Professional Documents
Culture Documents
KOMPETENSI FARMASI
Pasal 16 ayat:
(1)Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian, Apoteker
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 harus
menetapkan Standar Prosedur Operasional.
(2)Standar Prosedur Operasional harus dibuat secara
tertulis dan diperbaharui secara terus menerus sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang farmasi dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Distrbution of Pharmaceutical
Product Indonesia (2016)
Manufacturer
206
•2.810-Distributor
•60% in Jawa –bali
•Only 30 Distributor
have branches in15 Distributo
Prov r
•5 PBF owned 85%
Market share
PBF(2810)
Obat
CPOB
Tujuan ?
Menjamin obat dibuat dan
dikendalikan secara konsisten
11
Apa sih persyaratan dari
kualitas obat itu??
Persyaratan Kualitas Obat
Persyaratan Kualias Obat, menurut Academy of Pharmaceutical
Science, USA :
Mengandung kuantitas masing-masing bahan aktif sesuai dengan
persyaratan pada etiket, yang masih dalam nilai batas sesuai dengan
spesifikasinya
Mengandung kuantitas bahan aktif yang sama, dalam setiap satuan
takaran obat. Tidak boleh mengandung bahan lain, yang tidak
dinyatakan secara jelas
Sampai saat digunakan oleh penderita, tetap terjaga potensi,
penampilan dan ketersediaan terapeutikanya untuk tujuan
pengobatan
Pada saat digunakan, melepaskan bahan aktif agar supaya tercapai
secara penuh ketersediaan biologisnya
13
Quality Management
Prinsip:
Industri Farmasi Memberikan Jaminan
Khasiat, Keamanan dan Mutu Produk yang
dihasilkan agar sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
14
Quality Management
Untuk melaksanakan Manajemen Mutu, dibutuhkan 2
Unsur Dasar, yaitu :
Infrastruktur atau Sistem mutu yang tetap, mencakup
struktur Organisasi, Prosedur, Proses dan Sumber Daya
Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapat kepastian
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk
yang dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan Keseluruhan tindakan tersebut disebut
Pemastian Mutu (Quality Assurance/QA)
15
CPOB dan Pengawasan
Mutu
CPOB memastikan obat dibuat dan
dikendalikan secara konsisten untuk
mencapai standar mutu yang sesuai dengan
tujuan penggunaan dan dipersyaratkan
dalam izin edar dan spesifikasi produk.
Pemastian Mutu
17
Quality Management System
Dalam organisasi industri farmasi, bagian Pemastian Mutu menggulirkan
Sistem Mutu dari perusahaan dan memastikan penerapan CPOB dalam
setiap langkah pembuatan obat
JAMINAN
Khasiat
Tujuan
Keamanan
Mutu
Pengelolaan menyeluruh seluruh komponen (sumber daya) dalam industri agar tujuan mutu, yaitu
jaminan terhadap khasiat, keamanan dan mutu produk tercapai Quality Management System
18
Pengkajian Mutu
Produk
Tujuan :
Untuk membuktikan KONSISTENSI proses, kesesuaian dari
spesifikasi bhn awal, bhn pengemas dan obat jadi;
Melihat TREN;
Mengidentifikasi perbaikan yg diperlukan untuk produk dan
proses
Pengkajian Mutu Produk dilakukan secara berkala
Pengkajian Produk Tahunan (PPT)
PPT dilakukan terhadap SEMUA produk/obat yg dibuat
dalam satu tahun lebih dari 3 batch/tahun
PPT dilakukan oleh bagian Penjaminan Mutu (QA), dibantu
oleh Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Produksi
19
Pengkajian Mutu
Produk
Aspek-aspek yg harus diperhatikan :
Jumlah bets yg dibuat dalam 1 tahun
Jumlah dan prosentase (%) yg ditolak/diproses ulang dan bila
ada bets yg bermasalah
Hasil dari pengujian analisa dan mikrobiologi dari produk akhir
dan/atau pemeriksaan selama proses serta pemantauan
lingkungan (terutama untuk produk steril)
Status validasi proses
Penyimpangan dan hasil dari penyelidikan terhadap
penyimpangan
Keluhan produk yg diterima
Teguran kritis dari Pemerintah (BPOM)/penarikan kembali obat
jadi
Data Stabilitas (termasuk masalah stabilitas produk yang
potensial)
20
Bab 2.
