Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Adib Piambudi
H2A012026P
Pembimbing :
dr. Ali Rohmad
Anemia ec melena
Pada Gastritis Erosif
Identitas Pasien
Nama : Tn Ashari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 71 Tahun
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Nalumsari, Jepara
Status : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal Masuk : 16 februari 2019
Tanggal Periksa : 18 februari 2019
Keluhan Utama
BAB HITAM
Riwayat Penyakit Sekarang
Vital Sign:
TD: 110/70 mmHg, N: 84 x/menit RR 20x/menit
Suhu: 36,5’C
Keadaan Umum:
Tampak sakit sedang, Compos mentis
Kepala/Leher:
Conjuctiva Anemis(+/+), sklera ikterik (-/-),
pucat (+)
Pemeriksaan Fisik
Paru:
bentuk dada normal, simetris, retraksi (-), perkusi sonor di semua lapang
paru, suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Kolesistisis
Kolelitiasis
Tatalaksana
1. Pendekatan kinetik
didasarkan pada mekanisme yang berperan dalam
turunnya Hb.
2. Pendekatan morfologi
mengkategorikan anemia berdasarkan perubahan
ukuran eritrosit (Mean corpuscular volume/MCV)
dan respons retikulosit.
Etiologi Anemia
Pendekatan Kinetik
Anemia dapat disebabkan
oleh 1 atau lebih dari 3
mekanisme independen:
• Berkurangnya produksi sel
darah merah
• Meningkatnya destruksi sel
darah merah
• Kehilangan darah
Klasifikasi Anemia
Gastritis Erosif
Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang
menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung akibat terpapar
pada zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung.
Medikamentosa
Antasida untuk terapi simtomatik
3. Makan secukupnya, jangan biarkan perut kosong tetapi jangan makan berlebihan
sehingga perut terasa sangat kenyang.
4. Pilihlah makanan yang lunak atau lembek yang dimasak dengan cara direbus,
disemur atau ditim. Sebaiknya hindari makanan yang digoreng karena biasanya
menjadi keras dan sulit untuk dicerna
5. Jangan makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin
karena akan menimbulkan rangsangan termis. Pilih makanan
yang hangat (sesuai temperatur tubuh).
8. Hindari rokok
8. Hindari konsumsi obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung,
misalnya aspirin, vitamin C dan sebagaianya.
2. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.
3. Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap
hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia (disesuaikan dengan daya tahan terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan minum susu
terlalu banyak. Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang.
8. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi
istirahat pada lambung.
No Jenis Bahan Makanan Boleh diberikan Tidak Boleh Diberikan
1. Sumber hidrat arang Beras, kentang, mie,bihun, Beras ketan, bulgur, jagung
(nasiatau penggantinya). makaroni, roti, biskuit dan cantel,singkong, kentang
tepung- tepungan. goreng, cake, dodol.
2. Sumber protein hewani. Ikan, hati, daging sapi, Daging, ikan, ayam (yang
telur ayam, susu. diawetkan/dikalengkan/
digoreng,dikeringkan
atau didendeng), telur ceplok
atau goreng.
3. Sumber Protein Nabati. Tahu, tempe, kacang Tahu, tempae, kacang merah,
hijau direbus atau kacang tanah yang digoreng
dihaluskan. atau panggang.
4. Lemak. Margarine, minyak (tidak Lemak hewan, santan kental.
untuk menggoreng dan santan
encer
5. Sayuran. Sayuran yang tidak banyak Sayuran yang banyak
serat dan tidak menimbulkan mengandung serat dan
gas. menimbulkan gas,
sayuran mentah.
Anemia (hemoglobin di bawah 13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita) merupakan gejala dan tanda
dari penyakit-penyakit tertentu yang harus dicari penyebabnya. Anemia dapat disebabkan karena
berkurangnya produksi, meningkatnya destruksi atau kehilangan sel darah merah.
Anemia pada pasien ini perlu dicari terlebih dahulu penyakit yang mendasari. Berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang, anemia pada pasien ini kemungkinan besar disebabkan oleh perdarahan
kronis pada saluran cerna bagian atas yang disebabkan oleh erosi gaster. Dimana pada pasien ini
didapatkan penyebabnya adalah. Selain itu pasien ini juga mempunyai kebiasaan makan yang
terlambat dan suka mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam,serta riwayat minum kopi
setiap hari.
Dilakukan transfusi PRC untuk mengatasi anemia dan juga diberikan obat-obatan yang bersifat suportif
untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang yaitu dengan diberikan obat-obatan golongan proton pump
inhibitor.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adamson WJ et al, 2005, Anemia and Polycythemia in Harrison’s Principles of
Internal Medicine 16th edition ; NewYork : McGraw Hill.
2. Supandiman I dan Fadjari H, 2006, Anemia Pada Penyakit Kronis dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV ; Jakarta : FKUI
3. Kuipers E, Blaser MJ. Acid peptic disease. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Cecil
Medicine. 24th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2011:chap 141.
4. Lee EL, Feldman M. Gastritis and gastropathies. In: Feldman M, Friedman LS,
Brandt LJ, eds. Sleisenger and Fordtran's Gastrointestinal and Liver Disease. 9th ed.
Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2010:chap 51.
5. Priyanto A, Lestari S. Endoskopi Gastrointestinal. Jilid I. Jakarta: Salemba
Medika;2008.hlm. 51-52.69-72.