You are on page 1of 58

ALAT DETEKSI PENGUKURAN RADIASI

SURAKHMAN
SILABUS
Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)
Mata Kuliah : Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi
Dosen : Ir. Surakhman
Kompetensi : Proteksi Radiasi
SKS : 2(dua)
Semester : 3 (tiga)
Prasyarat : Fisika Modern
Program Studi : EL-IN
Jurusan : Teknofisika Nuklir
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini menjelaskan bagaimana radiasi dapat
diketahui baik kuantitas maupun kualitasnya;
peralatan/tranduser yang digunakan untuk melakukan
pengukuran radiasi; dan bagaimana mengetahui dosis yang
diterima

Tujuan Instruksional Umum (Aim) :


Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis radiasi ;
interaksi radiasi dengan materi; cara kerja alat ukur
radiasi dan prinsip kerja pengukuran aktivitas maupun
paparan radiasi serta mengetahui cara menentukan
suatu sumber radiasi.
Strategi Pembelajaran

Tatap Muka
1. Kuliah; 2. Diskusi; 3. Presentasi

Non tatap muka


1. Tugas Rumah
2. Placakan data secara online di Internet
3. Tugas Mandiri/Pembuatan Makalah
REFERENSI
A. Wajib:
1. Knoll, Glenn F.,”Radiation Detection and Measurement” John Willey
and Sons, 1979
2. Tsoulfanidis, Nicholas, “Measurement and Detection of Radiation”, CRS
Press 2011

B. Anjuran :
1. Susetyo, Wisnu, Spektroskopi Gamma, Gadjah Mada University Press.
2. Cember, Herman, “Introduction To Health Physics”, McGraw-Hill, 2009
3. An Introduction to Radiation Protection, Alan Martin and Samuel A
Harbison. Chapman and Hall
3. Teknologi Nuklir dan Aplikasi, Ir. Wisnu Arya Wardhana
PENILAIAN ?

No Komponen Prosentase Kesepakatan


1 Tugas >= 20 % 25 %
2 UTS (25-40) % 25 %
3 UAS (35-60) % 35 %
4 Lain-lain < 20 % 15 %
Total 100 % 100 %
Perpindahan/transfer/pancaran energi

Perpindahan/transfer/pancaran energi
yang berasal dari suatu nuklida
Radioaktivitas
Wilhelm Conrad Roentgen (1895) adannya sinar
pada layar yang berasal dari tabung Gelas Hittorf-
Crookes saat digunakan mempelajari sinar katode
Henry Bequerel (1896) menemukan fenomena
rusaknya film yang terkena garam uranium
Marie Curie dan Piere Curie (1898) bahwa
kerusakan film akibat pancaran radiasi dari
garam uranium
Peristiwa pancaran radiasi itu disebut
Radioaktivitas.
Kedua nama tersebut (Curie dan Becquerel)
digunakan sebagai unit satuan radioaktivitas
Sumber Radiasi
1. Sumber Radiasi Alam
 Sumber Radiasi Kosmik
Dari benda langit di dalam atau di luar tata surya
 Partikel atau Sinar ber energi tinggi (1017 eV), berinteraksi dg nuklida
stabil membentuk C-14; Be-7; dan H-3
 Sumber Radiasi Terestrial
 Berasal dari kerak bumi, berumur paro sangat panjang, U-238 (4,5 x
109 Th.); U-235(7 x 108 Th.); Th-232 (1,4 x 1010 Th.).
 Sumber Radiasi Internal
 Berada dalam tubuh manusia, C-14, H-3, K-40
2. Sumber Radiasi Buatan

1. Reaktor Nuklir
tempat terjadinya reaksi inti yang menghasilkan zat radioaktif
(fusi dan fisi)
2. Akselerator
alat pemercepat partikel bermuatan, yang menghasilkan zat
radioaktif
3. Irradiator
alat yang digunakan untuk mengiradiasi bahan dengan
sumber radiasi
4. Pesawat Rontgen
pesawat yang menghasilkan radiasi sinar X, intesitasnya dapat
diatur sesuai kebutuhan
ILUSTRASI PERBANDINGAN DOSIS
RADIASI PEKERJA
Dosis pekerja tahunan untuk beberapa pekerjaan :
(rata-rata dalam mSv/tahun)