Personalia
21
Syarat Personnel yg terlibat dalam pembuatan Obat:
Sehat, dibuktikan dgn pemeriksaan kesehatan fisik dan mental
pada saat perekrutan dan dilakukan secara berkala, terutama
untuk personalia yg bekerja di bagian produksi, pengawasan
mutu (QC), petugas kebersihan, dan teknisi dari mulai
karyawan biasa hingga tingkat manajerial
Kualified dan berpengalaman,
Personnel Kunci :
Kepala bagian Produksi
Kepala bagian Pengawasan Mutu
Kepala bagian Penjaminan Mutu
Masing-masing harus “independen” (tdk saling bertanggung jawab),
diberi kewenangan penuh dan sarana yg memadai untuk dpt
melaksanakan tugasnya secara efektif
Jumlah personnel memadai
22
Personnel Kunci
Tugas Utama
Bertanggung-jawab atas pelaksanaan pembuatan obat agar obat
yang dibuat memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan
dan dibuat sesuai dengan peraturan CPOB dalam batas dan biaya
yang telah ditetapkan
23
Kepala Bagian Pengawasan Mutu (QC)
Kualifikasi
Harus seorang saintis dalam IPA, diutamakan Apoteker
Pengalaman praktis Min. 5 tahun bekerja dalam laboratorium
analisis kimiawi, pengujian mikrobiologi dan bahan pengemas.
Memiliki pengalaman dalam menyiapkan peralatan
laboratorium dan menggunakan metode termutakhir
Memiliki kemampuan dalam menyiapkan metode analisis.
Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam CPOB, In
Process Control (IPC), dan pengujian stabilitas.
Penguasaan Bahasa Inggris dengan baik
Ketrampilan kepemimpinan (tersertifikasi)
Tugas Utama
Meluluskan atau menolak bahan24awal, bahan pengemas dan
produk ruahan menurut spesifikasi yang telah ditetapkan
Kepala Bagian Pemastian Mutu (QA)
Kualifikasi
Harus seorang Apoteker Terdaftar
Pengalaman praktis Min. 5 tahun bekerja di industri farmasi.
Memiliki pengalaman dan pengetahuan di bidang pembuatan obat serta
pengujian fisis dan analisa kimia
Memiliki pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan dalam pembuatan
obat dan laboratorium terkini.
Memiliki pengetahuan mengenai CPOB baik nasional maupun internasional
Penguasaan Bahasa Inggris dengan baik
Ketrampilan kepemimpinan (tersertifikasi)
Tugas Utama
Memantau kinerja sistem mutu dan prosedur serta menilai efektifitasnya dan
mendorong perbaikan
Melakukan penilaian terhadap keluhan teknik farmasi dan mengambil keputusan
serta tindakan atas hasil penilaian, bila perlu bekerja sama dengan pihak lain.
Memastikan penyelenggaraan Program Validasi
Memastikan pengelolaan penyimpangan, penerapan sistem pengendalian dan
perubahan
25
Melakukan Pelulusan atau Penolakan akhir/obat jadi
Struktur Organisasi
Beberapa model struktur organisasi urusan mutu
Kepala Pabrik
Model A
http://priyambodo71.wordpre 26
ss.com
Direktur Op. Teknis
Model B
http://priyambodo71.wordpre 27
ss.com
Direktur Op. Teknis
Model C
http://priyambodo71.wordpre 28
ss.com
Struktur Organisasi
Industri Farmasi
President Director
Model D
http://priyambodo71.wordpre 29
ss.com
Pelatihan
Seluruh Personil yang oleh karena tugasnya harus berada di area Produksi,
Gudang dan Laboratorium HARUS mendapat pelatihan
Program & materi Pelatihan disiapkan oleh masing-masing Kepala Bagian
dan dikoordinasikan oleh QA Manager
Program Pelatihan mencakup :
Materi umum
CPOB Dasar (mikrobiologi dan higiene perorangan)
CPOB Spesifik (terutama untuk yg bekerja di bagian produksi steril)
Pemahaman semua PROTAP, Metode Analisa, dan prosedur lain
Pengetahuan mengenai sifat bahan/produk, cara pengolahan dan pengemasan
Harus dibuat “Catatan Pelatihan” untuk setiap karyawan
http://priyambodo71.wordpre 30
ss.com
Materi Pelatihan
Materi Umum:
Pengenalan Perusahaan : Sejarah perusahaan, Struktur Organisasi,
Peraturan/Tata Tertib Pabrik, dll
Pengenalan Produk
Uraian Tugas Karyawan ybs.
Pengenalan Pabrik/tempat kerja
CPOB Dasar
Kekhususan industri farmasi
Higiene Perorangan : Pakaian kerja & kelengkapan (masker, tutup kepala,
sarung tangan, dsb.), Cuci tangan, Ketika sakit, dsb.
Kebersihan secara umum
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K-3)
P3K
Penanganan Bahan Berbahaya
Penanggulangan Kebakaran
Pelatihan Khusus (misal penanganan produk steril, penisilin, dll)
Pelatihan di Tempat
Pelatihan Tambahan 31
3. Bangunan & Fasilitas
32
Persyaratan Lokasi
Industri
Bebas banjir dan rembesan air
Farmasi
Tidak ada sumber pencemaran lingkungan, misalnya tidak
berdekatan dengan sumber cemaran baik mikroorganisme
maupun kimia seperti tempat timbunan sampah, rumah sakit,
pasar, industri kimia
Tidak mencemari lingkungan sekitar, misalnya berada di
daerah pemukiman padat penduduk, dsb.
