Professional Documents
Culture Documents
Proudly Present
APENDIKSITIS AKUT
Apendisitis akut didasari oleh radang mendadak pada
apendiks, disertai maupun tidak disertai rangsang
peritonieum lokal. Gejala apendisitis akut ialah nyeri
samar dan tumpul yang merupakan nyeri visera di
daerah epigastrium di sekitar umbilikus. Keluhan ini
sering disertai mual, muntah dan umumnya nafsu
makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan
berpindah ke titik Mc.Burney. Nyeri dirasakan lebih
tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan
nyeri somatik setempat.
Akper Notokusumo Yogyakarta
KLASIFIKASI
APENDIKSITIS KRONIK
Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan
jika ditemukan adanya riwayat nyeri perut kanan
bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks
secara makroskopik dan mikroskopik. Kriteria
mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis
menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau
total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan
ulkus lama di mukosa dan adanya sel inflamasi
kronik.
Akper Notokusumo Yogyakarta
MANIFESTASI KLINIS
• Perforasi apendiks
• Peritonitis Abses
• Dehidrasi.
• Sepsis.
• Elektrolit darah tidak seimbang.
• Pneumoni.
1. Pemeriksaan laboratorium
- Hitung jenis leukosit dengan
hasil leukositosis.
- Pemeriksaan urin
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Ultrasonografi (USG)
• Pada pemeriksaan TTV (suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah) di dapat takikardi dan
peningkatan frekuensi napas. Kaji adanya demam atau peningkatan suhu tubuh pada
pasca pembedahan.
• Pengkajian status nutrisi dan cairan pada klien apakah klien mengalami anoreksia, mual,
muntah dan kembung, hal ini kemungkinan efek dari anestesi pasca pembedahan. Dengan
mengkaji turgor kulit, kelembapan mukosa mulut, pengisian kapiler, intake dan output
cairan
• Pengkajian nyeri, jika klien mengalami nyeri abdomen didaerah luka insisi bedah, maka
perawat harus melakukan pengkaji karakteristik nyeri yaitu yang meliputi durasi, frekuensi,
skala nyeri, hal apa yang dapat menurunkan dan meningkatkan nyeri.