You are on page 1of 46

LAPORAN KASUS

SEORANG ANAK USIA 18 TAHUN DENGAN


KONJUNGTIVITIS VERNALIS OCULI DEXTRA
SINISTRA

AYU RETNO BASHIRAH


110.2014.053

Pembimbing :

dr. Wahyu Triyanto, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI JAKARTA
PERIODE 28 JANUARI 2019 – 2 MARET 2019
IDENTITAS
• Nama : An. D
• Umur : 18 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Bangsa : Indonesia
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Hutan Kayu
• Tanggal anamnesa : Kamis 14 Febuari 2019
ANAMNESIS

• Dilakukan Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan pasien


dan ibu pasien pada tanggal 14 Febuari 2019 di ruang
poliklinik mata.
Keluhan Utama:
• Kedua mata merah dan gatal ± sejak 2 bulan terakhir.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien datang untuk melakukan kontrol ke RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan awal
berupa kedua mata merah dan sangat gatal ± sejak 2 bulan terakhir. Menurut pasien,
awalnya pasien sedang bermain bola di lapangan pada siang hari, kemudian pasien mulai
merasakan keluhan-keluhan tersebut. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien.
Keluhan diperberat jika pasien membawa motor tanpa menggunakan helm yang ada
pelindung mata. Keluhan gatal dirasangan sangat hebat sehingga pasien sering
menggosok-gosok matanya. Sebelumnya pasien sudah dua kali berobat ke puskesmas,
diberi obat tetes mata dan obat minum namun ibu pasien tidak tahu nama obat yang
diberikan dari puskesmas. Namun, walaupun sudah menggunakan obat-obat tersebut,
keluhan tidak hilang. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi atau asma sejak
kecil, namun ibu pasien suka gatal-gatal bila berada diruangan yang terlalu dingin.
• Penglihatan kabur disangkal. Adanya penglihatan ganda disangkal,
keluhan sakit kepala disertai rasa sakit pada daerah mata juga
disangkal, terasa ada yang mengganjal (+), kotoran mata yang kental
dan sedikit cair (+), bengkak (-), mata berair terus menerus (-), sulit
membuka mata (-), demam (-), riwayat kontak dengan pasien yang
sedang sakit mata (-), riwayat trauma (-), operasi mata (-), riwayat
penggunaan lensa kontak (-), riwayat penggunaan obat-obatan tetes
mata atau obat minum sebelum sakit (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya


• Riwayat operasi disangkal
• Riwayat trauma (-)
• Riwayat alergi makanan (-)
• Riwayat Asma (-)
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA

• Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami sakit yang sama.
• Riwayat keluarga ibu pasien suka gatal-gatal di ruangan yang dingin (+)
• Asma (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital :
• TD : 100/80 mmHg
• Nadi : 72 x/menit
• RR : 21 x/menit
• Suhu : Afebris
• Kepala : Normocephal
• Mata : Status Oftalmologi
• THT : Tidak ada keluhan
• Mulut : Tidak ada keluhan
• Leher : Tidak ada keluhan
• Thoraks : Tidak ada keluhan
• Abdomen : Tidak ada keluhan
• Endokrin : Tidak ada keluhan
• Ekstremitas : Tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN FISIK (2)
Status Oftalmologis
Pemeriksaan visus

KETERANGAN OD OS

Tajam penglihatan 6/6 6/6

Koreksi Tidak dapat dikoreksi Tidak dapat dikoreksi

Addisi Tidak ada Tidak ada

Distansia Pupil 63 mm / 61 mm

Kacamata lama Tidak ada Tidak ada


 Kedudukan bola mata

KETERANGAN OD OS

Eksoftamus Tidak ada Tidak ada

Endoftalmus Tidak ada Tidak ada

Deviasi Tidak ada Tidak ada

Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah


PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
KETERANGAN OD OS
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fissura palpebra 10 mm 10 mm
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
Pseudoptosis Tidak ada Tidak ada
KONJUNGTIVA TARSAL SUPERIOR DAN INFERIOR
KETERANGAN OD OS

