You are on page 1of 63

 Apron merupakan wilayah pada bandara yang

berfungsi mengakomodasi pesawat untuk


kepentingan naik turun penumpang, surat atau cargo,
serta mengisi bahan bakak, parkir, dan perawatan
pesawat.
 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan apron :
1. Surface gradient (kemiringan permukaan)
2. Size of gate position (ukuran dari posisi pintu masuk)
3. Number of gate position (jumlah pintu masuk)
4. Aircraft parking system (sistem parkir pesawat)
5. Passenger handling concept (konsep penanganan
pesawat)
Surface gradient (kemiringan permukaan)
 Kemiringan permukaan harus menjauhi muka
terminal untuk drainase, serta keselamatan bila terjadi
tumpahan bahan bakar.
Size of gate position
 Posisi di apron untuk pesawat parkir saat penumpang
naik dan turun serta bongkar-muat kargo.
 Ukuran gate position bergantung pada :
1. Ukuran pesawat dan turning radius minimum
2. Cara pesawat memasuki dan meninggalkan gate
position.
3. Konfigurasi parkir pesawat
• Konfigurasi parkir pesawat
1. Nose - in (hidung peswat masuk)
2. Angle nose-in (hidung pesawat masuk dengan sudut tertentu)
3. Angle nose-out (hidung pesawat keluar dengan sudut
tertentu)
4. Parallel (sejajar)
 Nose – in
 pesawat diparkir tegak lurus gedung terminal dengan
hidung pesawat berjarak sedekat mungkin dengan
gedung terminal.
 Keuntungan konfigurasi ini adalah :
o Membutuhkan luasan apron yang lebih keciluntuk parkir
pesawat
o Menimbulkan tingkat kebisingan yang lebih rendah
o Memudahkan penumpang naik ke pesawat karena hidung
pesawat terletak di dekat gedung terminal.
 Kerugiannya adalah harus menyediakan alat pendorong
pesawat dan ekor pesawat terlalu jauh dari gedung
terminal sehingga pintu belakang tidak dapat digunakan
secara efektif oleh penumpang.
 Angle nose-in
 Serupa dengan nose-in, perbedaannya adalah pesawat
tidak diparkir tegak lurus terminal tetapi membentuk
sudut.
 Keuntungan nya adalah pesawat dapat masuk atau
keluar dari gate position dengan kekuatan nya sendiri.
 Kerugiannya adalah membutuhkan derah parkir yang
lebih luas, dan menimbulkan tingkat kebisingan yang
lebih tinggi.
 Angle nose-out
 Pesawat diparkir dengan hidungnya menjauhi gedung
terminal dengan ekor pesawat mendekati gedung
terminal.
 Keuntungan nya adalah pesawat dapat memasuki dan
keluar gate position dengan kekuatan mesin sendiri.
Membutuhkan daerah parkir lebih besar dar i pada
posisi nose-in, tetapi lebih kecil dibandingkan posisi
angle nose-in.
 Kerugiannya adalah jet blast dan kebisingan mengarah
ke gedung terminal ketika mesin pesawat dihidupkan
dan pesawat bermanuver.
 Parallel (sejajar)
 Konfigurasi yang paling mudah dari segi manuver
pesawat. Kebisingan dan jet blast lebih rendah
karena tidak terdapat manuver berputar yang
tajam.
 Keuntungannya adalah semua pintu pesawat
berdampingan denga terminal, sehingga pintu
depan dan belakang bisa digunakan oleh
penumpang untuk naik atau turun dari peswat.
 Kerugiannya adalah memerlukan daerah parkir di
gate position yang lebih luas, terutama
disepanjang gedung terminal
Aircraft Parking System (Sistem Parkir Pesawat)

KONSEP SEDERHANA KONSEP LINIAR

• UMUMNYA DIGUNAKAN PADA


• AKSES DARI DAN KE PESAWAT-
BANDARA YANG KECIL DIMANA
TERMINAL SIMPEL, PENANGANAN
PERGERAKAN PESAWAT
PENUMPANG DAN ALAT-ALAT
KOMERSIAL SANGAT SEDIKIT
TEKNIS OPERASIONAL PADA
DALAM SEHARI
APRON SIMPEL, FLEKSIBEL
PENGEMBANGANNYA
KONSEP TERBUKA

