Laki laki 75 th dirawat di rumah, mengalami gangguan kesadaran, dan mengeluh sakit perut. Pada hari terakhir, berak cair beberapa kali. Tiba di RS : T : 100/60 mmHg, N: 120 x/men, RR : 50 x/men, t : 39o C Di UGD : diberikan O2 2 L/men menggunakan nasal canule dan SpO2 90%
Apa masalah pada pasien tsb.
Apakah SEPSIS ? TERMINOLOGI SEPSIS : gangguan fungsi organ yang mengancam nyawa ( SOFA score ≥ 2) yang disebabkan karena infeksi. SYOK SEPTIK : yaitu sepsis yang memerlukan obat vasopresor agar MAP ≥ 65 mmHg dan [laktat] ≥ 4 mmol/L walaupun sudah mendapatkan cairan yang cukup. qSOFA: cara memprediksi sepsis bila ada gangguan kesadaran, T ≤ 100 mmHg atau RR ≥ 22 x/men. Sequential [Sepsis-Related] Organ Failure Assessment Score Laki laki 75 th dirawat di rumah, mengalami gangguan kesadaran, dan mengeluh sakit perut. Pada hari terakhir berak cair beberapa kali. Tiba di RS : T : 100/60 mmHg, N: 120 x/men, RR : 50 x/men, t : 39o C Di UGD : diberikan O2 2 L/men menggunakan nasal canule dan SpO2 90%
Apa tindakan saudara ?
TATA CARA MENEGAKKAN DIAGNOSA INFEKSI 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan klinis 3. Pemeriksaan penunjang : a. Laboratorium i. Tanda infeksi ii. Biakan iii. Pengecatan gram b. Pencitraan (imaging) SEPSIS BUNDLE
3 jam pertama: 1. Resusitasi cairan. 2. Pemberian AB secara empiris. 3. Pemeriksaan [laktat] darah. 4. Pengambilan spesimen darah dan lainnya untuk biakan sebelum diberikan AB. RESUSITASI CAIRAN
Bila ada tanda hipoperfusi, berikan infus
cairan 30 cc/kg dalam waktu 3 jam pertama. Pemberian cairan selanjutnya, dipandu oleh keadaan hemodinamika pasien termasuk test fluid responsiveness. CAIRAN
Cairan awal adalah balans kristaloid
Bila membutuhkan cairan kristaloid yang banyak, bisa dipertimbangkan pemberian cairan albumin. Cairan HES jangan digunakan OBAT VASOAKTIF
Untuk mempertahankan agar MAP ≥ 65 mmHg,
gunakan obat nor-adrenalin (0,01-3 µg/kg/men).
Bila perlu bisa ditambahkan dengan vasopressin
atau adrenalin , agar dosis nor-adrenalin dapat diturunkan. PEMANTAUAN PEMBERIAN CAIRAN
Target keberhasilan mengatasi syok adalah
dengan turunnya [laktat] darah. Bila syok tidak segera teratasi, pertimbangkan untuk memeriksa fungsi jantung. Pemberian cairan selanjutnya hanya didasarkan atas fluid responsiveness. PEMBERIAN ANTIBIOTIKA (AB)
Pemberian AB dilakukan secara empiris, atas
dugaan kuman penyebab infeksi yang paling memungkinkan di tempat yang terinfeksi dan berdasar pola kuman setempat. Bila dipandang perlu bisa pemberian kombinasi, namun tidak secara rutin. PEMBERIAN ANTIBIOTIKA .....lanjutan
Setelah kuman penyebab diketahui, segera
dilakukan de-escalation dengan AB spektrum sempit. Lama pemberian AB biasanya berkisar antara 7- 10 hari atau dengan panduan procalcitonin (PCT). PRINSIP PEMBERIAN ANTIBIOTIKA
1. Didasarkan atas dugaan kuman penyebab yang
paling sering di lokasi anatomi. 2. Pertimbangkan asal kuman (komunitas atau RS) 3. Pertimbangkan pola kuman setempat (resistensi kuman). 4. Pertimbangkan co-morbid pasien. 5. Perhatikan Pk/Pd antibiotika. KORTIKOSTEROID
Kortikosteroid HANYA diberikan bila
setelah pemberian cairan yang cukup dan obat vasopresor tidak bisa mencapai target hemodinamika yang stabil cukup. Jenis kortikosteroid : hidrokortison dengan dosis 200 mg/hari. VENTILASI MEKANIK (VM) Beberapa pedoman menggunakan VM pada pasien yang mengalami ARDS (derajat sedang- berat) akibat sepsis: Menggunakan PEEP tinggi dan volume tidal kecil. Bila PaO2/FiO2 < 150 disarankan posisi tengkurap. Tidak dianjurkan menggunakan HFOV atau NIV Bila terjadi brokhospasme tidak menggunakan beta-2 agonist. Bila terpaksa menggunakan NMBA, jangan > 48 jam. PENGENDALIAN [GLUKOSE] darah
Bila dalam pemeriksan [glukose] darah 2x ber-
turut2 > 180 mg%, harus diberikan insulin secara titrasi (syringe pump) dengan target 180 – 110 mg%. Pada awal pemberian insulin, pemantauan [glukosa] dilakukan setiap 1-2 jam dan setelah stabil setiap 4 jam sekali. Pengambilan contoh darah untuk pemeriksaan [glukose] sebaiknya dari arteri. Karena pemeriksaan darah kapiler kurang akurat. TERAPI PENGGANTI GINJAL (RENAL REPLACEMENT THERAPY)-TPG-
Pasien sepsis yang mengalami AKI (acute
kidney injury) yang ditandai dengan meningkatnya creatinin darah dan oliguria, dianjurkan untuk dilakukan TPG. PEMBERIAN NUTRISI
Bila usus masih berfungsi :
Lakukan pemberian EN (enteral nutrisi) sedininya Hindari pemberian PN (parenteral nutrisi) baik secara tunggal ataupun digabung dengan EN. Pada awal EN bisa secara hipokalori atau kalori penuh, tergantung toleransi pasien. Bila dimulai dengan hipokalori, segera ditingkatkan sampai kalori penuh. PEMBERIAN NUTRISI.....lanjutan
Pemberian PN hanya diberikan bila setelah 7
hari EN tidak memungkinkan. Pemantauan volume residu gaster tidak secara rutin dilakukan kecuali ada tanda2 tidak toleran terhadap EN dan risiko terjadi aspirasi isi lambung. Bila terjadi tidak toleran EN dianjurkan pemberian obat2an prokinetik. HAL HAL LAIN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN Pemberian H2-antagonis atau PPI bila risiko perdarahan saluran cerna atas. Pada beberapa kasus, untuk mencegah terjadinya thrombosis vena sistemik bisa diberikan golongan heparin (LMWH) atau Pneumatic compression device. SISI ETIK PENGELOLAAN PASIEN SEPSIS Sedininya ( < 72 jam) keluarga pasien dijelaskan tentang penyakit pasien dan prognosisnya. Bila keadaan pasien dan prognosisnya sangat jelek, terangkan juga beberapa kemungkinan untuk perawatan secara paliative dan perawatan akhir hidup pasien (end life of care ).