You are on page 1of 59

• Subtitle

1
Outline
1. Definisi Penyakit

2. Prevalensi

3. Patofisiologi

4. Etiologi : genetik, usia, dll

5. Diagnosis, tanda-tanda, gejala

6. Faktor risiko

7. Penanganan nonfarmol

8. Penanganan farmol

9. Interaksi obat

10. Terminologi medik

11. Studi kasus


2
Definisi dan Klasifikasi
Subtitle

3
Definisi Penyakit

Kanker prostat merupakan suatu penyakit kanker


yang menyerang kelenjar dengan sel-sel prostat,
tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali,
sehingga mendesak dan merusak jaringan
sekitarnya.

4
Prevalensi
Insidensi kanker Prostate
berdasarkan umur
Kanker prostat merupakan kanker yang
paling sering terdapat di kalangan pria
Amerika dan mewakili
penyebab utama kedua dari kematian
terkait-kanker pada semua lelaki. Meskipun
timbulnya penyakit kanker prostat
bertambah selama akhir tahun 1980 dan
awal tahun 1990 mempunyai skrining
prostate-specific antigen (PSA) yang
tersebar luas, kematiankematian dari
kanker prostat telah menurun secara
berlanjut sejak tahun 1995
65-69 70-74 75-79 60-64

5
Klasifikasi

6
Sistem TNM

(T)umor : besar atau luas tumor asal ( Tis = tumor belum menyebar ke
jaringan sekitar; T1-4 = ukuran tumor)
(N)ode : penyebaran kanker ke kelenjar getah bening (N0 = tidak menyebar
ke kelenjar getah bening; N1-3 = derajat penyebaran)
(M)etastase : ada atau tidaknya penyebaran ke organ jauh (M0 = tidak
ada/M1 = ada)

7
Gleason score
Penilaian kanker prostat menggunakan angka dari 1 hingga 5 berdasarkan pada seberapa
banyak sel dalam jaringan kanker terlihat seperti jaringan prostat normal di bawah mikroskop.

8
Kategori Kriteria
Kategori T

Klinis (cT)
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 Tidak ada bukti tumor primer
T1 Secara klinis tumor tanpa gejala yang tidak teraba
T1a Tumor incidental, Temuan histologis di 5% atau kurang dari jaringan yang direseksi
T1b Tumor incidental, Temuan histologis di lebih dari 5% dari jaringan direseksi
T1c Tumor didentifikasi oleh jarum biopsy ditemukan di satu atau kedua sisi, tapi tidak teraba.
T2 Tumor teraba dan terkurung dalam prostat
T2a Tumor melibatkan satu-setengah dari satu sisi atau kurang
T2b Tumor melibatkan lebih dari satu-setengah dari satu sisi tapi tidak kedua belah pihak
T2c Tumor melibatkan kedua belah pihak
Tumor Extraprostatic yang tidak tetap atau tidak menyerang
T3
struktur yang berdekatan
T3a ekstensi Extraprostatic (unilateral atau bilateral)
T3b Tumor menginvasi vesikula seminalis
Tumor terinfeksi atau menginvasi struktur sekitarnya lebih dari vesika seminalis, tumor menginfasi leher blandder dan/atau sfingter ekstema dan/atau
T4
rectum
Patologis (pT)
T2 organ terbatas
T3 ekstensi Extraprostatic
T3a ekstensi Extraprostatic invasi (unilateral atau bilateral) atau mikroskopis dari leher kandung kemih
T3b Tumor menginvasi vesikula seminalis
Tumor terinfeksi atau menginvasi struktur sekitarnya lebih dari vesika seminalis, tumor menginfasi leher blandder dan/atau sfingter ekstema dan/atau
T4
rectum
Kategori N
Nx kelenjar getah bening regional tidak dinilai
N0 Tidak ada kelenjar getah bening regional positif
N1 Metastasis di kelenjar getah bening daerah
Kategori M
M0 tidak ada metastasis jauh
M1 metastasis jauh
M1a meliputi kelenjar limfe nonregional
M1b meliputi tulang
M1c meliputi metastasis jauh yang lain 9
AJCC Stage grouping Stage description
Stage
cT1, N0, M0 Dokter tidak dapat merasakan tumor atau melihatnya dengan
tes seperti USG transectal (ditemukan selama reseksi
Grade Group 1 (Gleason score 6 transurethral dari prostat (TURP) atau didiagnosis dengan biopsi
or less) jarum untuk PSA tinggi) [cT1]. Kanker belum menyebar ke
kelenjar getah bening di dekatnya [N0] atau di tempat lain di
PSA less than 10 tubuh [M0]. Grade Group adalah 1, dan level PSA kurang dari
10.
atau
cT2a, N0, M0 Tumor dapat dirasakan dengan pemeriksaan rektal digital atau
dilihat dengan ultrasound transrektal dan berada dalam
I
Grade Group 1 (Gleason score 6 setengah atau kurang dari hanya satu sisi (kiri atau kanan) dari
or less) prostat [cT2a]. Kanker belum menyebar ke kelenjar getah
bening di dekatnya [N0] atau di tempat lain di tubuh [M0].
PSA less than 10 Grade Group adalah 1, dan level PSA kurang dari 10.

