You are on page 1of 34

Appendicitis

Zolla Verbianti Suwita


Kelas A
1741012222
Batasan

• Appendicitis adalah peradangan yang terjadi


pada Appendix vermicularis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering
pada anak-anak maupun dewasa.

• Appendicitis akut merupakan kasus bedah


emergensi yang paling sering ditemukan pada
anak-anak dan remaja.
• Semua kasus appendicitis memerlukan tindakan
pengangkatan dari appendix yang terinflamasi, baik
dengan laparotomy maupun dengan laparoscopy.

• Apabila tidak dilakukan tindakan pengobatan, maka


angka kematian akan tinggi, terutama disebabkan
karena peritonitis dan shock
Etiologi

• Appendicitis disebabkan karena adanya obstruksi (sumbatan) pada lumen


appendix sehingga terjadi kongseti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya
terjadi infeksi. Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri.

• Penyebab obstruksi yang paling sering adalah fecalith (feses yang membatu),
parasit, corpus alienum, dan lain-lain. Penyebab lain dari obstruksi appendiks
meliputi:
• Hiperplasia folikel lymphoid Carcinoid atau tumor lainnya
• Benda asing (pin, biji-bijian)
• Kadang parasit
• Penyebab lain yang diduga menimbulkan Appendicitis adalah ulserasi
mukosa appendix oleh parasit
• E.histolytica.
• Bakteri aerob fakultatif dan bakteri anaerob E.Coli
Patofisiologi

• Appendix Vermiforis secara anatomis


terletak di pangkal illeum dan caecum
dengan panjang 7-10cm, berbentuk
tabung dan berdiameter 0,7 cm. Pada
keadaan normal, appendix tidak berisi
apa-apa (kosong), berbeda dengan usus
halus dan usus besar yang berisi
makanan
Patofisiologi
• Penyebab apendicitis 80% sumbatan, sisanya oleh infeksi
hematogen dan penyebab lain

Sumbatan (Fecalith, Appendix


parasit, corpus Masuk ke Appendix tersumbat
alienum, dll)

Tekanan 

Mengeluarkan Terjadi
cairan mukosa Radang

Appendix
Lebih lanjut Terjadi
rapuh Kematian sel menimbulkan Terbentuk
dan Appendix penekanan pemb. Pengumpulan sel
pus/nanah
berluban Darah sekitar darah putih
g
Tanda dan Gejala Appendicitis

• Nyeri perut disekitar pusar dan atas pusar  tanda awal


• Nyeri kemudian dirasakan pada perut bagian kanan bawah
• Nyeri dirasakan saat mengejan, batuk, dan berjalan
• Mual dan muntah
• Demam
• Susah BAB
• nyeri saat kencing atau perasaan tidak nyaman pada saat menahan kencing
dan distensi kandung kemih
• Bising Usus
• Pada anak  tidak ada gejala spesifik  Rewel dan tidak mau makan serta
berjalan pincang pada kaki kanan
• Pada bayi  susah dideteksi, baru dapat di deteksi saat sudah terjadi
perforasi (berlubang)
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
1. Distensi perut (+) Leukosit diatas

Pemeriksaan 10.000/mm3 (12.000-


18.000/mm3)
2. Nyeri tekan abdomen Pemeriksaan urin (untuk
kanan bawah (+) membedakan batu ginjal dg
appendicitis)
3. Psoas sign  pasien di USG (jika diameter
baringkan kemudian dilihat appendix > 7 mm  maka
nyeri pada persendian obstruksi)
kanan (+)
4. Obturator sign (+) Didapat appendicolith
(cairan pada appendix)
5. Blumberg’s sign (+) CT Scan (Pasien Obesitas)
 appendix > 5-7 mm dan
dinding appendix mengecil
 memberi gambaran halo
Rovsing sign
6. Rovsing sign (+)
7. Baldwin test  nyeri di
pinggang (+)
8. Nyeri ketika batuk
Blumberg sign 9. Nyeri pada celah rahim
KASUS
Anamnesa

