You are on page 1of 44

CASE REPORT

SEORANG WANITA 37 TAHUN DENGAN LYMPHADENITIS TB

Disusun oleh :
Lintang Ayu Rosifah , S.Ked (J510185097)

Pembimbing :
dr. Heru Iskandar, Sp. B, M. Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD DR. HARJONO KABUPATEN PONOROGO


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
BAB I
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 62 tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Blembem Jambon
Tanggal Pemeriksaan : 25 Oktober 2018
Tanggal masuk RS : 23 Oktober 2018
II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama

BAK darah.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD keluhan BAK berdarah sejak 3 hari yang lalu SMRS. Semakin parah sejak
tadi malam. BAK tidak disertai nyeri. Tidak ada aktivitas yang memperingan dan memperberat
keluhan pasien. Pasien sering terbangun di malam hari karena ingin BAK. Sebelumnya pasien juga
mengeluh BAK sering namun tidak lampias. Sebelumnya pasien pernah mengalami BAK berdarah
2 bulan yang lalu, kemudian di rawat di RS Aisyah dan membaik. Pasien mengatakan baru saja
menjalani terapi sinar kurang lebih satu bulan yang lalu. Pasien merasa lemas dan pusing. Pasien
mengeluhkan mual tetapi tidak muntah dan tidak nafsu makan. Pasien mengaku berat badannya
menurun sejak beberapa bulan yang lalu. Penurunan berat badan diketahui dari celana pasien yang
semakin longgar ketika digunakan.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat alergi obat : disangkal
 Riwayat sakit serupa : disangkal
 Riwayat operasi : diakui
 Riwayat trauma : disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung: disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga


 Riwayat serupa : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat TB : disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
 Keadaan umum : Pasien nampak lemas
 Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
 Vital sign
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 82x/menit, reguler
- Respirasi : 20x/menit, reguler
- Suhu : 36,83o C
- SPO2 : 98
B. Pemeriksaan Fisik
 Kepala:
Mata: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),
reflek cahaya (+/+)
Hidung: rhinorea (-)
Telinga: otorhea (-)
Mulut : bibir sianosis (-), gusi berdarah (-)
 Leher:
Leher Simetris
KGB : tidak ada pembesaran
Kelenjar Tiroid : tidak ada pembesaran
 Thoraks
Paru :
Inspeksi : simetris (+), ketinggalan gerak (-), jejas (-)
Palpasi : fremitus N (+)
Perkusi : sonor seluruh lapang paru (+)
Auskultasi : Suara Dasar Vesikuler (+/+), ronki (+/+), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat (+)
Palpasi : ictus cordis teraba (+), ictus cordis kuat angkat (-)
Perkusi : batas jantung tidak membesar (+), redup pada jantung (+)
Auskultasi : S I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
Inspeksi : distensi (-), darm contour (-), darm steifung (-)
Auskutasi : Peristaltik usus 8x/menit , metalic Sound (-)
Perkusi : hipertimpani, pekak hepar (-), undulasi (-), CVA : NK -/-
Palpasi : nyeri tekan (-), defans muskular (+), massa(-), hepar dan lien tidak teraba

 Ekstremitas :
Atas : edema (-/-), akral hangat (+/+), CRT < 2 detik (+/+).
Bawah : edema (-/-), akral hangat (+/+),CRT < 2 detik (+/+).
C. Status Lokalis
 Regio Suprapubic

Inspeksi : distensi (-)

Palpasi : Massa (-) Nyeri tekan (-)

Rectal Touche :
- Tonus musculus Sfingter Ani baik
- Mukosa rectum licin
- Ampula tidak collaps
- Nyeri tekan (-)
- Prostat membesar
- Konsistensi prostat kenyal
- Pool atas tidak teraba
- Permukaan licin
- Nodul (-)
IV. DAFTAR MASALAH

