Dokumen tersebut merangkum kasus seorang penerbang berusia 49 tahun dengan riwayat atrial fibrilasi pasca ablasi, hipertensi, dan diabetes yang melakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan menemukan beberapa faktor risiko seperti obesitas, namun hasil laboratorium dan treadmill menunjukkan kondisi terkontrol. Berdasarkan pedoman ICAO, pilot dinyatakan layak terbang dengan batasan hingga kondisinya membaik sepenu
Dokumen tersebut merangkum kasus seorang penerbang berusia 49 tahun dengan riwayat atrial fibrilasi pasca ablasi, hipertensi, dan diabetes yang melakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan menemukan beberapa faktor risiko seperti obesitas, namun hasil laboratorium dan treadmill menunjukkan kondisi terkontrol. Berdasarkan pedoman ICAO, pilot dinyatakan layak terbang dengan batasan hingga kondisinya membaik sepenu
Dokumen tersebut merangkum kasus seorang penerbang berusia 49 tahun dengan riwayat atrial fibrilasi pasca ablasi, hipertensi, dan diabetes yang melakukan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan menemukan beberapa faktor risiko seperti obesitas, namun hasil laboratorium dan treadmill menunjukkan kondisi terkontrol. Berdasarkan pedoman ICAO, pilot dinyatakan layak terbang dengan batasan hingga kondisinya membaik sepenu
Oleh: Dr. Deby Heratika ILUSTRASI KASUS • Yang bersangkutan adalah penerbang yang sedang melaksanakan Medex tanggal 15 maret 2017 di Balai Kesehatan Penerbangan Departemen Perhubungan dengan lisensi ATPL dengan total jam terbang 7800, usia 49 tahun • Dari Anamnesa didapatkan hasil: Keluhan utama : Tidak ada keluhan Keluhan tambahan: Pasca ablasi, riwayat merokok disangkal, Obat yang diminum: Obat hipertensi exforge (amlodipine 10mg, valsartan 160mg), Dabigatran (antikoagulan), Lopresor (motoprolol 100mg) RPD : Riwayat diabetes, Hipertensi RPK : Tidak ada PEMERIKSAAN FISIK • Dari pemeriksaan umum didapatkan hasil: Tinggi Badan : 174cm Berat Badan : 105cm IMT : 34,68 Obesitas tipe I Tekanan Darah : 140/85mmHg Nadi saat duduk : 84 x/menit Nadi setelah berdiri: 96 x/menit Nadi setelah latihan: 108 x/menit LABORATORIUM • Darah lengkap • KIMIA KLINIK: Hb : 16,2 g/dl SGOT : 32,0 Ht : 47 % SGPT : 35,3 Leukosit : 10250 /ul HDL : 32,0 mg/dL LDL : 58,9 mg/dL Eritrosit : 5,76 juta/ul GDP : 124 mg/dL LED : 2 mm/jam Cholesterol Total: 107 mg/dL Trigliserida: 117 mg/dL Urea : 42,1 mg/dL Creatinin : 1,26 mg/dL Asam Urat : 6,7 HbA1c :7,2 % URINE LENGKAP Bilirubin : negatif mg/dl Urobilinogen: + Keton : 10 mg/dl Glukosa red : negatif Darah : 3 Ery/Ul PH :5 Nitrit : negatif Leukosit : negative leu/uL TREADMILL • Endpoint of Test : 91 % of Target HR Achieved • Durante/Post Stress Test : No Spesific Complaint • Hemodynamic Response : Good • Electrocardiographic response :- • Physical Condition : Average • Functional Classification :I • Negatif Stress test • Aerobic Capacity 8,91 Mets DIAGNOSIS • AF post ablasi • Obesitas tipe I • Hipertensi terkontrol • Diabetes mellitus terkontrol AEROMEDICAL CONSERN • Aeromedical concerns pada AF terdiri hemodynamic instability dan exercise tolerance, resiko thromboembolic dan pengobatan untuk mempertahankan irama sinus dan mengontrol kecepatan ventrikel. • Kurangnya kontribusi atrium pada cardiac output, hilangnya atrioventricular synchrony, dan respon ventricular yang cepat menggangu cardiac performance,terutama selama kontraksi, menyebabkan gangguan hemodynamic atau menurunkan exercise capacity. • Jika disertai adanya struktur abnormal dari jantung seperti myocardial hypertrofi menyebabkan lemahnya toleransi jika adanya gangguan. Dengan meningkatnya diameter artrium dan ventrikel meningkatkan resiko tromboemboli. • Evaluasi terhadap penyakit-penyakit komorbiditas yang memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap inisiasi FA (misalnya hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertiroid, penyakit jantung valvular, dan PPOK) perlu dilakukan. AEROMEDICAL CONSIDERATION Berdasarkan dokumen ICAO doc 8984 part 3 chapter 1, memenuhi standart sertifikasi Aircrew pada atrial fibrillation jika: • Bebas dari keluhan • Sinus rhythm dan normotension; • Normal TSH, LFTs dan MCV; • Tidak ada riwayat transient ischaemic attack (TIA); • Tidak ada riwayat faktor resiko stroke thromboemboli (Usia > 65 tahun, hypertensi, diabetes, hipertrofi ventrikel kiri, penyakit jantung katup, coronary heart disease) • Normal