Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nurul Octavia Ibrahim, S.Ked
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku/bangsa : Bugis/Indonesia
Alamat : Dusun Borong Tala, Gowa
Tanggal Pemeriksaan : 18 Januari 2019
ANAMNESIS
Status Generalis
Mata : Anemis +/+, Ikterik -/-
Keadaan Umum : Sakit Ringan Jantung : BJ I dan II normal,
Kesadaran : Compos Mentis Murmur (-), Gallop (-)
Inspekulo
Abdomen Vulva/Vagina tidak ada
Teraba massa padat, kelainan
kenyal, permukaan rata, Cervix normal, kemerahan,
mobile dengan ukuran 8 x erosi (-)
5 cm, Nyeri tekan (-) Fluksus (+)
Pemeriksaan Dalam Vagina
Portio mencucu
OUE/OUI : tertutup/tertutup
Uterus antefleksi
Adneksa parametrium ki-ka nyeri (-), massa
(-)
Cavum douglasi tidak menonjol
Nyeri goyang (-)
Pelepasan darah (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ALT/SGPT 17 5 – 41 µl N
Urea 39 15 – 40 mg/dl N
Creatinine 0,7 0,5 – 1,2 mg/dl H
Uterus anteflexi
Tampak massa mixekoik intra
uteri, ukuran 10 cm x 8 cm
Endometrial Line (+)
Kesan : Mioma Uteri
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding :
Hiperplasia Endometrium
PENATALAKSANAAN
Seorang pasien datang dengan keluhan Keluar darah dari jalan lahir dirasakan sejak 10 hari yang lalu.
Darah yang keluar berwarna merah, menggumpal, dan banyak sehingga pasien mengaku mengganti
pembalut sebanyak ± 7 kali per hari. Keluhan disertai nyeri perut bagian bawah dan mengeluh adanya
benjolan pada perut bagian bawah. Sebelumnya pasien juga mengaku menstruasinya tidak berhenti.
Sejak 1 tahun terakhir ini mengalami menstruasi selama 14 hari. HPHT 16 Januari 2019. Riwayat
penyakit dahulu (-), Hipertensi (-), DM (-). Riwayat kontrasepsi (+) suntik 12 minggu terahir 2 tahun
lalu.
Pada pemeriksaan fisis ginekologi didapatkan teraba massa pada regio abdomen
dengan konsistensi padat, kenyal, permukaan rata, mobile, ukuran 8 x 5 cm.
Pemeriksaan inspekulo didapatkan fluksus (+). Pemeriksaan dalam vagina didapatkan
portio mencucu, OUE/OUI tertutup, pelepasan darah (+). Pemeriksaan darah rutin
didapatkan anemia Hb, 65 gr/dl. Dan pada pemeriksaan USG ginekologi didapatkan
kesan mioma uteri
PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionum : Dubia ad bonam
Ad Sanationum : Dubia ad malam
ANATOMI UTERUS
HAID NORMAL
Kelainan
Kelainan Kelainan Lama
banyaknya
Siklus Haid
haid
Perdarahan Perdarahan
PUD
Bercak diluar haid
GANGGUAN HAID
Kelainan banyaknya
Kelainan Siklus Kelainan lama haid
Haid
• Polimenore (sering) • Hipermenore • Menoragi > 7 hr
< 21 hr (banyak) > 80 ml • Brakimenore < 3
• Oligomenore (> 4/5 pembalut) hr
(jarang) >35 hr • Hipomenore
• Amenore (tidak (sedikit) < 80 ml
haid) > 3 bulan
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
Berat Kehamilan
Etnik
badan dan paritas
Kebiasaan
Diet
merokok
PATOFISIOLOGI
Degenerasi
Jinak Atrofi Hialin Kistik
Degenerasi
Miosarkoma
Ganas
MANIFESTASI KLINIS
Menometroragia
Menoragia
hingga infertilitas
Gejala penekanan oleh tumor rasa berat pada panggul
Sal. Pencernaan : Dispepsia, konstipasi
V. urinaria : Vesika urinaria iritabel
Vena dan limfe : Edema dan varises
Saraf : Nyeri
DIAGNOSIS
Pemeriksaan :
Penanganan konservatif.
3. Obat-obat simtomatik
Tanpa Dengan
Operatif
keluhan keluhan
Konservatif
Jenis operasi yg dapat dilakukan berupa :
1. Enukleasi Mioma
2. Miomektomi Dilakukan pada penderita infertil atau yg masih
menginginkan anak
3. Histerektomi dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi :
- Histerektomi abdominal tumor besar
- Histerektomi vaginal tumor kecil
KOMPLIKASI
Siklus menstruasi dalam hubungannya dengan mioma uteri masih belum diketahui secara pasti.
Dalam hal ini gejala yang ditimbulkan mioma uteri yang berhubungan dengan siklus haid adalah pengaruh
dari hormon estrogen
konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi dibandingkan jaringan miometrium normal
terutama pada fese proliferasi dari siklus menstruasi.
Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler
menifestasi klinis yang sering muncul dan dikeluhkan oleh penderita mioma uteri adalah gangguan
menstruasi sebesar 80,5% perdarahan pervaginam sebesar 73% dan infertilitas 7,3%.