Mudah terjangkau oleh sarana transportasi.
(Khusus untuk industri yang berorientasi eksport harus dekat
dengan sarana pelabuhan untuk kegiatan eksport/import,
misalnya bandara atau pelabuhan laut)
Tersedia sarana dan prasarana, misalnya Sumber Energi/
Listrik, sumber Air dan saluran pembuangan limbah
33
Bangunan Industri Farmasi
Pemilihan Lokasi Tidak ada sumber pencemaran lingkungan
Bangunan memiliki perlindungan terhadap :
Cuaca
Banjir
Rembesan air tanah
Binatang pengerat dan serangga
Tata letak dan lay out
Principle of Minimum Distance Zoning System
Principle of Flow of Goods/
Principle of Flow of Process
34
Lay out Bangunan Industri
Farmasi
35
Persyaratan Bangunan
Mempunyai Rencana Induk Pembangunan/Perbaikan (R.I.P) yg sudah
disetujui oleh Badan POM
Adanya pemisahan secara fisik Bangunan/fasilitas untuk sediaan beta
laktam (penisilin) dengan non beta laktam
Untuk pengolahan bahan beracun, sefalosporin, hormon, sitotoksik dan
immunosupresif harus mempunyai fasilitas tersendiri untuk masing-
masing produk
Ukuran dan rancang bangun memadai, sesuai dengan aktifitas/
kegiatan industri
Pengaturan tata udara sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
Dinding, lantai, langit-langit dan pintu harus kedap air, tdk terdapat
sambungan dan mudah untuk dibersihkan (berbentuk lengkung) serta
tahan terhadap metode pembersihan, bahan pembersih (desinfectan) yg
digunakan secara berulang
Untuk daerah pengolahan dan pengemasan dihindari pemakaian bahan
dari KAYU (atau diberi cat epoxy/enamel)
Lampu rata dengan langit-langit dan diberi lapisan untuk mencegah
kebocoran 36
Pipa saluran udara dipasang diatas langit-langit atau dikoridor untuk
DINDING HOSPITAL SHAPE
LANTAI
http://priyambodo71.wordpress.com 37
Pipa & Saluran Udara
38
HVAC/AHS
- Sistem Tata Udara -
39
Bab 4. Peralatan
40
Rancang Bangun & Kontruksi
Sebelum digunakan dikualifikasi (KI/IQ; KO/OQ; KK/PQ)
Bag. peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal,
produk antara dan produk jadi tidak boleh bereaksi,
mengadisi / mengabsorbsi
Mudah dibersihkan
Dikalibrasi
Persyaratan Peralatan (GMP Compliance)
Rancang Bangun :
Sederhana, tapi sesuai dgn tujuan penggunaan, mudah dibongkar,
dan dipasang kembali sebelum dan setelah dibersihkan
Tidak ada bagian yang tidak terjangkau pada pembersihan
Tidak ada bagian yang menahan sisa produk atau larutan pencuci
Tidak berkarat dan tidak mudah tergores
Pencucian
Lap bebas serat
Mesin penghisap debu (jangan menggunakan udara bertekanan/
compressed air)
Sikat nylon (tidak boleh pake ijuk)
X X
http://priyambodo71.wordpre 42
ss.com
Pemasangan & Penempatan
Dalam satu ruangan hanya boleh ada satu atau satu set peralatan untuk
satu produk
Pipa-pipa harus diberi tanda yang jelas, termasuk arah aliran
Peralatan Utama Harus diberi Nomor Pengenal, antara lain :
Mesin Pengaduk
Alat pengering
Mesin Pencetak tablet
Mesin penyalut
Mesin Pengemas strip
Perawatan
Harus ada “Jadwal Perawatan Berkala” yang tertulis dan disetujui
untuk mencegah malfungsi atau pencemaran
Bahan pendingin, pelumas dan bahan kimia yg digunakan harus
dievaluasi dan diuji
“Log book” berisi tanggal, waktu, produk, kekuatan dan nomor
bets atau lot yang diolah
43
Bab 5. Sanitasi &
Higiene
44
Sanitasi & Higiene
DEFINISI
Sanitasi : Pengendalian higiene terhadap proses produksi,
termasuk bangunan, peralatan dan penanganan bahan
Sanitasi menitik beratkan pada Bangunan & Peralatan
Higiene Perorangan :
Kewajiban tiap personil mengamati peraturan mengenai
kesehatan kerja,
Pemeliharaan dan perlindungan kesehatan personil,
Pengawasan higiene terhadap proses pembuatan obat yang
harus diterapkan oleh personil.