Seorang Pasien perempuan (LD) berumur 24


tahun masuk RSUD Padang Panjang pada
tanggal 22 februari 2017 pukul 14.00 WIB
melalui IGD dengan :
• Nyeri perut kanan sebelah bawah
Identitas Pasien
Data Umum
Nama Pasien : Ny. LD
No MR : 305813
Dokter merawat : dr. Zaitul Ikhlas Sp.B

Ruangan : Bedah
Alamat : Malalo
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 24 tahun
Pekerjaan :-
Tanggal masuk RS : 22 februari 2017
Tanggal keluar RS : 26 februari 2017
Pembayaran/status : BPJS
Riwayat Penyakit

Riwayat Riwayat
Penyakit Riwayat Penyakit Sekarang Penyakit
Dahulu Keluarga
Nyeri perut kanan bawah sejak tiga
- -
hari yang lalu
Awalnya nyeri di perut kanan
Nyeri terasa hilang timbul
Jika bergerak terasa sakit
Demam tidak ada
Mual dan muntah kadang
Tidak menstruasi sudah 3 bulan
Pemeriksaan

• Vital sign
Tanda Vital Tanggal
22/02 23/02 24/02

-
Tekanan darah (mmHg) 110/70 120/80

-
Nafas (x/i) 18 22

-
Nadi (x/i) 80 80

-
Suhu (°C) 36,8 36,5
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Pemeriksaan Keterangan
Kepala Normal
Mata KA (-/-), Si (-/-)
Thorax Normal
THT Normal
Leher Normal
Dada Normal
Abdomen Normal
Genitalia Normal
Pemeriksaan
Status Lokalis

Pemeriksaan Keterangan
Inspeksi : Distensi (kembung) (-)

Abdomen : Bising Usus (+)

Palpasi :
-nyeri tekan (+)
(+)
-nyeri lepas
(+)
-Rousign sign
(+)
-Psous sign
(+)

NT (+)
NL (+)
Data Laboratorium
Hasil
Pemeriksaan Nilai Normal
24/02/17
Hb 10,3 12-16 g/dl
Leukosit 14.240 5000-10.000/uL
40-48 % (Laki-laki)
Hematokrit 31,7
37-43 % (Perempuan)
Trombosit 660.000 150-400.103/uL

Kolesterol total - <200 mg/dL

35-55 mg/dL (Laki-laki)


HDL -
45-65 mg/dL (Perempuan)
LDL - <200 mg/dL
Trigliserida - <150 mg/dL
Ureum - 13-43 mg/dL
Kreatinin - 0,6-1,2 mg/dL
Diagnosa

Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan


penunjang pasien didiagnosa menderita
Apendisitis Akut
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien
Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
22/2/17 s/ Pasien mengatakan Nyeri perut kanan - IVFD RL 8 Jam/kolf
bawah dan Tidak menstruasi sudah 3 - Cefazolin inj 2 x 1
bulan - Ranitidin inj 2 x 1
- Ketorolac inj 2 x 1
o/ Bising usus (+) Persiapan operasi, rencana
operasi esok harinya, pasien
a/ Apendisitis akut diharuskan puasa
p/ Apendiktomi

23/2/17 s/ Pasien mengatakan Nyeri perut kanan - IVFD RL 8 jam / kolf


bawah dan Tidak menstruasi sudah 3 - Ranitidin inj 2x1
bulan - Cefazolin inj 2x1
- Ketorolac inj 2 x 1
o/ Bising usus (+)  Pasien operasi pukul 10.00
pagi.
a/ Apendisitis akut

p/ Apendiktomi

Laporan Operasi :
appendicitis akut
Tata Laksana Terapi

• Pemberian terapi kristaloid agresif dg gejala


klinis sepsis dan dehidrasi
• Berikan analgesik parenteral dan antiemetik
(sesuai kebutuhan)
• Lakukan pengangkatan Appendix
(Appendectomy)
• Lakukan terapi antibiotik sebelum/sesudah
Appendectomy
Terapi Antibiotik