atau
pT2, N0, M0 Prostat telah diangkat dengan operasi, dan tumor itu masih
hanya di prostat [pT2]. Kanker belum menyebar ke kelenjar
Grade Group 1 (Gleason score 6 getah bening di dekatnya [N0] atau di tempat lain pada tubuh
or less) [M0]. Grade Group adalah 1, dan level PSA kurang dari 10.

10
PSA less than 10
cT1, N0, M0 Dokter tidak dapat merasakan tumor atau melihatnya dengan
USG transrektal (baik itu ditemukan selama reseksi transurethral
Grade Group 1 (Gleason score dari prostat (TURP) atau didiagnosis dengan biopsi jarum
6 or less) dilakukan untuk tingkat PSA tinggi) [cT1]. Kanker belum
menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya [N0] atau di
tempat lain di tubuh [M0]. Grade Group adalah 1. Level PSA
PSA at least 10 but less than 20
setidaknya 10 tetapi kurang dari 20.
atau
cT2a or pT2, N0, M0 Tumor dapat dirasakan dengan pemeriksaan rektal digital atau
dilihat dengan ultrasound transrektal dan berada dalam
IIA Grade Group 1 (Gleason score setengah atau kurang dari hanya satu sisi (kiri atau kanan) dari
6 or less) prostat [cT2a]. ATAU prostat telah diangkat dengan operasi,
dan tumor itu masih hanya di prostat [pT2]. Kanker belum
menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya [N0] atau di
PSA at least 10 but less than 20
tempat lain di tubuh [M0]. Grade Group adalah 1. Level PSA
setidaknya 10 tetapi kurang dari 20.
atau
cT2b or cT2c, N0, M0 Tumor dapat dirasakan dengan pemeriksaan rektal digital atau
terlihat dengan USG transrektal. Ia berada di lebih dari setengah
Grade Group 1 (Gleason score sisi prostat [cT2b] atau di kedua sisi prostat [cT2c]. Kanker belum
6 or less) menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya [N0] atau di
tempat lain di tubuh [M0]. Grade Group adalah 1. Level PSA
kurang dari 20.
PSA less than 20
11
T1 or T2, N0, M0 Kanker belum menyebar ke luar prostat. Mungkin (atau mungkin
tidak) dirasakan oleh uji dubur digital atau dilihat dengan USG
IIB Grade Group 2 (Gleason transrektal [T1 atau T2]. Kanker belum menyebar ke kelenjar
score 3+4=7) getah bening di dekatnya [N0] atau di tempat lain di tubuh [M0].
Grade Group adalah 2. Level PSA kurang dari 20.
PSA less than 20

