You are on page 1of 13

Praktek Endokrin

Ulcerative Colitis
DISUSUN OLEH
1) SINTYA YUNDA AMANDA : 20144080A
2) LUCY OKTAVIANI : 20144149A
3) SATRIA ALANSYAH : 20144172A
4) ANIS WIDIASWARI : 20144173A
DEFINISI
 Uclerativecolitis atau disebut juga radang usus besar
yaitu radang pada mukosa kolon dan rektum serta
penyakit crohn, adalah radang transmural mukosa
saluran cerna yang dapat terjadi pada berbagai bagian
saluran cerna. Etiologi kedua kondisi tersebut tidak
diketahui
Patofisiologis
 Penyebab radang usus adalah infeksi atau imunologik. Mikroorganisme diduga
sebagai faktor penyebab awal terjadinya radang usus. Teori imunologik
berasumsi bahwa radang usus disebabkan oleh reaksi sistem imun ( fenomena
autoimun dan bukan auto imun ) yang tidak sesuai.
 Merokok tampaknya melindungi terjadinya kolitis ulseratif tetapi berkaitan
dengan peningkatan frekunsi penyakit crohn
 Kolitis ulseratif dan penyakit crohn berbeda dalam dua hal, tempat dan
kedalaman dinding usus. Akan tetapi, tumpang tindih antara dua penyakit
tersebut, pada sebagian kecil pasien menunjukkan gambaran kedua penyakit
tersebut.
Etiologi
 Agen penyebab infeksi

 Genetika

 Faktor lingkungan

 Gangguan imunitas

 Faktor psikologi

 Pekerjaan
Gejala Klinik
 Nyeri / kram perut
 Diare berdarah
 Anemia
 Mudah lelah
 BB menurun
 Pendarahan pada rektum
 Kehilangan nafsu makan
 Berkurangnya cairan tubuh dan gizi
 Lesi pada kulit dan radang sendi
 Kasus : Nn. ES, berusia 22 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri abdominal, terdapat

Kasus
darah dan lendir pada feses.
 Riwayat penyakit : Darah dan lendir pada feses terjadi lebih dari sebulan yang lalu, pada
beberapa hari terakhir terjadi peningkatan rasa nyeri yang membaik dengan defekasi,
frekuensi defekasi meningkat menjadi 6 kali sehari.
 Riawayat kesehatan : Asma sejak usia 13 tahun (mild persisten), dan klamidiasis 1 tahun yang
lalu.
 Riwayat sosial : seorang mahasiswa, berhenti merokok 2 bulan yang lalu, minum alcohol 1-2
kali setiap akhir minggu
 Pengobatan :
Flunisolide MDI, 2 puffs (500 µg) BID
Albuterol MDI, 1–2 puffs q4–6h PRN and prior to exercise. Alergi -
 Hasil pemeriksaan :
 VS: BP 110/68, HR 85, RR 20, T 37.2°C, Wt 75 kg (2 bulan sebelumnya 79 kg), Ht 160 cm
 CHEST: wheezes, or rhonchi
 ABD: + BS, NTND, No masses, no hepatosplenomegaly
 RECT: Tender, no hemorrhoids, masses, fissures, or lesions, Guaiac +
 Hasil test laboratorium
Na 137 (137) Hct 0.311 (31.1) AST 0.53 (32) Glu 5.0 (90)

K 3.3 (3.3) Hgb 100 (10.0) ALT 0.47 (28)

Cl 97 (97) Lkcs 8.2 × 109 LDH 1.8 (110)


(8.2 × 103)
HCO3 26 (26) Plts 455 × 109 Alk Phos 1.7 (100)
(455 × 103)
BUN 3.9 (11) MCV 78 (78) Alb 30 (3.0)

CR 97 (1.1) MCH 24 (24) T Bili 13.7 (0.8)

PT 12.7
INR 2.7
ANA +
ESR 70
Stool: RBC, WBC, culture negative
Sigmoidoscopy: granular, edematous, and friable mucosa with continuous ulcerations
extending from anus to 20 cm proximally; barium enema shows confluent disease
extending from rectum to transverse colon.
Soal : Regimen terapi apa yang anda sarankan untuk colitis
ulceratif yang diderita oleh pasien?
Penyelesaian
Subjective
 Nn. ES, berusia 22 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri abdominal, terdapat
darah dan lendir pada feses.
 Riwayat penyakit : Darah dan lendir pada feses terjadi lebih dari sebulan yang lalu, pada
beberapa hari terakhir terjadi peningkatan rasa nyeri yang membaik dengan defekasi,
frekuensi defekasi meningkat menjadi 6 kali sehari.
 Riawayat kesehatan : Asma sejak usia 13 tahun (mild persisten), dan klamidiasis 1 tahun
yang lalu.

 Riawayat sosial : seorang mahasiswa, berhenti merokok 2 bulan yang lalu, minum
alcohol 1-2 kali setiap akhir minggu
Objective
 Hasil pemeriksaan :
VS: BP 110/68, HR 85, RR 20, T 37.2°C, Wt 75 kg (2 bulan sebelumnya 79 kg), Ht 160 cm
CHEST: wheezes, or rhonchi
ABD: + BS, NTND, No masses, no hepatosplenomegaly
RECT: Tender, no hemorrhoids, masses, fissures, or lesions, Guaiac +
 Hasil laboratorium
Na 137 (137) Hct 0.311 (31.1) AST 0.53 (32) Glu 5.0 (90)

K 3.3 (3.3) Hgb 100 (10.0) ALT 0.47 (28)


Cl 97 (97) Lkcs 8.2 × 109 LDH 1.8 (110)
(8.2 × 103)
HCO3 26 (26) Plts 455 × 109 Alk Phos 1.7 (100)
(455 × 103)
BUN 3.9 (11) MCV 78 (78) Alb 30 (3.0)
CR 97 (1.1) MCH 24 (24) T Bili 13.7 (0.8)
PT 12.7
INR 2.7
ANA +
ESR 70
Stool: RBC, WBC, culture negative
Sigmoidoscopy: granular, edematous, and friable mucosa with continuous ulcerations extending from anus to 20
cm proximally; barium enema shows confluent disease extending from rectum to transverse colon.
 Assesment
 Diagnosis
Pasien menderita radang usus, terdapat lendir dan darah pada feses
 Obat yang telah digunakan
Flunisolide MDI, 2 puffs (500 µg) BID
Albuterol MDI, 1–2 puffs q4–6h PRN and prior to exercise
Alergi: -
 Saran :
Tata Laksana Terapi
Tujuan terapi

 Yaitu meliputi resolusi proses radang akut, komplikasi yang menyertai, meringankan
manifestasi sistemik, mempertahankan perbaikan inflamasi akut, atau tindakan operasi.
Planning
 Non farmakologi
 Dukungan nutrisi
Mengubah pola makan, misalnya mengonsumsi makanan rendah lemak,
memperbanyak asupan cairan, mengonsumsi suplemen, membatasi konsumsi
produk susu serta serat, dan menghindari minuman keras.
 pembedahan

 Farmakologi
 Sulfasalazine diberikan 500mg/hari secara oral dan ditingkatkan tiap beberapa
hari sampai 4 g dan maksimum sampai 8 g/hari.
 Steroid digunakan untuk pengobatan sedang sampai radang usus berat. Dosis
prednison sampai 1mg/kg/hari dapat digunakan untuk pasien yang tidak
memberikan respon adekuat terhadap sulfasalazine.
 Flunisolide (500 µg) 2 x sehari.
 Albuterol bila perlu.

You might also like