Professional Documents
Culture Documents
TAHUN 2018
Tujuan Instruksional Umum
MANAJEMEN
Transmigrasi Nomor:PER-04/MEN 1980
Tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat pemadam Api Ringan.
KESELAMATAN Peraturan Daerah Kota kendari Nomor:2
KEBAKARAN Tahun 2012 Tentang Jasa Umum Retribusi
Pemeriksaan Alat Pemadam Api Ringan.
Pasal 7
1. Penyelenggaraan manajemen Penaggulangan Kebakaran yang melanggar
ketentuan-ketentuan dalam pasal 3 dan pasal 4 Keputusan menteri ini
dikenakan sanksi administrasi yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
sebagaimana dimaksud pada pasal 5.
2. Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
dikenakan sesuai dengan tingkat pelanggaran,dapat berupa :
a. Peringatan Tertulis,
b. Pembatasan Kegiatan
c. Penghentian sementara kegiatan pemanfaatan sampai dilakukan
Pemenuhan ketentuan manajemen tersebut.
d. Pencabutan ijin yang telah dikeluarkan untuk menyelenggarakan
Pemanfaatan bangunan gedung dan atau lingkungannya.
3. Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter.
Bab.III Pemeliharaan
Pasal 11
1. Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 kali dalam setahun yaitu:
Pemeriksaan dalam jangka 6 Bulan dan 12 Bulan
Pasal 18
1. Setiap Tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali dengan cara ;
a. Untuk asam soda,busa,bahan kimia harus diisi setahun sekali
b. Untuk Jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus diisi 2 Tahun
Sekali
c. Untuk Jenis tabung gas Hydrocarbon Berhalogen,Co2 carbondioksida harus
diisi 3 tahun sekali,sedangkan jenis lainnya diisi selambat-lambatnya 5
tahun.
Pasal 24
Pengurus harus bertanggung jawab terhadap ditaatinya peraturan ini.
BAB.IV
Ketentuan Pidana
Pasal 25
Pengurus yang tidak mentaati ketentuan tersebut pasal 24 diancam dengan
hukuman kurungan selama 3 (tiga) bulan atau denda.
Fire
PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 2 TAHUN 2012
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Bagian kesatu
Nama,Objek,Subjek dan Wajib Retribusi
Pasal 38
Dengan Nama Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran dipungut
retribusi atas pelayanan pemeriksaan dan /atau pengujian alat pemadam
kebakaran.
Pasal 39
Objek Retribusi Pemeriksaan Alat pemadam Kebakaran adalah pelayanan
pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran,alat
penanggulangan kebakaran dan alat penyelamatan jiwa oleh pemerintah
Daerah terhadap alat-alat pemadam kebakaran,alat penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan jiwa yang dimiliki dan/atau dipergunakan
oleh masyarakat.
Pasal 40
1. Subjek Retribusi Alat Pemadam Kebakaran adalah Orang Pribadi atau Badan
yang menggunakan/menikmati pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian
alat pemadam kebakaran.
2. Wajib Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah Orang
pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi,termasuk pemungut atau pemotong retribusi pemeriksaan alat
pemadam kebakaran.
Bagian kedua
Cara mengukur tingkat penggunaan jasa
Pasal 41
KELUAR
EXIT
3.Sarana sistem proteksi aktif
a. Alat Pemadam Api Ringan.
Penyediaan Alat pemadam api ringan dengan jenis,kapasitas dan
daya padam yang sesuai harus tersedia pada tiap lantai dalam
suatu gedung bertingkat.mengenai peletakan,jenis dan kapasitas
alat pemadam kebakaran disesuaikan dengan ketentuan yang ada.
Untuk menjaga agar alat pemadam api selalu siap digunakan maka
perlu dilakukan tindakan pemeriksaan secara berkala yang
berkaitan dengan kondisi slang , tabung, isi bahan pemadam serta
peletakannya.
• RATE OF RISE
Panas
Heat Detector • FIXED TEMPERATURE
• IONIZATION
Asap
Smock Detektor • PHOTO ELECTRIC
• Push bottom
Manual • Full down
• break glass
c. Sistem Sprinkler Otomatis
Pada gedung tinggi yang telah dilengkapi dengan
sistem sprinkler otomatis ,kebakaran yang terjadi akan
dapat terkendali. Namun demikian kendala yang
terjadi dengan gagalnya sistem sprinkler melindungi
bangunan dari kebakaran lebih banyak disebabkan
karena kurang terpeliharannya sistem yang terpasang
tersebut seperti contohnya katup dalam kondisi
tertutup dan tidak disurvei,pompa tidak beroperasi
atau air yang tersedia tidak mencukupi.
d. Sistem Hidran.
