You are on page 1of 16

Kelompok 3

1. Krisda Septyani putri (20144060A)


2. Siti Fatimah (20144071A)
3. Dinny Fitriani (20144076A)
4. Istiqomah (20144079A)
DESKRIPSI PENYAKIT

Definisi :
Kolitis ulseratif merupakan penyakit yang
menyerang kolon dan rektum di bagian jaringan
paling luar atau mukosa. Bentuk lesi ini berupa
daerah peradangan dan ulserasi kontinu tanpa
segmen jaringan normal. (Kathleen and Julie,
2003)
PATOFISIOLOGI
1. Radang usus besar terbatas pada usus dan rektum dan
terutama mempengaruhi mukosa dan submukosa.
2. Komplikasi lokal terjadi pada pasien-pasien kolon ulseratif.
3. Komplikasi utama adalah megakolon toksik, kondisi yang
parah yang terjadi pada hampir 7,9% pasien ulseratif yang
dirawat di RS.
4. Resiko karsinoma kolon lebih besar pada penderita kolon
ulseratif dibanding populasi umum.
5. Sekitar 11% penderita kolon ulseratif menderita komplikasi
hepatobiliar termasuk hati berlemak, perikholitis, hepatitis
aktif kronik, sirosis, kholangitis sklerosis, kolangiokarsinoma,
dan batu empedu.
6. Artritis umum terjadi pada pasien kolon ulseratif dan tipikal
tanpa gejala dan berpindah.
7. Komplikasi mata (iritis, episkleritis, dan konjungtivitis) terjadi
sampai 10% penderita kolon ulseratif.
ETIOLOGI
1. Agen penyebab infeksi
2. Genetika
3. Faktor lingkungan
4. Gangguan imunitas
5. Faktor psikologi
6. pekerjaan
GEJALA KLINIK
 Nyeri / kram perut
 Diare berdarah
 Anemia
 Mudah lelah
 BB menurun
 Pendarahan pada rektum
 Kehilangan nafsu makan
 Berkurangnya cairan tubuh dan gizi
 Lesi pada kulit dan radang sendi
DIAGNOSIS
 Kebanyakan pasien dengan randang usus besar mengalami
serangan hilang timbul setelah interval waktu yang
bervariasi tanpa gejala
 Pasien dengan penyakit ringan, mengalami <4 kali buang
air besar per hari dengan atau tanpa darah, tanpa gangguan
sistemik dan laju endap eritrosit normal
 Pasien dengan penyakit sedang mengalami >4 kali buang
air besar per hari tetapi dengan gangguan sistemik
minimal
 Pasien dengan penyakit berat, mengalami lebih dari 6 kali
buang air besar per hari dengan darah, dengan adanya
gangguan sistemik yang ditunjukkan dengan adanya
demam, takikardia, anemia, atau laju endap eritrosit >30
Tata laksana terapi
Tujuan Terapi
Yaitu meliputi resolusi proses radang akut, komplikasi
yang menyertai (misalnya fistula, abses), meringankan
manifestasi sistemik (misalnya radang sendi), mempertahankan
perbaikan inflamasi akut, atau tindakan operasi.
KASUS
• Nn. ES, berusia 22 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri abdominal,
terdapat darah dan lendir pada feses.
• Riwayat penyakit : Darah dan lendir pada feses terjadi lebih dari sebulan
yang lalu, pada beberappa hari terakhir terjadi peningkatan rasa nyeri yang
membaik dengan defekasi, frekuensi defekasi meningkat menjadi 6 kali
sehari.
• Riawayat kesehatan : Asma sejak usia 13 tahun (mild persisten), dan
klamidiasis 1 tahun yang lalu.
• Riawayat sosial : seorang mahasiswa, berhenti merokok 2 bulan yang lalu,
minum alcohol 1-2 kali setiap akhir minggu
• Pengobatan :
Flunisolide MDI, 2 puffs (500 µg) BID
Albuterol MDI, 1–2 puffs q4–6h PRN and prior to exercise
 Alergi: -
 Hasil pemeriksaan :
 VS: BP 110/68, HR 85, RR 20, T 37.2°C, Wt 75 kg (2 bulan sebelumnya 79
kg), Ht 160 cm
 CHEST: wheezes, or rhonchi
 ABD: + BS, NTND, No masses, no hepatosplenomegaly
 RECT: Tender, no hemorrhoids, masses, fissures, or lesions, Guaiac +
Hasil tes laboratorium :
Na 137 (137) Hct 0.311 (31.1) AST 0.53 (32) Glu 5.0 (90)