Hiperemis Tidak ada Tidak ada

Folikel Tidak ada Tidak ada

Papil Ada Ada

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Anemia Tidak ada Tidak ada

Kemosis Tidak ada Tidak ada


KONJUNGTIVA BULBI

KETERANGAN OD OS
Injeksi konjungtiva Ada Ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada

Perdarahan subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada

Pterigium Tidak ada Tidak ada


Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista dermoid Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
SISTEM LAKRIMASI

KETERANGAN OD OS

Punctum Lacrimal Terbuka Terbuka

Epifora Tidak ada Tidak ada

Tes anel Tidak diperiksa Tidak diperiksa

SKLERA
KETERANGAN OD OS

Warna Kemerahan Kemerahan

Ikterik Tidak ada Tidak ada


KORNEA
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Ukuran 11 mm 11 mm
Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Infiltrat dan Dendrit Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Lingkaran konsentris Lingkaran konsentris
BILIK MATA DEPAN
KETERANGAN OD OS

Kedalaman Dalam Dalam

Kejernihan Jernih Jernih

Hifema Tidak ada Tidak ada

Hipopion Tidak ada Tidak ada

Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan

IRIS
KETERANGAN OD OS
Warna Cokelat Cokelat
Kriptae Jelas Jelas
Bentuk Bulat Bulat
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
PUPIL
KETERANGAN OD OS

Letak Di tengah Di tengah

Bentuk Bulat Bulat

Ukuran ± 3 mm ± 3 mm

Refleks cahaya langsung Positif Positif

Refleks cahaya tidak langsung Positif Positif

LENSA
KETERANGAN OD OS

Kejernihan Jernih Jernih

Letak Di tengah Di tengah

Shadow Test Negatif Negatif


KETERANGAN OD OS
BADAN KACA Kejernihan Jernih Jernih

KETERANGAN OD OS
FUNDUS Reflex Fundus Positif Positif

OKULI Papil
- Bentuk Bulat Bulat
- Warna Jingga Jingga
- Batas Tegas Tegas
- CD Ratio 0, 3 0, 3
Arteri Vena 2:3 2:3
Retina
- Perdarahan Tidak ada Tidak ada
- Exudat Tidak ada Tidak ada
- Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Makula Lutea
- Reflex Fovea Positif Positif
- Edema Negatif Negatif
PALPASI
KETERANGAN OD OS

Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada

Massa Tumor Tidak ada Tidak ada

Tensi Okuli Per palpasi normal Per palpasi normal

Tonometri digital Per palpasi normal Per palpasi normal

LAPANGAN PANDANG
KETERANGAN OD OS

Tes Konfrontasi Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan


ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan swab secret

RESUME
• Pasien datang ke poliklinik mata RSPAD Gatot Soebroto untuk mengontrol keluhan mata merah
dan gatal sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Dua bulan sebelum masuk rumah sakit
pasien mengeluhkan mata nya yang tampak merah terasa sangat gatal. Keluhan awal dirasakan
ketika pasien sedang bermain bola dilapangan dan diperberat jika naik motor tanpa pelindung
mata. Riwayat alergi atau asma disangkal, namu ibu pasien sering gatal-gatal jika diruangan berAC.
• Keluhan keluar secret kental serta perasaan mengganjal pada mata dirasakan oleh pasien. Pasien
sebelumnya sudah menggunakan berobat sebanyak 2x kepuskesmas, namun keluhan tidak
berkurang. Pada pemeriksaan visus di dapatkan 6/60 pada oculi dextra dan sinistra dan terdapat
injeksi konjungtiva, tampak papil edem pada konjungtiva tarsal superior dan inferior oculi dextra
dan sinistra.
DIAGNOSIS KERJA
• Konjungtivitis Vernalis oculi dextra sinistra