Higiene menitik beratkan pada Personnel
45
Sanitasi & Higiene
MEMADAI ? BERSIH, TERANG
SEGAR, KERING
http://priyambodo71.wordpress.com 46
WC & Kamar
Mandi
PERHATIKAN SABUN
DAN ALAT PENGERING
ADA SEMACAM 47
RUANG ANTARA
4. Sistem
Produksi
48
Sistem Produksi
Penimbangan/Penyerahan bahan baku dan bahan
pengemas
Proses Pengolahan
Validasi Proses Pengolahan
Protap dan Dokumen Produksi
49
BAHAN BAKU &
ALUR BAHAN PENGEMAS
PRODUKSI
BELUM SEDIAAN
PRODUK ANTARA PENGOLAHAN
SUDAH SEDIAAN
PENGEMASAN SEKUNDER
OBAT JADI
http://priyambodo71.wordpre 50
ss.com
BAHAN AWAL PENIMBANGAN PENGOLAHAN PENGEMASAN OBAT JADI
TABLET BETALAKTAM
SUSPENSI
1. MILLING PRO
UNIFORMITY TAHAPAN PENGOLAHAN
2. MIXING +
(PEMANASAN)
3. (SARING)
4. PENGISIAN
52
GUDANG
BAHAN
AWAL &
Pengemas
http://priyambodo71.wordpre 53
ss.com
PENANGANAN BAHAN AWAL (Bhn baku Aktif & Tambahan)
Pemilihan dan Persetujuan Pemasok (Approved Supplier)
Kondisi dan kapasitas Gudang
Sistem pelulusan bahan
Kontrol bahan awal : penandaan, sistem karantina, pengambilan
contoh, pelulusan, penyimpanan dan pengujian ulang
http://priyambodo71.wordpre 54
ss.com
Perguda
ngan
Syarat-syarat gudang (sesuai dgn cGMP)
Harus ada Prosedur Tetap (protap) yang mengatur/tata cara kerja bagian
Gudang, termasuk didalamnya mencakup tentang tata cara penerimaan
bahan, penyimpanan dan distribusi bahan/produk
Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam
keadaan kering, bersuhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur
Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yg mudah
terbakar atau mudah meledak (misalnya alkohol atau pelarut - pelarut
organik)
Tersedia tempat khusus untuk produk atau bahan dalam status
“karantina” dan “Ditolak”
Tersedia tempat khusus untuk melakukan sampling (sampling room)
dengan kualitas ruangan seperti ruang produksi (grey area)
Pengeluaran bahan harus menggunakan prinsip FIFO (First In First Out)
atau FEFO (First Expired First Out)
Ada program “Pest Control” yang terdokumentasi
Khusus untuk LABEL, harus terkunci.
55
1. BANGUNAN
BAHAN AWAL & a. Kelas : grey / kelas E / 100.000
BAHAN PENGEMAS b. Mempunyai landasan timbang yang kokoh ( meja beton )
c. Dilengkapi sarana cuci alat dan dust extractor
d. Cukup luas untuk kegiatan penimbangan
PENIMBANGAN 2. PERALATAN
a. Mempunyai alat timbang (kg, g) dan alat ukur yang telah
dikalibrasi
b. Alat pengambil bahan terbuat dari bahan yang tidak
memberikan cemaran atau bereaksi dengan bahan yang
ditimbang atau ditakar
PENGOLAHAN c. Mempunyai sarana pembersih yang sesuai dan tidak membe-
rikan cemaran terhadap bahan yang ditimbang atau ditakar
( Sebaiknya mempunyai pengisap debu / vaccum cleaner )
3. ADMINISTRASI
PENGEMASAN Mempunyai catatan dari setiap pernimbangan atau pengukuran
(log book)
4. TENAGA PENIMBANG
a. Mempunyai kecakapan / pelatihan yang cukup
OBAT JADI b. Dilakukan oleh 2 orang (penimbang dan pemeriksa)
56
BAHAN AWAL &
BAHAN PENGEMAS
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI
57
BAHAN AWAL &
BAHAN PENGEMAS
• Timbangan
terkalibrasi
• Dilakukan
oleh 2 orang
PENIMBANGAN
Ruang Staging
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI
58
BAHAN AWAL &
BAHAN PENGEMAS
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN (PROCESSING)
(non-steril)
PENGEMASAN
OBAT JADI
59
Pengolahan
Pemantauan terhadap suhu dan kelembaban ruangan prosedur
sebelum kegiatan pengolahan dimulai
Nomor Batch identitas obat jadi
Setiap ruang pengolahan harus diberi label jenis kegiatan dan
nomor batch produk yang sedang diproses dalam ruangan tersebut
Operator: Mengenakan pakaian kerja dan sepatu kerja yg bersih