B. Pemeriksaan Fisik
A. Anamnesis
• Inspeksi
• Pasien Laki-laki o Konjungtiva anemis
• Usia 62 tahun (+/+)
• Hematuri • Rectal Toucher
• Nocturia o Prostat membesar
• Emptying incomplete o Konsistensi prostat
• Lemas kenyal
o Pool atas tidak
• Pusing
teraba
• Mual o Permukaan licin
• Penurunan berat badan o Nodul (-)
V. ASSESMENT/ DIAGNOSIS

A. Diagnosis Kerja
Suspect Ca Buli-buli dan Anemia

B. Diagnosis Banding
Vesicolithiasis
VI. POMR
VII. Pemeriksaan Penunjang
A. Laboratorium
Darah Lengkap
Kimia Klinik
Koagulasi

Imunologi
B. Imaging
BNO
USG
VII. Follow up
Diagnosis : Susp. Ca Buli
BAB I
1. Definisi

Karsinoma buli (vesica urinaria) adalah tumor


ganas buli/ kandung kencing yang berkembang
dari epitel yang atipik atau displasia yang
berupa lesi yang mengalami proliferasi.
2. Epidemiologi

Berdasarkan data dari Global Cancer Statistic,


pada tahun 2012 ditemukan 386.300 kasus baru
karsinoma buli-buli di seluruh dunia dengan angka
kematian mencapai 150.200.

Di Asia Tenggara ditemukan pada pria


4,5/100.000 penduduk dan pada wanita
1,3/100.000 penduduk

Di Indonesia menempati urutan ke 9 dari 10


kanker terbanyak pada laki laki dengan jumlah
3,97%.5 Karsinoma buli merupakan 2% dari
seluruh keganasan, dan merupakan keganasan
kedua terbanyak pada sistem urogenitalia setelah
karsinoma prostat.
3. Anatomi

Kandung kemih dibagi menjadi beberapa lapisan, yaitu

Epitelium,

Lamina propria,

Otot detrusor,

Jaringan perivesikal lembut,


lapisan terluar terdiri dari
lemak, jaringan dan
pembuluh darah.
• Buli-buli terdiri dari 3 lapis otot detrusor yang saling beranyaman.

Dalam  otot longitudinal

Tengah  otot sirkuler

Terluar  otot longitudinal.

• Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel transisional


4. Etiologi dan Faktor Risiko

Etiologi

Beberapa substansi- dalam


industri kimia diyakini bersifat Substansi kimia lainnya yang Di Amerika sendiri penyebab
karsinogenik. Ex : β- diwaspadai adalah benzidine utama yang diduga adalah rokok
naphthylamine

Faktor Risiko

Pekerjaan Perokok Infeksi Saluran Kopi, pemanis


Kemih buatan, dan
terapi
pengobatan
5. Patofisiologi
Serangkaian
peristiwa genetik
Penyebaran
Karsinoma buli-buli cenderung
hematogen paling
awalanya merupakan mengarahkan ke
sering ke hepar,
tumor superfisial. perkembangan dan
paru-paru dan tulang
progresi dari
karsinoma buli-buli.
Penyebaran limfogen
Tumor ini dapat
menuju kelenjar aktivasi
mengadakan
limfe, perivesika, protoonkogen
infiltrasi ke lamina
obturator, iliaka dan/atau inaktivasi
propria, otot, dan
eksterna, dan iliaka gen supresor tumor.
lemak perivesika
komunis.