T1 or T2, N0, M0 Kanker belum menyebar ke luar prostat. Mungkin (atau mungkin
tidak) dirasakan oleh uji dubur digital atau dilihat dengan USG
IIC Grade Group 3 or 4 (Gleason transrektal [T1 atau T2]. Kanker belum menyebar ke kelenjar
score 4+3=7 or 8) getah bening di dekatnya [N0] atau di tempat lain di tubuh [M0].
Grade Group adalah 3 atau 4. Level PSA kurang dari 20.
PSA less than 20

12
T1 or T2, N0, M0 Kanker belum menyebar ke luar prostat. Mungkin (atau mungkin
tidak) dirasakan oleh uji dubur digital atau dilihat dengan USG
IIIA Grade Group 1 to 4 transrektal [T1 atau T2]. Kanker belum menyebar ke kelenjar
(Gleason score 8 or getah bening di dekatnya [N0] atau di tempat lain di tubuh [M0].
less) Grade Group adalah 1 hingga 4. Level PSA setidaknya 20.

PSA at least 20

T3 or T4, N0, M0 Kanker telah tumbuh di luar prostat dan mungkin telah menyebar
ke vesikula seminalis [T3], atau telah menyebar ke jaringan lain di
IIIB Grade Group 1 to 4 sebelah prostat, seperti sfingter uretra (otot yang membantu
(Gleason score 8 or mengontrol buang air kecil), rektum, kandung kemih, dan / atau
less) dinding panggul [T4]. Ini belum menyebar ke kelenjar getah
bening di dekatnya [N0] atau di tempat lain di tubuh [M0].
Any PSA Grade Group adalah 1 hingga 4, dan PSA dapat berupa nilai
apa pun.

Any T, N0, M0 Kanker mungkin atau mungkin tidak tumbuh di luar prostat dan
ke jaringan terdekat [T apa saja]. Ini belum menyebar ke kelenjar
IIIC Grade Group 5 getah bening di dekatnya [N0] atau di tempat lain di tubuh [M0].
(Gleason score 9 or 10) Grade Group adalah 5. PSA dapat berupa nilai apa saja.

Any PSA

13
Any T, N1, M0 Tumor mungkin atau mungkin tidak tumbuh menjadi jaringan di
dekat prostat [T apa saja]. Kanker telah menyebar ke kelenjar
IVA Any Grade Group getah bening di dekatnya [N1] tetapi belum menyebar di
tempat lain di tubuh [M0]. Grup Nilai dapat berupa nilai apa
Any PSA pun, dan PSA dapat berupa nilai apa pun.

Any T, any N, M1 Kanker mungkin atau mungkin tidak tumbuh menjadi jaringan di
dekat prostat [T apa saja] dan mungkin atau mungkin tidak
IVB Any Grade Group menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya [N apa saja]. Ini
telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti kelenjar getah
Any PSA bening yang jauh, tulang, atau organ lain [M1]. Grup Nilai dapat
berupa nilai apa pun, dan PSA dapat berupa nilai apa pun.

14
Diagnosis
Subtitle

15
Diagnosa
Pemeriksaan utama dalam menegakkan Kanker prostat adalah
anamnesis perjalanan penyakit, pemeriksaan colok dubur, PSA serum
serta ultrasonografi transrektal/ transabdominal. Diagnosa pasti
didapatkan dari hasil biopsi prostat atau spesimen operasi berupa
adenokarsinoma. Selain itu pemeriksaan histopatologis akan
menentukan derajat dan penyebaran tumor.

16
Digital Rectal Examination

17
Transrectal ultrasonography (TRUS) dan biopsi
prostat

• Sangat dianjurkan bila biopsi prostat dengan guided TRUS, bila tidak
mempunyai TRUS dapat dilakukan biopsi transrektal menggunakan
jarum trucut dengan bimbingan jari. Untuk melakukan biopsi, lokasi
untuk mengambil sampel harus diarahkan ke lateral. Jumlah Core
dianjurkan sebanyak 10-12. Core tambahan dapat diambil dari
daerah yang dicurigai pada colok dubur atau TRUS.