DIAGNOSIS BANDING
• Konjungtivitis virus
• Konjungtivitis bakterialis
PENATALAKSANAAN
• Non Medikamentosa
• Penggunaan kacamata saat berada diluar ruangan
• Edukasi pasien untuk menjaga higiene perorangan
• Kurangi menggosok-gosok mata walau terasa sangat gatal
• Tidak menggunakan handuk bersamaan
• Medikamentosa
• Sodium cromaglycate 2 %
• Iodoxamide tromethamie 0,1%
• Anti histamin
PROGNOSIS

OD OS

1. Ad vitam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

2. Ad fungsionam Dubia ad malam Dubia ad malam

3. Ad sanationam Dubia ad malam Dubia ad malam


TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai oleh dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan
eksudasi, atau Radang pada selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata

ETIOLOGI

Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:


 Infeksi olah virus atau bakteri
 Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
 Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari.
ANATOMI KONJUNGTIVA
Konjungtiva palpebra dibagi lagi menjadi tiga bagian
yaitu marginal, tarsal dan orbital. Di konjungtiva
palpebra terdapat kelenjar henle dan sel goblet yang
memproduksi musin.

Konjungtiva bulbar melapisi bagian anterior bola


mata. Konjungtiva yang berbatasan dengan kornea
disebut limbal conjunctiva. Di konjungtiva bulbar
terdapat kelenjar manz dan sel goblet.

Konjungtiva forniks memiliki kelenjar lakrimal


aksesoris yaitu kelenjar krause dan wolfring yang
menghasilkan komponen akuos air mata.
Pada konjungtiva terdapat beberapa jenis kelenjar yang
dibagi menjadi dua grup besar yaitu:

1. Penghasil musin
a. Sel goblet; terletak dibawah epitel dan paling banyak
ditemukan pada daerah inferonasal.
b. Crypts of Henle; terletak sepanjang sepertiga atas dari
konjungtiva tarsalis superior dan sepanjang sepertiga
bawah dari konjungtiva tarsalis inferior.
c. Kelenjar Manz; mengelilingi daerah limbus.

2. Kelenjar asesoris lakrimalis


Kelenjar asesoris ini termasuk kelenjar Krause dan kelenjar
Wolfring. Kedua kelenjar ini terletak dalam dibawah
substansi propria.
KLASIFIKASI

Konjungtivitis
Konjungtivitis alergi
bakterial akut

Konjungtivitis virus
akut

28
KONJUNGTIVITIS BACTERIAL AKUT

• Akut dan menahun


• Staphylococcus, Pneumococcus, dan Haemophilus
• Diagnosis TERAPI
• Hiperemi Konjungtiva
• Edema kelopak dengan kornea yang jernih
• Topikal spektrum luas
• Kemosis : pembengkakan konjungtiva
• 24 jam pertama obat di teteskan tiap 2 jam ,
• Mukopurulen atau Purulen
selanjutnya 4 kali selama 1 minggu
• Pemeriksaan
• Pada malam hari diberikan salep mata
• Pemeriksaan tajam penglihatan
• Pemeriksaan segmen anterior bola mata
• Pada konjungtivitis purulent dan mukopurulen
• Sediaan langsung
akut, saccus konjungtiva harus dibilas dengan
larutan garam 29
Kongjungtivitis gonore Konjungtivitis angular Konjungtivitis mukopurulen

