You are on page 1of 9

TUGAS GEOLOGI KUARTER

FOSIL MANUSI PURBA


FORMASI KABUH DAERAH SANGIRAN
JAWA TENGAH

NAMA : MUHAMAD PUTRA DWIGUNA(410017064)


Nama : Reza Krisnandi(410017057)
Nama : Gifari candra bayu(410017010)
KELAS : SELASA, 07.30-09.10
FOSIL MANUSI PURBA
FORMASI KABUH DAERAH SANGIRAN
JAWA TENGAH
• FORMASI
Dari sudut ilmu geologi, situs Sangiran merupakan suatu struktur yang berbentuk kubah (dome). Sebelum 2,4 juta tahun yang
lalu, Sangiran merupakan wilayah laut dalam. Dibuktikan terdapat banyak fosil moluska laut. Lapisan tanahnya juga
memiliki formasi kalibeng, yang menunjukkan daerah endapan dasar laut. Namun karena adanya gerakan lempeng bumi,
letusan gunung merapi, dan masa glasial maka air lautnya menyusut. Akibatnya, wilayah Sangiran terangkat ke atas. Akibat
proses geologi dan akibat bencana alam letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, Sangiran menjadi
Daratan.

Mekanisme Tektonik yang Menyebabkan Kubah Sangiran


Hal tersebut dibuktikan dengan lapisan-lapisan batuan yang pembentuk wilayah Sangiran yang sangat berbeda dengan
lapisan tanah di tempat lain. Tiap-tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan jamannya. Kemudian
proses patahan, longsoran, dan erosi, menyebabkan terjadi nya perubahan bentuk menjadi lembah. Proses deformasi tersebut
telah membelah kubah Sangiran, mulai dari kaki kubah sampai ke pusat kubah ditengahnya, sehingga menyingkapkan lapisan
tanah purba dengan sisa-sisa kehidupan purba yang pernah ada di kawasan itu. Lapisan tanah yang tersingkap di Kubah
Sangiran tersebut berturut-turut dari pusat kubah sampai ke bibir kubah terbagi menjadi empat formasi stratigrafi yaitu
Formasi Kalibeng, Formasi Pucangan, Formasi Kabuh, dan Formasi Notopuro.
• JENIS BATUAN
Formasi kabuh mempunyai ketebalan 5,8 – 58,6 M. lapisan ini mempunyai kandungan litologi berupa lempung lanau , pasir,
besi dan kerikil. Satuan litologi tersebut ditemukan berselang- seling dengan lapisan konglomerat dan batu lempung vulkanik
(tuf). Dibawah lapisan ini ditemukan lapisan batu pasir, konglomerat “calcareous” dengan ketebalan lebih dari 2M yang
merupakan ciri lingkungan transisi antara lautan dan daratan.
Lapisan tuf yang terkandung dalam formasi kabuh dibedakan atas lapisan tuf bawah, tuf tengah, dan tuf atas. Lapisan tuf
bawah terletak pada formasi kabuh dengan ketebalan 4,2 – 20 M, lapisan tuf tengah terdapat pada formasi kabuh dengan
ketebalan 5,8 – 20M, dan lapisan tuf atas pada formasi kabuh atas dengan ketebalan 3,4-16M.
Kandungan fosil formasi kabuh meliputi hewan vertebrata dan moluska air payau. Fosil vertebrata yang ditemukan antara lain
: bovidae, babi, buaya, bulus, banteng, gajah dan rusa. Sedang fosil moluska air payau yang ditemukan meliputi astartea,
melania, dan corbicula. Selain itu ditemukan pula fosil cetakan daun.
• EKOLOGI
Diperkirakan situs Sangiran pada masa lampu merupakan kawasan subur tempat sumber makanan bagi ekosistem kehidupan.
Keberadaanya di wilayah katulistiwa, pada jaman fluktuasi jaman glassial-interglassial menjadi tempat tujuan migrasi
manusia purba untuk mendapatkan sumber penghidupan. Dengan demikian kawasan sangiran pada kala pleistocen menjadi
tempat hunian dan ruang subsistensi bagi manusia pada masa itu.
Berkaitan dengan iklim yang terjadi pada masa sebelum dan sesudah terbentuknya iklim sangiran merupakan iklim tropis
dimana yang mendukung kelangsungan kehidupan mahluk hidup. Iklim tropis dibuktikan dengan adanya lapisan
batukarbonatan pada formasi kalibeng, batuan karbobanatan menjadi indikasi bahwa daerah tersebut berikilim tropis yang
semakin dikuatkan dengan melimpahnya fosil gastropoda dan pelecypoda yang menjadi indikator utama mahlukhidup yang
hidup diperairan dangkal dengan iklim tropis.
Melimpahnya mahluk vertebrata pada saat peralihan kelingkungan daratan pada lingkungan purba Sangiran juga dapat
menjadikan indikator bahwa pada masa itu daerah Sangiran merupakan dataran tropis subur yang melimpah akan tumbuhan
yang menjadi sumber makanan bagi vertebrata herbivora. Hal ini terjadi pada saat formasi kabuh sudah mulai terbentuk,
suburnya daerah Sangiran saat itu sehingga daerah tersebut menjadi ekosistem yang komplek bagi mahlukhidup herbivora,
karnivora, maupun mamalia berupa homo erectus. Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya fosil rusa, kerbau, kuda air,
musang, dan fosil homo erectus itu sendiri.
• FOSIL MANUSIA PURBA
Fosil manusia purba yang ditemukan di Sangiran yaitu :
- Meganthropus palaeojavanicus
Ditemukan pada lapisan pleistosen bawah, oleh Von Koeningswald
- Homo soloensis
Ditemukan di lapisan pleistosen atas oleh 3 arkeolog Belanda yaituTer Haar, Oppenoorth dan Von Koeningswald. Berumur
250 ribu s/d15 ribu tahun lalu
 Berikut rincian penemuan fosil-fosil di daerah Sangiran :

TAHUN TEMUAN
1936 Fragmen rahang bawah
1937 Atap tengkorak
1938 Atap tengkorak
1939 Tengkorak
1939 Fragmen rahang bawah
1941 Gigi-gigi
1952 Rahang bawah
1960 Fragmen rahang bawah
1963 Tulang pipi, atap tengkorak
1965 Gigi-gigi
1965 Atap tengkorak
1965 Tulang-tulang tengkorak
1965 Fragmen tengkorak
1966 Fragmen tulang tengkorak
1966 Fragmen dasar tengkorak
1968 Fragmen rahang atas kiri
1969 Fragmen rahang atas kanan
1970 Fragmen tulang tengkorak
1970 Fragmen tulang kepala bagian belakang
1971 Fragmen tulang tengkorak
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29653146/Laporan_geologi_paleontologi_Sangiran
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/formasi-notopuro-lapisan-termuda-di-sangiran/
https://www.scribd.com/document/372989778/Hubungan-Ekologi-Dengan-Geologi
Formasi Batuan di Sangiran
Sejarah Terbentuknya Kubah Sangiran

You might also like