• Dianjurkan untuk melakukan biopsi ulang ketika :

• PSA yang meningkat dan atau menetap pada pemeriksaan ulang


setelah 6 bulan

• Kecurigaan dari colok dubur

• Proliferasi sel asinar kecil yang atipik (ASAP)

• High Grade Prostatic intraepithelial (PIN) lebih dari satu core13


Penentuan waktu yang optimal untuk biopsi ulang adalah 3-6 bulan.
18
TURP Diagnostik
Penggunaan TURP diagnostik untuk biopsi adalah tidak dianjurkan.
Tingkat deteksinya tidak lebih baik dari 8% dan merupakan prosedur
yang tidak adekuat untuk mendeteksi kanker.

19
Patofisiologi dan Etiologi
Subtitle

20
Etiologi

Kanker prostat merupakan penyakit KETURUNAN DAN MUTASI


GEN
idiopatik atau penyakit yang belum
diketahui secara jelas penyebabnya.

Salah satu dugaan kuat penyebab


penyakit ini

21
Faktor resiko
Konsumsi
Sindrom
Metabolisme

Makanan

Penggunaan Gaya
Obat Hidup

22
Normofisiologi

Kelenjar prostat menyekresi


cairan encer, seperti susu,
yang mengandung kalsium,
ion sitrat, ion fosfat, enzim
pembekuan, dan
profibrinolisin. Selama
pengisian, simpai kelenjar
prostat berkontraksi sejalan
dengan kontraksi vas
deferens sehingga cairan
encer seperti susu yang
dikeluarkan oleh kelenjar
prostat menambah jumlah
semen lebih banyak lagi.
23
Patofisiologi
• Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Maecenas
porttitor congue massa. Fusce posuere, magna sed pulvinar ultricies,
purus lectus malesuada libero, sit amet commodo magna eros quis.

• Nunc viverra imperdiet enim. Fusce est. Vivamus a tellus.

• Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et


malesuada fames ac turpis egestas. Proin pharetra nonummy pede.
Mauris et orci.

24
Gejala Klinis
• Kesulitan ketika berkemih dan sering berkemih

• Nyeri saat berkemih

• Keluar darah saat berkemih

• Sulit buang air besar

• Sering berkemih di malam hari

25
PENANGANAN

26
Tujuan Terapi
Mengurangi
Kanker prostat tingkat dini morbiditas dan mortalitas
akibat kanker prostat

Meringankan gejala
Kanker prostat tingkat lanjut dan memperbaiki
kualitas hidup

27
Pendekatan Umum pada Pengobatan
Pengobatan kanker prostat tahap dini yaitu berdasarkan :

Tahap penyakit,

Skor Gleason,

Gejala, dan harapan hidup pasien.

Kanker prostat umumnya didiagnosis melalui PSA dan DRE kemudian ditunjang dengan biopsi, dimana skor Gleason ditetapkan.

28
Manajemen awal untuk Kanker Prostat dengan
Risiko Kekambuhan Rendah dan Menengah
Resiko kekambuhan Kelangsungan hidup yang diharapkan Pilihan terapi awal
Sangat rendah
T1c Kurang dari 20 tahun Observasi aktif
20 tahun atau lebih  Observasi aktif,
 radikal prostektomi dengan atau tanpa pengurangan
kelenjar getah bening pelvis,
 radikal radioterapi
Rendah
T1-T2a dan Gleason 2-6 Lebih dari 10 tahun  Observasi aktif,
dan PSA kurang dari 10  radikal prostektomi dengan atau tanpa pengurangan
ng/ml dan tumor dalam kelenjar getah bening pelvis
spesimen < 5% Kurang dari 10 tahun Observasi aktif
Sedang
T2b-T2c atau Gleason 7 10 tahun atau kurang  Observasi aktif,
atau PSA 10-20 ng/ml  radikal prostektomi dengan pengurangan kelenjar
getah bening pelvis,
 terapi radiasi dengan atau tanpa neoadjuvan terapi
deprivasi androgen dengan atau tanpa brachytherapy
10 tahun atau lebih  radikal prostektomi dengan pengurangan kelenjar
getah bening pelvis,
 terapi radiasi dengan atau tanpa neoadjuvan terapi
deprivasi androgen dengan atau tanpa brachytherapy

