You are on page 1of 15

KELAINAN ATAU

LESI JARINGAN LUNAK

Disusun Oleh :
Eca Triani Putri F Aprilia
Dinovan Maros Lubis Mutiara Herlyn
Aprianto Hidayati Fitriani
Jojor Silaban Widi Lestari
Dedi Oktavianus Dwi Rama P
Fetty Fatimah
A. Denture Induced Fibrous Hyperplasia

 Hiperplasia fibrosa merupakan reaktif lesi yang biasanya


disebabkan oleh trauma kronis dari membran mukosa
mulut.
 Denture-induced fibrous hyperplasia pada mukosa oral
berhubungan dengan trauma kronis yang dihasilkan oleh
gigi tiruan yang tidak pas. Proses ini pada dasarnya
sama dengan salah satu yang menyebabkan fibroma
traumatik, kecuali bahwa gigi tiruan adalah khusus
diidentifikasi sebagai agen penyebab. Lesi ini juga telah
disebutkan dengan nama-nama seperti hiperplasia
inflamasi, hiperplasia gigi tiruan, dan fissuratum epulis
Saat menggunakan gigi tiruan Saat gigi tiruan dilepas
Prosedur pembedahan :
 Setelah anestesi lokal, lesi di pegang dengan surgical
forceps dan dengan hati-hati eksisi dilakukan sepanjang
permukaan lesi di atas periosteum.
 Setelah prosedur lengkap, bagian mukosa yang tidak bisa
direfleksikan di temukan pada tepi lesi dan yang
berhubungan dengan aspek horizontal superior daerah yang
di insisi, dijahit dengan keseluruhan periosteum, oleh karena
itu menghasilkan ruang.
 Perlekatan kembali dari tepi luka dapat oleh karena itu
dicegah, karena akan menghilangkan kedalaman
vestibulum mukolabial.

 Setelah tindakan bedah, dan setelah aplikasi pelembab


jaringan , gigi tiruan diinsersikan ke dalam mulut dan
selanjutnya terus digunakan sampai jahitan dibuka.
 Sebagian besar prosedur yang sama juga dilakukan pada
lesi-lesi kecil yang diebabkan oleh ketidaknyamanan
pada penggunaan gigi tiruan.
Keadaan pasien setelah dilakukan operasi dan dilepas
jahitannya
B. Hyperplasia Gingiva di Tuberositas
Maxillaris
 Hiperplasia gingiva di tuberositas maksilaris merupakan
hiperplasia fibrosa pada jaringan lunak prossesus alveolaris
reaktif secara alami, biasanya dapat dilihat pada daerah
edentulous tuberositas maksila dan merupakan hasil dari
iritasi konstan selama pengunyahan. Secara klinis, lesi
simetris asimptomatik bilateral dengan permukaan yang
halus, dimana pada palpasi lesi terasa kenyal dan keras.
 Hyperplasia gingival dapat disebabkan oleh beberapa faktr,
mulai dari kehamilan sampai penyakit umum.
 Obat-obatan jangka panjang juga bisa menimbulkan
hyperplasia gingival, seperti : dephenylhydration, nifedipin,
cyclosporine, nitrendipin, dll.
Prosedur Pembedahan :
 Setelah pemberian anestesi lokal, bagian dari jaringan
hiperplastik yang akan dipotong dibuat garis demarkasi.
 Dua insisi berbentuk elips kemudian dibuat sepanjang
jaringan hyperplasia fibrosa, satu di bukal dan lainnya di
palatal.
 Perluasan divergen pada insisi tergantung dengan ukuran lesi.
Oleh karena itu, semakin besar diameter lesi hyperplasia,
maka semakin besar insisi yang harus dilakukan.
 Insisi dimulai dari tempat pembentukan jaringan hiperplastic,
dan berbentuk baji, dengan scalpel dilanjutkan hingga
menyentuh tulang.
 Bagian berbentuk baji yang diperpanjang tadi kemudian
diangkat dan periosteumnya direfleksikan pada bagian bukal
dan palatal dalam rangka mendapatkan adaptasi kembali
pada tepi luka. Kemudian, bagian bukal dan palatal dijahit di
garis tengah alveolar ridge menggunakan continuous suture
Setelah pembedahan ->
C. Ginggival Fibromatosis
 Gingival fibromatosis adalah sekumpulan kelainan yang
ditandai dengan pembesaran progresif jaringan gingiva
karena peningkatan elemen jaringan ikat pada submukosa.
 Etiologi dan pathogenesis penyakit ini belum begitu banyak
diketahui,namun banyak disebutkan bahwa penyakit ini
berhubungan erat dengan tiga factor utama, yaitu factor
individual, factor local (dental plak, karies dan faktor
iatrogenik) serta faktor substansi kimia hasil metabolit.
 Banyak kasus yang disebabkan factor hereditas dan
sebagian lainnya idiopatik. Gingival fibromatosis herediter
dan gingival fibromatosis idiopatik sering terjadi di masa
kanak-kanak, sedangkan gingival hyperplasia karena
induksi obat terjadi tiga bulan pertama atau lebih setelah
penggunaan obat.
Prosedur Pembedahan
 Bila tidak mengganggu dan tidak menimbulkan keluhan,
prosedur bedah harus dipertimbangkan untuk ditunda dan
diselidiki etiologinya, agar perawatan kausatif dapat tepat
dilakukan., apabila sudah terjadi gangguan dan menimbulkan
keluhan , sebaiknya prosedur bedah segera dilakukan.
 Setelah dilakukan anestesi lokal, gigi yang menunjukkan
mobility yang berlebihan dibuang.
 Sebuah insisi kemudian dibuat pada alveolar ridge dan gingiva
yang hiperplastik direfleksikan ke bukal dan lingual.
 Eksisi dari lesi dilakukan dengan beveling dan dilakukan secara
hati-hati, oleh karena itu nervus mentale dan nervus lingualis
tidak dilukai.
 Alveolar ridge kemudian dihaluskan dan setelah tepi luka
dikembalikan ke approksimal,baru kemudian dilakukan
penjahitan
Setelah pembedahan ->
TERIMA KASIH…

You might also like