K 3.3 (3.3) Hgb 100 (10.0) ALT 0.47 (28)

Cl 97 (97) Lkcs 8.2 × 109 LDH 1.8 (110)


(8.2 × 103)
HCO3 26 (26) Plts 455 × 109 Alk Phos 1.7
(455 × 103) (100)
BUN 3.9 (11) MCV 78 (78) Alb 30 (3.0)
CR 97 (1.1) MCH 24 (24) T Bili 13.7 (0.8)

PT 12.7
INR 2.7
ANA +
ESR 70
Stool: RBC, WBC, culture negative
Sigmoidoscopy: granular, edematous, and friable mucosa with continuous
ulcerations extending from anus to 20 cm proximally; barium enema
shows confluent disease extending from rectum to transverse colon.
SUBJECTIVE
• Nn. ES, berusia 22 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri
abdominal, terdapat darah dan lendir pada feses.
• Riwayat penyakit : Darah dan lendir pada feses terjadi lebih dari
sebulan yang lalu, pada beberappa hari terakhir terjadi peningkatan
rasa nyeri yang membaik dengan defekasi, frekuensi defekasi
meningkat menjadi 6 kali sehari.
• Riawayat kesehatan : Asma sejak usia 13 tahun (mild persisten), dan
klamidiasis 1 tahun yang lalu.
• Riawayat sosial : seorang mahasiswa, berhenti merokok 2 bulan yang
lalu, minum alcohol 1-2 kali setiap akhir minggu
• Pengobatan :
Flunisolide MDI, 2 puffs (500 µg) BID
Albuterol MDI, 1–2 puffs q4–6h PRN and prior to exercise
 Alergi: -
OBJECTIVE
 Hasil pemeriksaan :
 BP 110/68 mmHg -> rendah
 HR 85 kali / menit -> normal
 RR 20 kali/menit -> normal
 T 37.2°C -> normal
 Wt 75 kg
 Ht 160 cm
 CHEST: wheezes, or rhonchi
 ABD: + BS, NTND, No masses, no hepatosplenomegaly
 RECT: Tender, no hemorrhoids, masses, fissures, or lesions,
Guaiac +
Assesment
Problem medik Terapi analisis

Hipotensi Gaya hidup sehat Menormalkan tekanan


darah meenjadi 120/80
mmHg

Radang usus besar ( Sulfasalazine 500 mg/hari


colitis ulseratif) prednison 1 mg/kg/hari

Asma Flunisolide MDI 2 puffs Meringankan gejala asma


(500 µg) BID 2x 1hari
Albuterol MDI, 1–2 puffs
(prn)
TERAPI NON FARMAKOLOGI
1. Dukungan nutrisi
2. pembedahan
MONITORING
 Cek rutin pada feses apakah ada berdarah dan lendir
 Monitoring kondisi pasien dan rasa nyeri
 Monitoring asma pasien
KIE
 Konsumsi alkohol dihentikan
 Menghentikan merokok
 Pasien dianjurkan mengatur pola makan dengan
makanan berserat dan rendah lemak
 Pasien sebaiknya menghindari makanan pedas dan
asam
 Menghindari paparan alergen (debu, bulu binatang,
dan asap rokok)

You might also like