• Kru Udara (Kosmik) 4,0


• Pekerja NPP (rata-rata) 2,5
• Personal Medis 0,5
• Penambangan (termasuk Uranium) 6,0
• Radiografi Industri 1,5
• Penelitian 0,8
KONTRIBUSI RADIASI TERHADAP MANUSIA
0,50 mSv 0,05 mSv

PESAWAT TV
SINAR KOSMIK
MATAHARI
0,02 mSv
0,25 mSv
0,05-0,15 mSv
ARLOJII
BATUAN

0,40 mSv
0,50 mSv
DIAGNOSTIK SINAR X
BAHAN BANGUNAN
0,05 mSv
PESAWAT TERBANG

MAKANAN DAN 0,10 mSv


MINUMAN 0,03 mSv
PLTN

RADIASI ALAM DALAM TUBUH RADIASI BUATAN


Radiasi alam yang terukur pada
gonad orang Inggris
Sumber Radiasi Dosis,
Alam mSv/tahun
Radiasi gamma 0,50

Karbon 14 0,01

Kalium 40 0,40

Radon dan hasil 0,04


peluruhannya
Radiasi Sinar 0,05
Kosmis
Jumlah 1,25
Struktur Atom
Atom bagian terkecil materi; yang memiliki
sifat dasar materi tersebut, berukuran 10-10 m
= 1 Angstrom
Atom terdiri dari inti atom dan elektron

Inti (=nuklir =nuklida) bagian dari atom


memiliki masa terbesar; 10-14 m

Inti atom tersusun dari proton dan neutron


Model Atom
Thompson : Atom merupakan bola bermuatan (+)
dan dipermukaan bertaburan elektron

Rutherford : terdiri dari inti tempat terkonsen-trasinya


massa yang dikitari elek-tron pada jarak
relatif sangat jauh
Bohr :terdiri dari inti bermuatan (+) dan
elektron mengitari inti pada orbit-orbit
tertentu disebut orbit stasioner

Inti : terdiri dari proton dan neutron


Gabungan proton dan neutron membentuk inti mantap (inti
ringan); Z = N; umumnya A< 20
Inti berat, proporsi neutron bertambah besar (A > 209)
Lambang Nuklida
A
Z X
X : lambang nuklida/unsur/kimia
Z : nomor atom;
= jumlah proton = jumlah elektron
A : nomor massa atom;
= jumlah proton (p) + jumlah neutron (N)
A=N+Z
Gabungan proton dan neutron membentuk inti :
Inti mantap : perbandingan proton dan neutron hampir sama
umumnya inti ringan A < 20
Inti tidak mantap : proporsi neutron bertambah besar,
Inti tidak mantap akan memancarkan partikel/ photon agar
menjadi mantap, dikenal dengan istilah peluruhan
Isotop : nomor massa A beda, tetapi nomor atom sama;
sifat kimia sama; sifat fisis beda

Contoh : 6C12 dan 6C13

Isobar : nomor massa A sama, tetapi nomor atom beda


Contoh : 14Si
31 ; 15P
31
16S
31

Isoton : jumlah neutron sama tetapi nomor massa A berbeda

Isomer : nomor atom Z sama dan nomor massa A sama, tetapi


berbeda tingkat eksitasinya
Contoh : 38Sr87 ; 38Sr87*
Radioaktivitas
Peluruhan spontan isotop tak stabil menjadi
isotop lain disertai pemancaran radiasi

Peluruhan
• Pemancaran spontan partikel (α) atau (β-) atau (β+) atau
tangkapan elektron dan atau radiasi elektromagnetik (γ)
oleh atom akibat transisi yang terjadi di dalam intinya.
• Bersifat unik
• Sifat radiatif dari nuklida tidak dapat diubah
X E1
(β-)

E2
(β-)
(γ)

Y E3 = 0
Peluruhan alpha
Zarah α : bermuatan +; terdiri dari 2 proton dan 2 neutron
XA YA-4 + He4
Z Z-2 2
Ra226
E= 4,591 MeV (5,7 %); α

α; E= 4,777 MeV (94,3 %)


