kerongkongan dg sengaja
2. Muntah dg sengaja
3. Melahirkan, Haid, atau Nifas
4. Mengeluarkan sperma/istimna`
5. Kedatangan penyakit gila.
PUASA
SUNNAH
PUASA-PUASA SUNNAH
1. 6 hari di bulan Syawal (sebagian kecil ulama
memakruhkannya karena khawatir dianggap
sebagai bagian puasa Ramadhan):
Pelaksanaannya bagi yg mensunnahkannya:
- Dimulai hari kedua dan dikerjakan secara
berturut-turut = lebih afdhal.
- Boleh kapan saja, dan tidak musti berturut-
turut, asal di bulan Syawal.
2. Hari Senin dan Kamis
3. Hari Arafah (9 Dzulhijjah) bagi orang yg tidak
melaksanakan haji.
4. Puasa 8 hari bulan Dzulhijjah (tgl 1 s.d. 8
Dzulhijjah)
5. Puasa Tasu'a dan 'Asyura (9 dan 10
Muharam)
6. Puasa pada bulan-bulan haram:
(Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab).
7. Yaum al-Bidh (hari putih), 3 hari (tgl 13, 14, dan 15)
pada setiap bulan qamariah.
7. Puasa Bulan Sya'ban
8. Puasa Nabi Daud, puasa dengan berselang hari,
9. Puasa 8 hari bulan Zulhijjah sebelum hari 'Arafah

Di samping jenis puasa di atas, ada lagi


puasa al-shiyam al-A'zab (puasa bujangan),
puasa bagi lelaki bujangan yg belum mampu
menikah.
PUASA
HARAM
PUASA HARAM

1. Puasa sunnah yg dilakukan isteri tanpa seizin suami.


2. Puasa Yaum al-Syakk, puasa pada hari 30 Sya'ban jika
ada keraguan, masih Sya'ban atau sudah Ramadhan?
3. Puasa pada hari Idul fitri
4. Puasa pada hari Adha
5. Puasa pada hari tasyriq, baik untuk puasa sunnah, qadha,
kaffarah, atau nadzar
6. Puasa orang yg haid atau nifas
7. Puasa pada pertengahan sampai akhir Ramadhan
(menurut sebagian ulama)
6. Puasa bagi orang dikhawatirkan bisa mengancam
jiwanya.

Sebagian Ulama Menambahkan:


Termasuk puasa-puasa bid'ah, seperti:
- Sengaja secara khusus
pada Rabiul Awwal (Maulid Nabi)
- 27 Rajab (isra Mi'raj),
- Pertengahan bulan Sya'ban (nisfu Sya'ban).
PUASA MAKRUH
1. Saum al-dahr (Puasa setiap hari sepanjang
tahun).
2. Secara sengaja mengkhususkan puasa hari
Jum'at.
3. Secara sengaja mengkhususkan puasa hari
Sabtu.
4. Puasa hari Arafah bagi jemaah haji.
5. Puasa wishal (menurut sebagian ulama)
HIKMAH PUASA
1. Sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat-nikmat-Nya.
2. Latihan mengendalikan nafsu syahwat, baik syahwat
perut dan seksual.
3. Menahan diri dari melakukan berbagai maksiat.
4. Dapat merasakan penderitaan kaum dhuafa` sehingga
timbul keinginan membantu.
5. Melatih kejujuran, kesabaran, dan kedisiplinan.
6. Menyehatkan phisik dan rohani.
7. dan lain-lain.
dan selamat belajar
RUKUN ISLAM:

ZAKAT
ZAKAT:
RUKUN ISLAM KETIGA
Bahasa:
ZAKAT
Suci; berkembang; berkah, tumbuh; bersih; dan baik.

Istilah Syara’
Sejumlah harta yg diwajibkan Allah menyerahkannya
kepada orang-orang yg berhak dg syarat dan rukun
tertentu.
WAJIB ZAKAT
SEGI ORANG DAN HARTA
1. Merdeka
2. Islam.
3. Baligh dan berakal
4. Jenis Harta yg termasuk wajib zakat
5. Mencapai nisab
6. Mencapai Haul (kepemilikannya telah sampai 1
tahun).
7. Hak kepemilikannya penuh.
8. Ada kelebihan dari kebutuhan pokok
PERINTAH
ZAKAT
Zakat = Wajib (Hadits)
Dasar Hukum
Wajibnya Zakat

1. Al-Quran:

...‫واقيموا الصلوة واتوا الزكاة‬


Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. (Q.S. Al-
Baqarah (2): 43).
PERINTAH ZAKAT DLM AL-QURAN

dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan


taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi
rahmat.
Al-Hadits :

‫بني اإلسالم على خمس شهادة ان ال إله إال هللا وان محمدا‬
.‫رسول هللا وإقام الصالة وإيتاء الزكاة وحج البيت وصوم رمضان‬
Islam itu didirikan atas lima ; bersaksi bahwa tiada Tuhan
sekain Allah dan Muhammad itu utusan Allah, mendirikan
shalat, Membayar zakat, menunaikan haji ke baitullah dan
berpuasa di bulan Ramadhan. (Muttafaq alaihi).
PEMBAGIAN
ZAKAT

Zakat Nafs (jiwa), Zakat Mal


atau zakat fitrah (harta)
SYARAT ORANG
YG WAJIB ZAKAT
1. Muslim
2. Merdeka
3. Baligh dan berakal.
SYARAT HARTA YG WAJIB
DIZAKATI

1. Milik penuh (sempurna)


2. Harta itu berkembang
3. Cukup satu nisab
4. Melebihi kebutuhan pokok
5. Bebas dari utang
6. Berlalu satu tahun (haul)
CARA PEMBAYARAN
ZAKAT PROFESI

Dapat dibayar dalam bentuk innatura, yaitu


berupa harta bendanya itu sendiri, seperti: emas,
beras, sapi, domba dan sebagainya.
Dapat dibayar dalam bentuk uang, sebagai
pengganti harga harta benda yang bersangkutan.
SYARAT SAH ZAKAT
1. Niat
2. Bersifat kepemilikan

WAKTU WAJIB ZAKAT


Sejak seluruh syarat wajib zakat terpenuhi.
WAKTU DAN
JENIS HARTA
YG DIZAKATI
WAKTU
PEMBAYARAN ZAKAT
Sesuai dg jenis harta yg dizakati:
a. Zakat kekayaan: emas, perak, barang
dagangan, uang, hewan ternak, dan yg
sejenisnya = setelah berlalu 1 th.
b. Hasil pertanian = setelah panen.
c. Barang temuan/harta karun = saat
ditemukan.
HARTA YANG
WAJIB DIZAKATI
1. Hasil Bumi (biji-bijian, dan buah-buahan).
2. Binatang ternak berkaki empat seperti onta, sapi
dan kambing.
3. Perhiasan (emas dan perak).
4. Uang yang sudah mencapai nishab dan haul.
5. Rikaz (harta karun yang ditemukan)
1. EMAS DAN PERAK
Nisab Emas:

20 mitsqal, + 92 gram (Jumhur).


Pendapat lain: 85 gram

Nisab Perak: 600 gram

Besar zakat: 2½ %
Batasan
EMAS DAN PERAK YANG DIZAKATI

Bukan perhiasan yang dipakai, tetapi yang


disimpan.
perabotan rumah tangga, seperti sendok,
garpu, cangkir dan lain-lain, yang berstatus
sebagai barang bergengsi
Logam murni (batangan)
Syarat Perhiasan yg
Dizakati:
a. Diperjualbelikan (Mazhab Maliki dan Hanbali)
b. Disimpan (Syafi’i)

Intan, Berlian, Batu permata, dan


Mutiara?
Ulama Sunni = tidak wajib zakat, karena tidak
berkembang
Ulama Syi’i = jika sudah terpenuhi
persyaratannya, wajib dizakati.
ZAKAT PROFESI
 Profesi dianggap sebagai pendapatan.
 Batas nisabnya = nisab emas (85 gram).
 Besaran Zakatnya = 2½ % ,
JENIS PROFESI
Pejabat, dokter, arsitek, pengacara, PNS,
polisi, tentara, perawat, penerbitan, dan
semua usaha dan pekerjaan lain yang
halal

Nishab Zakat Profesi


= Hasil bumi , senilai 5 wisq.
= Nishab emas, atau perdagangan = senilai
85 gr emas

Besarnya zakat = 2,5%.