• Sekret purulen • terutama didapatkan di • gejala umum


 Konjungtiva yang kaku, daerah kantus konjungtivitis kiataral
dan sakit saat perabaan interpalpebra. Disebabkan mukoid yang disebabkan
 Kelopak mata oleh Basil Moraxella oleh Staphylococcus atau
membengkak dan kaku Axenfeld basil Koch Weeks
sehingga sukar di buka.  Ekskoriasi kulit di sekitar  Hiperemi konjungtiva
 Terdapat pseudomembran daerah meradang • Sekret berlendir yang
pada konjungtiva tarsal  Sekret mukopurulen mengakibatkan kedua
superior, sedangkan • Pasien sering mengedip kelopak mata melekat
konjungtiva bulbi merah. terutama saat bangun
• Pada stadium supuratif pagi
terdapat sekret yang
kental
• Pemeriksaan sekret dan
pewarnaan metilen blue
dimana dapat terlihat
diplokok di dalam sel
30
leukosit
KONJUNGTIVITIS VIRUS KERATOKONJUNGTIVITIS
EPIDEMIKA
• Konjungtivitis folikuler virus akut
• Demam faringokonjungtival • Bilateral
• Demam Faringokonjungtival ditandai oleh demam • Nyeri sedang dan berair mata, fotofobia, keratitis
38,3-40 ⁰C, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis
folikuler pada satu atau dua mata. epitel, kekeruhan subepitel bulat
• khas adalah limfadenopati preaurikuler (tidak nyeri • Khas : nodus preaurikuler yang nyeri tekan
tekan).
• Edema palpebra, kemosis, dan hyperemia
• Laboratorium konjungtiva menandai fase akut.
Kerokan konjungtiva terutama mengandung sel mononuklear, dan
tak ada bakteri yang tumbuh pada biakan. Keadaan ini lebih sering
• Folikel dan perdarahan konjungtiva sering muncul
pada anak-anak dari pada orang dewasa dan sukar menular di dalam 48 jam.
kolam renang berchlorin.
• Dapat membentuk pseudomembran dan mungkin
diikuti parut datar atau pembentukan symblepharon
• Terapi
• Laboratorium
Tidak ada pengobatan spesifik. Konjungtivitisnya sembuh
sendiri, umumnya dalam sekitar 10 hari. Kerokan konjungtiva menampakkan reaksi radang
31
mononuklear primer; bila terbentuk pseudomembran,
juga terdapat banyak neutrofil.
KONJUNGTIVITIS VIRUS KONJUNGTIVITIS
HERPES SIMPLEKS HEMORAGIKA AKUT

• Mata terasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak


• Pelebaran pembuluh darah mengeluarkan air mata, merah, edema palpebra, dan
unilateral, iritasi, bertahi mata hemoragik subkonjungtival.
mucoid, sakit, fotofobia ringan
• Kadang-kadang terjadi kemosis.
• Vesikel herpes kadang-kadang • Hemoragik subkonjungtiva umumnya difus, namun dapat
muncul di palpebra dan tepian berupa bintik-bintik pada awalnya, dimulai di konjungtiva
palpebra, disertai edema hebat pada bulbi superior dan menyebar ke bawah.
palpebra. Khas terdapat sebuah
• Kebanyakan pasien mengalami limfadenopati preaurikuler,
nodus preaurikuler yang terasa nyeri folikel konjungtiva, dan keratitis epithelial.
jika ditekan.

32
KONJUNGTIVITIS ATOPIK KONJUNGTIVITIS IATROGENIK
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
• Sensasi terbakar, bertahi mata berlendir, merah,
dan fotofobia.
• Tepian palpebra eritemosa, dan konjungtiva Konjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis
tampak putih seperti susu. non-spesifik infiltrate, yang diikuti pembentukan
• Terdapat papilla halus, dan lebih sering terdapat parut, sering kali terjadi akibat pemberian lama
di tarsus inferior. dipivefrin, miotika, idoxuridine, neomycin, dan
• Biasanya ada riwayat alergi (demam jerami, obat-obat lain yang disiapkan dalam bahan
asma, atau eczema) pada pasien atau pengawet atau vehikel toksik atau yang
keluarganya. Kebanyakan pasien pernah menimbulakan iritasi.
menderita dermatitis atopik sejak bayi. Kerokan konjungtiva sering mengandung sel-sel
• Laboratorium epitel berkeratin, beberapa neutrofil
Kerokan konjungtiva menampakkan eosinofil, polimorfonuklear, dan sesekali ada sel berbentuk
meski tidak sebanyak yang terlihat sebanyak pada aneh.
keratokonjungtivitis vernal. 33
KONJUNGTIVITIS VERNALIS
Gejala :