29
Manajemen awal untuk Kanker Prostat dengan
Risiko Kekambuhan Tinggi dan Sangat Tinggi
Risiko kekambuhan Pilihan terapi awal
tinggi
T3a, Gleason 8-10, PSA lebih  Terapi radiasi dan terapi deprivasi androgena(2-3 tahun) dengan atau
dari 20 ng/mL tanpa brachytherapy, atau
 radikal prostektomi dan pengurangan kelenjar getah bening pelvis
Sangat tinggi
T3b-T4  Terapi radiasi dan terapi deprivasi androgen (2-3 tahun) dengan atau
tanpa brachytherapy, atau
 radikal prostektomi dan pengurangan kelenjar getah bening pelvis, atau
 terapi deprivasi androgen
Sangat tinggi (metastasis)
T(tipe apa saja), N1  Terapi deprivasi androgen (2-3 tahun)
 Terapi radiasi dan deprivasi androgen (2-3 tahun)
T dan N (tipe apa saja), M1  Terapi deprivasi androgen dengan orchiectomy, atau
 LHRH agonistb + 7 hari antiandrogen, atau
 LHRH agonist + antiandrogen, atau
 LHRH agonist

Deprivasi androgen untuk mencapai level serum testosteron kurang


dari 50 ng/dL 30
Penanganan Non-Farmol

Melakukan Pencegahan Terhadap Faktor Risiko Yang Dapat Diubah

• Menjaga pola hidup sehat seperti berolahraga teratur, beristirahat cukup,


mengatur pola makan, mengurangi merokok dan konsumsi alkohol
• Kenali sindrom metabolism
• Memanajemen stress dan kebahagiaan diri

Memantau Kekambuhan Antigen Spesifik Prostat

• Melakukan Digital Rectal Exam setiap 6 bulan


• Pemantauan efek yang tidak diinginkan setelah terapi

Operasi dan Radio Terapi


• Orichiectomy • Radio Terapi
• Radical Protaectomy

31
Penanganan Farmakologi
LINI PERTAMA
Luteinizing hormone-releasing hormone (LHRH) Agonis
Mekanisme: LH-RH Agonist merupakan metode reversibel pengurangan androgen
yang sama efektifnya dengan orchieoctomy.
Contoh Obat: Leuprolide, leuprolide depot,triptorelin, goserelin.
Efek samping: Kambuhnya penyakit selama minggu pertama terapi seperti nyeri tulang
atau nyeri ketika BAK, impotensi, libido berkurang dan reaksi alergi.
Perhatian: Penurunan kepadatan mineral tulang dapat mempersulit androgen deprivation
therapy (ADT) sehingga dapat meningkatkan resiko osteoporosis, osteopenia, dan
fraktur tulang. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk mengonsumsi kalsium dan
vitamin D

32
Penanganan Farmakologi
LINI PERTAMA
Anti-androgen

antiandrogen Dosis lazim Efek samping

flutamide 750 mg/hari Ginekomastia, hot flushes, gangguan GI (diare), tes


kelainan fungsi hati, nyeri
payudara methemoglobinemia
bicalutamide 50 mg/hari Ginekomastia, hot flushes, gangguan GI (diare), tes kelainan
fungsi hati, nyeri payudara

nilutamide 300 mg/hari untuk Ginekomastia, hot flushes, gangguan GI (mual/konstipasi), tes
bulan pertama, kelainan fungsi hati, nyeri payudara, gangguan visual (gangguan
kemudian 150 mg/hari saat melihat gelap), intoleransi alkohol, pneumonitis, intestisial

33
Penanganan Farmakologi
LINI PERTAMA
Gonadotropin-Releasing Hormone Antagonists
• Contoh Obat: Degarelix
• Mekanisme Obat: Berikatan secara reversibel dengan reseptor GnRH
di kelenjar pituitari sehingga dapat mengurangi produksi testosterone ke
tingkatan katrasi selama 7 hari atau kurang. Salah satu keuntungan
degarelix adalah mengurangi risiko tumor flare.
• Rute pemberian: Degarelix diberikan melalui injeksi subkutan setiap 28 hari.