CARA PENGELUARAN ZAKAT
PROFESI
1. Apabila pendapatan bersih dari profesi dalam satu waktu
telah mencapai nisab, maka waktu itu juga wajib
mengeluarkan zakat.
2. Tanpa ketentuan nisab dan tahun, zakatnya pada waktu
diperoleh penerimaan (pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud,
Mu'awiyah (sahabat), Zuhri, Hasan Basri, beberapa ulama
Syiah seperti Baqir, Shadiq, dan Nasir, demikian juga
pendapat Dawud al-Dzahiri).
3. Apabila pendapatan bersih dijumlah dalam satu tahun
mencapai nisab, zakat dihitung per tahun.
Zakat Penghasilan Tetap dan
Pendapatan

• Nisabnya = 94 gram
• Haulnya = 1 (satu) tahun.
• Kadar zakatnya = 2,5 %.
ASET PERNIAGAAN
Dasar hukum :

َ‫ات َما َك َس ْب ُت ْم َو ِم َّما َا ْخ َر ْجنا‬ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ


ِ ‫يا ايها ال ِذين امنوا ان ِفقوا ِمن ط ِيب‬
ْ َ ْ َ َُْ
‫ض‬ ِ ‫لكم ِمن االر‬

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. (Q.S. Al-Baqarah (2): 267)
.
Syarat:
a. Diniatkan untuk diperjualbelikan
b. Mencapai 1 nisab (senilai +. 90 gram emas)
c. Berlalu masa 1 thn (Haul)
d. Barang-barang itu dimiliki melalui perdagangan,
bukan hibah, wakaf, warisan, artau sedekah.

Zakat Perdagangan dg uang atau pada


barang dagangannya?
a. Nilai barang/uang (jumhur)
b. Memilih nilai barang atau dagangannya itu
sendiri (Hanafi).

Besaran Zakat:
Nishabnya berpedoman pada emas (85 gr) yang dihitung dari
modal + laba. Kadar zakat yang harus dikeluarkan sebanyak 2
1/2-nya.
Saham dan Surat Berharga
 Saham = zakatnya 2,5% dari harga
saham yang ada di pasar, ditambah
dengan keuntungan, jika mencapai satu
nishab setelah dikurangi kebutuhan
pokok pemiliknya.
 Dapat juga dilakukan oleh perusahaan
Zakat Sertifikat Deposito
Dua Pendapat:
1. Sekali saja ketika mengambil dan sudah
melewati masa satu tahun lebih, seperti
hutang yang dikeluarkan zakatnya sekali
saja (Madzhab Maliki dan Hanafi).
2. Setiap tahun (Jumhur)
Zakat Perusahaan, Perdagangan, Industri dan
Jasa
Meliputi semua jenis sektor usaha, antara lain:

 Industri, seperti pabrik semen, pabrik pupuk dan sebagainya,


 Usaha perhotelan, hiburan, restoran dan sebagainya
 Perdagangan ekspor, kontraktor, real estate, percetakan, pasar
swalayan dan sebagainya,
 Jasa, seperti konsultan, notaris, komisaris, travel biro, salon
transportasi, pergudangan, dan sebagainya,
 Usaha perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya.
ZAKAT UANG
 berpedoman pada nishab emas dan perak

kadar zakatnya = 2 ½ %
Hasil pertanian

 Dasar hukum

ُ‫كلواُمنُثمرهُإذاُأثمرُوآتواُحقهُيومُحصادهُوالُتسرفوا‬

‫إنهُالُيحبُالمسرفين‬

"Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia


berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin) ; dan janganlah kamu berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (Q.S. Al-An'am : 141)
Zakat tumbuh-tumbuhan
(hasil tanaman)
Nisab (jumlah hasil minimal) - seharga 750 kg beras,
dengan kadar 5 % (jika airnya sulit) dan 10 % (jika airnya
mudah). Untuk DKI Jakarta adalah 5 %.
Jika hasil tanaman (seperti tanaman hias, buah-buahan,
sayur-sayuran) nilainya waktu dipetik nilainya sama atau
lebih besar dari 750 kg beras atau 1,350 kg gabah wajib
dikeluarkan zakatnya 5 %.
Nishab Hasil Pertanian

Nisabnya = 930 liter


Zakatnya = 10 % jika diari dg air hujan
5 % mengeluarkan dana
pengairan
Sebagian Ulama: Nishab dihitung setelah
dikurangi dg Biaya dan kebutuhan pokok
HASIL TAMBANG
 a. Dasar hukum

Dasar hukumnya adalah sebagaimana dasar hukum (ayat) zakat


barang perniagaan. (lihat diatas)

b. Bentuk : semua hasil tambang yang berharga baik padat maupun


cair.

c. Nishab dan kadar barang tambang adalah berpedoman kepada


nishab emas. Adapun kadar zakat yang harus dikeluarkan adalah 2
1/2 %, yakni jika diperoleh dengan mencurahkan tenaga dan beaya.
Dan apabila diperoleh dengan tidak menelan beaya dan banyak
tenaga maka kadarnya 20% (1/5).
HEWAN TERNAK

Binatang ternak yang digembalakan, yang diharapkan


dapat betkembang dari pembiakannya.

Binatang ternak untuk alat kerja, seperti sapi atau


kerbau untuk membajak sawah, kuda untuk delman atau
digunakan sebagai kendaraan (ditunggangi) tidak wajib
dizakati.
5. Hewan ternak
Di samping syarat umum di atas, juga
disyaratkan hewan tsb digembalakan
Zakat Unta:
a. Unta. dengan perincian zakatnya bisa dilihat
dalam kitab-kitab fiqh konvensional.
b. Sapi / Kerbau :
Nisab dan kadar zakat yang harus dikeluarkan adalah sbb.
30 ekor : 1 ekor berumur 1 - 2 tahun.
40 ekor : 1 ekor berumur 2 - 3 tahun.
60 ekor : 2 ekor berumur 1 -2 tahun.
70 ekor : 1 ekor berumur 1 -2 tahun dan 1 ekor berumur 2
- 3 tahun.
HEWAN
TERNAK
Di samping syarat umum di atas, juga
disyaratkan hewan tsb digembalakan
Zakat Unta
Jumlah Unta Wajib Zakat Umur

5-9 ekor 1 ekor kambing 1 tahun ke atas


10-14 ekor 2 ekor kambing sda
15-19 ekor 3 ekor kambing sda
20-24 ekor 4 ekor kambing sda
25-35 ekor 1 ekor unta betina 1 masuk 2 th
36-45 ekor 1 ekor unta betina 2 masuk 3 th
46-60 ekor 1ekor unta betina 3 masuk 4 th
61-75 ekor 1 ekor unta betina 4 masuk 5 tahun
76-90 ekor 2 ekor unta betina 2 masuk 3 tahun
91-120 ekor 2 ekor unta betina 3 masuk 4 tahun
121-160 ekor 3 ekor unta 2 masuk 3 th
Selanjutnya setiap tambahan 40 ekor, zakatnya satu ekor unta berumur 2 masuk 3 th
Zakat Biri-biri dan
Kambing
PENERIMA
ZAKAT
(MUSTAHIQ)
Mustahik adalah orang atau badan yang berhak
menerima zakat atau infak/sedekah.
Menurut hukum syarak mustahik terdiri dari 8 asnaf
(golongan), yaitu:
Kambing
NISHAB DAN KADAR ZAKAT YANG HARUS
DIKELUARKAN ADALAH SBB. :
40 SAMPAI DENGAN 120 EKOR : 1 EKOR .
121 SAMPAI DENGAN 200 EKOR : 2 EKOR.
201 SAMPAI DENGAN 399 EKOR : 3 EKOR.
400 SAMPAI DENGAN 499 EKOR : 4 EKOR.
500 SAMPAI DENGAN 599 EKOR : 5 EKOR.
DAN SETERUSNYA.
MUSTAHIK/PENERIMA ZAKAT

1. Fakir
2. Miskin
3. Amilin
4. . Muallaf Qulubuhum
5. . Riqab/Budak belian
6. . Gharimin
7. . Sabilillah
8. . Ibn Sabil
FAKIR
 orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai
penghasilan layak yang memenuhi kebutuhan makan,
pakaian, perumahan dan kebutuhan primer lainnya;
MISKIN
 Orang yang memiliki harta dan mempunyai
pekerjaan, tetapi penghasilannya belum cukup untuk
keperluan minimum bagi dirinya dan keluarga yang
menjadi tanggungjawabnya.
AMILIN
 Mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan
pengumpulan dan pendayagunaan zakat, termasuk
administrasi pengelolaan mulai dari merencanakan
pengumpulan, mencatat, meneliti, menghitung,
menyetor dan menyalurkan kepada mustahiknya;
Muallaf
golongan yang perlu dijinakkan hatinya kepada Islam atau lebih
memantapkan keyakinannya kepada Islam;