Setiap wadah bahan baku HARUS diberi IDENTITITAS yang jelas
Pelumas yang digunakan untuk mesin : Food Grade
Dilakukan pemantauan kualitas lingkungan kerja (kelas I, II, atau
III) secara periodik
http://priyambodo71.wordpre 60
ss.com
BAHAN AWAL &
BAHAN PENGEMAS
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI
http://priyambodo71.wordpre 61
ss.com
Pengemasan &
Penandaan
Kesalahan terbanyak di industri farmasi Pengemasan
Kesalahan di bagian Pengemasan sangat sulit dideteksi
Dapat berakibat FATAL
Anggapan: Pengemasan BUKAN bagian yang penting,
sehingga pengawasan sering diabaikan
62
Sistem Pengemasan &
Penandaan
Pengecekan label, penggunaan
label, penyimpanan label dan
rekonsiliasi
Pelaksanaan pengemasan
Protap dan Dokumen Pengemasan
Validasi Proses Pengemasan
Proses terkendali dan dipantau
Tidak ada sisa produk lain (line
clearance)
Penandaan bets dan kadaluwarsa
Perhitungan pemakaian vs hasil
(rekonsiliasi)
63
BAHAN AWAL & 1. TUJUAN
BAHAN PENGEMAS a. Sebagai wadah
b. Protektif
- Melindungi kualitas obat
- Melindungi lingkungan dari dampak obat
PENIMBANGAN c. Tujuan marketing
2. JENIS
a. Pengemasan primer
PENGOLAHAN Pengemasan obat jadi dengan bahan pengemas pertama
- Pengemasan primer dilakukan di ruang kelas grey
b. Pengemasan sekunder
Pengemasan lanjutan setelah pengemasan primer
- Pengemasan sekunder dilakukan di ruang kelas black
65
Prinsip Dasar
Pengawasan Mutu (Quality Control/QC) merupakan bagian
essensial dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Pengawasan Mutu TIDAK TERBATAS pada kegiatan
laboratorium, tapi juga terlibat dalam SEMUA KEPUTUSAN yg
terkait dengan mutu produk
Bagian Pengawasan Mutu HARUS independen (tidak tergantung)
dengan Bagian Produksi dan merupakan bagian dari Sistem
Manajemen Mutu (Quality Management System) dalam upaya
menjamin SETIAP produk yang dihasilkan
66
Quality Control
Tugas utama Dept. QC adalah :
Memastikan bahwa bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi
yang ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas dan
keamanannya
pemeriksaan bahan awal
Memastikan bahwa tahapan-tahapan proses produksi obat telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
Pengawasan selama proses Produksi (In Process Control/IPC)
Memastikan bahwa semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan
laboratorium terhadap suatu batch obat telah dilaksanakan dan batch tersebut
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum didistribusikan
Evaluasi prosedur produksi dan pengkajian catatan produksi
Suatu batch obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu peredaran
yang telah ditetapkan
Program stabilitas
Pencampuran Granulasi
Cek IPC : Pengayakan basah
- Keseragaman kadar
- LOD/kadar air
Pengeringan granul
Cek IPC :
- kadar air Pengayakan kering
Cek IPC :
- Keseragaman kadar Pencampuran akhir
- LOD/kadar air
Cek IPC :
Pencetakan tablet - Keseragaman kadar
- Keragaman bobot
Cek IPC : Pengemasan primer
- Penampilan - Kekerasan
- Kebocoran - Kerapuhan
Penyaringan
Penghalusan (Colloid Mill)
Cek IPC :
- ukuran partikel
Penyaringan
Pencampuran bahan-bahan
71
Alur Proses Pembuatan Ointment
Bab 8. Inspeksi Diri &
Audit Mutu
72
Inspeksi diri dan Audit
Mutu
Definisi :
Inspeksi diri pada dasarnya adalah cara untuk mengkaji kembali secara
obyektif seluruh tata kerja diri sendiri dari setiap aspek yang mungkin
berpengaruh pada jaminan mutu (Quality Assurance)
Tujuan :
Mengetahui kekurangan (cacat), baik yang kritis, berdampak besar maupun
berdampak kecil kemudian menetapkan cara-cara yang efektif untuk
mencegah dan memperbaikinya.
