You are on page 1of 9

• Ade (10 tahun), laki-laki, BB =40 kg, TB = 135 cm, mengalami

serangan kejang tonic-clonic ketika sedang mengikuti pelajaran di


kelas. Ototnya kakuan ada gerakan menggigit lidah. Temannya yang
menyaksikan kejadiannya melaporkan bahwa Ade berlakuan agak
aneh sebelum serangan epilepsi. Dia tiba-tiba berdiri dan berjalan
dengan terhuyung. Satu menit setelah itu, dia tiba-tiba jatuh ke
lantai dan mulai kejang tonic-clonic sampai kurang lebih 60 detik. Ia
lalu dibawa ke klinik terdekat.

• Riwayat penyakit lain:


Epilepsinya sudah bermula sejak 2 tahun yang lalu, dia mendapat
terapi profilaksis dengan karbamazepin 200 mg/hari. Sebulan
belakangan ini telah terjadi 2 kali serangan kejang, termasuk yang
diceritakan di awal kasus ini.
TATALAKSANA TERAPI
Sasaran terapi pada epilepsi yaitu menstabilkan
membran saraf dan mengurangi aktifitas kejang
dengan meningkatkan pengeluaran atau
mengurangi pemasukan ion Na+ yang melewati
membran sel pada kortek selama pembangkitan
impuls saraf. Tujuan terapinya yaitu membuat
penderita terbebas dari serangan, khususnya
serangan kejang, sedini/seawal mungkin tanpa
mengganggu fungsi normal susunan saraf pusat
agar penderita dapat menunaikan tugasnya tanpa
adanya gangguan.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
• Terapi non farmakologi bisa dengan melakukan
diet, pembedahan dan vagal nerve stimulation
(VNS), yaitu implantasi dari perangsang saraf
vagal, makan makanan yang seimbang (kadar
gula darah yang rendah dan konsumsi vitamin
yang tidak mencukupi dapat menyebabkan
terjadinya serangan epilepsi), istrirahat yang
cukup karena kelelahan yang berlebihan dapat
mencetuskan serangan epilepsi, belajar
mengendalikan stress dengan menggunakan
latihan tarik nafas panjang dan teknik relaksasi
lainnya.
TERAPI FARMAKOLOGI
• OBAT PILIHAN

• Obat pilihannya yaitu Fenitoin.

• Nama generik: Phenytoin kapsul 100 mg; 300 mg.

• Nama dagang:

• Dilantin®, tablet 50 mg; kapsul 100 mg; cairan injeksi 50mg/ml

• Ikaphen®, kapsul 100 mg; injeksi 50 mg/ml.

• Kutoin-100®, kapsul 100 mg; ampul 100 mg/2 ml

• Movileps®, tablet 50 mg; kapsul 100 mg

• Phenilep® , kapsul 100 mg

• Phenytoin Ikapharmindo®, kapsul 100 mg; ampul 200 mg/2 ml

• Zentropil®, kapsul 100 mg


• Diberikan obat fenitoin
• Bayi dan anak: dosis awal 15-20 mg/kg pada
dosis tunggal atau dosis terbagi; dosis
pemeliharaan: awal: 5 mg/kg/hari pada 2
dosis terbagi; dosis biasa:
• 10-16 tahun: 6-7 mg/kg/hari, beberapa pasien
mungkin membutuhkan setiap 8 jam.
Antikonvulsi: anak-anak dan dewasa:
oral

• Dosis awal: 15-20 mg/kg; tergantung pada


konsentrasi serum fenitoin dan riwayat dosis
sebelumnya. Pemberian dosis awal oral pada
3 dosis terbagi diberikan setiap 2-4 jam untuk
mengurangi efek yang tidak dinginkan pada
saluran pencernaan dan meyakinkan bahwa
dosis oral terabsorpsi sepenuhnya.; dosis
pemeliharaan sama seperti i.v
Meknisme Kerja Fenitoin
• Mekanisme kerja utamanya pada korteks motoris yaitu
menghambat penyebaran aktivitas kejang. Kemungkinan
hal ini disebabkan peningkatan pengeluaran natrium dari
neuron dan fenitoin cenderung menstabilkan ambang
rangsang terhadap hipereksitabilitas yang disebabkan
perangsangan berlebihan atau kemampuan perubahan
lingkungan di mana terjadi penurunan bertahap ion
natrium melalui membran. Ini termasuk penurunan
potensiasi paska tetanik pada sinaps. Fenitoin menurunkan
aktivitas maksimal pusat batang otak yang berhubungan
dengan fase tonik dari kejang tonik-klonik (grand mal).
Waktu paruh plasma setelah pemberian oral rata-rata
adalah 22 jam (antara 7-42 jam).

You might also like