You are on page 1of 37

SEORANG WANITA 42 TAHUN DENGAN ILEUS OBSTRUKSI

Pembimbing :
Dr. Saut Idoan Sijabat, Sp.B.

Oleh :
Dini Atika Azmi J510185099

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FK UMS – RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo
2019
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. Y
• Jenis kelamin : Perempuan
• Usia : 42 tahun
• Alamat : Slahung Ponorogo
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Status pernikahan : Menikah
• Tanggal Pemeriksaan : 22 Maret 2019
• Tanggal masuk RS : 21 Maret 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Pasien datang ke IGD RSUD dengan keluhan nyeri perut

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien datang ke IGD RSUD Harjono Ponorogo pada tanggal 21 Maret 2019 dengan
keluhan nyeri perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri
perut dengan tepat, pasien merasa seluruh lapang perutnya nyeri. Pasien juga tidak
bisa buang air besar dan kentut sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan sudah
mengalami sulit buang air besar sejak 2 bulan yang lalu. Selama 2 bulan terakhir
pasien mengaku BAB 2 hari sekali dan sering sulit keluar sehingga perlu mengejan
dengan kuat. Pasien menyangkal pernah BAB berwarna hitam maupun BAB kecil-kecil
seperti kotoran kambing. Pasien menyangkal riwayat darah yang keluar ketika BAB.
Pasien juga mengeluhkan kalau perutnya semakin membesar sejak 3 hari terakhir.
Buang air kecil dikatakan seperti biasa. Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah 2
kali SMRS. Keluhan demam disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat sakit serupa : disangkal
• Riwayat operasi : disangkal
• Riwayat trauma : disangkal
• Riwayat tumor/ keganasan : disangkal
• Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat serupa : disangkal
• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat tumor/ keganasan : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
• Keadaan umum : Pasien tampak kesakitan
• Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
• Vital sign
• Tekanan Darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 102x/menit, reguler
• Respirasi rate : 20x/menit, reguler
• Suhu : 37,1 o C
Pemeriksaan Fisik Sistem
Kepala:
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+)
• Hidung : rhinorea (-)
• Telinga : otorhea (-)
• Mulut : bibir sianosis (-), gusi berdarah (-)
Leher:
• Leher Simetris
• Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-), deviasi trakea (-) , peningkatan JVP (-)
Thoraks
• Paru :
• Inspeksi : simetris (+), ketinggalan gerak (-), jejas (-)
• Palpasi : fremitus N (+)
• Perkusi : sonor seluruh lapang paru (+)
• Auskultasi : suara dasar vesikuler normal (+/+), ronki (-/-),wheezing (-/-)
• Jantung :
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba (+), ictus cordis kuat angkat (-)
• Perkusi : batas jantung tidak membesar, redup pada jantung (+)
• Auskultasi : S I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen

• Inspeksi : distensi (+), darm contour


(+), darm steifung (-)
• Auskutasi : BU (+) normal, metalic
Sound (-)
• Perkusi : hipertimpani, pekak hepar
(+), undulasi (-), pekak beralih (-)
• Palpasi : nyeri tekan (+), defans
muskular (+), massa (-)
Ekstremitas :
• Atas : edema (-/-), akral hangat (+/+), CRT < 2 detik
(+/+).
• Bawah: edema (-/-), akral hangat (+/+),CRT < 2 detik (+/+).
Rectal Toucher

• Tonus Musculus Sfingter Ani (+) kuat,


• nyeri tekan (-),
• mukosa licin,
• ampula recti kolaps,
• STLD (-),
• feses (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Pemeriksaan Darah Lengkap (21/3/2019)
Parameter Hasil Nilai Normal
WBC 7,0 4.0-10.0
Lymphosit 13,9 11,0-49,0
Monosit 8,3 0,0-9,0
Neutrofil 74,5 42,0-85,0
Eosinofil 2,6 0,0-6,0
Basofil 0,7 0,0-2,0
RBC 5,17 4,4-5,9
HGB 13,3 13,2-17,3
HCT 41,3 36,0-56,0
PLT 393 150-450
MCV 79,9 80.0-100.0
MCH 25,7 27.0-34.0
MCHC 32,2 32.0-36.0
•Kimia Klinik (21/3/2019)
Nama Test Hasil Nilai Rujukan

Glukosa Sewaktu 66 30-180


Ureum 25,6 10-50
Creatinin 0,90 0,6-1,3
•Elektrolit (21/3/2019)
Natrium 135 136-145
Kalium 3 3,50-5,10
Chlorida 100 98,0-107,0
Calcium 8,4 8,8-10,3

•Imunologi (21/3/2019)

HbSAg NEGATIF NEGATIF


HIV Non reaktif Non reaktif
BOF
RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Harjono Ponorogo pada tanggal 21 Maret 2019 dengan keluhan nyeri
perut sejak 3 hari yang lalu. Pasien tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri perut dengan tepat,
pasien merasa seluruh lapang perutnya nyeri. Pasien juga tidak bisa buang air besar dan kentut
sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan sudah mengalami sulit buang air besar sejak 2 bulan
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan kalau perutnya semakin membesar sejak 3 hari terakhir. Pasien
juga mengeluhkan mual dan muntah 2 kali SMRS.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien tampak kesakitan, kesadaran compos
mentis E4V5M6. Pada vital sign didapatkan takikardi, sedangkan tekanan darah, respiration rate,
dan suhu dalam batas normal. Pada regio kepala, leher, thorax, dan ekstremitas tidak ditemukan
kelainan. Pada regio abdomen terlihat perut distended, darm contour (+), bising usus (+),
hipertimpani, dan defans muskular. Pada RT didapatkan ampula recti kolaps.