cavity dan dimensi struktural dari jantung, normal katup and normal Doppler23 flows on echocardiography. Diameter atrium kiri < 4.5 cm; • exercise walking time, normal (> 10 minutes). Pada atrial fibrillation, maximum heart rate < 230x/menit dan the longest pause < 3.5 s; • Pada tiga Holter yang dipasang didapatkan 2-3 bulan tidak ada serangan AF — kurang lebih 3-5 conducted complexes normal. • Sertifikasi hanya digunakan untuk Operation Multicrew Limitation (OML), setelah dinyatakan aman dalam 2 tahun, OML bisa dihilangkan. Obat-obatan yang diijinkan: • Digoxin (untuk mengontrol resting heart rate) • Beta-blocking agents, misalnya atenolol or bisoprolol, yang dapat mempertahankan irama sinus dan menurunkan heart rate pada AF. • Verapamil, untuk mempertahankan irama sinus dan menurunkan heart rate • Diltiazem. Berdasarkan ICAO doc 8984 part 3 chapter 4 • Pilot penderita diabetes mellitus dengan hasil treadmill normal, dengan gula darah terkontrol dengan diet tanpa adanya komplikasi bisa dipertimbangkan terbang kembali (return to fly). • Pilot penderita diabetes mellitus dengan terapi insulin atau dengan terapi sulfonilurea bisa dipertimbangan terbang kembali (return to fly) jika: • Kadar C-peptidase > 25 % normal • Tidak adanya hipoglikemia selama 12 bulan • Gula darah terkontrol, HbA1c 7-8 % • Monitoring yang adekuate dengan glucometer • Teredukasi dan memahami tentang diabetes mellitus • Sikap yang positive dalam monitoring dan kepedulian terhadap diri sendiri • Disertai adanya bukti dari kadar gula darah (monitoring sendiri dengan glucometer), pernyataan dari dokter yang merawat bahwa tidak adanya komplikasi diabetes pada ginjal dan penglihatan, pernyataan dari dokter spesialis jantung mengenai hasil EKG nya dan pembatasan aktivitas yang diperlukan. Berdasarkan ICAO doc 8984 part 3 chapter 1 • Tekanan darah harus < 140/90 mm Hg, dengan obat atau tanpa obat (modifikasi gaya hidup seperti menurunkan konsumsi alcohol, menurunkan berat badan). • Tekanan darah > 160/95 mmHg di diskualifikasi dari semua kelas sertifikat. Dalam penerbangan obat-obatan yang diijinkan adalah golongan sartan, ACE inhibitor, CCB’s, beta blokker dan diuretik. Penggunaan alfa 1 blokker tidak diijinkan karena dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.
Berdasarkan ICAO doc 8984 part 3 chapter 1
• Walaupun kadar kolesterol bukan merupakan persyaratan sertifikasi ICAO, cholesterol > 8 mmol/L (320mg/dL) harus diterapi (yang terbaik dengan a statin, e.g. simvastatin, atorvastatin) pada kondisi tidak ada faktor resiko cardiovaskuler. • Pada kondisi terdapat adanya PJK targets kolesterol adalah: total kolesterol < 5 mmol/l (< 190 mg/dL) and LDL kolesterol < 3 mmol/L (< 115 mg/dL) • Pada kondisi diabetes, total kolesterol harus < 4.5 mmol/L (< 175 mg/dL) dan LDL kolesterol < 2.5 mmol/L (< 100 mg/dL). AEROMEDICAL RECOMENDATION • Dari pemeriksaan ditemukan adanya AF post ablasi tanpa keluhan, usia < 65 tahun, Overweight (BMI 34,68 Obesitas tipe I), Hipertensi terkontrol (Tekanan Darah: 140/85mmHg), Diabetes mellitus terkontrol (GDP 124, HbA1c 7,2%) dengan kadar kolesterol HDL: 32,0 mg/dL, LDL: 58,9 mg/dL, kolesterol Total: 107mg/dL, Trigliserida: 117 mg/dL • Dengan merujuk berbagai pertimbangan aeromedik (ICAO dan FAA) maka pada saat ini pilot dapat dinyatakan layak terbang FIT TO FLY dengan Operation Multicrew Limitation (OML). Akan tetapi melihat faktor resiko yang ada dalam rangka mencegah terjadinya inkapasitasi, didasari dengan hasil treadmill, dimana sudah normal (tidak ada gelombang AF), tetapi exercise walking time, tidak normal (< 10 minutes) maka pilot tersebut harus tetap dievaluasi kembali setiap 2 minggu sampai exercise walking time pada treadmill normal (> 10 minutes) oleh dokter maskapai. • Selain hasil treadmill ada beberapa catatan tambahan untuk pilot tersebut dengan evaluasi dari dokter maskapai: Mengontrol tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol dengan diet yang sesuai dengan kebutuhan kalori yang sesuai dan pembatasan nutrisi yang seimbang (rendah garam, rendah lemak dan rendah gula) dan olahraga teratur. Menurunkan berat badan. Mempertahankan hasil treadmill apabila exercise walking time pada treadmill sudah memenuhi target (> 10 minutes). Menganjurkan kontrol rutin dengan dokter jantung dan penyakit dalam dibuktikan dengan adanya catatan medis pada saat resertifikasi TERIMAKASIH