Jumlah kotak hidran dalam bangunan harus
disesuaikan dengan luas lantai bangunan.sitem hidran
dalam bangunan memerlukan pasokan jumlah air
yang tersedia dalam reservoir maupun tanki grafitasi
4. Sarana sistem Proteksi Pasif Fire
a. Ketahanan Struktur
Tujuannya adalah konstruksi bangunan harus mampu menciptakan kestabilan
struktur selama terjadi kebakaran sehingga memberi kesempatan pada
penghuni untuk menyelamatkan diri dan bagi petugas pemadam kebakaran
untuk melakukan oprasi pemadam kebakaran.
Pengertian :
Apar adalah Alat pemadam kebakaran yang dapat
dijinjing,dibawa, dioperasikan oleh satu orang dan berdiri
sendiri. Alat pemadam api Ringan mempunyai berat 1 lbs –
35 lbs (1/2 Kg – 16 Kg).Dalam penggunaannya alat
pemadam api ringan hanya untuk api awal/api kecil.setiap
alat harus dilengkapi dengan label atau logo.karena dari
label tersebut kita dapat mengetahui hal-hal penting seperti;
jenis media yang digunakan,aplikasi terhadap kelas
kebakaran,cara penggunaannya dll.
JENIS ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
Prinsip :
Nyala api diselimuti oleh serbuk kimia
Sehingga menghalangi hubungan oksigen
Dengan benda yang terbakar.
F 3. APAR JENIS BUSA
O
A
m
FOAM :
Kumpulan cairan yang berbentuk
gelembung-gelembung kecil yang berisi
gas / udara yang dapat mengapung di atas
permukaan zat cair dan mengalir di atas
permukaan zat padat..
Keuntungan: Efektif Memadamkan
Kebakaran Kealas A dan B
MACAM-MACAM BUSA
[Menurut cara terbentuknya]
1. BUSA KIMIA .
Busa yang terjadi karena adanya proses kimia.
- Tepung tunggal.
- Tepung ganda.
2. BUSA MEKANIK.
Busa yang terjadi karena adanya proses mekanis,
yaitu berupa campuran dari bahan pembuat busa
yaitu :
- cairan busa.
- air.
- udara.
Gelembung menyelimuti
Menyebabkan katarak .
BERAT ISI BERAT TOTAL TINGGI TOTAL GARIS TENGAH JARAK LAMA SEMPROT
JENIS APAR
( KG ) ( KG ) ( MM ) (MM) SEMPROT (M) (Det)
SERBUK KIMIA 1 2,6 325 89 1 S/D 2 8
KERING 3 6,8 490 128 2 S/D 4 13
DRY CHEMICAL 6 11,5 560 157 2 S/D 5 15
POWDER 12 21 580 182 3 S/D 6 21
MULTIPURPOSE 20 45 750 258 4 S/D 8 40
50 115 800 390 4 S/D 12 60
10 15 580 180 6 S/D 8 45
AFSL10 15,7 610 180 6 S/D 8 45
BUSA/FOAM 50 130 1100 290 10 S/D 12 180
100 220 1300 390 10 S/D 15 240
150 417 1550 445 15 S/D 20 240
3 12 530 140 1 S/D 2 15
CO2 6 23 940 140 1 S/D 3 25
CARBON DIOXIDA 12 50 1250 2X140 2 S/D 4 35
27 75 1500 230 2 S/D 5 45
Pemasangan dan Penempatan
APAR
SALAH
Pada posisi yang mudah dilihat,
dicapai / diambil dan dilengkapi
dengan tanda pemasangan .
Sesuai dengan jenis dan kelas
kebakaran benda yg di lindungi
Harus menggantung pada dinding / BENAR
dalam lemari kaca .
Ketinggian 75 – 125 cm dari lantai.
Pada suhu antara 400 C – 490 C
Recommended Location APAR
NFPA
Recommended Location APAR
Menghitung kebutuhan APAR ditetapkan oleh National Fire
Protection Association (NFPA)
•Aula/Koridor/Perkantoran
Untuk ruang perkantoran dengan luas 200m persegi, sebaiknya
disediakan alat pemadam api dengan media dry chemical
powder seberat 6 kg di tiap ruangannya. Lalu untuk ruangan terusan
atau terbuka seperti koridor dan aula, sebaiknya disediakan APAR
dengan berat dan jenis yang sama berjarak 20 meter tiap unitnya.
