You are on page 1of 21

UTEROTONIK & TOKOLITIK

POSTERIOR PITUITARY HORMONES

Ada2 macam hormon yg dikeluarkan oleh kel.


pituitari posterior yaitu : vasopresin dan oksitosin.
Mereka ini disintesa di neuronal cell bodies di
hipothalamus kemudian ditransport lewat akson
mereka ke pituitari posterior kemudian disimpan
dan dilepaskan kedalam sirkulasi. Hormon-2 ini
mempunyai keterbatasan namun sangat penting
pada penggunaannya di klinik
OXYTOCIN

Oksitosin adalah hormon peptida yg disekresi oleh


kelenjar pituitari posterior yg berperan pd
persalinan serta pengeluaran ASI pd ibu yg
menyusui. Selama paroh kedua dari kehamilan otot
polos rahim menunjukkan peningkatan kepekaan
reseptor oksitosin, menjadi lebih sensitif thd
rangsangan oksitosin endogen. Oksitosin merupakan
stimulan kontraksi rahim
KINETIK OKSITOSIN

A. Struktur
Oksitosin adalah peptida dg 9 asam amino, dg
intrapeptida disulfid antara asam amino pertama
dan ke-6. Berbeda dg vasopresin pd asam amino
posisi ke-3 dan ke-8.
B. Absorpsi-metabolisme-ekskresi
Oksitosin diberikan secara IV untuk memulai dan
memperkuat persalinan. Diberikan IM untuk
mengontrol pos-partum bleeding.
Oksitosin

Oksitosin tidak terikat pd protein plasma,


dieliminasi lewat ginjal dan liver dengan waktu
paroh 5 menit
FARMAKODINAMIK.
Oksitosin bekerja lewat reseptor pasangan protein
G dan fosfoinositida-kalsium second-messenger
system untuk kontraksi otot polos rahim
Oksitosin juga merangsang pelepasan
prostaglandin dan leukotrien yg meningkatkan
kontraksi rahim.
Oksitosin

Oksitosin dalam dosis kecil meningkatkan baik


frekuensi maupun kekuatan kontraksi rahim. Pada
dosis yg lebih tinggi akan menyebabkan kontraksi
yg lama.
Oksitosin juga menyebabkan kontraksi myoepitel
sel sekitar alveola mamma yg menyebabkan
keluarnya ASI. Tanpa induksi oksitosin, nomal
laktasi tidak akan terjadi. Pd konsentasi yg tinggi,
oksitosin punya efek antidiuretik yg lemah.
Farmakologi Klinik

Oksitosin digunakan untk menginduksi persalinan


yg memerlukan persalinan dini seperti penderita
diabetes, pre-eklamsi, ketuban pecah dini.
Oksitosin juga digunakan untuk mengatasi
persalinan yg abnormal. Pd keadaan post partum,
oksitosin dimanfaatkan untuk mengontrol
perdarahan setelah kelahiran normal atau lewat
operasi caesar.
Oksitosin

Sebagai alternatif, 10 unit oksitosin dpt diberikan


IM setelah plasenta keluar.
Selama periode antepartum , oksitosin dpt
menginduksi kontraksi uterus yg dpt mengurangi
aliran darah dari plasenta ke janin. Oxytocin
challenge test untuk mengukur espons nadi janin
thd standard infus oksitosin untuk memperoleh
informasi cadangan sirkulasi plasenta. Respons
abnormal bila terjadi perlambatan detak jantung ,
mengindikasikan janin menglami hipoksia &
memerlukan segera dilakukannya operasi caesar.
KETOKSIKAN & KONTRAINDIKASI

Bila oksitosin diberikan secara hati-2, ketoksikan yg


serius jarang terjadi. Ketoksikan terjadi bila terjadi
rangsangan yg hebat dari uterus atau terangsangnya
reseptor vasopresin. Rangsangan yg hebat dari
kontraksi uterus sebelum persalinan dapat
menyebabkan fetal distress, lepasnya plasenta atau
ruptur dari uterus. Komplikasi ini dapat dideteksi
dini dg alat standard monitoring janin.
ALKALOID ERGOT

Alkaloid ergot dapat dihasilkan dari jamur Claviseps


purpurea yg tumbuh dirumput atau padi-padian
dalam rangka penyimpanan. Jamur ini mensintesa
histamin, asetikolin, tiramin dan beberapa produk
biologi aktif disamping alkaloid yg unik yaitu
alkaloid ergot. Alkaloid ini mempengaruhi reseptor
adrenergik α, reseptor dopamin, reseptor 5HT dan
mungkin beberapa jenis reseptor yg lain.
Alkaloid ergot

Keracunan alkaloid ergot yg perlu diwaspadai


adalah dementia dengan halusinasi,
vasospasme yg berkepanjangan, yg mungkin
menyebabkan gangren; stimulasi dari uterus yg pd
ibu hamil mungkin dpt menyebabkan keguguran.
Beberapa waktu g lalu, keracunan ergot disebut St.
Anthony’s fire setelah sang santa terlihat
menolong orang dg nyeri terbakar (keracunan
ergot) karena iskemia vasospastik.
Alkaloid ergot

Di samping efek-2 diatas, alkaloid ergot


mempunyai bermacam khasiat baik sentral
maupun perifer. Analisa struktur-aktivitas dan
adanya modifikasi semisintetik telah menyediakan
sejumlah senyawa untuk penelitian serta untuk
tujuan-2 klinik.
Th 1951, BMJ melaporkan adanya keracunan dg
gejala-2 halusinasi, konvulsi dan iskemia ,
beberapa diantarnya meninggal, setelah
mengkonsumi tepung /beras yg terkontaminasi.
Farmakokinetik Ergot

Alkaloid ergot penyerapannya dari GIT bervariasi.


