You are on page 1of 7

Alat Automasi untuk Desain dan Protiping Input

• Dulu, peralatan utama yang digunakan untuk desain input adalah record layaout charts dan
display layout charts. Sekarang, pendekatan "sketching" ini sudah tidak lagi digunakan lagi.
Prosesnya sangat membosankan, dan tidak kondusif untuk strategi pengembangan aplikasi
cepat dan prototiping yang saat ini lebih disukai, yang menggunakan peralatan otomatis untuk
mengakselerasi proses desain.
• Sebelum peralatan otomatis tersedia, analis hanya dapat membuat sketsa kasar dari input
untuk mendapatkan gambaran mengenai tampilan output yang diinginkan oleh pengguna
sistem atau bagaimana batch record akan dibuat. Dengan menggunakan peralatan otomatis,
kita dapat mengembangkan prototipe yang lebih realistis untuk input tersebut.
Proses Desain Input
Desain input bukanlah suatu proses yang rumit. Beberapa langkah sangat penting, namun
yang lain dapat disesuaikan dengan lingkungan. Langkah-langkahnya adalah :
1. Mengidentifikasi input sistem dan memeriksa persyaratan logika
2. Memilih kontrol GUI yang sesuai
3. Mendesain, memvalidasi, dan mengetes input dengan menggunakan beberapa kombinasi
dari :

4. Jika perlu, mendesain source document


Pada subbab selanjutnya, kita akan menyelidiki langkah-langkah tersebut dan
menggambarkan beberapa contoh dari proyek SoundStage
Proses Desain
Input
 Langkah 1 : Mengidentifikasi Input
Sistem dan Memeriksa Persyaratan Logika
Presyaratan input harus ditentukan selama analisis
persyaratan. Diagram alir data fisik (atau unit
desain, keduanya dijelaskan pada Bab 13) adalah
langkah awal yang baik untuk desain input.
Struktur data untuk aliran data menentukan atribut
atau field yang harus dilibatkan pada output. Jika
persyaratan tersebut ditentukan pada notasi
aljabar relasional, maka Anda dapat dengan cepat
menentukan field mana yang harus diulang, file
mana yang memiliki opsional, dan seterusnya.
Pertimbangkan structure dibawah ini :
Proses Desain Input
 Langkah 2 : Memilih Kontrol GUI yang Sesuai
• Setelah punya ide untuk isi input, kita dapat membuat kontrol berbasis screen yang sesuai
untuk digunakan pada masing – masing atribut untuk muncul pada screen kita tersebut. Jika
kita menggunakan pendekatan repository based programming, maka kita harus mengecek
terlebih dahulu apakah keputusan atau karakteristik atribut yang lain telah dibuat dan disimpan
sebagai retry repositori. Jika ya, maka kita dapat menggunakan kembali entry repositori yang
berkenaan dengan atribut yang akan kita gunakan pada screen input kita. Pada kasus di mana
tidak terdapat entry repositori, maka kita harus membuatnya.
• Untuk memilih kontrol yang sesuai untuk atribut kita, kita harus memulainya dengan
memeriksa kemungkinan nilai untuk masing-masing atribut.
• Terdapat beberapa kontrol berbasis screen lain yang dapat digunakan untuk data input. Contoh
kita fokus pada kontrol yang sangat umum digunakan. Seberapa baik Anda menyelesaikan
kegiatan ini akan menjadi ukuran seberapa besar pengetahuan Anda tentang kontrol biasa dan
kontrol lanjutan.
Proses Desain Input
 Langkah 3 : Mendesain, Memvalidasi, dan Mengetes Input
• Langkah ini meliputi pengembangan prototipe screen bagi pengguna untuk meninjau
kembali dan pengujian. Feedback yang didapatkan mungkin membuat kita perlu kembali
ke langkah 1 dan 2 untuk menambah atribut dan menentukan karakteristik mereka.
• Dalam prototiping, screen input, penting untuk membiarkan pengguna untuk berlatih atau
menguji screen. Sebagian dari percobaan tersebut harus melibatkan penggambaran
bagaimana pengguna dapat memperoleh bantuan atau instruksi yang sesuai.
• prototipe tidakperlu menampilkan seluruh detail kepada pengguna kecuali mereka
menginginkannya (atau dipicu oleh tindakan pengguna).
Proses Desain Input
Langkah 4: Jika Perlu, Mendesain Source Document
• Jika source document akan digunakan untuk mendapatkan data, maka kita juga harus
mendesain dokumen tersebut. Source document digunakan oleh pengguna sistem. Dalam
bentuknya yang paling sederhana, prototipe dapat berupa sketsa sederhana atau suatu rendisi
artis industrial
• Source document yang didesain dengan baik akan terbagi menjadi beberapa zone. Beberapa
zone digunakan untuk identifikasi; meliputi nama perusahaan, nama form, nomor resmi
form, tanggal revisi terakhir (atribut penting yang sering dihilangkan), dan logo.
• Cara lain yang dapat ditempuh untuk prototiping source document adalah dengan membuat
model kasar dengan menggunakan pengolahan kata. Mengolah model pada salah satu dari
sejumlah sistem desktop publishing dapat mengubah model kasar tersebut menjadi form
yang tampak mengesanka (pada kenyataannya sangat mengesankan, sehingga beberapa
perusahaan sekarang membuat form seperti ini daripada memberikan desain mereka kepada
pemanufaktur form)
Input Berbasis Web dan E-Business
• Pertimbangan terakhir desain input yang harus kita bahas adalah mengenai output berbasis
web. Proyek SoundStage akan menambah berbagai kemampuan e-commerce dan e-
business pada sistem informasi MemberService. Beberapa kemampuan ini akan
membutuhkan desain input berbasis web.
• Satu persyaratan logika output untuk proyek adalah MEMBER ORDER berbasis web.
Kita hanya akan menunjukkan pada Anda versi klien/server.
• Selain menyajikan informasi tentang produk (sebuah output) SoundStage, member
(anggota), juga dapat mengklik tombol "buy" untuk menginisiasi pembelian.hal ini akan
membawa anggota ke dalam screen metapora yang umum didalam aplikasi e-commerce,
yaitu screen shopping cart. Antarmuka Web cenderung lebih artistis dibandingkan
antarmuka Windows. Mungkin inilah bagian yang memberikan daya tarik. Antarmuka itu
perlu menarik secara visual untuk mengikat pelanggan untuk membeli produk karena
tidak ada sales pitch verbal.

You might also like