You are on page 1of 23

OLEH

MARIA PRISCHA S. NDOUK


MELISA PUSPASARI
PETRONELA ERNIATI
SUSANTI I. BOWONSEET
 Masalah penyalahgunaan NAPZA semakin banyak
dibicarakan baik di kota besar maupun kota kecil di
seluruh wilayah Republik Indonesia, (Joewana,
2005). Dari laporan perkembangan situasi
narkoba dunia tahun 2014, menyatakan
pengguna narkoba di tahun 2012 adalah antara
162 juta hingga 324 juta orang atau sekitar 3,5%-
7%. Jenis yang paling banyak digunakan adalah
ganja, opiod, cocain atau type amphetamine dan
kelompok stimulant (UNODC, 2014).
 Narkotika dan Obat-obatan terlarang (NARKOBA)
atau Narkotik, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA)
adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan
perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dan psikologi ( BNN, 2014)
 Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara
terus-menerus bahkan sampai setelah terjadi
masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi
yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit.
(Stuart & Sundeen, 2006)
 Narkotika
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman,baik sintetis maupun bukan sintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran dan hilangnya rasa
 Psikotropika
obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati
gangguan jiwa (psyche).
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain
narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan.
Contohnya:
 Rokok
 Kelompok alkohol dan minuman lain yang
memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
 Thinner dan zat-zat lain, seperti lem kayu,
penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila
dihisap, dihirup, dan dicium, dapat
memabukkan.
Berdasarkan UUNo.35 Tahun 2009

 Narkotika
golongan I adalah : narkotika yang paling
berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi.
Contohnya ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium

 Narkotikagolongan II adalah : narkotika yang memiliki


daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan
dan penelitian.
Contohnya adalah petidin, benzetidin, dan betametadol

 Narkotika
golongan III adalah : narkotika yang memiliki
daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian.
Contohnya adalah kodein.
Respon adatif Respon Maladatif

Eksperimental Rekreasional Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan


KETERHGANTUNGAN
TERHADAP NAPZA

FISIK
Sumiati,
2009

PSIKOLOGIS
• Remaja dari orang tua kandung alkoholik mempunyai risiko 3-4 kali
sebagai peminum alkohol dibandingkan remaja dari orang tua angkat
FAKTOR alkoholik
GINETIK

• Pola asuh orang tua yang demokratis dan terbuka mempunyai risiko
penyalahgunaan NAPZA lebih rendah dibandingkan dengan pola asuh
LINGKUNG orang tua dengan disiplin yang ketat
AN • Tidak harmonisnya rumah tangga & komunikasi yang buruk
KELUARGA

• Perkenalan pertama dengan NAPZA justru datangnya dari teman


kelompok
PERGAULA • Pengaruh teman kelompok ini dapat menciptakan keterikatan dan
N ( TEMAN kebersamaan, sehingga yang bersangkutan sukar melepaskan diri.
SEBAYA)
Terhadap Kondisi Fisik
 Akibat zat itu sendiri : termasuk di sini gangguan
mental organik akibat zat, misalnya intoksikasi yaitu
suatu perubahan mental yang terjadi karena dosis,
sebaliknya bila pemakaiannya terputus akan terjadi
kondisi putus zat.
 Akibat bahan campuran/pelarut : bahaya yang
mungkin timbul : infeksi, emboli.
 Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril. Akan
terjadi infeksi, berjangkitnya AIDS atau hepatitis.
 Akibat pertolongan yang keliru Misalnya dalam
keadaan tidak sadar diberi minum.
 Akibat tidak langsung Misalnya terjadi stroke
Terhadap kehidupan mental emosional
 Intoksikasi alkohol atau sedatif-hipnotik
menimbulkan perubahan pada kehidupan mental
emosional yang bermanifestasi pada gangguan
perilaku tidak wajar
Terhadap kehidupan sosial
 Gangguan mental emosional pada
penyalahgunaan obat akan mengganggu
fungsinya sebagai anggota masyarakat, bekerja
atau sekolah, pada umumnya prestasi akan
menurun.
pencegahan dini yang ditujukan kepada

Primer
mereka, individu, keluarga, kelompok atau
komunitas yang memiliki risiko tinggi
terhadap penyalahgunaan NAPZA, supaya
waspada dan memili pertahan untuk tidak
mengunakan NAPZA.

