Professional Documents
Culture Documents
(LEASING)
Kelompok 5
Febri Fitrianti 1706107730
Mutia Ulfiani 1706107882
Sari 1706108046
ALUR PEMBAHASAN
5/1/2019 2
ASPEK HUKUM
5/1/2019 3
KMK Nomor 1169/KMK.01/1991
5/1/2019 4
ASPEK AKUNTANSI
5/1/2019 5
SEWA DALAM AKUNTANSI
Financial Operating
Lease Lease
5/1/2019 6
FINANCIAL LEASE
Perihal Lessee Lessor
Tingkat bunga pinjaman inkremental lessee adalah tingkat Nilai residu tidak dijamin adalah bagian dari nilai
bunga yang harus dibayar lessee dalam sewa yang serupa residu aset sewaan yang nilai realisasinya tidak
atau, jika tingkat bunga tersebut tidak dapat ditentukan, dapat dipastikan atau dijamin semata-mata oleh
tingkat bunga yang pada awal sewa harus ditanggung
suatu pihak terkait dengan lessor.
oleh lessee ketika meminjam dana yang diperlukan untuk
membeli aset tersebut yang mana pinjaman ini mencakup
periode dan jaminan yang serupa.
7
FINANCIAL LEASE
Perihal Lessee Lessor
8
OPERATING LEASE
Perihal Lessee Lessor
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di
sebagai beban dengan dasar garis lurus selama laporan posisi keuangan sesuai sifat aset
masa sewa, kecuali terdapat unsur sistematis lain tersebut.
yang lebih mencerminkan pola waktu dari
manfaat aset yang dinikmati pengguna.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui
sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus
selama masa sewa, kecuali terdapat unsur
sistematis lain yang lebih mencerminkan pola
waktu di mana masa penggunaan aset sewaan
Pengakuan dan Pengukuran menurun.
9
JURNAL FINANCIAL LEASE
Lesse Lessor
5/1/2019 10
JURNAL FINANCIAL LEASE
Lesse Lessor
5/1/2019 11
JURNAL OPERATING LEASE
Lesse Lessor
5/1/2019 12
ASPEK PERPAJAKAN
Pajak Pajak
Penghasilan Pertambahan
Nilai
5/1/2019 13
PAJAK PENGHASILAN
Perlakuan bagi Lessor Perlakuan bagi Lessee
a. Penghasilan lessor yang dikenakan Pajak Penghasilan adalah sebagian dari a. Selama masa sewa-guna-usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutan
pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa atas barang modal yang disewa-guna-usaha, sampai saat lessee
sewa guna usaha; menggunakan hak opsi untuk membeli;
b. Lessor tidak boleh menyusutkan atas barang modal yang disewa-guna-
usahakan dengan hak opsi; b. Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal
c. Dalam hal masa sewa-guna-usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah
dalam Pasal 3 Keputusan ini, Direktur Jenderal Pajak melakukan koreksi atas nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan;
pengakuan penghasilan pihak lessor;
d. Lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang c. Pembayaran sewa-guna-usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya sejumlah kecuali pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat
2,5% (dua setengah persen) dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir dikurangkan dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa-
piutang sewa-guna-usaha dengan hak opsi. guna-usaha tersebut memenuhi ketentuan dalam Pasal 3 Keputusan ini;
e. Kerugian yang diderita karena piutang sewa-guna-usaha yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih lagi dibebankan pada cadangan penghapusan piutang d. Dalam hal masa sewa-guna-usaha lebih pendek dari masa yang
ragu-ragu yang telah dibentuk pada awal tahun pajak yang bersangkutan; ditentukan dalam Pasal 3 Keputusan ini, Direktur Jenderal Pajak
f. Dalam hal cadangan penghapusan piutang ragu-ragu tersebut tidak atau melakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa-guna-usaha.
tidak sepenuhnya dibebani untuk menutup kerugian dimaksud maka
sisanya dihitung sebagai penghasilan, sedangkan apabila cadangan Ditambahkan dalam KMK tersebut bahwa Lessee tidak
tersebut tidak mencukupi maka kekurangannya dapat dibebankan sebagai memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran sewa-guna-usaha
biaya yang dikurangkan dari penghasilan bruto. yang dibayar atau terutang berdasarkan perjanjian sewa-guna-usaha dengan
hak opsi.