34
Penanganan Farmakologi
LINI PERTAMA
Kombinasi Blokade Hormonal
• Tujuan kombinasi yaitu untuk menghambat androgen dua kali lipat,
sering juga disebut sebagai deprivasi androgen maksimal
• Beberapa telah mempertimbangkan terapi ini sebagai terapi lini
pertama untuk pasien yang baru didiagnosa kanker dikarenakan
minimalisasi gejala yang timbul.
• Kombinasi yang sudah diterapkan yaitu kombinasi dari LHRH agonis atau
ochiectomy dan anti-androgen

35
36
37
38
39
Penanganan Farmakologi
LINI ALTERNATIF
• Perhatian:
Setelah penggunaan terapi agonis LHRH, Jika kadar testosterone tidak
menurun atau melebihi 20 ng/dL, anti-androgen
atau orchiectomy dapat digunakan. Apabila kadar testosterone menuru
n yang disebabkan oleh resistensi terhadap terapi hormonalharus
ditangani menggunakan terapi paliatif.
• Apabila terdapat nyeri, terutama pada daerah tulang yang
termetastasis, terapi paliatif yang dipilih adalah bifosfonat, analgesik, dan
radiasi lokal.
• Apabila terdapat obstruksi saluran kemih bawah dan atas, terapi paliatif
yang dipilih adalah pemasangan kateter, sistostomi, stent uretra

40
Penanganan Farmakologi
LINI ALTERNATIF
Kemoterapi
• Docetaxel 75 mg/m2 setiap 3 minggu dikombinasikan dengan
prednisone 5 mg dua kali sehari, dapat meningkatkan ketahanan pada
castrate-refractory prostat.
cancer. Efek samping paling umum yaitu mual, alopecia, dan
myelosuppression
• Cabazitaxel 25 mg/m2 setiap 3 minggu dengan prednisone 10
mg setiap hari dapat meningkatkan progress signifikan dan ketahanan.
Toksisitas signifikan yaitu neutropenia, febrile
neutropenia, neuropathi dan diare.

41
Tata Laksana untuk Kanker Prostat dengan Kastrasi
(CRPC) dan Hormon Refrakter (HRPC)
Timbulnya resistensi terhadap terapi hormonal merupakan isi penting pada pemberian terapi
hormonal. Kanker prostat ini memiliki sel-sel yang bersifat heterogen (androgen dependen dan
androgen independent)

Perbedaan antara CRPC dan HRPC

HPRC CRPC

• HRPC resisten terhadap semua tindakan hormonal • CRPC jika diberikan terapi hormon lini
kedua masih responsif/hasilnya terlihat,
• HRPC digunakan dengan melihat peningkatan PSA termasuk dengan penghentian
atau peningkatan lesi tulang walaupun sudah antiandrogen, estrogen, dan kortikosteroid
diberikan terapi hormonal sekunder dan anti-
androgen withdrawal minimal 4 minggu dimana • Rekomendasi terapi : Docetaxel untuk
kadar testosterone serum telah mencapai ambang metastatik CRPC; Arbiraterone,
batas kastrasi (20 ng/dL)
enzalutamide untuk asimptomatik CRPC;
Radium-223 untuk metastasis simptomatik
CRPC pada tulang 42
Tatalaksana Kemoterapi

43
44
Interaksi Obat
Nama Obat Interaksi dengan Efek Interaksi Penanganan
LHRH agonis
Leuprolide/Triptoreline Agen antidiabetes Mengurangi efek Penambahan
/Gosereline antidaibetes regimen antidiabetes
Leuprolide Glasdegib Meningkatkan interval Gunakan alternatif
Inotuzumab QTc lain, jika tidak
memungkinkan
Panobinostat lakukan monitoring
QTc
Antiandrogen
Flutamide apalutamide Mengurangi efek Gunakan alternatif
flutamide lain atau adjust dose
dan evaluasi efek
terapinya
idealisib Meningkatkan efek Hindari atau gunakan
flutamide alternatif lain
45
Interaksi Obat

