You are on page 1of 15

ATRIAL FIBRILATION

Pembimbing: Dr. Dolly Kaunang, Sp.Jp


Oleh: Dr. Deby Heratika
ILUSTRASI KASUS
• Yang bersangkutan adalah penerbang yang sedang melaksanakan
Medex tanggal 15 maret 2017 di Balai Kesehatan Penerbangan
Departemen Perhubungan dengan lisensi ATPL dengan total jam
terbang 7800, usia 49 tahun
• Dari Anamnesa didapatkan hasil:
Keluhan utama : Tidak ada keluhan
Keluhan tambahan: Pasca ablasi, riwayat merokok disangkal,
Obat yang diminum: Obat hipertensi exforge (amlodipine 10mg, valsartan
160mg), Dabigatran (antikoagulan), Lopresor (motoprolol
100mg)
RPD : Riwayat diabetes, Hipertensi
RPK : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
• Dari pemeriksaan umum didapatkan hasil:
Tinggi Badan : 174cm
Berat Badan : 105cm
IMT : 34,68  Obesitas tipe I
Tekanan Darah : 140/85mmHg
Nadi saat duduk : 84 x/menit
Nadi setelah berdiri: 96 x/menit
Nadi setelah latihan: 108 x/menit
LABORATORIUM
• Darah lengkap • KIMIA KLINIK:
Hb : 16,2 g/dl SGOT : 32,0
Ht : 47 % SGPT : 35,3
Leukosit : 10250 /ul HDL : 32,0 mg/dL
LDL : 58,9 mg/dL
Eritrosit : 5,76 juta/ul GDP : 124 mg/dL
LED : 2 mm/jam Cholesterol Total: 107 mg/dL
Trigliserida: 117 mg/dL
Urea : 42,1 mg/dL
Creatinin : 1,26 mg/dL
Asam Urat : 6,7
HbA1c :7,2 %
URINE LENGKAP
Bilirubin : negatif mg/dl
Urobilinogen: +
Keton : 10 mg/dl
Glukosa red : negatif
Darah : 3 Ery/Ul
PH :5
Nitrit : negatif
Leukosit : negative leu/uL
TREADMILL
• Endpoint of Test : 91 % of Target HR Achieved
• Durante/Post Stress Test : No Spesific Complaint
• Hemodynamic Response : Good
• Electrocardiographic response :-
• Physical Condition : Average
• Functional Classification :I
• Negatif Stress test
• Aerobic Capacity 8,91 Mets
DIAGNOSIS
• AF post ablasi
• Obesitas tipe I
• Hipertensi terkontrol
• Diabetes mellitus terkontrol
AEROMEDICAL CONSERN
• Aeromedical concerns pada AF terdiri hemodynamic instability dan
exercise tolerance, resiko thromboembolic dan pengobatan untuk
mempertahankan irama sinus dan mengontrol kecepatan ventrikel.
• Kurangnya kontribusi atrium pada cardiac output, hilangnya
atrioventricular synchrony, dan respon ventricular yang cepat menggangu
cardiac performance,terutama selama kontraksi, menyebabkan gangguan
hemodynamic atau menurunkan exercise capacity.
• Jika disertai adanya struktur abnormal dari jantung seperti myocardial
hypertrofi menyebabkan lemahnya toleransi jika adanya gangguan. Dengan
meningkatnya diameter artrium dan ventrikel meningkatkan resiko
tromboemboli.
• Evaluasi terhadap penyakit-penyakit komorbiditas yang memiliki potensi
untuk berkontribusi terhadap inisiasi FA (misalnya hipertensi, penyakit
jantung koroner, diabetes melitus, hipertiroid, penyakit jantung valvular,
dan PPOK) perlu dilakukan.
AEROMEDICAL CONSIDERATION
Berdasarkan dokumen ICAO doc 8984 part 3 chapter 1, memenuhi standart sertifikasi
Aircrew pada atrial fibrillation jika:
• Bebas dari keluhan
• Sinus rhythm dan normotension;
• Normal TSH, LFTs dan MCV;
• Tidak ada riwayat transient ischaemic attack (TIA);
• Tidak ada riwayat faktor resiko stroke thromboemboli (Usia > 65 tahun, hypertensi,
diabetes, hipertrofi ventrikel kiri, penyakit jantung katup, coronary heart disease)
• Normal cavity dan dimensi struktural dari jantung, normal katup and normal Doppler23
flows on echocardiography. Diameter atrium kiri < 4.5 cm;
• exercise walking time, normal (> 10 minutes). Pada atrial fibrillation, maximum heart rate <
230x/menit dan the longest pause < 3.5 s;
• Pada tiga Holter yang dipasang didapatkan 2-3 bulan tidak ada serangan AF — kurang lebih
3-5 conducted complexes normal.
• Sertifikasi hanya digunakan untuk Operation Multicrew Limitation (OML), setelah
dinyatakan aman dalam 2 tahun, OML bisa dihilangkan.
Obat-obatan yang diijinkan:
• Digoxin (untuk mengontrol resting heart rate)
• Beta-blocking agents, misalnya atenolol or bisoprolol, yang dapat
mempertahankan irama sinus dan menurunkan heart rate pada AF.
• Verapamil, untuk mempertahankan irama sinus dan menurunkan
heart rate
• Diltiazem.
Berdasarkan ICAO doc 8984 part 3 chapter 4
• Pilot penderita diabetes mellitus dengan hasil treadmill normal, dengan
gula darah terkontrol dengan diet tanpa adanya komplikasi bisa
dipertimbangkan terbang kembali (return to fly).
• Pilot penderita diabetes mellitus dengan terapi insulin atau dengan terapi
sulfonilurea bisa dipertimbangan terbang kembali (return to fly) jika:
• Kadar C-peptidase > 25 % normal
• Tidak adanya hipoglikemia selama 12 bulan
• Gula darah terkontrol, HbA1c 7-8 %
• Monitoring yang adekuate dengan glucometer
• Teredukasi dan memahami tentang diabetes mellitus
• Sikap yang positive dalam monitoring dan kepedulian terhadap diri sendiri
• Disertai adanya bukti dari kadar gula darah (monitoring sendiri dengan glucometer),
pernyataan dari dokter yang merawat bahwa tidak adanya komplikasi diabetes pada
ginjal dan penglihatan, pernyataan dari dokter spesialis jantung mengenai hasil EKG
nya dan pembatasan aktivitas yang diperlukan.
Berdasarkan ICAO doc 8984 part 3 chapter 1
• Tekanan darah harus < 140/90 mm Hg, dengan obat atau tanpa obat (modifikasi
gaya hidup seperti menurunkan konsumsi alcohol, menurunkan berat badan).
• Tekanan darah > 160/95 mmHg di diskualifikasi dari semua kelas sertifikat. Dalam
penerbangan obat-obatan yang diijinkan adalah golongan sartan, ACE inhibitor,
CCB’s, beta blokker dan diuretik. Penggunaan alfa 1 blokker tidak diijinkan karena
dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.