5/1/2019 14
PAJAK PENGHASILAN
Perlakuan bagi Lessor Perlakuan bagi Lessee
a. Seluruh pembayaran sewa-guna-usaha tanpa hak opsi yang diterima a. Pembayaran sewa-guna-usaha tanpa hak opsi yang dibayar atau
atau diperoleh lessor merupakan obyek Pajak Penghasilan. terutang oleh lessee adalah biaya yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.
b. Lessor membebankan biaya penyusutan atas barang modal yang
disewa-guna-usahakan tanpa hak opsi, sesuai dengan ketentuan b. Lessee wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran
Pasal 11 Undang-undang Pajak Penghasilan 1984 beserta peraturan sewa-guna-usaha tanpa hak opsi yang dibayarkan atau terutang
pelaksanaannya kepada lessor.
5/1/2019 15
(cont.)
Berdasarkan Pasal 19 KMK No. 1169/KMK.01/1991, besarnya
angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk setiap bulan yang terutang
oleh lessor adalah jumlah Pajak Penghasilan sebagai hasil penerapan tarif
Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan Tahun 1984 terhadap
Penghasilan Kena Pajak berdasarkan laporan keuangan triwulanan terakhir
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 20 Keputusan ini disetahunkan,
dibagi 12 (dua belas).
5/1/2019 16
Berdasarkan Pasal 20 dan 21 KMK No. 1169/KMK.01/1991
adapun kewajiban pelaporan bagi lessor adalah sebagai berikut:
02 04
tersebut harus sudah dan tata cara penyampaiannya
disampaikan paling lambat 15 ditetapkan oleh Direktur
(lima belas) hari setelah triwulan Jenderal Moneter.
yang bersangkutan berakhir.
01 03
laporan keuangan triwulanan
kepada Direktorat Jenderal operasional secara semesteran
Pajak dan Direktorat Jenderal berdasarkan tahun takwim
Moneter. kepada Direktorat Jenderal
Moneter.
17
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
LEASING LEASING
DENGAN SALE AND LEASEBACK TANPA
HAK OPSI HAK OPSI
5/1/2019 18
Leasing dengan Hak Opsi
1. DALAM HAL BARANG KENA PAJAK BERUPA BARANG MODAL YANG MENJADI OBJEK
PEMBIAYAAN BERASAL DARI PEMASOK (SUPPLIER) :
5/1/2019 19
Leasing dengan Hak Opsi
2. DALAM HAL BARANG KENA PAJAK BERUPA BARANG MODAL YANG MENJADI OBJEK
PEMBIAYAAN BERASAL DARI PERSEDIAAN YANG TELAH DIMILIKI OLEH LESSOR :
20
Leasing dengan Hak Opsi
21
Sale and Leaseback
1. DALAM HAL PENYEWAGUNAUSAHAAN KEMBALINYA MERUPAKAN SEWA
GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI :
A
Penyerahan Barang Kena
Pajak dari lessee kepada
lessor (sale) tidak termasuk
dalam pengertian
Barang Kena Pajak yang menjadi Lessor pada dasarnya hanya Penyerahan Barang Kena Pajak
penyerahan Barang Kena
objek pembiayaan berasal dari melakukan penyerahan jasa tersebut dari lessee kepada lessor
Pajak yang dikenai Pajak
milik lessee, yang dijual oleh pembiayaan, tanpa bermaksud pada dasarnya merupakan
Pertambahan Nilai karena
lessee untuk kemudian memiliki dan menggunakan penyerahan Barang Kena Pajak
dipergunakan kembali oleh lessee barang yang menjadi objek untuk jaminan utang-piutang;
pembiayaan tersebut
5/1/2019 22
Sale and Leaseback
2. DALAM HAL PENYEWAGUNAUSAHAAN KEMBALINYA MERUPAKAN SEWA
GUNA USAHA TANPA HAK OPSI :
A B
Penyerahan jasa sewa guna
usaha tanpa hak opsi oleh
Penyerahan Barang Kena Pajak lessor kepada lessee
dari lessee kepada lessor (sale) (leaseback) dikenai Pajak
dikenai Pajak Pertambahan Pertambahan Nilai
Nilai sesuai dengan ketentuan sebagaimana kegiatan usaha
peraturan perundang- sewa menyewa pada
undangan perpajakan umumnya
5/1/2019 23
Leasing tanpa Hak Opsi
Jasa Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi (sewa menyewa biasa) merupakan
Jasa Kena Pajak, sehingga harga sewa yang dibayar atau yang seharusnya
dibayar oleh lessee harus dipungut PPN oleh lessor, dengan menerbitkan
Faktur Pajak.
24
THANK YOU
ANY QUESTION