Nama Obat Interaksi dengan Efek Interaksi Penanganan


Nilatamide dihidroergotamine meningkatkan efek hindari dan gunakan
dihidroergotamine alternatif lain
eritromisin Meningkatkan iefek hindari dan
eritromisin gunakan alternatif lain

Flutamide apalutamide Mengurangi efek Gunakan alternatif


flutamide lain atau adjust dose
dan evaluasi efek
terapinya
idealisib Meningkatkan efek Hindari atau gunakan
flutamide alternatif lain

46
Terminologi Medik
Terminologi Pengertian

Kastrasi Tindakan secara operasi atau kimiawi dimana seseorang


kehilangan testis atau ovarium
Terapi paliatif Terapi aktif pada penderita stadium lanjut yang sudah tidak
memberi respon terhadap terapi kuratif. Terapi bersifat holistic,
mengontrol gejala yang timbul secara fisik, psikologis, sosial,
spiritual, dan melibatkan keluarga terdekat penderita
Tumor Flare Peningkatan nyeri tulang dan / atau tumor yang berhubungan
dengan peningkatan sementara ukuran tumor yang mungkin
terjadi setelah dimulainya terapi
PSA protein yang dihasilkan oleh sel prostat untuk mengatur
kekentalan (viskositas) cairan semen (sperma)

47
Monitoring dan Evaluasi
- Pantau ukuran tumor primer, kelenjar getah bening yang terlibat,
dan respons penanda tumor seperti PSA dengan terapi kuratif
definitif. Level PSA diperiksa setiap 6 bulan selama 5 tahun pertama,
lalu setiap tahun.

- Dengan penyakit metastasis, manfaat klinis dapat


didokumentasikan dengan mengevaluasi status kinerja, berat
badan, kualitas hidup, persyaratan analgesik, dan PSA atau DRE
pada interval 3 bulan.

- Pada terapi hormonal dapat dilakukan pemantauan minimal 3-6


bulan sekali pada kadar kreatinin, haemoglobin, dan fungsi hati,
kadar testosterone serum, pemantauan komplikasi metabolik, sidik
tulang, foto toraks, massa jenis tulang
48
Mr. Powers, berusia 66 tahun
memiliki level PSA 8 ng/mL pada
Studi Kasus pemeriksaan rutinnya.
Pemeriksaan fisiknya normal dan
pemeriksaan colok dubur
menunjukkan prostat yang sedikit
membesar. Biopsi prostat
menunjukkan skor Gleason 7
(4+3). Riwayat kesehatannya
baik-baik saja.

Dia menjalani prostatektomi


radikal dan patologi akhir
mengungkapkan skor Gleason 8
(4 + 4) adenokarsinoma yang
melibatkan sekitar 60% kelenjar,
penetapan kapsul, dan
keterlibatan vesikel seminalis
kanan. Selain itu, 1 dari 5 kelenjar
getah bening di sisi kanan
menunjukkan adenokarsinoma
metastasis. Tiga bulan setelah
operasi, PSA-nya tidak terdeteksi.

49
Subjective

Pria, Usia 66 tahun

Riwayat kesehatan baik

50
Objective
Data Laboratorium Kesimpulan
Hemoglobin 15 g/mL Normal
Hematocrit 43% Normal
WBC 7.500 mm3 Normal
Pembelahan normal
Platelet 250.000 Normal
Kadar urea dalam 15 Normal
darah
Kreatinin 1 Normal
Alkalin pospatase normal
Chest X-Ray, Bone Scan, dan Abdominal CT Scan negatif

51
Assesment

• Mr. Powers mengalami adenokarsinoma metastasis


• Skor pT3, N+, Mx, Gleason score 8 (4 + 4)