 Orang yang baru masuk Islam karena Imannya belum


teguh.
 Orang Islam yang berpengaruh pada kaumnya dengan
harapan agar orang lain dari kaumnya masuk Islam.
 Orang Islam yang berpengaruh di orang Kafir agar kita
terpelihara dari kejahatan orang – orangkafir dibawah
pengaruhnya.
 Orang yang sedang menolak kejahatan dari orang –
orang yang anti zakat.
Para Budak
 pembebasan budak belian dan usaha menghilangkan
segala bentuk perbudakan;
Gharimin (orang berhutang)
 orang yang mempunyai hutang untuk kemaslahatan
dirinya sendiri dalam melaksanakan ketaatan dan kebaikan
atau untuk kemaslahatan masyarakat;
 orang yang berhutang untuk kepentingan kemaslahatan orang
lain atau menutupi kebutuhan primer pribadi dan orang-orang
yang menjadi tanggung jawabnya, seperti rumah, makan,
pernikahan, perabotan. Atau yang terkena musibah sehingga
kehilangan hartanya, dan terpaksa berhutang.
Syarat:
 membutuhkan dana untuk membayar hutang
 hutangnya untuk mentaati Allah atau untuk perbuatan mubah
 hutangnya jatuh tempo saat itu atau pada tahun itu
 tagihan hutang dengan sesama manusia, maka hutang kifarat
FĪ SABĪLILLĀH
 seluruh orang yang bekerja ikhlas untuk mendekatkan
diri kepada Allah, jihad, dakwah, atau untuk proyek
kebaikan umum lainnya seperti majid, madrasah, dan
lain-lain
 usaha dan kegiatan perorangan atau badan yang
bertujuan untuk menegakkan kepentingan agama
atau kemaslahatan umat;
Ibnu Sabil
 Orang yang melintasi dari satu daerah ke daerah lain
untuk melakukan perjalanan yang kehabisan bekalnya
bukan untuk maksud maksiat tetapi demi
kemaslahatan umum yang manfaatnya kembali
kepada masyarakat dan agama Islam.
 musafir yang kehabisan biaya di negera lain

Syarat:
 Ia membutuhkan di tempat ia kehabisan biaya.
 Perjalanannya bukan perjalanan maksiat, yaitu dalam
perjalanan sunnah atau mubah.
Yang tak Boleh menerima
Zakat

1. Non-M u s l i m
2. Bani Hasyim
3. Orang yg dalam
tanggungannya
PERBEDAAN ZAKAT DAN
PAJAK

Nama dan etiket:


Zakat :
suci, tumbuh, berkah berkembang
PAJAK :
berarti hutang, pajak tanah, atau upeti,
dan sebagainya
Hakikat dan Tujuan
ZAKAT :
kewajiban sebagai muslim, sebagai
bentuk syukur nikmat, dan penunaian
rukun Islam, serta dituntut niat .
PAJAK :
ketentuan pemerintah suatu negara dan
tidak diperlukan niat.
ZAKAT:
Ada batasan nisab dan kadar wajibnya
berdasarkan ‘Wahyu Ilahi’ .

PAJAK :
Besar kecilnya berdasarkan ketentuan
pemerintahan negara.
ZAKAT:
Kewajibannya bersifat lestari (abadi)

PAJAK :
Keberadaannya tergantung kepentingan
pemerintah
Sasaran:
ZAKAT:
kemanusiaan dan keislaman.

PAJAK :
untuk pengeluaran umum negara
Tujuan dan Penerima:
ZAKAT:
Spiritual dan moral yg tinggi, diberikan kepada
pihak yg ditetapkan (ashnaf) berdasarkan
nash

PAJAK :
Menambah pemasukan kas negara untuk
menutup APBN
Obyek
ZAKAT:
Hanya orang yg mampu

PAJAK :
Diwajibkan bagi setiap warga negara yg
memiliki kekayaan atau pendapatan termasuk
pajak kepala dan pemakaian (rumahtangga)
ZAKAT:
Sanksi pembangkang membayar zakat
mendapat hukuman keakhiratan

PAJAK :
Sanksi pembangkang membayar pajak
bersifat keduniaan
Hikmah Zakat
1. Memelihara harta orang-orang kaya dari
tangan-tangan penjahat akibat kesenjangan
sosial.
2. Membantu kaum dhuafa` menghilangkan
kecemburuan sosial, sehingga ketenteraman
dan kestabilan masyarakat terjamin.
3. Membersihkan diri dari sifat kikir dan pelit
sehingga tercipta solidaritas sosial.
4. Membersihkan harta dalam memperolehnya
terjadi kekhilafan dan kealpaan yg tidak
disengaja.
5. Menunjukkan rasa syukur atas nikmat-
nikmat-Nya.
6. Dapat menciptakan ketenangan bagi
muzakki.
7. Menjauhkan dari sifat boros dan thama’.
8. mengecilkan perbedaan dan
kesenjangan sosial.
dll.
ZAKAT FITRAH
Zakat yg dikeluarkan setiap muslim setelah
Ramadhan berakhir

Tujuan:
Menyucikan jiwa orang yg berpuasa sekaligus
memberi makan fakir miskin, dan mencukupi
kebutuhan mereka ketika Idul Fitri.
Hukum : Wajib ( Fardlu Ain).

Syarat wajib zakat Fitrah:


semua orang (Muslim, merdeka, hamba
sahaya, pria, wanita, besar, kecil, tua dan
muda.
Wajib Zakat Fitrah
1. Muslim, bagi dirinya dan orang-orang yg
menjadi tanggungannya.
2. Merdeka, budak tidak wajib karena dirinya
adalah 'dagangan'
3. Memiliki kelebihan makanan selama 1 hari 1
malam minimal 1 sha' gandum, kurma, beras,
atau bahan makanan pokok lainnya.
Besaran Zakat
a. 1 sha' (+ 3,5 liter) dari makanan pokok,
tidak boleh diganti dg uang (Jumhur)
b. Boleh dengan uang senilai satu sha'
(sebagian ulama)
Waktu Pengeluaran.

Sejak terbenamnya matahari akhir


Ramadhan hingga sebelum khatib naik
mimbar khutbah Id.
1. Sebaiknya sebelum shalat 'Ied.
2. Boleh dikeluarkan pada awal bulan Ramadhan.
3. Apabila dikeluarkan setelah shalat 'Ied maka ia dianggap sebagai
shadaqah.
Mustahik/Penerima Zakat
Fitrah

a. Kepada 8 ashnaf = penerima zakat Mal


(Madzhab Syafi’i)
b. Hanya kepada fakir dan miskin (Jumhur
Ulama).
HIKMAH ZAKAT FITRAH

1. Bagi yg berpuasa: dapat


menyempurnakan nilai puasa.
2. Bagi masyarakat: menumbuhkan
rasa kecintaan orang-orang miskin
dan yg membutuhkannya.
dan selamat belajar
RUKUN ISLAM: HAJI
KE
BAITULLAH
HAJI
DAN
UMRAH
PENGERTIAN
HAJI
Bahasa
Tujuan, maksud, dan menyengaja

Istilah
Menyengaja mendatangi Baitullah (Ka'bah) untuk
melaksanakan ibadah yg telah ditetapkan Allah
dengan syarat dan rukun tertentu
Atau
Mengunjungi tempat tertentu,¹ pada
waktu tertentu,² untuk melakukan
amalan-amalan tertentu.³
1. Tempat tertentu:
Ka’bah, Arafah, Mina, Muzdalifah, dll.
2. Waktu tertentu
- Bulan-bulan haji:
a. Syawal, b. Dzulqa'dah, c. 10 hari pertama Dzulhijjah.
- Juga batas-batas khusus:
Wukuf di Arafah: - Sejak tergelincir matahari 9
Dzulhijjah s.d. terbit fajar
10 Dzulhijjah, dsb.
3. Amalan-amalan tertentu:
Setiap amalan rukun, wajib, dan syarat haji,
dimulai dg niat haji dan dilakukan dalam
keadaan ihram
PENGERTIAN
UMRAH
UMRAH
Bahasa
Ziarah
Istilah
Dengan sengaja berziarah ke Baitullah
(Ka'bah), dikerjakan dalam ibadah haji
atau di luar haji untuk melaksanakan
ibadah/amalan tertentu dg syarat dan
rukun tertentu.
PERINTAH HAJI
Amalan tertentu, terdiri atas:
- Ihram,
- Thawaf,
- Sa’i,
- Bercukur.
PERBEDAAN HAJI
DAN UMRAH
Dari Segi
HUKUM MELAKSANAKANNYA
HAJI
Wajib ‘Ain, seumur hidup sekali bagi yg
mampu

UMRAH
Sunnah Muakkadah (Maliki dan Hanafi)
Wajib (Madzhab Syafi’i dan salah satu
pendapat Madzhab Hanbali)
WAKTU PELAKSANAAN
HAJI
Hanya pada bulan-bulan tertentu
(bulan-bulan haji).