• Berikan profilaksis antibiotik sebelum Appendectomy


• Berikan antibiotik bersamaan dengan analgesik
• Berikan antibiotik untuk kategori bakteri gram negatif
dan anaerob spektrum luas
• Cefotetan dan cefoxitin atau golongan cefalosprorin
menjadi pilihan terbaik
• Untuk pasien alergi penisilin, carbapenem pilihan
terbaik
• Pasien hamil, antibiotik yg diberikan harus kategori A
atau B
• Pasien yg mengalami afebris, maka penggunaan
antibiotik harus dihentikan
Laporan Pemberian Obat Pasien

Tanggal Pemberian Obat


No Nama Obat Dosis 22/2/1 23/2/17 24/2/14 25/2/17 26/2/17
7
IFVD RL tiap 8 Tiap 8 √ √ √ √ -
1
jam/kolf jam
2 Cefazolin inj 2x1 √ √ √ √ -

3 Ketorolac inj 2x1 √ √ √ √

4 Ranitidin inj 2x1 √ √ √ √ -

5 Cefixime 2x1 - - - - √

6 Asam Mafenamat 3x1 - - - . √

7 Ranitidin tab 2x1 - - - - √


Lembar Pengkajian Resep
Terapi Selama Dirawat
22/2/1 23/2/1 24/2/1 25/2/1 26/2/1
Obat Dosis
7 7 7 7 7

IFVD RL tiap 8 jam/kolf Tiap 8 jam √ √ √ √ -


Cefazolin inj 2x1 √ √ √ √ -
Ketorolac inj 2x1 √ √ √ √ -
Ranitidin inj 2x1 √ √ √ √ -
Cefixime 2x1 - - - - √
Asam Mafenamat 3x1 - - - . √
Ranitidin tab 2x1 - - - - √

Sebelum melakukan operasi  puasa terlebih


dahulu
Lembaran Pengkajian Obat
Berhent
Mulai Jenis Obat Rute Dosis Indikasi Obat Pemberian Obat
i
22/2/17 IFVD RL tiap IV Tiap 8 jam Mengembalikan Harus dibawah pengawasan
(500 ml x 26/2/17 keseimbangan elektrolit tenaga medis
8 jam/kolf
1’s) tubuh
22/2/17 Cefazolin inj IV 2x1 0,5 mg Mengobati dan mencegah Harus dibawah pengawasan
infeksi akibat bakteri tenaga medis
26/2/17
sebelum dan sesudah
operasi
22/2/17 Ketorolac inj IV 2x1 10 mg Meringankan nyeri pasca Harus dibawah pengawasan
26/2/17
operasi tenaga medis
22/2/17 Ranitidin inj IV 2x125 mg Meringankan nyeri GI Harus dibawah pengawasan
26/2/17 akibat penggunaan tenaga medis
NSAID

Mulai Jenis Obat Rute Dosis Berhenti Indikasi Obat


Cefixime 2x1 100 Mengobati dan mencegah Sebelum makan
26/2/17 Oral 30/2/17
mg infeksi
Asam Mafenamat 3x1 500 Meredakan nyeri Sesudah makan
26/2/17 Oral 30/2/17
mg
Ranitidin tab 2x1 150 Mencegah dan mengobati Sebelum makan
26/2/17 Oral 30/2/17
mg nyeri GI
Tabel Pengkajian Obat
TEPAT ATAU
JENIS OBAT INDIKASI OBAT KOMENTAR ATAU ALASAN
TIDAK TEPAT
IFVD RL tiap 8 Mengembalikan Perlu diberikan untuk memenuhi kebutuhan
keseimbangan elektrolit TEPAT elekrolit sebelum dilakukan operasi
jam/kolf tubuh
Cefazolin inj Mengobati dan mencegah Perlu diberikan untuk mencegah terjadinya
infeksi akibat bakteri infeksi oleh bakteri pada appendix dan tempat
TEPAT
sebelum dan sesudah operasi pembedahan sebelum dilakukan operasi dan
sesudah operasi
Ketorolac inj Meringankan nyeri pasca Perlu diberikan untuk meringankan nyeri hebat
operasi TEPAT saat dan sesudah operasi