Sekunder Pencegahan sekunder ditujukan pada


kelompok atau komunitas yang sudah
menyalahgunakan NAPZA. Dilakukan
pengobatan agar mereka tidak
menggunakan NAPZA lagi

Tersier Pencegahan tersier ditujukan kepada


mereka yang sudah pernah menjadi
penyalahguna NAPZA dan telah mengikuti
program terapi dan rehabilitasi untuk
menjaga agar tidak kambuh lagi.
Detoksifikasi Detoksifikasi
adalah upaya Tanpa Subsitusi
Terapi untuk mengurangi
atau menghentikan Detoksifikasi
gejala putus zat dengan Substitusi
 Detoksifikasi Tanpa Subsitusi
Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat
tersebut berhenti sendiri.
 Detoksifikasi dengan Substitusi
Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan
dosis secara bertahap sampai berhenti sama sekali.
Rehabilitasi Medik
 Dengan rehabilitasi medik ini dimaksudkan agar
mantan penyalahguna NAPZA benar-benar sehat
secara fisik. Termasuk dalam program rehabilitasi
medik ini ialah memulihkan kondisi fisik yang lemah,
tidak cukup diberikan gizi makanan yang bernilai
tinggi, tetapi juga kegiatan olahraga yang teratur
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing yang
bersangkutan.
Rehabilitasi Psikiatrik
 Rehabilitasi psikiatrik ini dimaksudkan agar peserta
rehabilitasi yang semula bersikap dan bertindak
antisosial dapat dihilangkan, sehingga mereka dapat
bersosialisasi dengan baik
Rehabilitasi Psikososial
 Dengan rehabilitasi psikososial ini dimaksudkan
agar peserta rehabilitasi dapat kembali aktif
bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya, yaitu di
rumah, di sekolah/kampus dan di tempat kerja.
Rehabilitasi Psikoreligius
 Unsur agama yang mereka terima akan
memulihkan dam memperkuat rasapercaya diri,
harapan dan keimanan.
Forum Silaturahmi
 Forum silaturahmi merupakan program lanjutan
(pasca rehabilitasi) yaitu program atau kegiatan yang
dapat diikuti oleh mantan penyalahguna NAPZA (yang
telah selesai menjalani tahapan rehabilitasi)
Program Terminal
 Khususnya bagi pelajar dan mahasiswa yang karena
keterlibatannya pada penyalahgunaan NAPZA di
masa lalu terpaksa putus sekolah menjadi
pengangguran; perlu menjalani program khusus yang
dinamakan program terminal (re-entry program), yaitu
program persiapan untuk kembali melanjutkan
sekolah/kuliah atau bekerja
 Diagnosa keperawatan
Koping individu tidak efektif b.d
ketidakmampuan buat membuat penilaian
Resiko tinggi terhadap kekerasan diarahkan
pada diri sendiri & manusia lain
Defisit perawatan diri (mandi) bd menurunnya
motivasi.
Koping individu tidak efektif b.d ketidakmampuan
buat membuat penilaian

 Menginformasikan pasien alternatif / solusi lain


penanganan
 Memfasilitasi pasien buat membuat keputusan
 Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan,
kerugian dari keadann
 Bantu pasien buat identifikasi bermacam-macam
nilai kehidupan
 Bantu pasien identifikasi strategi positif buat
menata pola nilai yang dimiliki
Resiko tinggi terhadap kekerasan diarahkan pada diri
sendiri & manusia lain
 Pertahankan lingkungan dlm stimulus yg rendah
 Ciptakan lingkungan psikososial
 Observasi perilaku klien setiap 15 menit
 Singkirkan semua benda berbahaya
 Lindungi klien & manusia lain dari bahaya kekerasan
 Tingkatkan peran serta keluarga dlm setiap tindakan
perawatan
 Salurkan perilaku merusak pada kegiatan fisik
 Lakukan fiksasi jika butuh
Defisit perawatan diri (mandi) bd menurunnya
motivasi
 Monitor kemampuan klien buat perawatan diri yg
mandiri
 Monitor klien buat alat-alat bantu kesehatan
 Sediakan bantuan hingga klien secara utuh
melakukan self care
 Dorong klien melakukan aktifitas sesuai
kemampuan
 Ajarkan klien & keluarga mendorong kemandirian
NAPZA adalah bahan/zat yang dapat
mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi
seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta
dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologi
TERIMAKASIH

You might also like