• STAND GATE DITEMPATKAN PADA


SATU ATAU LEBIH BARISAN-
BARISAN DI DEPAN BANGUNAN
TERMINAL
• TRANSPORTASI PENUMPANG KE
DAN DARI PESAWAT DENGAN BUS
• RAWAN KECELAKAAN ANTARA
PESAWAT DAN KENDARAAN-
KENDARAAN OPERASIONAL BILA
PERGERAKAN DI APRON
MENINGKAT/ BANYAK
KONSEP PIER/FINGER

• PERLINDUNGAN YANG CUKUP BAGI PENUMPANG TERHADAP CUACA,


KEBISINGAN, ASAP/PANAS
• MUDAH UNTUK PENGEMBANGAN DIKEMUDIAN HARI
• SEMUA PESAWAT AKAN DEKAT DENGAN TERMINAL
• MEMUNGKINKAN DIBUAT JEMBATAN MUAT DEPAN DAN SWINGING
GANG PLANK BAGI PENUMPANG
KONSEP SATELIT

• SATELIT ADALAH GEDUNG-GEDUNG KECIL


YANG DITEMPATKAN DI APRON
• GEDUNG-GEDUNG TERSEBUT
DIHUBUNGKAN KE GEDUNG TERMINAL
OLEH TEROWONGAN ATAU KORIDOR-
KORIDOR
• KEUNTUNGAN TIDAK BANYAK
MEMERLUKAN MANUVER KELUAR MASUK
GATE POSITION
• KERUGIAN: BIAYA KONSTRUKSI MAHAL
DAN KEBUTUHA LAHAN LEBIH LUAS,
PENUMPANG BISA BEBERAPA KALI
BERGANTI TINGKAT KETIKA
MENINGGALKAN TERMINAL
• JUMLAH STAND/GATE SETIAP SATELIT
BERKISAR 4 PESAWAT – 8 PESAWAT

KONSEP HIBRID/KOMBINASI
Ukuran Apron
 Ukuran apron yang dibutuhkan untuk suatu bandara
bergantung pada faktor-faktor berikut:
 Ukuran dan karakteristik manuver pesawat yang
digunakan di apron.
 Volume lalin pesawat yang menggunakan apron.
 Persyaratan jarak bersih
 karakteristik parkir pesawat untuk keluar dan masuk
peswat di apron.
 Layout terminal yang digunakan di bandara.
 Persyaratan aktifitas pesawat
 Taxiway dan airside service roads/jalan pelayanan sisi
udara.
 Jumlah Aircraft Stands (Tempat Parkir Pesawat)
 Sangat bergantung pada pergerakan pesawat dan waktu
yang dibutuhkan masing-masing pesawat parkir di
aircraft stand. Menurut ICAO (1987) jumlah parkir
pesawat yang dibutuhkan di terminal penumpang dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
 Ti 
S    x Ni  
 60 
Dengan :
S = kebutuhan parkir pesawat
Ti= gate occupancy time dalam menit untuk tipe pesawat i
Ni = jumlah kedatangan pesawat tipe i pada jam puncak
A = jumlah peswat tambahan (ekstra)
Besarnya α :
α = 1 apabila N = 1-9
α = 2 apabila N = 10-18
α = 3 apabila N = 19-27
Gate Occupancy Time
 Jumlah gate (pintu gerbang) ditentukan dari jumlah
pergerakan pesawat per jam yang dapat dilayani.
Waktu yang dibutuhkan pesawat untuk untuk
beraktifitas di gate disebut gate occupancy time dan
bergantung pada ukuran pesawat dan tipe
operasionalnya.
 Pesawat kecil menghabiskan waktu 20-30 menit
 Pesawat besar dapat mencapai 40 menit- 1jam
Tipikal gate occupancy time dalam menit (ICAO 1987)
Domestik International
Turnaround
Flight/Penerban
Aircraft Through Turnaround gan
(Pesawat) Flight/Penerbangan Flight/Penerbangan Internasional
Lewat (menit) Putar Balik (Menit) Putar Balik
(Menit)
B-737, DC-9,
25 45 -
F-28
B-707, B-757 45 50 60
A-300, DC-10,
45-60 60 120
L-1011
B-747 - 60 120-180
Dimensi Apron
 Aircraft stand (tempat parkir pesawat) dirancang
dengan mengikuti peraturan yang direkomendasikan
oleh ICAO dan FAA.
 Ukuran parking stand harus dapat melayani arus lalu
lintas maksimum yg diperlukan.
Jarak bebas minimum di Apron (ICAO,2005)