0,186 MeV; γ
Rn222
Zarah β : berupa elektron dan positron (β- ; β+ ),
EC

X A YA + e0 + ν
Z Z+1 -1

X A YA + e0 + ν
Z Z-1 +1

-1e 0 + XA
Z Z-1XA

Energi kontinue
Cacah
Foton γ : berupa gelombang elektromagnet; berasal
dari nuklida yang tereksitasi (memiliki
energi diatas energi terendah “groundstate”),
mengikuti peluruhan alpha atau beta

X A* YA + γ
Z Z

• energi diskrit
• berupa gelombang elektromagnet (tak
bermassa);
• daya ionisasi rendah;
• mempunyai jangkau/daya tembus sangat
besar
55Cs 27Co
137 60

(β-) (β-)
E = 2.505 MeV
E = 0,662 MeV
(β-) (β-) (γ1) E = 1.332 MeV
(γ)
(γ2)
E= 0 E= 0
56Fe
60
56Ba
137

Cacah

Energi
Sinar X : berupa gelombang elektromagnet seperti gamma,
tetapi timbul karena adanya transisi pada kulit atom

Karakteristik : terjadi karena ada elektron menumbuk target sehingga


terjadi elektron atom target terpental, kekosongan
elektron akan diisi oleh elektron dari kulit yang dari kulit
diluarnya dan kelebihan energi dipancarkan sebagai foton
sinar - X

Kontinue : elektronberkecepatan tinggi masuk kemedan inti atom


target mengalami pembelokan; akan kehilangan energi
yang dipancarkan sebagai siner - X
Neutron source
• Spontan fission
• Radioisotope (α,n) Sources
• Photoneutron Source
• Reaction from Accelerated charge
particles
𝐵𝑟 87 → 𝐾𝑟 87∗ + 𝛽
𝐾𝑟 87∗ → 𝐾𝑟 86 + 𝑛
4
2𝛼 + 44𝐵𝑒 → 12
6𝐶 +𝑛
9
4𝐵𝑒 + ℎ𝑣 → 84𝐵𝑒 + 𝑛
2
1𝐻 + ℎ𝑣 → 11𝐻 + 𝑛

2
1𝐻 + 21𝐻 → 32𝐻𝑒 + 𝑛
2
1𝐻 + 32𝐻𝑒 → 42𝐻𝑒 + 𝑛
Hukum Radioaktivitas
• Peluruhan radioaktif bersifat eksponensial
• Peluruhan bersifat statistik
Kebolehjadian meluruh setiap atom dalam dt adalah
 dt
 = Konstanta peluruhan
Jika N adalah atom yang tidak meluruh dalam waktu t
dan dN atom yang meluruh, maka diperoleh persamaan :
dN  dtN
dN
 dt
N
N (t )  N 0 e t
 t
At  A0 .e
(T1/2 )
selang waktu dimana aktivitas menjadi separo
aktivitas mula; At = ½ A0
AKTIVITAS JENIS (Specific activity = SA)

Konsentrasi radioaktif; hubungan massa


radioaktivitas dengan aktivitas

Radioisotop 1 gram 6.03 10 23 atom / mol


N
Ag / mol
0,693  6.03 1023 Bq
N  gr
t1/ 2 A

0,693  6.03 10 23 Bq


N  gr
t1/ 2 A
4,18 10 23 Bq
SA 
t1/ 2 A gr
1 gram Radium – 226; aktivitasnya 3,7 x 1010 dps

→ SA Ra226 = 3,7x 1010 Bq/gram

Radioisotop i → SAi

SAi ( Bq / gr ) (4,18 1023 ) / Ai t(1/ 2)i



3,7 1010 ( Bq / gr ) 4,18 1023 ARat(1/ 2) Ra

ARa  t (1 / 2 ) Ra
SAi  3,7  10 10

Ai  t (1 / 2 )i
Interaksi Radiasi dengan Materi
Interaksi Partikel Berat Bermuatan (alpha)
 Partikel berinteraksi secara simultan dengan electron
orbit
 Terjadi eksitasi dan ionisasi
 Energy partikel ditransfer ke electron,
 Terbentuk ion positif - elektron
4Em0 1
Emaks   E partikel
m 500