Pelaksanaan :
Harus ada protap
Team inspeksi diri
Anggota minimal 3 orang yang berpengalaman dan memahami CPOB
Penanggung jawab : QA Manager
Frekuensi : minimal 1 x dalam setahun
Setelah dilakukan inspeksi diri harus dibuat Laporan Inspeksi Diri, yg
mencakup hasil inspeksi diri, evaluasi dan kesimpulan serta saran tindak
perbaikan 73
Tindak lanjut
Audit Mutu
Digunakan sebagai pelengkap program inspeksi diri
Meliputi sebagian atau semua bagian manajemen mutu
Umumnya dilaksanakan oleh
spesialis dari luar atau
tim independen atau
tim khusus yang dibentuk oleh manajemen
Audit dan Persetujuan Pemasok :
Tanggung jawab Pemastian Mutu bersama dengan bagian
lain yang terkait
Daftar Pemasok disetujui dan ditinjau ulang secara berkala
Dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui
Kemampuan pemasok memenuhi74
standar CPOB
Bab 9.
Penanganan Keluhan
Terhadap Produk,
Penarikan Kembali
Produk dan Produk
Kembalian
75
Harus ada personnel yang bertanggung jawab menangani
keluhan dan memutuskan tindakan yang harus diambil
Kepala bagian Penjaminan Mutu (QA Manager)
76
Laporan keluhan terhadap obat yang diproduksi dapat menyangkut soal
mutu Teknis Produk, efek samping yang merugikan atau masalah efek
terapeutik
Semua keluhan dan laporan keluhan harus diteliti dan dievaluasi dengan
cermat, kemudian diambil tindak lanjut yang sesuai dan dibuatkan laporan
Dari hasil laporan terhadap keluhan tersebut kemudian dikategorikan dan
selanjutnya dibuat trend analysis sebagai pedoman untuk membuat
langkah-langkah pencegahan
Obat Kembalian adalah obat jadi yang telah beredar yang kemudian
dikembalikan ke pabrik pembuatnya karena adanya keluhan, kerusakan,
kedaluarsa, masalah keabsahan atau sebab-sebab lain mengenai kondisi
obat, wadah atau kemasan sehingga menimbulkan keraguan akan
keamanan, khasiat atau mutu obat
Penarikan kembali obat jadi dapat berupa penarikan kembali satu atau
beberapa batch atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai
distribusi.
Penarikan kembali obat jadi dilakukan apabila ditemukan adanya produk
yang tidak memenuhi persyaratan mutu atau atas dasar pertimbangan efek
samping yang tidak diperhitungkan yang merugikan kesehatan
77
Prosedur Penarikan Obat
Laporan Pemerintah (Badan POM) atau
Adanya KEPUTUSAN industri ybs
Cacat atau PENARIKAN
Reaksi
merugikan
• Bagian Marketing kepada
PERINTAH Distributor Utama dan
seluruh anak cabangnya
PENARIKAN • Direktur & Apoteker
membuat laporan ke BPOM
79
Dokumentasi
DEFINISI
Seluruh prosedur, instruksi dan catatan yang berhubungan dengan
proses pembuatan obat.
Guna dokumentasi
1. Merupakan bagian dari sistem manajemen mutu dalam c-GMP
2. Memastikan bahwa setiap petugas mendapat instruksi secara rinci dan
jelas mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakan
3. Menggambarkan riwayat lengkap dari setiap batch / lot produk
sehingga menjamin ketelusuran
4. Sebagai bahan pertimbangan tentang mutu produk yang dibuat
80
Dokumentasi
Jenis dokumentasi
1. Prosedur tetap (SOP = Standard Operating Procedure)
2. Spesifikasi (bahan baku, pengemas, produk jadi)
3. Catatan Pengolahan Batch/Catatan pengemasan Batch
(batch processing records)
4. Identifikasi (kode/penomoran protap, peralatan, batch)
5. Penandaan (status ruangan, mesin, label bahan baku,
karantina, rejected)
6. Protokol & Laporan Kualifikasi/Validasi
7. Dokumen registrasi
8. Catatan Kalibrasi, Pemantauan kondisi lingkungan ruang
produksi
81
Daftar Dokumen yg
Diperlukan
Bahan Awal
1. Spesifikasi/kode produk
2. Persetujuan terhadap pemasok
3. Penerimaan dan penyimpanan
4. Prosedur pengambilan contoh
5. Pengujian oleh Pengawasan Mutu, Inspeksi Mutu
6. Karantina, Pelulusan dan Persetujuan
Sarana/Prasarana
1. Pengoperasian sistem, pemeliharaan dan kalibrasi (HVAC, Air, Steam)
2. Pembersihan sarana
3. Pemantauan Lingkungan
4. Keluar-masuk ruang bersih
5. Pakaian kerja
6. Alur produk
82
7. Alur penyaluran bahan