Tumor dapat
menyebar langsung
menyebar secara
ke jaringan
limfogen maupun
sekitarnya
hematogen.
6. Jenis Histopatologi

Karsinoma sel transisional

Karsinoma non sel transisional


•Adenokarsinoma
•Karsinoma sel squamosal
•Karsinoma yang tidak berdiferensiasi
7. Gejala Klinis

Gejala hematuria Pada sebagian


total atau kasus dapat disertai
mikroskopik gejala-gejala iritasi

Tidak nyeri Poliuria

Kambuhan
Urgensi
(intermitten)

Disuria.
8. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, tidak dapat ditemukan temuan khas. Mungkin pada
pemeriksaan colok dubur atau bimanual masih bisa menilai adanya kanker
buli tersebut. Nyeri tekan sudut kosto vertebra ataupun nyeri tekan
suprapubik tidak begitu khas pada keadaan ini, kecuali jika sudah terjadi
perluasan kanker buli sehingga menimbulkan hidronefrosis, yang nantinya
masih bisa memungkinkan adanya nyeri tekan CVA. Pada palpasi langsung di
suprapubik, hampir tidak mungkin teraba adanya massa, kecuali massa
sudah mendorong kandung kencing bahkan sudah meluas ke jaringan
perivesika.

Pemeriksaan rectal touche dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya massa


dan penyebarannya, ukuran, mobilitas, dan derajat fiksasi pada organ lain.
Jika buli-buli tidak mobile, hal ini menunjukkan fiksasi tumor pada struktur
didekatnya melalui invasi langsung.
9. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium darah
Urinalisis
Sitologi Urin
BNO
IVP
CT-Scan
Sistoskopi
CT-scan non-contrast dengan Ca buli
Filling defect pada pemeriksaan IVP
10. Diagnosis

hematuria dan iritabilitas vesikal merupakan gejala yang paling sering dan
menonjol dalam tumor Buli.

Pada pemeriksaan fisik terhadap penderita kanker buli biasanya jarang ditemui
adanya kelainan karena tumor tersebut merupakan tumor epitel transisional
kandung kemih yang letaknya superfisial dari buli-buli.Tumor tersebut baru
dapat diraba bila tumor tersebut sudah tumbuh keluar dari dinding buli-buli.
Mengingat pada kanker ini mudah terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional,
hati dan paru-paru
Staging
11. Diagnosis Banding

Tumor ginjal atau tumor ureter

Vesicolithiasis

Benign Prostatic Hipertrofi

Batu ginjal, ureter, buli

Tuberculosis traktus urinarius

Tumor cervix
12. Penatalaksanaan

• TUR buli-buli
TUR merupakan bentuk penatalaksanaan awal karsinoma buli-buli.TUR ini
memungkinkan hasil yang lebih akurat dalam memperkirakan stadium
dan tingkat tumor serta merupakan pengobatan tambahan pada
karsinoma buli-buli. Jadi TUR merupakan sarana diagnosis, penentuan
staging, serta terapi untuk tumor yang terlihat.

• Kemoterapi dan imunoterapi intravesika


Agen imunoterapi atau kemoterapi diinstilasi kedalam buli-buli via kateter
untuk menghindari morbiditas sistemik yang terjadi pada banyak
kasus.Terapi intravesika dapat menjadi profilaksis maupun terapi objektif
dimana dapat menurunkan rekurensi tumor

• Operasi
Operasi/pembedahan dilakukan jika penyebaran karsinoma sudah
mencapai otot buli-buli. Jenis operasi yang dapat digunakan dalam
menangani karsinoma buli-buli adalah sistektomi parsial, sistektomi total,
dan sistektomi radikal.
13. Komplikasi

• Dapat terjadi infeksi sekunder kandung kemih yang parah bila terdapat
ulserasi tumor.

• Urosepsis

• Cystitis

• Hidronefrosis dapat disebabkan oleh oklusi ureter. Bila terjadi bilateral,


terjadilah uremia.
14. Prognosis

Angka ketahanan hidup 5 tahun semakin turun seiring dengan peningkatan


staging seperti berikut: 3Ta, T1, CIS – 82-100%
 T2 – 63-83%

 T3a – 67-71%

 T3b – 17-57%

 T4 – 0-22%

Sementara pada pasien dengan metastasis menunjukan prognosis yang buruk,


hanya 5-10% pasien yang bertahan hidup 2 tahun setelah diagnosis.
THANK YOU

You might also like