Linear stoping power (S) = Specific energy loss


= Rate energy loss

dE
S 
dx
dE 4e z NB 2 2
  2
dx m0 c
 2 m0 v 2  v  v 
2 2
B  Z ln  ln 1  2   2 
 I  c  c 
v : kecepatan partikel
z : muatan partikel
e : 1,6 x 10-19C
N : rapat atom absorber
Z : nomor atom absorber
m0 : massa diam electron
I : potensial Ionisasi absorber
Karakteristik Energy Loss

Kurva Bragg
Kehilangan energi persatuan panjang : kurva
Bragg

Energy stragling
Interaksi alpha bersifat acak, energy loss
merupakan peristiwa statistik, energi menjadi
bervariasi
Range particle alpha di udara

R  0,56 E R dalam cm, E < 4 MeV

R  1,24 E  2,62 R dalam cm, 4 MeV < E < 8 MeV

Range particle alpha di media lain

Rm  0,56 A1 / 3 Ru Rm = dalam mg/cm2, A nomor


massa media
Interaksi Elektron Cepat
•Massa radiasi electron = massa electron atom medium
•Elektron terhambur dengan sudut yang besar
•Lintasan electron :

Specific Energy Loss


Elektron kehilangan energi :
• tumbukan (collision)
• mengalami perlambatan, menghasilkan sinar X
continue (radiativ loss)
Linear Stopping Power karena collision :
 dE 
  
2e 4 NZ 
ln
m0 v 2 E
  ln 2 2
1   2
 1   2

 dx  c m0 v 2  2I 1  
2 2


 1  2   1
8

1 1  2 
dengan   vc

Linear Stopping power karena proses radiatif :


 dE  NEZ (Z  1)e 4  2E 4
    4 ln  
 dx  r 137mo2 c 4  2
3 
 m0 c

Linear stopping karena kedua hal tersebut :


 dE   dE   dE 
      
 dx  t  dx  c  dx  r
r
Range beta
1.2650.0954ln E 
R  412E
R dalam mg/cm2 , 0.01 MeV < E <2.5 MeV

R  530E  106 R dalam mg/cm2 , E > 2.5. MeV


𝐼𝑡 = 𝐼0 𝑒 −𝑛𝑡

I0 = Cacah tanpa absorber


It = Cacah dengan absorber
t = absorber (mg/cm2)
n = Koefisien absorber
Interaksi gamma dengan materi

Efek foto listrik

Foton gamma menabrak electron pada kulit terdalam (K atau L)


dari orbit atom, mengakibatkan electron terpental dengan energi
kinetis sebesar:
E k  E g  Eb
, Eb = energi ikat electron
E g = energi foton gamma

Kebolehjadian terjadi fotolistrik :


Zn
  const .  3
Eg
 = kebolehjadian efek fotolistrik

Z = nomor atom absorber; n bervariasi antara 4 dan 5


Efek Compton
Terjadi jika foton gamma menabrak electron orbital atom media
yang mempunyai ikatan yang lemah pada kulit luar. Sebagian
energi gamma dihamburkan dengan sudut  (0 – 1800)
sedangkan elektron terpental dengan sudut  Elektron
terhambur dengan energi kinetis :

Ek  E g  E g'
h
E g' 
h .
1 2
(1  cos )
m0 c

Kebolehjadian terjadi efek Compton :

  const. 
Z  = kebolehjadian efek efek Compton
Eg Z = nomor atom absorber
Produksi Pasangan

Terjadi jika energi foton gamma lebih besar 1,02 MeV bergerak
dekat inti berat. Energi gamma berubah menjadi electron dan
positron. Positron tidak stabil dan akan bergabung dengan
electron menjadi 2 foton gamma dengan energi masing-masing
0,511 MeV yang bergerak dalam arah bertolak belakang (1800).
Peristiwa ini disebut anihilasi (pemusnahan)

Kebolehjadian terjadi produksi pasangan

  kZ 2 E  = kebolehjadian terjadi produksi pasangan


Z = nomor atom absorber

E g  1,02 MeV
Ketiga kebolehjadian interaksi gamma dengan materi dapat
digambarkan sebagai berikut :