UMRAH
Pada semua bulan, kapan saja
TEMPAT
PELAKSANAANNYA
HAJI
Wukuf di Arafah
Mabit (menginap) di Mina,
Melempar jumrah

UMRAH
- tidak ada
SYARAT-SYARAT HAJI
DAN UMRAH
SYARAT UMUM
1. . Islam
2. . Berakal
3. . Baligh.
4. . Merdeka
5. . Mukallaf
6. Aman dalam perjalanan.
7. mampu/ istithaa'ah
SYARAT KHUSUS
BAGI WANITA
1. Didampingi oleh suami atau
mahramnya.
Jika tidak ada yg menemani,
keadaan
aman = Hajinya sah.
2. Tidak sedang menjalani ‘iddah
HAJI SEUMUR HIDUP SEKALI
Pakaian Ihram
KRITERIA MAMPU
1. Berbadan sehat.
2. Aman perjalanan
3. Memiliki bekal yg cukup, pergi-pulang, dan
selama berhaji.
4. Memiliki finansial yg cukup bagi keluarga
yg menjadi tanggungannya.
5. Tidak ada halangan syar'i untuk
menunaikan haji.
RUKUN HAJI
(MENURUT MADZHAB SYAFI’I)
1. IHRAM
Niat memulai aktivitas haji, meninggalkan hal-hal yg
tidak diperkenankan selama ihram.
2. WUKUF
Berdiam di Padang Arafah dg berdzikir dan berdoa,
mulai matahari tergelincir pada tanggal 9 Dzulhijjah
sampai terbit matahari 10 Dzulhijjah.
3.THAWAF/ Thawaf Ifadhah
Berkeliling memutari
ka'bah 7 kali dg niat ibadah.

Syaratnya:
- Suci dari hadats
- Suci dari najis
- Menutup aurat
- Dilaksanakan di Ka'bah.
- dimulai dan berakhir dari dan di Hajar
Aswad.
Macam Thawaf:
1. Thawaf Ifadhah/rukun yg dilakukan sesudah
wukuf.
2. Thawaf qudum/kedatangan, dilakukan ketika
mulai masuk kota Mekkah setelah Ihram.
3. Thawaf Sunnah dilakukan kapan saja.
4. Thawaf wada'/perpisahana, dilakukan ketika
hendak kembali meninggalkan Mekkah.
5. Thawaf ‘Umrah, thawaf dg niat ‘umrah.
4. SA’I
Berjalan dan berlari kecil antara bukit Shafa ke Marwah dg
niat ibadah sebanyak 7 kali
Syaratnya:
1. Dilakukan setelah thawaf yg dianggap sah.
2. Dimulai dari Shafa ke Marwah
3. Dilakukan 7 kali ( dari Shafa ke Marwah dihitung 1 kali).
4. Jarak antara Shafa dan Marwah harus dilalui semua.
5. Dilakukan secara berkesinambungan.
SA’I
MENGUMPULKAN KERIKIL, TIDAK
TERLALU BESAR ATAU TERLALU KECIL
5. TAHALLUL
Mengakhiri ihram setelah Sa'i dg
menggunting rambut (seluruhnya atau
sebagiannya, minimal 3 helai)

6. TERTIB
Berurutan.
TAHALLUL, MENCUKUR RAMBUT
HUKUM MENINGGALKAN
RUKUN
RUKUN tidak boleh
ditinggalkan, jika ditinggalkan,
hajinya tidak sah.
Juga tidak boleh diganti dg dam
(membayar denda dg
memotong kambing).
WAJIB HAJI

1. IHRAM
Dimulai dari miqat (batas waktu dan
tempat)
2. MABIT DI MUZDALIFAH
dalam perjalanan pulang dari Arafah menuju
Mina
3. MABIT DI MINA
Selama 2 atau 3 malam pada hari Tasyriq
4. MELEMPAR JAMRAH 'AQABAH
Pada tanggal 10 Dzulhijjah =
Terbesar/terdekat dg Ka'bah.
3 jumrah pada hari Tasyriq.
URUTAN DAN RUTE MELEMPAR
JAMARAT PARA HARI TASYRIQ
Sanksi meninggalkan wajib haji
membayar dam (denda)
BERBAGAI MACAM PELAKSANAAN HAJI
1. HAJI TAMATTU‘
Mengerjakan umrah pada bulan-bulan haji dan
mengerjakan haji pada bulan haji
2. HAJI QIRAN
Berihram untuk haji dan Umrah sekaligus.
3. HAJI IFRAD
Niat ihram hanya untuk haji dan tidak melepaskan pakaian
ihramnya sampai haji selesai melakukan ‘umrah kapan
waktu yang ia dikehendaki
PEMBAGIAN MIQAT
1. MIQAT ZAMANI
Waktu sahnya melaksanakan haji: Syawal, Dzulqa'dah, 10 hari awal
Dzulhijjah)

2. MIQAT MAKANI
Tempat-tempat memulai ihram bagi yg akan berhaji/ ’Umrah.
- Penduduk Madinah = Dzulhulaifah (Bi`r Ali), 450 km sebelah utara
Mekah.
- Syiria =Juhfah, 187 km sebelah barat laut Mekkah.
- Najed = Qarnul Manazil, 94 km sebelah timur Mekkah.
- Yaman = Yalamlam, 54 km sebelah selatan Mekkah
- Irak = Dzatul 'Irq, 94 km sebelah timur laut Mekkah.
- Indonesia = Qarnul manazi
LARANGAN SELAMA
IHRAM
Larangan Umum
1. Rafats
Segala sentuhan yg dapat membangkitkan nafsu seksual
2. Fusuq
Melanggar larangan-larangan dalam pelaksanaan haji .
3. Jidal/berbantah-bantahan, petengakaran bukan untuk
tujuan mencari kebaikan
4. Memotong/mancabut rambut atau kuku dg sengaja.
5. Menggunakan wewangian, sisa wewangianyg
dipakai sebelum ihram tidak merusak.
6. Memotong atau merusak tanaman di sekitar
tanah haram.
7. Membunuh binatang buruan atau membantu
orang yg sedang berburu.
8. Meminang atau melangsungkan akad nikah baik
untuk dirinya atau orang lain
Larangan Khusus

Bagi laki-laki
1. Mengenakan penutup kepala secara
keseluruhan/sebagian
2. Mengenakan pakaian berjahit

Bagi Wanita
1- Mengenakan cadar
2- Mengenakan sarung tangan
Jika Terlupa

 Memakai pakain berjahit


 Memakai wewangian
 Memotong kuku

Harus segera ditinggalkan,


dan tidak dikenai ‘dam’
TALBIYAH
SUNNAH HAJI
(MADZHAB SYAFI’I)
1. Melaksanakan haji ifrad.
2. Mengucapkan talbiyah.
3. Thawaf Qudum sewaktu memasuki Mekkah
sebelum wukuf di Arafah
4. Shalat 2 rekaat selesai thawaf di belakang
Makam Ibrahim.
5. Ketika ihram, bagi laki-laki tidak memakai
pakaian berjahit dan sandal.
6. Imam berkhutbah 4 kali:
7 Dzulhijjah, di Ka’bah setelah shalat Zhuhur.
8 Dzulhijjah di Arafah.
9. Dzulhijjah (Idul Adha)
10. Dzulhijjah setelah shalat Zhuhur.
11. Mandi:
Ketika akan ihram
Memasuki Mekkah
Akan wukuf di Arafah
Akan wukuf/mabit di Muzdalifah.
Setelah fajar tgl 10 Dzulhijjah.
Setiap hari selama hari Tasyrik
Ketika akan memasuki Madinah.
Meminum air zamzam.
SUNNAH-SUNNAH LAIN

yg berkaitan dg Ihram, Sai, wukuf di


Arafah,
Mabit di Muzdalifah, dan melontar
Jumrah di Mina.
Dll.
HAJI BADAL
Menggantikan haji orang
lain
HUKUMNYA
Untuk orang yg telah mati = Boleh
(Kesepakatan Ulama)
Masih hidup:
Jika syarat-syaratnya terpenuhi =
Boleh (Jumhur)
Syaratnya:
Sakit yg tak dapat diharapkan sembuhnya
Sangat tua dan lemah.
Syarat Menggantikan Haji
1. Niat haji diatasnamakan orang yg digantikannya.
2. Pihak yg digantikan sedang sakit atau sangat tua
yg lemah.
3. Biaya ditanggung pihak yg dihajikan/ahli waris.
4. Urutan pelaksanaannya sesuai dg kehendak yg
diwakilinya.
5. Orang yg menghajikan telah berhaji untuk dirinya.
6. Cakap bertindak hukum (baligh dan berakal).
7. Tidak boleh menggabungkan dari beberapa
perwakilan.
8. Tidak melakukan hal-hal yg merusak ibadah haji.
NILAI HAJI