REAKSI
RANTAI
KIMIA
1.PENDINGINAN/PENURUNAN TEMPERATUR ( COOLING )
Untuk memadamkan api dengan cara ini diperlukan suatu cara peniadaan
panas yang lebih cepat dari pada panas yang ditimbulkan oleh api
tersebut.dalam hal ini bahan pendinginan harus langsung mencapai bahan
bakar yang sedang terbakar.proses tersebut dengan cara mengaborsi
kalor/panas sehingga peningkatan panas menjadi terganggu dengan
demikian temperatur penyulutan tdak tercapai,pendinginan akan
menghentikan pula timbulnya uap dan gas yang mudah
terbakar.bahan pendingin yang umum dan praktis adalah air berupa
aliran air jet, atau aliran air spray.
2. PEMINDAHAN BAHAN BAKAR ( STARVATION )
Metode pemadaman :
- Pendinginan Dengan Air.(cooling)
- Pemindahan Bahan Bakar (Starvation)
- Penghentian Reaksi Rantai Kimia (APAR jenis DCP
Kls.a atau DCPM Kls ABC
- Pembatasan Oksigen (Smothering) Secara Tradisional
2. KLASIFIKASI KEBAKARAN KELAS B
Kebakaran yang terjadi pada benda Cair dan Gas
yang mudah terbakar.
Metode Pemadaman :
Penghentian Reaksi Rantai Kimia Dengan Bahan Pemadam
Khusus,Terutama tepung kimia KeringTertentu/Special Dry
Chemical Powder.kls D.
WASPADALAH
Terhadap Potensi Kebakaran
1.Listrik.
-Memasang kontak listrik secara bertumpuk
-Membuat Aliran Baru Tanpa izin dari PLN.
-Kabel listrik yang terpasang tidak standar dan tidak sesuai muatan listrik
-Membuat cabang aliran lebih dari tiga
-Meletakkan Kabel dibawah Karpet
-Menggunakan kabel kecil untuk peralatan dengan daya besar
-Meninggalkan Peralatan Listrik dalam keadaan aktif.
-Meletakkan Barang-barang cair didekat alat-alat elektronik.
2.Kompor
-MengisiKompor dalam keadaan menyala
-Meletakkan kompor pada dinding yang mudah menyala atau dekat barang
yang mudah terbakar.
-Tidak memeriksa sumbu kompor minyak secara teratur.
-Tidak memelihara saluran gas dari tabung ke kompor secara teratur dan rutin
-Meletakkan kompor Gas Pada Ruangan yang kurang pentilasi udara.
-Meninggalkan rumah saat kompor dalam keadaan menyala.
-Memindahkan Kompor Dalam Keadaan Menyala.
-Mematikan/Menyalakan/Aliran Listrik saat ada kebocoran Gas.
POSKO
- Operator
- Teknisi
R. RESCUE R. SALVAGE
TUGAS KEPALA / WAKIL KESELAMATAN
KEBAKARAN GEDUNG
TUGAS TEKNISI
Mentransportasikan korban
ketempat lain yang aman
2. Biro Hukum Pemerintahan DKI, Jakarta (1985),” Kompilasi SK. Gubernur KDKI tentang
Protap-protap dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di DKI,”.
3. Custer, RLP & Meacham, B.J (2001),” Introduction to Performance-based Fire Safety,”
NFPA, Quincy, MA.
4. DKI, Jakarta (2008),” Peraturan Daerah (Perda) no 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran dalam Wilayah DKI Jakarta,”
6. Friedman, Raymond (1998),” Principles of Fire Protection Chemistry and Physics,” National
Fire Protection Association (NFPA), Quincy, MA, USA.
7. Ganjar Budiarto (2005), Dasar – Dasar Fiire Emergency Plan dan Pemenuhan Sarana
Keadaan Darurat, Kursus Teknik K3 Penanggulangan Kebakaran Tk Ahli Pratama (Klas B)
8. Suprapto (2003),” Hal-hal pokok Dalam Penyusunan Fire Emergency Plan (FEP) pada
Bangunan Gedung dan Industri,” Pelatihan Proteksi Kebakaran Level-B untuk PT. Astra,
BPSI, Jakarta.