You are on page 1of 10

GAGAL JANTUNG

ARISKA PERMATA SARI


1401123
GAGAL JANTUNG
Definisi
• Gagal Jantung atau Congestive Heart Failure
(CHF)  ketidakmampuan jantung
memompakan darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi ke jaringan
tubuh.
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan Tingkat Keparahan
Klasifikasi menurut ACC/AHA (American Heart Klasifikasi menurut NYHA (New York Heart Association )
Association/American College of Cardiology )

Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi Pasien dengan penyakit jantung tetapi tidak ada pembatasan
gagal jantung. Tidak terdapat gangguan struktural aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan
atau fungsional jantung. berlebihan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.

Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur jantung yang Pasien dengan penyakit jantung dengan sedikit pembatasan
berhubungan dengan perkembangan gagal jantung, aktivitas fisik. Merasa nyaman saat istirahat. Hasil aktivitas
tidak terdapat tanda dan gejala. normal fisik kelelahan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.

Stadium C Kelas III


Gagal jantung yang simpatomatis berhubungan Pasien dengan penyakit jantung yang terdapat pembatasan
dengan penyakit struktural jantung yang mendasari. aktivitas fisik. Merasa nyaman saat istirahat. Aktifitas fisik ringan
menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.

Stadium D Kelas IV
Penyakit struktural jantung yang lanjut serta gejala Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan
gagal jantung yang sangat bermakna saat istirahat ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik apapun tanpa
walaupun telah mendapat terapi. ketidaknyamanan. Gejala gagal jantung dapat muncul bahkan
pada saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktifitas
2. Berdasarkan Gangguan Fungsi
• Gagal jantung Sistolik
Gagal jantung sistolik yang utama berkaitan dengan
curah jantung yang tidak adekuat dengan kelemahan,
kekelahan, berkurangnya toleransi terhadap exercise, dan
gejala lain dari hipoperfusi.
• Gagal Jantung Diastolik
Gagal jantung diastolik berhubungan dengan
peningkatan tekanan pengisian. Pada banyak pasien yang
mempunyai hipertrofi ventrikel dan dilatasi, abnormalitas
kontraksi dan relaksasi terjadi secara bersamaan.
3. Gagal jantung akut -kronik
• Gagal jantung akut terjadinya secara tiba-tiba
• Gagal jantung kronik terjadinya secara perlahan

4. Berdasarkan letak
• Gagal jantung kanan
Gagal jantung kanan terjadi Jika abnormalitas yang
mendasari mengenai ventrikel kanan secara primer
seperti stenosis katup paru atau hipertensi paru sekunder
terhadap tromboembolisme paru sehingga terjadi
kongesti vena sistemik.
• Gagal jantung kiri
Pada gagal jantung kiri, ventrikel kiri secara mekanis
mengalami kelebihan beban atau melemah, mengalami
dispnea dan ortopnea akibat dari kongesti paru.
ETIOLOGI
1. Kelainan otot jantung
2. Aterosklerosis koroner
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal
4. Peradangan dan penyakit miokardium
5. Penyakit jantung lain seperti stenosis katup
semilunar, tamponade perikardium, perikarditis
konstruktif, stenosis katup AV
6. Faktor sistemik seperti demam, tirotoksikosis,
hipoksia, anemia.
FAKTOR RESIKO
a. Faktor resiko mayor meliputi usia, jenis kelamin,
hipertensi, hipertrofi pada LV, infark miokard,
obesitas, diabetes.
b. Faktor resiko minor meliputi merokok,
dislipidemia, gagal ginjal kronik, albuminuria,
anemia, stress, lifestyle yang buruk.
c. Sistem imun, yaitu adanya hipersensitifitas.
d. Infeksi yang disebabkan oleh virus, parasit,
bakteri.
e. Toksik yang disebabkan karena pemberian agen
kemoterapi.
PATOFISIOLOGI
Disfungsi sistolik disebabkan oleh penurunan massa otot (infark
miokardial), kardiomiopati serta hipertrofi ventrikel. Sedangkan disfungsi diastolik
diisebabkan oleh peningkatan kekakuan ventrikel, hipertrofi ventrikel dan pnyakit
miokardialyang bersifat infiltratif, iskemia maupun infark miokardial.
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat), terjadi infark miokardium dan terjadinya gagal jantung.
Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
meningkatkan beban kerja jantung dan mengakibatkan hipertrofi serabut otot
jantung. (sebagai mekanisme kompensasi terjadi peningkatan kontraktilitas
jantung/takiaritmia sehingga kebutuhan oksigen otot jantung meningkat dan
dapat terjadi hipoksia dan asidosis akibat penumpukan asam laktat).
Hipertrofi otot jantung (tidak dapat berfungsi secara normal), dan akhirnya akan
terjadi gagal jantung
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif kondisi ini secara langsung
merusak otot jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
MANIFESTASI KLINIK

• Gejala yang dirasakan pasien bervariasi dari


asimptomatis (tak bergejala) hingga syok
kardiogenik.
• Gejala utama yaitu sesak nafas (terutama ketika
bekerja) dan kelelahan yang dapat menyebabkan
intoleransi terhadap aktivitas fisik. Gejala
pulmonari lain seperti ortopnea, parazysmal
nocturnal, takhipnea dan batuk.
• Udem perifer dan kongesti pulmonari disebabkan
tingginya produksi cairan.
• Gejala non spesifik diantaranya nocturia,
hemotisis,sakit pada bagian abdominal,
anoreksia, mual, kembung, asites, dan perubahan
KOMPLIKASI
• Trombosis vena dalam, karena
pembentukan bekuan vena karena
stasis darah.
• Gagal ginjal
• Syok Kardiogenik, akibat disfungsi nyata
• Strok iskemik

You might also like