 Mabrur/Maqbul Mardud
 Baik/ diterima ditolak
HAJI MABRUR
HIKMAH HAJI
1. Mewujudkan persaudaraan internasional di kalangan umat
Islam.
2. Menjalin kerja sama di kalangan umat Islam sedunia.
3. Mendidik jiwa untuk mau berkorban, ikhklas, dan sabar.
4. Menumbuhkan kedisiplinan dan taat peraturan
5. Menumbuhkan semangat mencari nafkah yg halal.
6. Menghilangkan dosa
7. Membersihkan jiwa dari berbagai maksiat
8. Memperteguh serta memperbarui keimanan.
9. dll.
http://images.google.com/imgres?imgurl=http://www.albeta
qa.com/cards/data/thumbnails/18/al7ag-
0025.jpg&imgrefurl=http://www.albetaqa.com/cards/cat18.h
tm&usg=__Fbb3SCINud9xCH_toH_wD4DcAh4=&h=74&w=1
00&sz=4&hl=ar&start=358&tbnid=n2k_P6I7NbI23M:&tbnh
=61&tbnw=82&prev=/images%3Fq%3D%25D8%25A7%25
D9%2584%25D8%25AD%25D8%25AC%2B%25D9%2588
%25D8%25A7%25D9%2584%25D8%25B9%25D9%2585%
25D8%25B1%25D8%25A9%2B%25D9%2585%25D8%25A
A%25D8%25AD%25D8%25B1%25D9%2583%25D8%25A9
%26gbv%3D2%26ndsp%3D18%26hl%3Dar%26sa%3DN%
26start%3D342
dan selamat belajar
MUAMALAH
‫فقـ ــه المـ ــعامـ ــالت‬
FIQH MU’AMALAH
Aturan agama yg mengatur hubungan
di antara manusia, baik seagama
maupun tidak, antara manusia dg
kehidupannya, dan antara manusia
dg alam sekitarnya
BIDANG CAKUPAN
MU'AMALAH
SECARA UMUM
Ekonomi
Sosial
Politik
Pendidikan
Kesehatan
Perburuhan
Hankamnas
Dll.
SECARA KHUSUS
Hukum Islam tentang:
Perkawinan; Perwalian; Wasiat,
warisan dan hibbah; Perdagangan;
Perburuhan; Perkoperasian; Sewa-
menyewa; Pinjam-meminjam;
Hukum Tata Negara;
Hukum antar Bangsa dan antar Golongan, dll.
Manusia dg Kehidupannya:
Makanan, pakaian, Mata pencaharian. dll.
Manusia dg Alam Sekitar
a. Biologis: 1. Flora
2. Fauna
b. Non-biologis, meliputi:
Penelitian dan penyelidikan.
Pemanfatan alam Larangan
merusak alam, dll.
)‫(المناكحات‬
PERNIKAHAN DALAM ISLAM
ARTI NIKAH
Bahasa:
- "bersetubuh" atau "bercampur"; Ikatan atau
simpulan.
Istilah Syar’i:
- Ikatan perjanjian/akad yg mengandung
ketentuan hukum kebolehan hubungan suami
isteri (coitus) dg kalimat 'nikah' atau 'kawin' atau
yang semakna dgnya.
Perintah Nikah
Tujuan Nikah
 Kesinambungan keturunan manusi
 Ittiba’ Nabi saw
 Mencari anak karena wajah Allah
 Mensucikan diri dan ibadah kepada Allah
 Membangun generasi muslim
 Mencari kecukupan dan kekayaan
UU Pemerintah RI No. 1/1974 tentang
perkawinan, Bab I, Pasal 1 :
"Ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dg
seorang wanita sebagai suami istri dg tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yg bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa".
PERINTAH MENIKAH
HUKUM NIKAH MENURUT ISLAM
Para ulama telah sepakat bahwa nikah diperintahkan

Hukum Menikah
1. Status hukum ‘Asal’ nikah
1. Mubah (Syafi’iyyah)
2. Sunnah (Jumhur Ulama =Hanafiyyah,
Malikiyyah, dan Hanabilah)
3. Wajib (Dawud al-Zhahiri Ibn Hazm dan lainnya)
Hukum Nikah seuai dengan Kondisi dan Situasi
(Mazhab Malikiyyah,
Syafi'iyyah dan Hanabilah.
 Disunnahkan bagi orang yang memiliki syahwat dan
tidak khawatir zina, sedangkan ia hajat kepada nikah.
 Wajib bagi yang khawatir zina dan mampu nikah.
 Mubah bagi yang mampu dan aman dari fitnah, tetapi
tidak membutuhkannya atau tidak memiliki syahwat
seperti orang yang impoten atau yang lanjut usia.
 Haram di darul harb tanpa adanya factor darurat. Haram
berpoligami bagi yang menyangka dirinya tidak bisa adil
sedangkan istri pertama telah mencukupinya.
 Makruh berpoligami jika dikhawatirkan akan kehilangan
maslahat yang lebih besar
2. Berdasarkan Kondisi Tertentu
1. Wajib
Telah mampu untuk menikah, nafsu seksual bergejolak kuat,
dan takut terjerumus dlm perzinahan.
2. Sunnah
Telah mampu untuk menikah, tetapi dapat menahan diri dari
zina.
3. Haram
Merasa tidak mampu memberi nafkah kepada istri, yakin
seandainya menikah akan berbuat zalim, atau, untuk
berbuat zalim kepada wanita yg dinikahi.
KHITBAH
WAJIB NIKAH

 sudah siap dan mampu, baik lahir maupun


batin, kalau tidak menikah akan
terjerumus kepada zina, tidak ada cara
lain untuk menjaganya kecuali dengan
menikah.
Nikah - Sunnah

 bagi yang syahwatnya sudah menggebu


akan tetapi
 masih besar kemungkinan seandainya
belum menikah pun, ia masih dapat
menjaga diri dari perbuatan zina.
Nikah =Haram
 belum siap menikah, baik secara lahir
(menafkahi)
 maupun secara batin (berhubungan
badan), kalau dipaksakan menikah, si
wanita akan menderita lahir maupun
bathinnya.
Nikah = Haram
 Nikah bermaksud jahat dengan nikahnya
itu, misalnya ingin menyakiti si isteri dan
keluarganya atau karena balas dendam
dan sebagainya
Nikah = Makruh
 kondisinya seperti disebutkan diatas, akan
tetapi tidak menimbulkan madharat bagi si
isteri. Jadi, apabila ia menikah, si isteri
tidak merasakan dampak negatif yang
sangat besar
4. Makruh
laki-laki yg lemah syahwat dan tidak mampu memberi
nafkah kepada istri, akan berbuat zalim kepada istri.
5. Mubah
Keinginan untuk menikah tidak begitu kuat, tidak
merasa khawatir akan jatuh berbuat zina jika tidak
menikah.
Syarat Nikah
1. Penetapan/ penentuan dua mempelai yang
bebas dari penghalang nikah
2. Kerelaan kedua mempelai. Tidak boleh kawin
paksa. Seorang gadis dan janda dimintai
pendapatnya. Izinnya gadis adalah diamnya
sedangkan janda adalah pernyataannya.
3. Wali. Disyaratkan: laki-laki, merdeka, aqil
baligh, rasyid (mengerti),’adl (shalih),dan
kesamaan agama.
4 Syarat-syarat Nikah
 Syarat-syarat akad
 Syarat-syarat sah nikah
 Syarat-syarat pelaksana akad (penghulu)
 Syarat-syarat luzum (keharusan)
1. Syarat-syarat Akad
a). Syarat-syarat shighah: lafal bermakna ganda,
majelis ijab qabul harus bersatu, kesepakatan
kabul dengan ijab, menggunakan ucapan
ringkas tanpa menggantukan ijab dengan lafal
yang menunjukkan masa depan.
b). Syarat-syarat kedua orang yang berakad:
± keduanya berakal dan mumayyiz
± keduanya mendengar ijab dan kabul , serta
memahami maksud dari ijab dan qabul adalah
untuk membangun mahligai pernikahan, karena
intinya kerelaan kedua belah pihak.
c). Syarat-syarat kedua mempelai:
suami disyaratkan seorang muslim
istri disyaratkan bukan wanita yang haram
untuk dinikahi, seperti; ibu, anak
perempuan, saudara perempuan, bibi dari
bapak dan dari ibunya.
disyaratkan menikahi wanita yang telah
dipastikan kewanitaannya, bukan waria.
Syarat-syarat Sah Nikah
a). Calon istri tidak diharamkan menikah
dengan calon suami
b). Kesaksian atas pernikahan
³ keharusan adanya saksi
³ waktu kesaksian, yaitu kesaksian arus ada
saat pembuatan akad
RUKUN NIKAH
Rukun adalah bagian dari sesuatu, sedang
sesuatu itu takkan ada tanpanya.
Rukun perkawinan adalah ijab dan kabul
yang muncul dari keduanya berupa
ungkapan kata (shighah). Karena dari
shighah ini secara langsung akan
menyebabkan timbulnya sisa rukun yang
lain.
RUKUN PERKAWINAN
1. Mempelai laki-laki.
2. Mempelai perempuan
3. Wali
4. Saksi
5. Ijab dan Qabul
SYARAT SAH NIKAH
1. CALON SUAMI
Syaratnya:
- Muslim
- Baligh
- Berakal
- Kepriaannya jelas
- Identitasnya jelas.
- Halal nikah dg calon isteri.
- Mengetahui calon isterinya
 - Tidak dipaksa (jumhur)
- Tidak mempunyai halangan syar'i menikahi calon
isterinya (sedang ihram atau haji).
- Jika berhalangan hadir dalam majlis akad,
mewakilkannya kepada lelaki yg dipercayai dg
syarat telah ‘cakap’ (akil baligh)
- Tidak mempunyai isteri yg haram dimadu dg calon
isteri
Tidak sedang mempunyai 4 orang isteri.
2. CALON ISTERI YG HALAL DINIKAHI
Syaratnya:
1. Muslimah atau Ahli Kitab
2. Kewanitaannya jelas.
3. Identitasnya jelas.
4. Halal nikah dg calon suami.
5. Tidak dipaksa (jumhur)
6. Tidak dalam menjalani ikatan
perkawinan
7. Tidak dalam masa 'Iddah
8. Tidak sedang ihram
9. Tidak ada halangan syar'i dinikahi.
3. WALI
Syaratnya:
. Beragama Islam.
2. Seorang lelaki.
3. Baligh.
4. Dengan kerelaan sendiri bukan paksaan.
5. Tidak berihram haji atau umrah.
6. Orang yang adil ( tidak fasiq ).
7. Seorang yang sempurna akalnya.
Urutan Prioritas Yang Berhak
Menikahkan:

 Ayah
 Kakek (ayah dari ayah)
 Saudara laki-laki seayah dan seibu
 Saudara laki-laki seayah
 Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah dan seibu
 Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
 Paman (saudara laki-laki ayah)
 Anak laki-laki dari paman
Hikmah adanya kesaksian
Pernikahan mengandung arti penting dalam
islam, karena dapat memberi
kemaslahatan dunia dan akhirat. Dengan
demikian ia harus diumumkan dan tidak
disembunyikan. Dan cara untuk
mengumumkannya adalah dengan
menyaksikannya.
Syarat-syarat saksi
¥ berakal, baligh, dan merdeka
¥ para saksi mendengar dan memahami
ucapan kedua orang yang berakad
¥ jumlah saksi, yatu dua orang laki-laki atau
satu orang laki-laki dan dua orang
perempuan. Q. S. Al-Baqoroh : 282
¥ Islam
¥ adil
Syarat-syarat Pelaksana Akad
(Penghulu)
Maksudnya ialah orang yang menjadi
pemimpin dalam akad adalah orang yang
berhak melakukannya.

a). Setiap suami istri berakal, baligh, dan


merdeka
b). Setiap orang yang berakad harus
memiliki sifat syar’I : asli, wakil, atau wali
dari salah satu kedua mempelai.
Syarat-syarat Luzum
(Keharusan)
a). Orang yang mengawinkan orang yang tidak
memiliki kemampuan adalah orang yang dikenal
dapat memilihkan pasangan yang baik, seperti
keluarga atau kerabat dekat.
b). Sang suami harus setara dengan istri
c). Mas kawin harus sebesar mas kawin yang
sepatutnya atau semampunya.
d). Tidak ada penipuan mengenai kemampuan
sang suami.
e).Calon suami harus bebas dari sifat-sifat buruk
yang menyebabkan diperbolehkannya tuntutan
perpisahan (perceraian).
Jika tidak mempunyai wali = Wali Hakim

)
4. SAKSI.
Syaratnya:
1. Muslim
2. Laki-laki (Jumhur)
3. Merdeka
4. Minimal 2 orang
5. Adil.
6. Cakap bertindak hukum (baligh dan berakal)
7. Dapat melihat (Madzhab Syafi’i
Memahami isi-isi kandungan lafaz ijab dan qabul.
Sighah Ijab
 Sighah ijab hendaklah digunakan lafaz nikah atau
dengan terjemahan daripada dua lafaz itu dalam
apa jua bahasa.
2. Lafaz ijab boleh dibuat oleh wali itu sendiri atau
wakilnya.
 Ijab adalah ucapan yang keluar dari wali atau
wakilnya dengan lafazh menikahkan (inkah) atau
mengawinkan (Tazwij) karena keduanya adalah
lafazh yang ada dalam al-Qur’an (An-Nisa’.
Sighah Qabul
 penerimaan dari pengantin laki-laki atau yang
mewakilinya setelah ijab selesai, tidak diselangi oleh
perkataan lain atau masa yang panjang
 Qabul adalah lafazh yang keluar dari suami atau
wakilnya dengan lafazh: Saya terima, atau: Saya rela
pernikahan ini, atau: saya terima saja.
5. IJAB DAN QABUL
Syaratnya:
a. Dilakukan dalam ‘satu majlis’.
Tidak boleh ada jarak yg lama antara Ijab dan
Qabul
Qabul tidak berbeda dg ijab, kecuali dlm hal yg
lebih baik/sempurna.
Yg mengucapkan Ijab tidak mencabut ijabnya/ berpaling sebelum Qabul
diucapkan.
Kedua belah pihak dan 2 orang saksi mendengar Ijab dan Qabul secara jelas dan
memahami maksudny
Ijab dan Qabul bersifat tuntas atau tidak dikaitkan
dg syarat lain yg dapat membatalkan akad.
Lafazh/Sighat Nikah:
Ijab:
Menggunakan kata ‘Nikah’ dan/atau ‘Zawaj, misalnya:
…‫ بنت‬....‫انكحتكُوزوجتكُُب‬....‫مؤجال بمهر‬/‫حاال‬
Aku nikahkah, aku kawinkan engkau dengan ..... binti....... dg
mahar/maskawin ..... Tunai/Ditunda
Qabul:
.‫قبلتُنكاحهاُوتزويجها‬. ..‫مؤجال بنت‬/‫ حاال‬...‫بمهرُالمذكور‬/...‫بمهر‬
Saya terima nikahnya, kawinnya ...... binti ....... dg mahar
tersebut .................. Tunai/ Ditunda
NIKAH MELALUI WAKIL
Karena alasan ‘tertentu’ pihak yg berakad dapat
mewakilkan kepada yg dipercayai

Syarat Sahnya:
Telah baligh, berakal, merdeka
‫فقــــهُالمــــعامــــالت‬
FIQH MU’AMALAH

Aturan agama yg mengatur hubungan di antara


manusia, baik seagama maupun tidak, antara manusia
dg kehidupannya,
dan antara manusia dg alam sekitarnya
BIDANG CAKUPAN MU'AMALAH
SECARA UMUM
Ekonomi
Sosial
Politik
Pendidikan
Kesehatan
Perburuhan
Hankamnas
Dll.
SECARA KHUSUS
1.Hukum Islam tentang

Perkawinan; Perwalian; Wasiat,


warisan dan hibbah;
Perdagangan; Perburuhan;
Perkoperasian; Sewa-menyewa;
Pinjam-meminjam; Hukum Tata
Negara; Hukum antar Bangsa
dan antar Golongan, dll.
2. Manusia dg Kehidupannya:
Makanan, pakaian, Mata pencaharian. dll.

3. Manusia dg Alam Sekitar?


a. Biologis: 1. Flora
2. Fauna
b. Non-biologis, meliputi:
Penelitian dan penyelidikan.
Pemanfatan alam Larangan
merusak alam, dll.
)‫(المناكحات‬
PERNIKAHAN DALAM ISLAM
ARTI NIKAH
Bahasa:
- "bersetubuh" atau "bercampur";
- menghimpun atau mengumpulkan
Istilah Syar’i:
Ikatan perjanjian/akad yg mengandung
ketentuan hukum kebolehan hubungan suami
isteri (coitus) dg kalimat 'nikah' atau 'kawin'
atau yang semakna dgnya.
UU Pemerintah RI No. 1/1974 tentang
perkawinan, Bab I, Pasal 1 :
Ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dg
seorang wanita sebagai suami istri dg tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yg bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa".
HUKUM NIKAH MENURUT ISLAM
1. Status hukum ‘Asal’ nikah
1. Mubah (Syafi’iyyah)
2. Sunnah (Hanafiyyah, Malikiyyah, dan Hanabilah)
3. Wajib (Zhahiriyyah)
Berdasarkan Kondisi Tertentu
1. Wajib
Telah mampu untuk menikah, nafsu seksual bergejolak
kuat, dan takut terjerumus dlm perzinahan.

2. Sunnah
Telah mampu untuk menikah, tetapi dapat menahan diri
dari zina.

3. Haram
Merasa tidak mampu memberi nafkah kepada istri, yakin
seandainya menikah akan berbuat zalim, atau, untuk
berbuat zalim kepada wanita yg dinikahi.
4. Makruh
laki-laki yg lemah syahwat dan tidak mampu
memberi nafkah kepada istri, akan berbuat zalim
kepada istri.