PEMBAHASAN
Seorang pasien perempuan berusia 50 tahun datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir
dirasakan sejak 10 hari yang lalu. Darah yang keluar berwarna merah, menggumpal, dan banyak sehingga
pasien mengaku mengganti pembalut sebanyak ± 7 kali per hari. Keluhan disertai nyeri perut bagian
bawah dan mengeluh adanya benjolan pada perut bagian bawah. Sebelumnya pasien juga mengaku
menstruasinya tidak berhenti. Sejak 1 tahun terakhir ini mengalami menstruasi selama 14 hari. Gejala
yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (intramural, submukosa,
subserosa), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.
CONT
Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan status vital yang baik, yang berarti hemodinamik
pasien masih baik. Pada pemeriksaan fisis ginekologi didapatkan teraba massa pada regio
abdomen dengan konsistensi padat, kenyal, permukaan rata, mobile, ukuran 8 x 5 cm. Hal ini
karena adanya massa mioma yang tumbuh pada uterus. Konsistensi dari mioma bervariasi dari
keras seperti batu hingga lembek, walaupun sebagian besar memiliki konsistensi kenyal padat
seperti karet. Pemeriksaan inspekulo didapatkan fluksus (+). Pemeriksaan dalam vagina
didapatkan portio mencucu, OUE/OUI tertutup, pelepasan darah (+).
CONT
Non-
Autonomy Beneficence
maleficence
Justice
KKAIDAH BIOETIK MENURUT JONSEN – SLEGLER W
Jonsen, Slegler dan Winslade (2002) mengembangkan teori etik yang menggunakan 4 topik yang esensial dalam
pelayanan klinik, yaitu :
1. Medical Indication (Beneficence dan Non-Maleficence.)
2. Patient Preference (Autonomy)
3. Quality of Life (Beneficence, Non-maleficence,dan Autonomy)
4. Contextual Features (Loyalty dan Fairness)
ETIKA, HUKUM DAN MORAL DALAM ISLAM
jauh sebelum perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menemukan beberapa penyakit, Islam sudah lebih
dulu mengenal beberapa penyakit salah satunya mioma yang merupakan penyakit jenis tumor jinak pada rahim
yang berasal dari otot rahim. Hal ini terbukti dengan adanya firman Allah SWT sebagai berikut:
Firman Allah SWT dalam Q. S. Ar-Ra’d (13) : 8
Selain itu, berdasarkan pemaparan sebelumnya bahwa ada beberapa cara dalam menangani mioma uteri yaitu
penanganan konservatif dan penanganan operatif. Jadi sangatlah tepat jika dalam sebuah hadist Rasulullah
menegaskan bahwa setiap suatu penyakit tidak diturunkan oleh Allah SWT kecuali Dia menurunkan
penyembuhannya. Sebagaimana Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam, salah satu dari ucapan beliau kepada seorang
badui Arab yang bertanya kepadaNya:
Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.
Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa
mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim)
DAFTAR PUSTAKA
Anwar A, Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2011.
Thomas EJ. The Etiology and Pathogenesis of Fibroids. In: Shaw RW, ed. Advances in
Reproductive Endocrinology. New Jersey:The Phartenon Publishing Group; 1992.
Schwartz SM, Marshall LM, Baird DD. Epidemiologic contributions to understanding the
etiology of uterine leiomyomata. Environ Health Perspect, 2000 Oct; 108 Suppl 5: 821-7.
Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11035989.
Parker WH. Etiology, symptomatology, and diagnosis of uterine myomas. Fertil Steril, 2007 Apr;
87(4): 725-36.Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17430732.
Blake RE. Leiomyomata uteri: hormonal and molecular determinants of growth. J Natl Med
Assoc, Oct 2007; 99(10): 1170-84. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2574407/.
Baird DD, Travlos G, Wilson R, Dunson DB, Hill MC, D’Aloisio AA, et al. Uterine leiomyomata
in relation to insulin-like growth factor-I, insulin, and diabetes. Epidemiology, 2009 Jul; 20(4):
604-10.Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19305350.
Flake GP, Andersen J, Dixon D. Etiology and pathogenesis of uterine leimyomas:
a review. Environ Health Perspect, Jun 2003; 111(8): 1037-54. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1241553/.
Hadibroto BR. Mioma Uteri. Maj Kedokt Nus, Sept 2005; 38(33): 255-60.
Available at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15576/1/mkn-
sep2005-%20(9).pdf.
Baziad A. Endokrinologi Ginekologi. 3rd ed. Jakarta: Media Aesculapius FKUI;
2008.
Ciarmela P, Islam MS, Reis FM, Gray PC, Bloise E, Petraglia F, et al. Growth
factors and myometrium: biological effects in uterine fibroid and possible clinical
implications. Hum Reprod Update, 2011 Nov-Dec; 17(6): 772-90. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21788281.
Schwartz PE, Kelly MG. Malignant transformation of myomas: myth or reality?.
Obstet Gynecol Clin North Am, 2006 Mar; 33(1): 183-98. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16504815.
Schindler AE. Gonadotropin-releasing hormone agonists for prevention of
postoperative adhesions: an overview. Gynecol Endocrinol, 2004; 19(1): 51-55.
Available at:
http://informahealthcare.com/doi/abs/10.1080/09513590410001725495.
Khyade R.L. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and
Gynecology : A Study of Menstrual Disturbance in Cases of Fibroid Uterus. 2017 Jun;
6 (6) : 2494-2497. India : Department of Obstetric and Gynecology, KJ Somaiya
Medical College and Research Centre.Available at
Mappaware, Nasrudin Andi. Konep Dasar Bioetika-Hukum Kedokteran dalam
Penerapan Masa Kini dan Kesehatan sebagai Haka Asasi Manusia. Makassar. 2007
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2016. Bandung. Departement Agama RI.
Terima Kasih