Minimum Clearance
Aircraft
Between
Aerodrome Stand Apron
Aircraft and
Code Letter Taxilane Taxiway
Fixed or
Centre Line Centre Line
Movable
to Object, to Object (A)
Object (c)
(B)
A 3.0 m 12.0 m 16.25 m
B 3.0 m 16.5 m 21.5 m
C 4.5 m 24.5 m 26.0 m
D 7.5 m 36.0 m 40.5 m
E 7.5 m 42.5 m 47.5 m
F 7.5 m 50.5 m 57.5m
Jarak bebas minimum di apron (FAA, 1988)
Nose to Building Between Aircraft and Fixed or
Code Clearance/Jarak Bersih Movable Object/Jarak anatara
Letter Hidung pesawat ke Gedung pesawat dan objek tetap atau
(E) bergerak (C)
A 30 ft 15 ft
B 20 ft 25 ft
C 20 ft 25 ft
D 15 ft 25 ft
E 15 ft 25 ft
 Minimum Clearance Between Aircraft and Fixed or
Movable Object (C)
jarak bersih minimum yang disyaratkan antara dua pesawat
yang berada di parking stand
 Minimum Clearance Aircraft Stand Taxilane Centre Line to
Object (B)
jarak bersih antara garis tengah aircraft stand taxilane
terhadap objek
 Minimum Clearance Apron Taxiway Centre Line to Object
(A)
jarak bersih antara garis tengah apron taxiway terhadap
objek
 Nose to building clearance (E)
jarak bersih antara hidung pesawat dengan gedung
terminal atau objek lainnya.
WS = wing span pesawat (m)
C = jarak pesawat ke pesawat dan ke objek tetap dan
bergerak
L = Panjang pesawat (m)
A = jarak bebas dari apron taxiway centre line ke objek
B = jarak bebas dari aircraft stand taxilane center line ke
objek
E = jarak hidung pesawat ke bangunan terminal (m)
D = jarak antara aircraft stand taxilane centre line (m)
Slope
 Kelandaian di apron, termasuk aircraft stand taxilane,
harus cukup untuk mencegah genangan air
dipermukaan apron. Pada daerah aircraft stand,
kelandaian maksimum tidak boleh melebihi 1%.
Dimensi Apron Menutut JICA (1996)
 Persyaratan posisi apron terhadap runway dan taxiway
1. Pesawat tidak boleh melebihi transitional surface
(permukaan transisi)
2. Jarak bersih/clearance (A) antara pesawat yang parkir
di apron dan pesawat yang berjalan di apron taxiway
harus cukup aman. Menurut JICA, besarnya A = 15 m
atau lebih.
 Panjang Apron
dalam kasus parkir pesawat nose-in parking, posisi
apron dari garis tengah runway, ditentukan sebagai
berikut (JICA, 1996)
1. Menetapkan posisi dari ujung ekor pesawat maksimum,
dengan tinggi ekor pesawat tidak boleh melampaui
permukaan transisi (transitional surface) (X1)
2. Menetapkan posisi dari ujung apron disisi gedung
terminal : (X2)
(X2 = X1 + panjang dari pesawat maksimum)
3. Menetapkan wing tip (ujung sayap) pesawat yang
berjalan di apron taxiway (X3).
(X3 =X1 – jarak bersih yang cukup antar pesawat)
4. Menetapkan posisi dari tepi apron disisi runway (X4)
(X4 = X3 – lebar dari pesawat maksimum /2 – lebar yang
dibutuhkan oleh apron taxiway/2)
 Lebar apron
Menetukan lebar Apron menurut JICA 1996
Lebar Apron = (jumlah peswat kelas L x standart lebar
spot pesawat kelas L) + (jumlah peswat kelas M x
standart lebar spot pesawat kelas M) + (jumlah peswat
kelas S x standart lebar spot pesawat kelas S)
Standart lebar spot di apron (JICA, 1996)
Pesawat
Aircraft
Large Intermediat Smaller baling- Pesawat yang
Classificatio
Jet (L) e (M) Jet (S) baling lebih kecil (S)
n
(S)
B747, DO2
MD – 81, YS-11,
Major types DC-10, 28, BN-2A,
B-767, A-300 B-737, SAAB
aircraft MD -11, N- DHC-6
A-320 340B
L-1011 24A
Nose-in
70 m 60 m 45 m - - -
parking
- - 60 m 55 m 35 m 25 m
Angled nose –
out parking 17,8
Turming Radius 25 m 25 m 13,5 m
m
Jarak bersih antarpesawat di apron (JICA, 1996)
Jarak Bersih Untuk Pesawat di Apron
Pesawat