Ranitidin inj Meringankan nyeri GI akibat Perlu diberikan untuk mencegah iritasi GI
penggunaan NSAID TEPAT akibat penggunaan ketorolak dan cefazolin

Cefixime Mengobati dan mencegah Perlu diberikan untuk mencegah infeksi


TEPAT
infeksi bakteri pasca operasi dilokasi bedah
Asam Meredakan nyeri Perlu diberikan untuk meredakan nyeri pasca
TEPAT operasi
Mafenamat
Ranitidin tab Mencegah dan mengobati Perlu diberikan untuk mencegah iritasi GI
nyeri GI TEPAT
Informasi Obat
1. IFVD Ringer Laktat (RL)
Komposisi : Natrium laktat 3,1 g, NaCl 6 g, KCL 0,3 g, CaCl2 0,2 g
Indikasi : Mengembalikan keseimbangan elektrolit tubuh
Kontraindikasi : Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan hati, asidosis laktat
Dosis : Injeksi intravena 3 dosis terbagi sesuai kondisi pasien

2. Cefazolin Injeksi
Komposisi : Cefazolin
Indikasi : mengobati dan mencegah infeksi bakteri dengan cara membunuh bakteri,
biasanya digunakan pada pasien pra/pasca operasi
Kontraindikasi : Hipersensitivitas
Dosis : Dws  1 gram/hari per 8 jam
Informasi Obat
3. Ketorolak Injeksi
Komposisi : Ketorolac tromethamine 10 mg/ml atau 30 mg/ml
Indikasi : penatalaksanaan nyeri akut derajat sedang-berat untuk operasi
Kontraindikasi : hipersensitivitas, ulkus peptikum, gangguan koagulasi, hipovolemia,
gangguan ginjal, hamil, laktasi, persalinan
Dosis : awal : 10 mg diikuti peningkatan dosis 10-30 mg tiap 4-6 jam.

4. Ranitidin Injeksi
Komposisi : Ranitidin
Indikasi : Pengobatan ulkus peptikum/tukak lambung, gejala refluks esofagitis
dengan cara menurunkan produksi asam lambung
Kontraindikasi : hipersensitivitas, hamil, ganguan ginjal
Dosis : Dws  50 mg tiap 6-8 jam per hari
Informasi Obat
5. Cefixime
Komposisi : Cefixime 100 mg
Indikasi : Mengobati infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif
Kontraindikasi : Hipersensitivitas
Dosis : Dws & anak  BB >30 kg 2x50-100 mg

6. Asam Mefenamat
Komposisi : Asam Mefenamat 500 mg
Indikasi : mengurangi nyeri pasca operasi
Kontraindikasi : Hipersensitivitas, gangguan ginjal berat, urtikaria, tukak lambung
Dosis : Dws  500 mg 3xsehari
Anak2  >14 thn 500 mg diikuti 250 mg tiap 6 jam
Informasi Obat
7. Ranitidin Tab
Komposisi : Ranitidin 150 mg
Indikasi Pengobatan ulkus peptikum/tukak lambung, gejala refluks esofagitis dengan
cara menurunkan produksi asam lambung, mencegah iritasi GI.
Kontraindikasi : hipersensitivitas, hamil, ganguan ginjal
Dosis : Dws  2xsehari 150 mg
DFP 3-LEMBAR MONITORING EFEK SAMPING
OBAT (AKTUAL)
Nama : Ny. LD No. MR : 305813 Dokter : dr. Zaitul Ikhlas Sp.B
Ruangan : Bedah Farmasis :
Umur : 24 th
Hari dan Nama Obat Manifestasi Regimen Cara Mengatasi ESO Evaluasi
No. Tanggal ESO Dosis Tgl Uraian