Pada pemeriksaan penunjang BOF didapatkan herring bone appearance yang menunjukkan
pelebaran usus di proximal daerah obstruksi.
ASSESMENT/ DIAGNOSIS

Diagnosis kerja
• Ileus obstruksi
:

Diagnosis pasca • Ileus obstruksi et causa tumor


bedah : sigmoid dan adhesi ileum

Diagnosis
• peritonitis
Banding :
POMR
Problem] Assessment Planning Diagnose Planning Therapy Planning Monitoring
-Nyeri perut Ileus - Darah lengkap - Infus RL 20 tpm - Gejala dan tanda
-Tidak bisa kentut 3 hari Obstruksi - Foto polos - Inj. Ceftriaxon klinis
-Tidak BAB 3 hari abdomen 1gr/8jam - Vital sign
-Kembung - CT Scan abdomen - Inj. Ranitidin 50mg/12 - Urin output
-Mual jam - Elektrolit
-Muntah - Inj. Metamizole 1gr/8
jam
-Takikardi. HR=102
- Dekompresi isi
-Abdomen distended
lambung
-Darm contour (+)
- Pasang DC
-Perkusi abdomen
- Konsul SpB pro
hipertimpani
laparotomi
-Defans muskular
-RT: ampula recti kolaps
-BOF: herring bone i.
-
FOLLOW UP
Tgl S O A P
22/3/ -Nyeri perut KU: tampak kesakitan, Ileus obstruksi pre - Infus RL 20 tpm
2019 -Tidak bisa kentut 3 kesadaran CM, TD: 130/80 HR: laparotomi - Inj. Ceftriaxon 1gr/8jam
hari 102x/menit, RR 20x/menit,
Jam - Inj. Ranitidin 50mg/12 jam
T : 37,1 oC
06:45 -Tidak BAB 3 hari - Inj. Metamizole 1gr/8 jam
SPO2 : 99%
-Kembung Abdomen distended - Dekompresi isi lambung
-Mual Darm contour (+) - Pasang DC
-Muntah Perkusi abdomen - Pro laparotomi
hipertimpani
Defans muskular
Ampula recti kolaps

23/3/ Nyeri post operasi (+) KU: sedang, kesadaran CM, TD : Post laparotomi H+1 - Infus RL 20 tpm
2019 Kembung (-) 120/80, HR: 80x/menit, RR - Inj. Ceftriaxon 1gr/8jam
Keluhan nyeri perut 20x/menit,
Jam - Drip metronidazol 500mg/8 jam
berkurang SPO2 : 98%
06:50 - Inj. Ranitidin 50mg/12 jam
Mual (-) T : 36,9 oC
Distensi (-) - Inj. Metamizole 1gr/8 jam
Luka post op baik, tidak rembes - Medikasi luka post operasi
BU (+)
Nyeri tekan abdomen (-)
Feses keluar dari stoma
24/3/ Nyeri perut (-) KU: baik, kesadaran CM, TD : Post laparotomi H+2 - Infus RL 20 tpm
Mual (-) 130/80, HR: 80x/menit, RR
2019 - Inj. Ceftriaxon 1gr/8jam
20x/menit,
Jam SPO2 : 99% - Drip metronidazol 500mg/8
06:40 T : 36,6 oC jam
Luka post op baik, tidak - Inj. Ranitidin 50mg/12 jam
rembes
Feses keluar dari stoma - Inj. Metamizole 1gr/8 jam
- Medikasi luka post operasi
25/3/ Tidak ada keluhan KU: baik, kesadaran CM, TD : Post laparotomi H+3 - BLPL
120/80, HR: 80x/menit, RR
2019
20x/menit,
Jam SPO2 : 99%
06:45 T : 36,7 oC
Luka post op baik, tidak
rembes
Feses keluar dari stoma
REFERAT ILEUS OBSTRUKSI
Anatomi Usus
Usus halus  membentang dari pilorus sampai
katup ileosekal. Panjang usus halus manusia hidup
± 12 kaki (22 kaki pada kadaver akibat relaksasi).

Diameter ujung proksimalnya sekitar 3,8 cm.


Semakin kebawah diameter berkurang sampai
menjadi sekitar 2,5 cm.

Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum,


dan ileum.