Berdasarkan ICAO doc 8984 part 3 chapter 1


• Walaupun kadar kolesterol bukan merupakan persyaratan sertifikasi ICAO,
cholesterol > 8 mmol/L (320mg/dL) harus diterapi (yang terbaik dengan a statin,
e.g. simvastatin, atorvastatin) pada kondisi tidak ada faktor resiko cardiovaskuler.
• Pada kondisi terdapat adanya PJK targets kolesterol adalah: total kolesterol < 5
mmol/l (< 190 mg/dL) and LDL kolesterol < 3 mmol/L (< 115 mg/dL)
• Pada kondisi diabetes, total kolesterol harus < 4.5 mmol/L (< 175 mg/dL) dan LDL
kolesterol < 2.5 mmol/L (< 100 mg/dL).
AEROMEDICAL RECOMENDATION
• Dari pemeriksaan ditemukan adanya AF post ablasi tanpa keluhan, usia < 65 tahun,
Overweight (BMI 34,68  Obesitas tipe I), Hipertensi terkontrol (Tekanan Darah:
140/85mmHg), Diabetes mellitus terkontrol (GDP 124, HbA1c 7,2%) dengan kadar
kolesterol HDL: 32,0 mg/dL, LDL: 58,9 mg/dL, kolesterol Total: 107mg/dL, Trigliserida:
117 mg/dL
• Dengan merujuk berbagai pertimbangan aeromedik (ICAO dan FAA) maka pada saat
ini pilot dapat dinyatakan layak terbang FIT TO FLY dengan Operation Multicrew
Limitation (OML). Akan tetapi melihat faktor resiko yang ada dalam rangka mencegah
terjadinya inkapasitasi, didasari dengan hasil treadmill, dimana sudah normal (tidak
ada gelombang AF), tetapi exercise walking time, tidak normal (< 10 minutes) maka
pilot tersebut harus tetap dievaluasi kembali setiap 2 minggu sampai exercise walking
time pada treadmill normal (> 10 minutes) oleh dokter maskapai.
• Selain hasil treadmill ada beberapa catatan tambahan untuk pilot tersebut
dengan evaluasi dari dokter maskapai:
Mengontrol tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol dengan diet
yang sesuai dengan kebutuhan kalori yang sesuai dan pembatasan nutrisi
yang seimbang (rendah garam, rendah lemak dan rendah gula) dan
olahraga teratur.
Menurunkan berat badan.
Mempertahankan hasil treadmill apabila exercise walking time pada
treadmill sudah memenuhi target (> 10 minutes).
 Menganjurkan kontrol rutin dengan dokter jantung dan penyakit dalam
dibuktikan dengan adanya catatan medis pada saat resertifikasi
TERIMAKASIH

You might also like