5. Mubah
Keinginan untuk menikah tidak begitu kuat, tidak
merasa khawatir akan jatuh berbuat zina jika tidak
menikah.
RUKUN PERKAWINAN
1. .Mempelai laki-laki
2. . Mempelai perempuan
3. . Wali
4. . Saksi
5. Ijab dan Qabul
SYARAT SAH NIKAH
1. CALON SUAMI
Syaratnya:
- Muslim
- Baligh
- Berakal
- Kepriaannya jelas
- Identitasnya jelas.
- Halal nikah dg calon isteri.
- Mengetahui calon isterinya
- Tidak dipaksa (jumhur)
- Tidak mempunyai halangan syar'i menikahi calon
isterinya (sedang ihram atau haji).
- Jika berhalangan hadir dalam majlis akad,
mewakilkannya kepada lelaki yg dipercayai dg
syarat telah ‘cakap’ (akil baligh)
- Tidak mempunyai isteri yg haram dimadu dg calon
isteri
- Tidak sedang mempunyai 4 orang isteri.
CALON ISTERI YG HALAL DINIKAHI
Syaratnya:
1. Muslimah atau Ahli Kitab
2. Kewanitaannya jelas.
3. Identitasnya jelas.
4. Halal nikah dg calon suami.
5. Tidak dipaksa (jumhur)
6. Tidak dalam menjalani ikatan perkawinan
7. Tidak dalam masa 'Iddah
8. Tidak sedang ihram
9. Tidak ada halangan syar'i dinikahi.
WALI
Syaratnya:
Lelaki,
muslim,
baligh,
berakal,
adil tidak fasik
Urutan Prioritas Menjadi Wali
1. Ayah
2. Kakek (ayah dari ayah)
3. Saudara laki-laki seayah dan seibu
4. Saudara laki-laki seayah
5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah dan seibu
6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
7. Paman (saudara laki-laki ayah)
8. Anak laki-laki dari paman

Jika tidak mempunyai wali

Wali Hakim
4. SAKSI
Syaratnya
1. Muslim
2. Laki-laki (Jumhur)
3. Merdeka
4. Minimal 2 orang
5. Adil.
6. Cakap bertindak hukum (baligh dan berakal)
7. Dapat melihat (Madzhab Syafi’i)
5. IJAB DAN QABUL
Syaratnya
a. Dilakukan dalam ‘satu majlis’.
b. Tidak boleh ada jarak yg lama antara Ijab dan Qabul
c. Qabul tidak berbeda dg ijab, kecuali dlm hal yg lebih
baik/sempurna.
d. Yg mengucapkan Ijab tidak mencabut ijabnya/ berpaling
sebelum Qabul diucapkan.
e. Kedua belah pihak dan 2 orang saksi mendengar Ijab dan Qabul
secara jelas dan memahami maksudnya.
f. Ijab dan Qabul bersifat tuntas atau tidak dikaitkan dg syarat lain
yg dapat membatalkan akad.
Lafazh/Sighat Nikah
Ijab:
Menggunakan kata ‘Nikah’ dan/atau ‘Zawaj, misalnya:
…‫ بنت‬....‫انكحتك وزوجتك ب‬....‫مؤجال بمهر‬/‫حاال‬
Aku nikahkah, aku kawinkan engkau dengan .....
binti....... dg mahar/maskawin ..... Tunai/Ditunda
Qabul
.‫قبلت نكاحها وتزويجها‬. ..‫ بنت‬...‫بمهر المذكور‬/...‫بمهر‬
‫مؤجال‬/‫حاال‬
Saya terima nikahnya, kawinnya ...... binti ....... dg
mahar tersebut .................. Tunai/ Ditunda
NIKAH MELALUI WAKIL
Karena alasan ‘tertentu’ pihak yg berakad dapat
mewakilkan kepada yg dipercayai

Syarat Sahnya:
Telah baligh, berakal, merdeka
MAHAR
‘Harta’ atau ‘sesuatu‘ pemberian dari mempelai laki-
laki kepada mempelai perempuan yg merupakan
hak isteri dan sunnah disebutkan ketika akad
nikah berlangsung.
HUKUM PEMBERIAN MAHAR
WAJIB
) (tidak termasuk Rukun Nikah
BENTUK MAHAR
Materi:
Uang, emas, seperangkat alat shalat, dsb.

Jasa :
Mengajarkan menjahit, baca al-Quran, dsb.
CARA MEMBAYARKAN MAHAR
 Tunai (‫)حاال‬
 Ditunda (‫)مؤجال‬
AKAD NIKAH MELALUI SURAT ATAU
ISYARAT
Dalam keadaan apapun, apalagi jika mampu berbicara
dan hadir dalam majlis = tidak sah, kecuali salah satu
yang berakad tidak mampu melafalkannya (Maliki,
Syafi’i, dan Hanbali)
{ Sah (Hanafi)
AKAD NIKAH MELALUI TELPON, tv, atau
sejenisnya
KHILAFIAH
Perbedaan interpretasi ‘satu majlis’ (syarat sahnya
akad)

Arti fisik = tidak sah (Syafi’i)


Arti non-fisik
dalam satu waktu atau satu upacara = sah (Ahmad bin
Hanbal),
PERKAWINAN YG TERLARANG
1. NIKAH MUT'AH

 Perkawinan yg diniatkan dan diakadkan untuk


sementara waktu saja, dalam waktu tertentu
saja: 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan dst. tanpa
mahar
 (Menurut Ulama Sunni).
2. KAWIN SYIGHÃR
Seseorang pria menikahkan anak perempuannya
atau saudarinya kepada seorang lelaki dg syarat
lelaki tersebut menikahkan putrinya atau
saudarinya kepadanya tanpa mahar.
.PERKAWINAN MUHALLIL3.
Perkawinan yg dilakukan oleh seorang
lelaki terhadap seorang perempuan yg
sudah dithalak bain, dg maksud
membuat jalan bagi suaminya yg
terdahulu agar bisa menikahinya
kembali.
4. MENIKAHI PEZINA
Perkawinan dg perempuan pezina kecuali setelah
bertaubat

5. ZHIHAR
Ucapan suami kepada isteri yg menyamakannya dg
punggung ibu suami (kebiasaan Jahiliah dalam
mengekpresikan kemarahan)
WANITA YANG HARAM DINIKAHI
MENURUT ISLAM
Haram Dinikahi Untuk Selamanya
(mu'abbad)
a. Karena keturunan (nasab)
b. Karena penyusuan (radhā'at)
c. Karena hubungan pernikahan/
persemendaan (mushāharat)
KARENA KETURUNAN
1. Ibu, nenek dan terus ke atas.
2. Anak perempuan, cucu dan terus di bawahnya.
3. Saudara perempuan sekandung (seayah, seibu,
atau seayah dan seibu)
4. Bibi (saudara ayah atau ibu), termasuk saudara
perempuan kakek atau nenek (dari pihak ayah
atau ibu) dan terus ke atas.
5. Kemanakan dan keturunan di baw
Karena Hubungan Pernikahan/Semenda
Terdiri:
1. Mertua, nenek mertua, dan terus ke atas.
2. Anak tiri, jika telah terjadi hubungan seksual dg
ibunya.
3. Menantu, nenek isteri, dan terus ke bawah.
4. Ibu tiri, semata-mata didasarkan adanya akad
nikah, baik sudah/belum bercampur antara ayah
dan ibu tiri.
Karena Penyusuan
Sama dg yg diharamkan karena nasab.
1. Ibu susu.
2. Ibu dari yang menyusui, nenek, dst.
3. Ibu dari bapak susunya, nenek, dst
4. Bibi dari ibu susu, bibi susu.
5. Bibi dari bapak susunya
6. Cucu perempuan dari ibu susunya
7. Saudara sesusuan, baik sekandung, atau sebapak
atau seibu.
Syarat Susuan
a. Anak yg disusui masih dalam usia memperoleh
ASI (sampai berusia dua tahun).
2. Batasan susuan: Khilafiah:
Tidak dibatasi jumlahnya, asal sampai kenyang
(Hanafi dan Maliki).
b. 5 kali susuan mengenyangkan (Syafii, Ahmad,
dll).
KARENA SUMPAH LIAN
Suami
Menuduh isterinya berzina tanpa dapat
menghadirkan 4 orang saksi, ia harus bersumpah
4 kali, lalu bersedia menerima laknat Allah bila
tindakannya tidak benar.
Pihak Isteri
Bila ingin terlepas dari tuduhan zina, ia melakukan
tindakan serupa dengan suami
Konsekwensinya:
 Hubungan pernikahan putus antara keduany
Wanita yang Haram Dinikahi untuk
Smentara Waktu
1. Memadu 2 wanita bersauda kandung atau yg masih dalam
‘hubungan darah’.
2. Wanita yg masih terikat perkawinan dg lelaki lain.
3. Wanita yg sedang dalam masa iddah
4. Wanita yg ditalak tiga, kecuali kalau sudah kawin lagi dg
orang lain, telah berhubungan seksual dgnya dan telah
diceraikan serta sudah habis ‘iddahnya.
5. Wanita yg sedang ihram.
6. Wanita musyrik.
7. Wanita kelima bagi lelaki yg telah beristeri 4 orang
HAL YG DISUNNAHKAN DALAM
PERKAWINAN
1. Khutbah Nikah.
2. Berdoa untuk keselamatan dan kebahagiaan mempelai.
3. Melangsungkan pernikahan pada hari Jum’at.
4. Meyebutkan mahar ketika akad nikah berlangsung.
5. Mengadakan jamuan makan (Walimah) untuk merayakan
pernikahan.
6. Dianjurkan kepada kedua mempelai shalat sunnah
sebelum memulai hubungan suami isteri.
HAK DAN KEWAJIBAN
AKIBAT PERKAWINAN
(SECARA UMUM)
1. Kehalalan hubungan seksual dan segala
tindakan pendahuluannya.
2. Istri berhak mendpt sisa mahar yg belum
dilunasi saat akad.
3. Isteri berhak mendptkan nafkah.
4. Lahirnya hubungan kekeluargaan
kesemendaan.
5. Antara suami isteri terjadi saling mewarisi jika di
antaranya ada yg meninggal.
6. Anak yg lahir akan bernasab kepada ayahnya dan
keduanya berkewajiban mengasuh, memelihara,
dan mendidiknya
7. Jika suami mempunyai istri lebih dari satu, wajib
berlaku adil.
8. Isteri wajib mentaati suami dan senantiasa
bersikap baik dan hormat kepadanya.
9. Suami wajib menggauli isterinya dg cara-cara yg
baik.
HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI
Hak bagi seseorang berarti kewajiban
bagi yg lainnya.
KEWAJIBAN ISTERI
1. Membina rumah tangga sebaik-baiknya sehingga
dapat menimbulkan kesenangan pandangan
suami.
2. Taat terhapa perintah suami, kecuali dalam hal-
hal yg melanggar hukum.
3. Memelihara dan mendidik anak dengan baik.
4. Memelihara nama baik suami dan keluarga.
5. Pandai menghibur suami di kala mendapat
kesusahan.
HIKMAH PERNIKAHAN
DALAM ISLAM
- Menyalurkan naluri seksual secara sah dan benar.
- mendapatkan anak dan mengembangkan keturunan serta
memelihara nasab
- Menyalurkan naluri kebapakan atau keibuan.
- Memupuk rasa tanggung jawab
- Membagi rasa tanggung jawab antara suami isteri.
- Menyatukan keluarga dan menguatkan Silaturrahim.
- Memperpanjang usia.
- Memperoleh ketenangan hidup
- dll.
THALAK, ‘IDDAH, DAN RUJUK
THALAK
Bahasa
Melepas dan mengurai tali pengikat
Istilah
Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan
suami isteri dg kata thalak atau yg semakna dengan itu
SEBELUM THALAK
HUKUM THALAK
Thalak termasuk perbuatan halal tetapi
dibenci Allah (Hadits Nabi)

