INFORMAL YANG PALING DEKAT DENGAN ANAK Kontribusinya terhadap keberhasilan pendidikan anak didik cukup besar, mencapai 70%, sisanya (lebih kurang 30%) anak mengikuti pendidikan di sekolah LINGKUNGAN KELUARGA BELUM BISA BERPERAN OPTIMAL DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN PENDIDIKAN ANAK DIDIK (WIBOWO, 2011) disebabkan berbagai faktor, seperti kesibukan orang tua mencari nafkah, pengaruh media, hingga lingkungan masyarakat Pendidikan Kewirausahaan
lingkungan keluarga memiliki peran sangat
penting Sebagian besar wirausahawan sukses muncul atau dilahirkan dari keluarga wirausahawan Indonesia masih sangat minim entrepreneur, hanya kisaran 0,18% (idealnya 2%) upaya-upaya dalam membangun pendidikan kewirausahaan di dalam keluarga menjadi suatu kajian yang amat penting URGENSI DAN PRAKSIS NYATA PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM KELUARGA
INDAH PURNAMA SARI, S.E., M.Pd
Metode Penelitian Permasalahan dikaji menggunakan metode deskriptif kualitatif Pengumpulan data melalui studi literatur, observasi dan interview Kajian Akademis
Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan yang
berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber- sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama (Basrowi, 2011). kewirausahaan juga dapat dipandang sebagai suatu nilai-nilai, prinsip hidup, watak atau karakter Beberapa karakter utama yang menjadi ciri-ciri mental kewirausahaan adalah percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil risiko, berjiwa kepemimpinan, berpikir kearah hasil (manfaat), keorisinilan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dalam keluarga dan pendidikan kewirausahaan di sekolah berpengaruh siginifikan terhadap minat berwirausaha siswa (Patrikha, 2012) Pendidikan Kewirausahaan di Lingkungan Keluarga Menurut Tingkat Perkembangan Kepribadian Anak Orang tua merupakan pelaksana dan penanggung jawab pertama dan utama atas pendidikan kewirausahaan bagi anak Ada 3 tahapan : masa kanak-kanak, masa praremaja, masa remaja Internalisasi Kewirausahaan di Masa Kanak-kanak Pada masa ini (usia 2 - 12 tahun) anak senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan dan merasakan sesuatu secara langsung (Desmita, 2011). Anak usia sekolah dasar telah memiliki potensi untuk berfikir dan berbuat, sudah dapat dilibatkan didalam kesibukan usaha keluarga (Soemanto, 1996) Dengan berpartisipasi didalam latihan-latihan kewirausahaan, anak mulai ditempa kepribadiannya untuk siap mengenal dan mengatasi permasalahan hidupnya. Internalisasi Kewirausahaan di Masa Pra Remaja Masa pubertas 10 -14 tahun Perkembangan yang dominan pada penalaran intelektual, Jiwa anak sedikit mengalami kegoncangan, anak mulai berani menentang perlakuan orang tua (Desmita, 2011) Saat yang tepat untuk melatih kecakapan, ketekunan, dan keuletan bekerja seorang anak, belajar bermusyawarah, bertukar pikiran dan mengeluarkan pendapat (Soemanto, 1996) Internalisasi Kewirausahaan di Masa Remaja Masa remaja (12-21 tahun) masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa (Desmita, 2011) Perkembangan daya nalarnya surut akibat dominasi perkembangan dorongan seksualitas serta pemahaman nilai moral Melatih keseimbangan emosi, pendidikan moral , latihan-latihan kecakapan kerja, mendorong minat anak untuk memperkaya pengalaman belajar, baik dari sekolahnya, pergaulannya di masyarakat, dan dari buku-buku (Soemanto, 1996) Praksis Nyata Pendidikan Kewirausahaan dalam Keluarga Kasus 1 : Anak usia 7 tahun kelas 2 SD dilibatkan dalam kegiatan produksi dengan mendapat tugas melakukan finishing pengemasan dengan bantuan mesin pres dan mampu mengoperasikan computer untuk melayani konsumen pembayaran online Dilatih keberanian serta keterampilan pemasaran, diberi upah 20% dari hasil penjualan Dilatih kedisiplinan dalam melakukan kewajiban agama, kewajiban di rumah, dan belajar akademik maupun ketangkasan Rekreasi minimal 1 kali dalam seminggu untuk menumbuhkan motivasi yang kuat untuk memiliki bisnis sendiri Penutup
Nilai lebih pendidikan informal melalui jalur
keluarga adalah anak dengan sendirinya sudah menginternalisasikan nilai-nilai kewirausahaan, menyadari pentingnya nilai- nilai tersebut, dan mempraksiskannya dalam kehidupan nyata Ini adalah PE-ER kita bersama