52
Plan

• Terapi hormonal deprivasi androgen selama 2-3 tahun


Dengan Leuprolide 7.5 mg IM setiap bulan
• Memantau level PSA, DRE setiap interval 3 bulan
• Memantau serum testosterone ~4 minggu setelah inisiasi,
glukosa darah, HbA1C

53
“ Prostate cancer is an insidious disease that arises silently, passes through a curable
phase silently, and becomes incurable silently. If you wait for symptoms to signal, it is
too late to cure it

54
Daftar Pustaka
DiPiro, Joseph T., Terry L. Schwinghammer, Barbara Wells, and Cecily V. DiPiro. 2015. Pharmacotherapy
Handbook.
Mcgrowder, Donovan A., Lennox Anderson Jackson, and Tazhmoye V Crawford. 2012. “Prostate Cancer and
Metabolic Syndrome : Is There a Link ?” 13:1–13.
Mottet, N. et al. 2015. “Guidelines on Prostate Cancer.”
Norris, Leann B. and Jill M. Kolesar. n.d. “139 2319.” 2319–32.
Parker, C., S. Gillessen, A. Heidenreich, A. Horwich, and Guidelines Committee. 2015. “Clinical Practice
Guidelines Cancer of the Prostate : ESMO Clinical Practice Guidelines for Diagnosis , Treatment and Follow-
up † Clinical Practice Guidelines.” 24(May):1–9.
Rainy Umbas et al.2011. Panduan Penanganan Kanker Prostat. Bandung:Ikatan Ahli Urologi Indonesia.
Rider, Jennifer R. et al. 2016. “Platinum Priority – Prostate Cancer Ejaculation Frequency and Risk of Prostate
Cancer : Updated Results with an Additional Decade of Follow-Up.” European Urology 70(6):974–82.
Retrieved (http://dx.doi.org/10.1016/j.eururo.2016.03.027).

55
THANK YOU

56
Pertanyaan dan Jawaban
• Tamara

• Hubungan pemeriksaan glukosa darah pada studi kasus dan penetapan pilihan terapi seperti apa

Terapi hormone dengan LHRH agonis memiliki risiko mempengaruhi metabolism dalam tubuh, salah
satunya yaitu meningkatnya atau on-setnya risiko DM pada pasien. Penetapan pilihan terapi berdasarkan
status/keparahan pasien setelah melalui beberapa pemeriksaan, lalu ditentukan terapinya. Pemilihan
terapi nonfarmol diutamakan karena efek sampingnya lebih sedikit daripada terapi farmakologi

• Ivon

• Pada studi kasus, setelah operasi, kenapa Gleasonnya naik?

• Karena status N pada TNM menunjukkan N+, kanker prostat pada pasien telah bermetastasis sampai kelenjar
getah bening.

57
Pertanyaan dan Jawaban
• Stephanie

• Yang disebutkan dalam etiologi bukannya merupakan termasuk faktor risiko? Bagaimana
pendapatnya?

pada kanker prostat ini masih belum diketahui secara pasti penyebabnya, sehingga beberapa poin
seperti gaya hidup, makanan, dan obat-obatan dapat merupakan etiologi dari kanker prostat

• Hubungan antara terapi non farmol dan farmol dengan manajemen awal

manajemen awal ditentukan berdasarkan status kanker prostat pasien. Manajemen awal diutamakan
untuk tingkatan kekambuhan rendah karena belum bermetastasis dan efek sampingnya kecil.

• Drajat

• Bagaimana cara menentukan skor TNM dan Gleasonnya

skor TNM dapat ditentukan berdasarkan tabel AJCC stage, gleason merupakan total dari uji PSA dan
DRE.

58
Pertanyaan dan Jawaban
• Avilla

• Hubungan makan gorengan sebagai faktor resiko kanker prostat

Gorengan merupakan makanan berminyak dan memiliki banyak kandungan lemak. Lemak di dalam
tubuh mempengaruhi produksi hormone seksual, terutama testosterone. Makanan yang tinggi lemak
menstimulasi produk dari IGF-1 yang akan berdampak pada apoptosis kanker.

59

You might also like