Daftar Dokumen yg
Diperlukan
8. Alur karyawan
9. Aliran udara
10. Alur dan pembuangan limbah
11. Pencucian dan sterilisasi pakaian dan peralatan gelas
12. Desinfectan/fumigasi
13. Pembasmian hama
Peralatan Produksi dan Pengawasan Mutu
1. Operasi
2. Pembersihan/sterilisasi
3. Persiapan larutan pembersih
4. Sisa produk dan bahan pembersih
5. Pemeliharaan preventif
6. Kalibrasi
7. Pemantauan
83
8. Kalibrasi peralatan yg disertifikasi
Daftar Dokumen yg
Diperlukan
Produksi
1. Dokumen Produksi Induk
2. Prosedur Pengolahan Induk
3. Catatan Pengolahan Induk
4. Prosedur Pengemasan Induk
5. Catatan Pengemasan Induk
6. In-Process-Control (pengawasan selama proses)
Pengawasan Mutu
1. Pengujian dan Pelulusan Obat Jadi
2. Pengujian dan Pelulusan Produk Antara/Ruahan
84
Daftar Dokumen yg
Diperlukan
3. Penetapan Kadar (Metoda Analisa)
4. Contoh untuk pengujian dan pertinggal
5. Protokol kesimpulan dari Hasil Pengawasan Mutu
6. Studi Stabilitas
7. Baku Pembanding dan Pengawasannya (Pemeliharaan dan Pengujian)
8. Sertifikasi Ulang/kalibrasi ulang peralatan pengawasan mutu
9. Pembuatan pereaksi dan bahan untuk pengujian
Pemastian Mutu
1. Pengkajian catatan bets
2. Inspeksi Diri/Audit External
3. Persetujuan Protokol Validasi
4. Penarikan Kembali Obat
5. Keluhan Terhadap Obat
6. Audit Terhadap Pemasok dan atau kontraktor (jika ada)
85
Daftar Dokumen yg
Diperlukan
7. Pengendalian, Revisi dan Distribusi Dokumen
8. Catatan Mengenai Karyawan, Catatan kesehatan
9. Pelatihan (CPOB dan Teknis)
10. Pembuatan Protap
11. Laporan Kejadian yang Merugikan
12. Pengendalian terhadap Perubahan
13. Pemantauan terhadap suhu penyimpanan
14. Prosedur distribusi produk
15. Catatan distribusi
16. Karantina, Pelulusan, Penolakan dan Penyimpanan Produk
17. Rencana Induk Validasi
PRINSIP DOKUMENTASI :
“ Kerjakan apa yang tertulis & tulis apa yang dikerjakan “
http://priyambodo71.wordpre 86
ss.com
CO
NT
OH
http://priyambodo71.wordpre 87
ss.com
CO
NT
OH
http://priyambodo71.wordpre 88
ss.com
CO
NT
OH
http://priyambodo71.wordpre 89
ss.com
Bab 11.
Pembuatan dan Analisis
Berdasarkan Kontrak
90
Untuk memfasilitasi/mendorong dilakukannya Toll
Manufacture
Harus ada “Kontrak Tertulis” antara pemberi kontrak dan
penerima kontrak
Kontrak hendaklah mengizinkan Pemberi Kontrak untuk
mengaudit sarana Penerima Kontrak
Industri Farmasi Penerima Kontrak harus memiliki gedung
dan peralatan cukup, pengetahuan dan pengalaman, dan
personil yg kompeten untuk melakukan pekerjaan yg
diberikan pemberi kontrak
91
Pembuatan & analisis bdsrkan kontrak …….
93
Validasi
Definisi :
Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap
bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau
mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan mutu
akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara konsisten
(terus-menerus)
Pengertian :
Validasi adalah :
- Tindakan Pembuktian Dokumentasi
- Dengan cara yg sesuai Metode
- Bahan, Proses, Prosedur, kegiatan, dll Obyek
- Dalam Produksi & Pengendalian Mutu Ruang Lingkup
- Senantiasa mencapai hasil yg diinginkan
secara terus menerus Sasaran/target
94
Jenis-jenis Validasi
1. Validasi (Kualifikasi) Mesin dan Peralatan
– Design Qualification (DQ)
– Installation Qualification (IQ)
– Operational Qualification (OQ)
– Performance Qualification (PQ)
2. Validasi Metode Analisa
3. Validasi Proses Produksi
- Prospective Validation
- Concurrent Validation
- Retrospective Validation
4. Validasi Proses Pengemasan
5. Validasi Pembersihan (Cleaning Validation)
95
Bagaimana Cara Melaksanakan
Validasi ????
1. Membentuk Komite Validasi & Gugus tugas
2. Membuat Rencana Induk Validasi (Validation Master Plan)
3. Menetapkan Jadwal Validasi
4. Membuat Dokumen Validasi (protokol & laporan validasi)
96
(Validation Master Plan)
Definisi :
Dokumen yang menguraikan (dalam garis besar)
tentang program/kegiatan validasi di industri farmasi
ybs secara keseluruhan.