Duodenum panjangnya sekitar 25 cm. ± 2/5 sisa


usus halus adalah jejunum dan 3/5 terminalnya
adalah ileum.
Anatomi Usus
Usus besar terbentang dari sekum sampai
kanalis ani. panjang sekitar 5 kaki (sekitar 1,5 m)

Diameter ± 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin


dekat anus semakin kecil. 2,3

Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan


rektum.
Fisiologi Usus
Fungsi utama : pencernaan dan absorpsi bahan- bahan nutrisi dan air.

Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung (oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin) 
duodenum (oleh kerja enzim-enzim pankreas)

Isi usus digerakkan oleh peristalsis, 2 jenis gerakan:

• segmental  mencampur
• pergerakan peristaltik  mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain

Fungsi usus besar = mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan.

Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan kalium dan
bikarbonat  menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah dehidrasi

Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai
defekasi berlangsung.2
DEFINISI

Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada
2 macam yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik.1,2

Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen
saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus,
dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu
segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.1,2

Sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal/
tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya akibat
kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya obstruksi
mekanik. 1,2,3
ETIOLOGI

Hernia inkarserata

• Adhesi atau perlekatan usus


• Invaginasi
• Askariasis
Non hernia inkarserata • Volvulus
• Tumor
• Batu empedu yg masuk ileus
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik dibedakan menjadi :
• Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster sampai ileum terminal).
• Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum terminal sampai
rectum).

Berdasarkan stadiumnya, antara lain :


• Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan masih
bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
• Obstruksi sederhana ( simple obstruction) : obstruksi/ sumbatan yang tidak disertai
terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).
• Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan terjepitnya
pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren.
PATOFISIOLOGI
Ileus obstruksi

Akumulasi gas dan cairan lumen sebelah proksimal obstruksi


Distensi Kehilangan H2O dan elektrolit

Tekanan intralumen ↑ volume ECF menurun

Pembuluh darah tertekan Syok hipovolemik

Iskemia dinding usus

Pelepasan toksin bakteri dari usus yang nekrotik ke


dalam peritoneum dan sirkulasi sistematik

Peritonitis septikemia
MANIFESTASI KLINIS
Obstruksi sederhana
• Nyeri perut
• Kembung
• Muntah
• Susah/tidak BAB dan kentut
• Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi
akibat kehilangan cairan dan elektrolit.
• Suhu tubuh bisa normal sampai demam.
• Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan
semakin jelas pada sumbatan di daerah distal.
• Bising usus yang meningkat dan “metallic sound”
MANIFESTASI KLINIS

Obstruksi disertai proses strangulasi

• Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata


• Nyeri perut hebat, menetap dan tidak menyurut
• Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar.
• Distensi abdomen dan timpani,
• Gerakan usus akan tampak (darm steifung)
• terdengar metallic sound pada auskultasi.
• Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanya strangulasi.
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Nyeri perut yang disertai mual dan muntah
• Tidak flatus atau defekasi
• Kembung
• Oligouri
• Pernah dioperasi
• Terdapat hernia
• Riwayat tumor/kanker
• Gejala umum dehidrasi
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum pasien tampak sakit, gelisah sampai penurunan
kesadaran
• Vital sign RR, HR, temperatur dapat meningkat
• Inspeksi abdomen: distended, darm contour, darm steifung
• Palpasi abdomen : nyeri tekan
• Perkusi abdomen : hipertimpani
• Auskultasi : bising usus mungkin terdengar sangat keras dan
bernada tinggi, atau tidak terdengar sama sekali; metalic sound
• RT : ampula recti kolaps
Pemeriksaan penunjang

• Nilai laboratorium pada awalnya normal, kemudian akan terjadi


hemokonsentrasi, leukositosis, dan gangguan elektrolit.
• Pemeriksaan radiologis, dengan posisi tegak,terlentang dan lateral dekubitus
menunjukkan gambaran anak tangga dari usus kecil yang mengalami dilatasi
dengan air fluid level.
• Urinalisis, berat jenis bisa meningkat dan ketonuria yang menunjukkan adanya
dehidrasi dan asidosis metabolik
• Kolonoskopi, rektosigmoidoskopi
DIAGNOSIS BANDING

Appendisitis akut Pankreatitis akut

Peritonitis
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan mencegah perforasi dengan dekompresi lambung.

Tujuan kedua adalah menghilangkan penyebab obstruksi


Pengelolaan di rumah sakit
Persiapan
• Memasang NGT(dekompresi)
• Pasien dipuasakan
• Resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum.
• Laparotomi dilakukan setelah keadaan optimum

Operasi. Tindakan bedah dilakukan bila (indikasi):


• Strangulasi
• Obstruksi lengkap
• Hernia inkarserata
• Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif

Pasca Bedah
• Pemantauan cairan dan elektrolit
• Mencegah terjadinya gagal ginjal
PROGNOSIS

Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur,


etiologi, tempat dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat
muda ataupun tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun
tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga
meningkatkan mortalitas. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih
tinggi dibandingkan obstruksi usus halus.
KOMPLIKASI
Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang
berakhir dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga
perut dengan akibat peritonitis umum.
TERIMAKASIH

You might also like