Item Large and


Smaller Propeller Smaller
intermediate
jet aircraft aircraft
Jets
A : jarak bersih antara pesawat yang
berjalan di apron taxiway dan pesawat 15 m 15 m 10 m 10 m
lain
B : jarak bersih antara pesawat yang
berjalan di aircraft stand lead-in lines 10 m 7,5 m 7,5 m 4,5 m
dan pesawat lain atau halangan lain
C : jarak bersih antara pesawat yang
berjalan di aircraft stand taxilane dan 10 m 7,5 m 7,5 m 4,5 m
pesawat lain atau halangan lain
D : jarak bersih antara pesawat yang
parkir dengan pesawat yang parkir 10 m 7,5 m 7,5 m 4,5 m
atau bangunan
E : : jarak bersih antara pesawat yang
sedang diisi bahan bakar dengan 15 m 15 m 15 m 15 m
bangunan
Jarak bersih antara tepi apron dan bangunan terminal (JICA, 1996)

Jarak Bersih antara Tepi Apron dan Banguan Terminal


Bandara udara yang 25 m atau lebih jalur GSE
melayani pesawat jet (GSE lane) 20 m +zona pipa
tertanam (embedded piping
zone) 5 m
Bandara udara yang hanya 20 m atau lebih jalur GSE
melayani pesawat propeller (GSE lane) 15 m +zona pipa
tertanam (embedded piping
zone) 5 m

GSE adalah Ground Services Equipment (Peralatan pelayanan di darat)


Contoh
 Suatu bandara dengan ICAO code 4C akan dirancang
untuk mengakomodasi pesawat Air Bus A320-200.
 Karakteristik dari A320-200 adalah sebagai berikut :
No. Karakteristik Nilai
1 ARFL 2160 m
2 MTOW 73.500 kg
3 Wingspan (W) 35, 8 m
4 Length (F) 37, 57 m
5 Tail Height (H) 12,45 m
Karakteristik bandar udara rencana