• Suatu inflamasi mata bagian luar yang bersifat musiman  Mata merah (biasanya rekuren)
dan dianggap sebagai suatu alergi  Kadang disertai rasa gatal yang hebat
Diagnosis :  Adanya riwayat alergi
• Ditemukan adanya tanda-tanda radang konjungtiva  Adanya hipertrofi papil difus pada
• Ditemukan adanya giant papil pada konjungtiva palpebra konjungtiva tersal terutama superior
superior
 Adanya penebalan limbus dengan tantras
• Ditemukan adanya tantras dot pada limbus kornea
dot
• Kadang disertai shield ulcer
 Discharge mukoid dan menjadi
• Bersifat kumat-kumatan
mukopurulen apabila terdapat infeksi
sekunder
Terapi
• Kasus ringan : terapi edukasi (menghindari allergen, kompres dingin, ruangan
sejuk, lubrikasi, salep mata), pemberian antihistamin (topical levokabastin,
emestadine), vasokonstriktor (phenileprine, tetrahidrolozine), mast cell stabilizer
(cromolin sodium 4% alomide)
• Kasus sedang-berat : mast cell stabilizer (cromolin sodium 4% alomide),
antiinflamasi steroid topika (ketorolac 0,5%), kortikosteroid topical atau agen
modulator siklosporin.
KONJUNGTIVITIS PEKERJAAN OLEH BAHAN KIMIA DAN
IRITANS

• Beberapa iritan umum adalah pupuk, sabun, deodorant, spray rambut, tembakau, bahan-bahan
make-up, dan berbagai asam dan alkali. Di daerah tertentu, asbut (campuran asap dan kabut)
menjadi penyebab utama konjungtivitis kimia ringan.
• Pembilasan segera dan menyeluruh saccus conjungtivae dengan air atau larutan garam sangat
penting, dan setiap materi padat harus disingkirkan secara mekanik. Jangan memakai antidotum
kimiawi. Tindakan simtomatik umum adalah kompres dingin selama 20 menit setiap jam, teteskan
atropine 1% dua kali sehari, dan beri analgetika sistemik bila perlu.
Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis
Virus Bakteri Alergi

- - ++
Gatal
+ ++ +
Mata merah
+ + -
Hemoragi
Sekret Serous mucous Purulen, kuning, krusta Mukoid
++ + +
Lakrimasi
+ - +
Folikel
- + +
Papil
Sitologi Granulosit Limposit, Eosinofil
monosit
DAFTAR PUSTAKA

• American Academy of Opthalmology. External Disease and Cornea. Section 11. San Fransisco: MD Association,
2005-2006
• Ilyas DSM, Sidarta,. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1998
• Ilyas, H. Sidarta Prof. dr. SpM. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FKUI; 2003, hal 2, 134.
• James, Brus, dkk. Lecture Notes Oftalmologi. Erlangga. Jakarta. 2005
• Putz, R. & Pabst R. Sobotta. Jilid 1. Edisi 21. Jakarta: EGC, 2000. hal 356.
• PERDAMI,. Ilmu Penyakit Mata Untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Jakarta. 2002
• Vaughan, Daniel G. dkk. Oftalmologi Umum. Widya Medika. Jakarta. 2000
• Wijaya N. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 1983
TERIMA KASIH
HISTOLOGI KONJUNGTIVA Lapisan epitelium merupakan lapisan terluar konjungtiva.
• Epitel konjungtiva marginal lima lapis epitel gepeng
berlapis
• Konjungtiva tarsal dua lapis epitel silindris dan gepeng.
Konjungtiva forniks dan bulbar tiga lapis epitel yaitu sel
silindris, sel polihedral, dan sel kuboid
• Konjungtiva limbal terdiri atas berlapis-lapis sel gepeng.

