Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
Dr. Saut Idoan Sijabat, Sp.B.
Oleh :
Dini Atika Azmi J510185099
Status Generalis
• Keadaan umum : Pasien tampak kesakitan
• Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
• Vital sign
• Tekanan Darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 102x/menit, reguler
• Respirasi rate : 20x/menit, reguler
• Suhu : 37,1 o C
Pemeriksaan Fisik Sistem
Kepala:
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+)
• Hidung : rhinorea (-)
• Telinga : otorhea (-)
• Mulut : bibir sianosis (-), gusi berdarah (-)
Leher:
• Leher Simetris
• Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-), deviasi trakea (-) , peningkatan JVP (-)
Thoraks
• Paru :
• Inspeksi : simetris (+), ketinggalan gerak (-), jejas (-)
• Palpasi : fremitus N (+)
• Perkusi : sonor seluruh lapang paru (+)
• Auskultasi : suara dasar vesikuler normal (+/+), ronki (-/-),wheezing (-/-)
• Jantung :
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba (+), ictus cordis kuat angkat (-)
• Perkusi : batas jantung tidak membesar, redup pada jantung (+)
• Auskultasi : S I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
•Imunologi (21/3/2019)
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien tampak kesakitan, kesadaran compos
mentis E4V5M6. Pada vital sign didapatkan takikardi, sedangkan tekanan darah, respiration rate,
dan suhu dalam batas normal. Pada regio kepala, leher, thorax, dan ekstremitas tidak ditemukan
kelainan. Pada regio abdomen terlihat perut distended, darm contour (+), bising usus (+),
hipertimpani, dan defans muskular. Pada RT didapatkan ampula recti kolaps.
Pada pemeriksaan penunjang BOF didapatkan herring bone appearance yang menunjukkan
pelebaran usus di proximal daerah obstruksi.
ASSESMENT/ DIAGNOSIS
Diagnosis kerja
• Ileus obstruksi
:
Diagnosis
• peritonitis
Banding :
POMR
Problem] Assessment Planning Diagnose Planning Therapy Planning Monitoring
-Nyeri perut Ileus - Darah lengkap - Infus RL 20 tpm - Gejala dan tanda
-Tidak bisa kentut 3 hari Obstruksi - Foto polos - Inj. Ceftriaxon klinis
-Tidak BAB 3 hari abdomen 1gr/8jam - Vital sign
-Kembung - CT Scan abdomen - Inj. Ranitidin 50mg/12 - Urin output
-Mual jam - Elektrolit
-Muntah - Inj. Metamizole 1gr/8
jam
-Takikardi. HR=102
- Dekompresi isi
-Abdomen distended
lambung
-Darm contour (+)
- Pasang DC
-Perkusi abdomen
- Konsul SpB pro
hipertimpani
laparotomi
-Defans muskular
-RT: ampula recti kolaps
-BOF: herring bone i.
-
FOLLOW UP
Tgl S O A P
22/3/ -Nyeri perut KU: tampak kesakitan, Ileus obstruksi pre - Infus RL 20 tpm
2019 -Tidak bisa kentut 3 kesadaran CM, TD: 130/80 HR: laparotomi - Inj. Ceftriaxon 1gr/8jam
hari 102x/menit, RR 20x/menit,
Jam - Inj. Ranitidin 50mg/12 jam
T : 37,1 oC
06:45 -Tidak BAB 3 hari - Inj. Metamizole 1gr/8 jam
SPO2 : 99%
-Kembung Abdomen distended - Dekompresi isi lambung
-Mual Darm contour (+) - Pasang DC
-Muntah Perkusi abdomen - Pro laparotomi
hipertimpani
Defans muskular
Ampula recti kolaps
23/3/ Nyeri post operasi (+) KU: sedang, kesadaran CM, TD : Post laparotomi H+1 - Infus RL 20 tpm
2019 Kembung (-) 120/80, HR: 80x/menit, RR - Inj. Ceftriaxon 1gr/8jam
Keluhan nyeri perut 20x/menit,
Jam - Drip metronidazol 500mg/8 jam
berkurang SPO2 : 98%
06:50 - Inj. Ranitidin 50mg/12 jam
Mual (-) T : 36,9 oC
Distensi (-) - Inj. Metamizole 1gr/8 jam
Luka post op baik, tidak rembes - Medikasi luka post operasi
BU (+)
Nyeri tekan abdomen (-)
Feses keluar dari stoma
24/3/ Nyeri perut (-) KU: baik, kesadaran CM, TD : Post laparotomi H+2 - Infus RL 20 tpm
Mual (-) 130/80, HR: 80x/menit, RR
2019 - Inj. Ceftriaxon 1gr/8jam
20x/menit,
Jam SPO2 : 99% - Drip metronidazol 500mg/8
06:40 T : 36,6 oC jam
Luka post op baik, tidak - Inj. Ranitidin 50mg/12 jam
rembes
Feses keluar dari stoma - Inj. Metamizole 1gr/8 jam
- Medikasi luka post operasi
25/3/ Tidak ada keluhan KU: baik, kesadaran CM, TD : Post laparotomi H+3 - BLPL
120/80, HR: 80x/menit, RR
2019
20x/menit,
Jam SPO2 : 99%
06:45 T : 36,7 oC
Luka post op baik, tidak
rembes
Feses keluar dari stoma
REFERAT ILEUS OBSTRUKSI
Anatomi Usus
Usus halus membentang dari pilorus sampai
katup ileosekal. Panjang usus halus manusia hidup
± 12 kaki (22 kaki pada kadaver akibat relaksasi).
Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung (oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin)
duodenum (oleh kerja enzim-enzim pankreas)
• segmental mencampur
• pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain
Fungsi usus besar = mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan.
Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan kalium dan
bikarbonat menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah dehidrasi
Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai
defekasi berlangsung.2
DEFINISI
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada
2 macam yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik.1,2
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen
saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus,
dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu
segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.1,2
Sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal/
tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya akibat
kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya obstruksi
mekanik. 1,2,3
ETIOLOGI
Hernia inkarserata
Peritonitis septikemia
MANIFESTASI KLINIS
Obstruksi sederhana
• Nyeri perut
• Kembung
• Muntah
• Susah/tidak BAB dan kentut
• Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi
akibat kehilangan cairan dan elektrolit.
• Suhu tubuh bisa normal sampai demam.
• Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan
semakin jelas pada sumbatan di daerah distal.
• Bising usus yang meningkat dan “metallic sound”
MANIFESTASI KLINIS
Peritonitis
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan mencegah perforasi dengan dekompresi lambung.
Pasca Bedah
• Pemantauan cairan dan elektrolit
• Mencegah terjadinya gagal ginjal
PROGNOSIS