Format :
1. Pendahuluan (filosofi, maksud dan tujuan pelaksanaan
program validasi)
2. Organisasi dan Tanggung Jawab
3. Perencanaan, Pendekatan dan Jadwal Pelaksanaan
Fasilitas, proses dan produk; kriteria pelulusan; format
dokumentasi; matriks pendekatan dan penjadwalan kegiatan
….. Lihat contoh Dokumen “Validation Master Plan”
97
Jenis-jenis Validasi
1. Validasi (Kualifikasi) Mesin dan Peralatan
- Installation Qualification (IQ)
- Operational Qualification (OQ)
- Performance Qualification (PQ)
2. Validasi Metode Analisa
3. Validasi Proses Produksi
- Prospective Validation
- Concurrent Validation
- Retrospective Validation
4. Validasi Proses Pengemasan
5. Validasi Pembersihan (Cleaning Validation)
98
Installation Qualification (IQ)
Tujuan :
Untuk menjamin & mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan
yang diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen
pembelian, manual alat ybs dan pemasangannya dilakukan memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Sasaran/Target :
Memastikan bahwa sistem atau peralatan telah dipasang sesuai rencana
desain yang telah ditentukan (GMP complience)
Memastikan bahwa bahan dan konstruksi peralatan telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan (jenis baja anti karat, kemudahan
pembersihan, dll)
Memastikan ketersediaan perlengkapan pengawasan (alat kontrol) dan
pemantauan (monitor) sesuai dengan penggunaannya.
Memastikan sistem atau peralatan aman dioperasikan serta tersedia sistem
atau peralatan pengaman yang sesuai
Memastikan bahwa sistem penunjang, misalnya listrik, air, udara, dll telah
tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang memadai sesuai dengan
penggunaannya
Memastikan bahwa kondisi instalasi dan sistem penunjang telah tersedia
dan terpasang dengan benar
99
Operational Qualification
(OQ)
Tujuan :
Untuk menjamin & mendokumentasikan bahwa sistem atau
peralatan yang telah diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan.
Sasaran/Target :
Memastikan bahwa sistem atau peralatan bekerja sesuai rencana
desain dan spesifikasi
Memastikan bahwa kapasitas mesin atau peralatan secara actual
dan operasional telah sesuai dengan rencana design yang telah
ditentukan
Memastikan bahwa parameter operasi yang berdampak
terhadap kualitas produk akhir telah bekerja sesuai dengan
rancangan design yang telah ditentukan
Memastikan bahwa langkah operasi (urutan tata cara kerja)
berdasarkan petunjuk operasional, telah sesuai dengan waktu
dan peristiwa dalam operasi secara berurutan
100
Performance Qualification
(PQ)
Tujuan :
Untuk menjamin & mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan
yang telah diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan dengan cara menjalankan sistem sesuai dengan tujuan
penggunaan.
Sasaran/Target :
Memastikan bahwa sistem atau peralatan yang digunakan bekerja
sesuai dengan yang diharapkan dan spesifikasi yang telah ditetapkan
Pada umumnya pelaksanaan dilakukan dengan Placebo
Selanjutnya dengan menggunakan produk (obat) dan pada kondisi
produksi normal
Dilakukan 3 kali secara berurutan
PQ Checks :
Kesinambungan operasi dan fungsinya
Dapat diulang kembali (repeatability)
Memastikan dalam kondisi yang sama, mutu produk dan spesifikasi
obat jadi terwujud
(PQ = Validasi Proses Produksi Perubahan alat baru)
101
Validasi Proses Produksi
Concurrent Validation
Untuk Produk yang sudah berjalan (sudah diproduksi) tetapi oleh
karena satu dan lain hal, belum dilakukan validasi prospective.
Terjadi perubahan pada parameter kritis, seperti peralatan yang
digunakan, prosedur (cara) pembuatan, spesifikasi bahan baku,
cara pengujian, dll yang dapat mempengaruhi mutu dan
spesifikasi produk.
Validasi dilakukan pada batch produksi yang sedang berjalan,
sebanyak min. 3 batch berturut-turut.
102
Validasi Proses Produksi
Retrospective Validation
Untuk Produk-produk yang sudah lama diproduksi yang belum
di-validasi, namun memerlukan data validasi (mis. Untuk
keperluan registrasi ulang, dsb)
Penelusuran dari data produksi yang sedang berjalan
Data berasal dari batch record (minimum 10 – 20 batch)
Penelusuran sejarah (riwayat) produk yang bersangkutan
Batch Record
103
Urut-urutan Pelaksanaan
Validasi Proses Produksi
1. Pemilihan proses produksi yang di-validasi
2. Pembuatan Protokol Validasi dan Penentuan
Kriteria (Batas) Penerimaan
3. Pembuatan lembar kerja (worksheet) validasi
4. Pelaksanaan validasi
5. Pengujian sampel
6. Membuat Kesimpulan
7. Pembuatan Laporan Validasi
104
Referensi : priyambodo71