1. 22/2/17 Cefazoline injeksi Gangguan 2 x 1 gram/ Diatasi dengan penggunaan


saluran cerna iv ranitidin injeksi

2. 22/2/17 Ketorolak injeksi Gangguan 2x1 10 mg Gangguan saluran cerna dapat


saluran cerna / iv diatasi dengan pemberian
(diare, ranitidin
dispepsia, nyeri Sakit kepala diatasi dengan
GI, nausea) istirahat yang cukup
Gangguan SSP
(sakit kepala,
pusing,
mengantuk)

3. 22/2/17 Ranitidin Injeksi Diare, muntah, 2x125 mg/ Diatasi dengan pemberian obat
sakit kepala iv setelah makan
Nama : Ny. LD No. MR : 305813 Dokter : dr. Zaitul Ikhlas Sp.B
Ruangan : Bedah Farmasis :
Umur : 24 th
Hari dan Nama Obat Manifestasi Regimen Cara Mengatasi ESO Evaluasi
No. Tanggal ESO Dosis Tgl Uraian

1. 26/2/17 Cefixime 100 mg Sakit perut, 2x100 mg Diatasi dengan pemberian


mual, ranitidin setelah minum
kembung, sakit cefexime dan istirahat yang
kepala, pusing cukup

2. 26/2/17 Asam Mefenamat 500 Gangguan 3x500 mg Gangguan saluran cerna dapat
mg saluran cerna diatasi dengan pemberian
(diare, ranitidin, dan diberikan setelah
dispepsia, nyeri makan
GI, nausea) Sakit kepala diatasi dengan
Gangguan SSP istirahat yang cukup
(sakit kepala,
pusing,
mengantuk)

3. 26/2/17 Ranitidin Tab 150 mg Diare, muntah, 2x150 mg Diatasi dengan pemberian obat
sakit kepala setelah makan
DFP 4 - FORM RENCANA KERJA FARMASIS
DAN LEMBAR PEMANTAUAN
Yang harus dipantau
saat operasi Data Frekuensi
Tujuan Rekomendasi
rujukan pemberia Keterangan
Terapi Sebelum Sesudah terapi
pantauan n
operasi operasi
Meredakan - Nyeri Pereda nyeri NT, NL, iv : 2x1 Sesuai
nyeri tekan dan (Ketocorolac Psous Per oral :
nyeri lepas iv dan Asam sign, 3x1
↓ mefenamat Rousign
500 mg) sign (-)
Mencegah Tidak Tidak Antibiotik Leukosit < iv : 2x1 Sesuai
infeksi terjadi terjadi (Cefazolin iv 10.000 Peroral :
bakteri infeksi infeksi dan cefixime mm3 2x1
100 mg)
Pengankata Hb, Hb, Transfusi Hb = 12 g/dl 1x bila Tidak
Tek. Darah =
n appendix tekanan tekanan darah 120/90 diperlukan diberikan
darah, darah, mmHg
trombosit, trombosit, Trombosit =
150.000-
hematokri hematokrit 400.000 UL
t Hematokrit =
37-43%
Hal yang perlu dimonitoring

• Kadar elektrolit pasien


• Kadar Hb, tekanan darah, dan hematokrit
pasien setelah operasi
• Kadar leukosit
• Siklus haid pasien setelah operasi
Kesimpulan

Secara keseluruhan terapi yang


diberikan telah sesuai dengan
diagnosa penyakit. Hanya saja Hb dan
hematokrit pasien yang dibawah
normal tidak menjadi perhatian
khusus dokter sebelum dilakukan
operasi pengangkatan appendix,
sehingga terapi yang diperlukan
adalah transfusi darah saat operasi
atau pemberian tablet penambah

You might also like