No Karakteristik Nilai
1 Lebar runway 45 m
2 Lebar taxiway 18 m
3 Lebar apron taxiway 18 m
4 Radius fillet 30 m
5 Lebar runway strip 150 m
6 Ketinggian bandara diatas muka air laut (MSL) + 121 m
7 Elevasi maksimum runway center line + 118,75 m
8 Elevasi minimum runway center line + 116,30 m
9 Temperatur maksimum selama 10 tahun 33,8 ͦ C
10 Temperatur rata-rata harian selama 10 tahun 30,0 ͦ C
11 Orientasi runway terhadap azimuth magnetik utara 62 ͦ
12 Jumlah kedatangan pesawat A320 pada jam puncak 4 buah pesawat
13 Gate occupation time rata-rata 60 menit
Ditanyakan :
 Tentukan panjang runway rencana
 Tentukan dimensi taxiway rencana
 Tentukan dimensi apron rencana, bila menggunakan
konfigurasi nose-in
 Gambarkan layout sisi udara, termasuk dimensi dan
runway designation number
1. Panjang runway rencana
La = Lb ×Fe × Ft × Fg
a. ARFL = Lb
Lb = 2.160 m
b. Koreksi elevasi
h= +121 m
Fe = 1+0,07x h/300
= 1+0,07x 121/300 = 1,028
c. Koreksi temperatur
Temperatur maksimum selama 10 tahun (Tm) = 33,8 ͦ C
Temperatur rata-rata harian selama 10 tahun (Ta ) = 30,0 ͦ C
Tr = Ta + 1/3 (Tm – Ta) = 30,00+1/3(33,8-30)
= 31,27 ͦ C
Ft = 1 + 0,01 × [ Tr – (15 – 0,0065 × h)]
= 1+ 0,01 x [31,27- (15-0,0065x121)] = 1,170
d. Koreksi gradient
Elevasi maksimum runway center line = +118,75 m
Elevasi minimum runway center line = + 116,30 m

Elevasi maks. - Elevasi min.


G 100%
Panjang Runway (m)
Fg = 1 + 0,1 × G = 1+ 0,1 x 0,113 = 1,011

Panjang runway terkoreksi :


La = Lb ×Fe × Ft × Fg
= 2.160 x 1,028 x1,170 x 1,011 = 2.629,2 ~2.630 m
2. Dimensi Taxiway
dengan metode JICA,1996 mempertimbangkan kemiringan
transtition surface

Lebar taxiway = 18m


Panjang taxiway
T = (½ runway strip – ½ runway) + (7 x H – (C+W+15 m))
= (½ x 150 – ½ 45) + (7 x 12,45 – (7,5 + 35,8 +15))
= 52,5 +45,25
= 81,35 m ~ 82 m
3. Dimensi Apron Rencana
dengan metode JICA 1996 mempertimbangkan jarak
antar pesawat yang berada di parking stand dan pesawat
yang berjalan di apron taxiway.
 Panjang Apron (B)
B = C+F+15m +1/2W+1/2 apron taxiway
= 7,5 +37,57+15+17,9+9
= 86, 97 m ~ 87 m
 Lebar Apron (A)
dihitung dengan memperhitungkan kebut. Parking stand dijam
puncak (S). Pada soal diketahui jumlah kedatangan pesawat
A320-200 pada jam puncak adalah 4 buah pesawat dengan gate
occupation time rata-rata 60 menit
 Ti 
S    x Ni  
 60 

60
S x 4  1  5 buah pesawat
60
 Dengan kebut. Parking stand pada jam puncak : 5 buah
pesawat A320-200, maka lebar apron (A):
A = S x W + (S+1) x C
= 5 x 35,8 +6 x 7,5
= 224 m
Layout Sisi Udara
Kapasitas gate /apron
Diketahui :
Sebuah bandara memiliki 10 buah parking stand yang
melayani 3 kelas pesawat dengan proporsi pesawat dan
gate occupancy time masing-masing sebagai berikut :
Rata-rata gate
Kelas Proporsi pesawat
occupancy time
Pesawat (%)
(min)
1 10 20
3 30 40
3 60 60

Bila diasumsikan bahwa setiap parking stand dapat melayani


seluruh kelas pesawat, tentukan kapasitas apron.
1. Kapasitas apron untu satu parking stand, dihitung
sebagai berikut :
C = 1 / bobot waktu pelayanan
= 1/ (0,10x20) + (0,3x40)+(0,6x60)
= 0,02 peswat /menit/parking stand
2. Bila G = total jumlah parking stand, kapasitas untuk
seluruh parking stand/apron adalah :
C = GC = 10 x 0,02 = 0,2 pesawat per menit
12 pesawat per jam

You might also like