Lapisan adenoid lapisan itu disebut conjunctiva-associated


lymphoid tissue (CALT) berfungsi dalam respons imun di
permukaan mata.

Lapisan fibrosa terdiri atas jaringan kolagen dan fibrosa serta


pembuluh darah dan konjungtiva.
KLASIFIKASI

Bentuk Limbal  hipertrofi papil pada limbus


Bentuk palpebra  terutama mengenai superior yang dapat membentuk jaringan
konjungtiva tarsal superior. Terdapat hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang
pertumbuhan papil yang besar ( Cobble merupakan degenarasi epitel kornea atau
Stone ) yang diliputi sekret yang mukoid. eosinofil di bagian epitel limbus kornea,
terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.
PATOFOSIOLOGI

Ditemukan sel-sel
Neovaskularisasi dan
Fase Prehipertrofi mononuclear,
pembentukkan papil
limfosit, makrofag.

Sel mast dan


Fase Vaskuler dan eosinophil
seluler. terdapat dalam
jumlah besar.
MANIFESTASI KLINIS

 Mata gatal, perih dan berair, sering berkedip


 Fotofobia
 Sensasi rasa seperti ada benda asing
 Terbentuk secret mucoid
 Tampilan klinis pada konjungtiva dapat dibedakan sebagai berikut:
• Tipe pelpebral: hiperemis konjungtiva dan hipertrofi papil difus berukuran besar
(cobble stone atau giant papillae).
• Tipe limbal: limbus terlihat menebal disertai dengan beberapa tonjolan yang tersebar.
Dapat ditemukan bintik Horner-Trantas, yaitu bintik-bintik putih yang merupakan
kumpulan sel epitel dan eosinophil yang mengalami degenerasi.
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang

Mata Merah
Mata gatal Hipertrofi papiler Pemeriksaan lab atau
Terasa perih Cobble stone kerokan konjungtiva
Giant papillae didapatkan sel eosinophil
Sekret mucoid dan eosinophil granul.
Pada limbus ditemukan
horner-trantas dots
TATALAKSANA
Tindakan Farmakoterapi
Umum

• Menghindari tindakan
menggosok-gosok mata dengan • Pada fase akut dapat diberikan kortikosteroid mata
tangan atau jari tangan tiap 2 jam selama 4 hari. Obat lain : Sodium
• Menghindari daerah berangin cromaglycate 2 % : 4-6 x 1 tetes/hari, Iodoxamide
kencang yang biasanya juga tromethamie 0,1%, Levocabastin, Cyclosporin.
membawa serbuk sari
• Menggunakan kaca mata • Pada kasus berat dapat juga diberikan anti histamin
berpenutup total untuk dan steroid oral, seperti prednisolone asetat,
mengurangi kontak dengan prednisolone fosfat, atau deksamethason fosfat 2–3
allergen tablet 4 kali sehari selama 1–2 minggu.
• Kompres dingin di daerah mata
KOMPLIKASI PROGNOSIS

• Komplikasi konjungtivitis vernal


adalah pembentukan jaringan
Bila segera diatasi, konjungtivitis ini tidak akan
sikratik yang dapat mengganggu
membahayakan. Namun jika bila penyakit
penglihatan. Pada konjungtivitis
radang mata tidak segera ditangani/diobati
giant papillary, iritasi kronis akan
bisa menyebabkan kerusakan pada
menyebabkan keratitis yaitu
mata/gangguan dan menimbulkan komplikasi
inflamasi pada kornea dan dapat
seperti glaukoma, katarak maupun ablasi
menyebabkan kebutaan permanen
retina.
karena terjadi ulserasi pada
permukaan kornea.

You might also like