Jumlah ketiga kebolehjadian interaksi gamma dengan materi


disebut dengan koefisien serapan linear 

    
Karena tidak bermuatan foton gamma jangkaunya sulit ditentukan,
tetapi intensitasnya dapat dikurangi/diperlemah atau atenuasi

Atenuasi foton gamma


 t
I t  I 0e
Tebal paro (Half Value Layer = HVL)
Tebal yang menyebabkan Intensitas menjadi
setengah intensitas mula-mula
1
I 0  I 0 e  t1/ 2
2
ln 2 0,693
t1 / 2  
 

Koefisien atenuasi masa m 

Jika ketebalan tertentu menyebabkan Intensitas menjadi 1/10
intensitas mula, maka ketebalan tersebut dinamakan TVL.

TVL : Tenth value layer = tebal persepuluh


HVL : Half value layer = tebal paro
TVT : tenth value thickness
HVT : half value thickness
µm : koef atenuasi massa ( cm2/gram)

Build Up Factor

 t
I t  B(t , E g ) I 0e
DOSIS RADIASI
Paparan
Kemampuan Sinar γ atau X menimbulkan ionisasi di
udara dalam volume tertentu

dQ

dm
dQ = Jumlah pasang ion yang terbentuk
dm = elemen massa dari volume tertentu

Satuan Paparan
Roentgen ; lambang R
1 R = besar paparan yang dapat menghasilkan/
membentuk muatan listrik sebesar 1 esu pada
1 cm3 udara
Satuan Internasional :
Satuan paparan = C/kg

Paparan yang menyebabkan terbentuknya


muatan listrik 1 coulomb (C) pada elemen volume
udara bermassa 1 kg

1R = 2,58 x 10-4 C/kg


1 satuan Paparan ( C/kg) = 3881 R

Laju Paparan :

R/jam ; atau C/kgjam


Hubungan laju paparan dengan Aktivitas

A = Aktivitas (Ci)
r = jarak (m)

Rm 2
Γ = faktor gamma Ci.Jam

  0,53 f i Ei
fi  fraksi radiasi γ
Ei = energi γ
Dosis Serap
Energi yang diserap persatuan massa

satuan gray (Gy) atau rad

1 gray = energi rerata sebesar yang diserap bahan


dengan massa 1 kg
= 1 joule/kg
1 rad = energi rerata sebesar 100 erg yang diserap bahan
dengan mass 1 gram; atau dosis radiasi terserap
dari 100 erg tiap gram bahan
1 rad = 100 erg/gr;
1 joule = 107 erg ; 1 kg = 1000 gram

1 Gy = 100 rad
Laju Dosis Serap

rad/jam atau Gy/jam

Hubungan laju Dosis Serap dengan laju Paparan

f = faktor konversi dari laju paparan ke


laju dosis serap
Untuk udara : f = 0,877 rad/R

Untuk materi lain :

serapan massa
Dosis Ekivalen
Laju dosis sama, tetapi jika jenis radiasi beda efek yang
timbul akan beda
Contoh : Dosis sebesar 0,01 gray dari neutron cepat
efek yang ditimbulkan sama dengan dosis 0,1
gray dari gamma
Efek yang ditimbulkan tergantung kemampuan ionisasi

Dosis Ekivalen :
H = Dosis serap x Q x N
Q = faktor kualitas (tergantung jenis radiasi)
N = foktor modifikasi; laju dosis; distribusi dll
≈1

faktor bobot
D = dosis serap
Satuan : rem atau sievert (Sv)
Dosis Ekivalen adalah
besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi
Radiasi untuk menyatakan besarnya tingkat kerusakan
pada jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlah energi
radiasi dengan memperhatikan faktor bobot radiasi yang
mempengaruhinya.

Laju Dosis ekivalen :

A = aktivitas sumber (MBq)


E = energi radiasi (MeV)
r = jarak dari sumber (m)
Dosis Efektif adalah
besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi
Radiasi untuk mencerminkan risiko terkait Dosis, yang
nilainya adalah jumlah perkalian Dosis Ekivalen yang
diterima jaringan dengan faktor bobot jaringan.

Dosis Efektif
𝐸=σ𝑇 𝐻𝑇 𝜔 𝑇

HT = dosis ekivalen
𝜔𝑡 = faktor bobot tubuh

You might also like