Dosis oral ergotamin 10 kali lebih besar
dibandingkan dosisnya pemberian IM. Kecepatan
absorpsi dan kadar puncak dapat ditingkatkan dg
menambahkan kafein. Alkaloid amina juga diserap
lewat rektum serta lewat bukal (pipi) setelah
pemberian aerosol inhaler. Absorpsi lewat
suntikan IM rendah tapi bisa dipercaya. Analog
semisintetik seperti bromokriptin dan cabergoline,
terserap dg baik pd pemberian PO.
Alkaloid ergot

Alkaloid ergot mengalami metabolisme secara luas


dalam tubuh. Metabolit primernya adalah hasil
hidroksilasi pada cincin A, dan peptida alkaloid
juga mengalami modifikasi sebagai bagian dari
peptidanya.
Mekanisme kerja
Alkaloid ergot bekerja lewat beberapa macam
reseptor. Efeknya pada α-adrenoseptor bisa agonis,
partial agonis dan antagonis. Pd reseptor serotonin
(terutama 5HT1A dan 5HT1D).
Alkaloid ergot

Kurang efeknya pada reseptor 5-HT2 dan 5-HT3.


Khasiat agonis atau parsial agonis pada reseptor
dopamin pd SSP..
Lebih jauh lagi, beberapa anggota famili ergot
mempunyai afinitas yg tinggi pd reseptor presinap,
sebagian lagi lebih selektif untuk reseptor
postjunctional.
Ada efek stimulan yg kuat pada uterus yg
diperkirakan merupakan efek agonis atau parsial
agonis terhadap reseptor 5-HT2
Alkaloid ergot

Pd 5HT2 dan 5HT3 efeknya kecil


Efek sentral thd reseptor dopamin bisa agonis atau
parsial agonis
Ada efek stimulan yg kuat thd uterus yg terkait dg
reseptor 5HT2 baik agonis maupun parsial agonis
Alkaloid ergot

Efeknya thd otot polos uterus


Khasiat stimulan alkaloid ergot pada uterus ,
seperti pd polos vaskuler nampaknya merupakan
kombinasi dari α-agonis, serotonin agonis dn
beberapa efek lagi. Lebih jauh, sensitivitas uterus
terhadap efek stimulan dari ergot meningkat secara
dramatis selama kehamilan, mungkin krn meningkatnya
dominasi reseptor α1 selama kehamilan berkembang.
Ergot yg bekerja pada uterus

Methylergometrine (Methergin))
Indikasi : Penanganan aktif kala-3 persalinan.
Terapi atoni/perdarahan uterus yg terjadi selama
dan sesudah kala-3 persalinan yg berhubungan dg
seksio caesaria, atau setelah terjadi aborsi. Terapi
subinvolusi uterus, perdarahan pd masa nifas
Dosis ; 0,125 mg(1 Tablet), 3 kali / hari
TOKOLITIK

Ritodrine
Ritodrin adalah β2-selektif agonis yg dapat
menyebabkan uterus yg dlm keadaan hamil mengalami
relaksasi. Ritodrin digunakan untuk menekan
persalinan prematur. Tujuannya adalah untuk menunda
persalinan cukup lama sehingga janin cukup dewasa
untuk dilahirkan. Obat ini mungkin bisa menunda
pesalinan beberapa hari sehingga cukup waktu untuk
memberikan kortikosteroid untuk mencegah
Respiratory Distress Syndrome.
Tokolitik

Namun meta analisis dari trial-2 yg sudah berlalu


serta studi acak menimbulkan dugaan bahwa terapi
β-agonis tidak memberikan keuntungan yg bermakna
terhadap kematian janin perinatal, malah mungkin
meningkatkan morbiditas pada si ibu. β2-agonis yg lain
adalah terbutalin , salbutamol
OXYTOCINE ANTAGONIST

Atosiban adalah antagonis oksitosin reseptor yg


telah direstui untuk dipakai dibeberapa negara
diluar Amrik, untuk menunda persalinan. Atosiban
merupakan modifikasi dari oksitosin yg diberikan
secara IV selama 2-48 jam. Pada sejumlah kecil uji
klinik, atosiban nampaknya sama efektifnya dg β2-
agonis dan efek samping tak seberapa. Namun FDA
belum merestui krn masih meragukan kemanjuran serta
keamanannya.

You might also like