‫هللا الــطالق أبغض الحــالل الى‬

Status Hukumnya berdasarkan Kondisi


Tertentu
Haram
Thalak tanpa ada alasan/keperluan.
khilafiah (haram; makruh).
Dg thalak:
- Suami bermaksud serong dg mantan teri/orang
lain.
- Dan/atau si isteri bermaksud serong pula.
Thalak pada saat si isteri sedang haid, nifas, dan
dalam keadaan suci tetapi telah dicampuri Thalak
bid’i).
Sunnah
- Karena jeleknya perangai isteri.
- Rusak moralnya
- Berbuat zina
- melanggar larangan agama.
- meninggalkan kewajiban agama.
Makruh
Thalak tidak didasari alasan sama sekali.

Mubah
Karena ada keperluan/alasan:
- Buruknya sikap isteri terhadap suami.
- Suami menderita mudharat akibat perilaku isterinya.
Wajib
Senantiasa terjadi percekcokan, setelah melalui juru damai
(Hakam) percekcokan tak kunjung berakhir.
Atas permintaan isteri, karena suami tidak mampu
menunaikan kewajibannya:
- Nafkah lahir
- Nafkah batin
Ada Kasus al-Ila`.
Bersumpah tidak mencampuri istrinya, maka setelah 4 bulan
wajib dithalak, kecuali dia ingin kembali lagi sebelum 4
bulan tersebut dg membayar kafarat:
KAFFARAH SUMPAH
1. MENJAMU MAKAN 10 ORANG MISKIN
2. MEMBERI PAKAIAN 10 ORANG MISKIN.
3. MEMERDEKAKAN BUDAK.
PEMBAGIAN THALAK
SEGI ADA DAN TIDAKNYA SUAMI
MERUJUK
1. Thalak Raj'i
Thalak pertama atau kedua kalinya dan isteri telah
pernah dikumpuli, tanpa ganti rugi.
Akibat Thalak Raj’i
1. Bilangan talak yg dimiliki suami berkurang.
2. Ikatan berakhir setelah masa ‘iddah habis jika suami
tidak rujuk.
3. Suami boleh rujuk dalam masa ‘iddah istrinya.
4. Selama masa ‘iddah, isteri berhak menerima nafkah.
5. Anak yg lahir selama masa ‘iddah bernasab kepada
suami yg mentalak.
6. Haram melakukan hubungan seksual dg yg ditalak
selama ‘iddah sebelum rujuk (Jumhur).
.Thalak Bain 2.
Thalak yg tidak memberi hak merujuk bagi
bekas suami terhadap bekas isterinya,
untuk dapat kembali harus melalui akad
nikah baru dg orang lain, dg syarat dan
rukun tertentu.
RUKUN THALAK
1. SUAMI
Syarat:
Baligh/tamyiz, berakal, atas kemauan sendiri

Thalak dalam keadaan:


Sangat marah
Mabuk Tidak sah
Dipaksa (Jumhur)
. ISTERI2.
Syarat:
 Masih dalam perlindungan kekuasaan
suami.
 Kedudukannya sebagai isteri berdasarkan
atas akad perkawinan yg sah
.SHIGHAT THALAK3.
Kata-kata yg diucapkan oleh suami terhadap isteri
yg menunjukkan thalak atau pelepasan ikatan
perkawinan dan pemutusan hubungan suami-
isteri

Cara Penyampaian:
1. Langsung, dg bahasa apa saja;
2. Surat;
3. Isyarat;
4. Wakil.
Bentuk Kata Thalak :
a. Sharih/jelas = menggunakan kata-kata yg jelas
b. Kinayah/sindirian= menggunakan kata-kata
sindiran/ samar-samar sebagaimana berlaku dalam
kebiasaan masyarakat disertai
niat.
. KESENGAJAAN
Batasan:
- Adanya niat menceraikan oleh pihak suami
- Niat mesti diungkapkan, jika hanya dibatin
- = tidak jatuh
- Diucapkan dg main-main = jatuh
(jumhur)
PERSAKSIAN THALAK
- Tanpa saksi (Jumhur Ulama)
- Harus ada saksi (Syiah Imamiyyah)
SEGI WAKTU DIJATUHKANNYA
A. THALAK SUNNI
Thalak yg dijatuhkan sesuai dg tuntunan yg ada dalam
syariat Islam, yaitu:
1. Thalak diberikan secara bertahap (dimulai dari 1, 2,
dan 3)
Isteri yg dithalak dalam keadaan suci dari haidh
dan belum digauli.
3. Istri yg dithalak nyata-nyata dalam keadaan hamil.
IDDAH
 Bahasa= iddah berasal dari bahasa Arab yang
berarti menghitung, menduga, mengira.
Sejumlah definisi Istilah
 Iddah adalah nama masa menunggu bagi
seorang perempuan untuk mengetahui
kekosongan rahimnya atau karena sedih atas
meninggal suaminya.
 “ masa lamanya bagi perempuan (istri)
menunggu dan tidak boleh kawin setelah
kematian suaminya
 Masa yang tertentu untuk menungu,
hingga seorang perempuan diketahui
kebersihan rahimnya sesudah bercerai
 Suatu masa penentian seorang
perempuan sebelum kawin lagi setelah
kematian suaminya atau bercerai darinya
IDDAH
1. Iddah wanita yang masih haid = tiga kali
suci dari haid.
2. Iddah wanita yang telah lewat masa
iddahnya (manoupuse) = tiga bulan.
3. Iddah wanita yang kematian suami =
empat bulan sepuluh hari.
4. Iddah wanita hamil = sampai melahirkan.
5. Tidak ada iddah bagi wanita yang belum
dicampuri
Tujuan Disyariatkannya Iddah
a. Bagi suami merupakan kesempatan/saat
berfikir untuk memilih antara rujuk
dengan istri ; atau melanjutkan talak yang
telah dilakukan.
b. Bagi istri merupakan kesempatan/saat
untuk menetahui keadaan sebenarnya;
yaitu sedang hamil atau tidak sedang hamil.
c. Sebagai masa transisi
Hikmah Pernikahan
1. Pernikahan adalah lingkungan yang baik yang
mengantarkan kepada eratnya hubungan keluarga,
saling menukar kasih sayang, menyucikan jiwa, dan
melindunginya dari yang haram.
2. Pernikahan adalah sebaik-baik cara untuk
mendapatkan anak, memperbanyak keturunan dengan
nasab yang terjaga.
3. Pernikahan adalah cara terbaik untuk melampiaskan
naluri seksual dan memuaskan syahwat
4. Dalam pernikahan terdapat pemenuhan terhadap
naluri kebapakan dan keibuhan, yang akan
berkembang dengan adanya anak
5. Dalam pernikahan ada ketenangan, kedamaian,
kebersihan, kesewhatan, kesucian dan kebahagiaan.

You might also like