You are on page 1of 26

EPILEPSI

A. Arief Munandar
Bagian Ilmu Penyakit
Saraf
RSUD Undata – Fakultas
Kedokteran Untad
Identitas Pasien
• Nama : An. I
• Umur : 9 Tahun
• Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Alamat : Jl. Veteran
• Masuk RS : 13 Mei 2013
• Tgl periksa : 13 Mei 2013
Anamnesis
• Keluhan utama: Kejang
• Informasi mengenai kel. utama:
kejang diderita sejak 2 tahun yang
lalu dan memburuk sebulan terakhir
ini. orang tua pasien mengaku
anaknya biasanya tiba-tiba diam
kemudian pingsan dan kejang. Lama
kejang sekitar 5 menit, frekuensi
kejang biasanya 3 kali sehari dan
kejang hampir tiap hari. Orang tua
pasien mengaku kejang biasanya
terjadi apabila kaki pasien terbentur
benda ataupun ketika tidur. Kejang
yang diderita satu badan. Pasien
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat kejang 2 tahun lalu
• Tidak ada riwayat kejang demam
• Ada riwayat trauma (jatuh dari
ayunan), tetapi tidak jelas.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
• Gizi : Baik
• Tek. Darah :-
• Nadi : 100 x/menit,
reguler, berisi
• Pernapasan : 24 x/menit, reguler,
pernapasan dada
• Suhu : 37 oC
• Anemis : (-)/(-)
• Ikterus : (-)/(-)
• Sianosis : (-)/(-)
Thoraks
• Inspeksi
• Pergerakan dinding dada simetris
• Palpasi
• Nyeri tekan (-); massa (-)
• Perkusi
• Bunyi sonor (+)/(+); batas paru
normal; batas jantung normal.
• Auskultasi
• Suara napas bronkovesikuler (+)/
(+); rhonki (-)/(-); wheezing (-)/
(-);Bunyi jantung 1&2 murni
reguler
Abdomen
• Inspeksi
• Tampak lemas dan datar
• Auskultasi
• Peristaltik (+) kesan normal
• Perkusi
• Nyeri ketuk (-); Bunyi timpani
(+); Hepatomegali (-)
• Palpasi
• Nyeri tekan (-);
Spleenomegali (-)
Status Neurologis
• GCS
• E4 M6 V5
• Kepala
• Posisi : Sentral
• Penonjolan : (-)
• Ukuran/bentuk :
Normocefal/mesocefal
Status Neurologis
• Nervus cranialis
• N.I  Normosmia
• N.II
• Ketajaman pengelihatan: (6/6)/(6/6)
• Lapangan pengelihatan: (n)/(n)
• N.III,IV,VI
• Ptosis: (-)/(-)
• Exoftalmus: (-)/(-)
• Posisi bola mata: sentral/sentral
• Ukuran pupil: 2mm/2mm (isokor)
• Refleks cahaya: (+)/(+)
• Parese gerak bola mata (-)/(-)
• Nistagmus (-)/(-)
Status Neurologis
• N.V
• Sensibilitas N.V1 : (+)/(+)
• Sensibilitas N.V2 : (+)/(+)
• Sensibilitas N.V3 : (+)/(+)
• Refleks dagu/masseter : (+)
• Refleks kornea : (+)/(+)
• N.VII
• M. frontalis :
normal/normal
• M. orb. Ukuli :
normal/normal
• M. orb. Oris :
Status Neurologis
• N.VIII
• Pendengaran : normal
• Test rinne/weber : tidak dinilai
• Fungsi vestibularis : normal
• N.IX/X
• Posisi arkus faring : simetris
• Refleks menelan/muntah : (+)
• Pengecap 1/3 post. Lidah :
normal/normal
• N.XI
• Memalingkan kepala : normal
• Angkat bahu : normal
Status Neurologis
• N.XII
• Deviasi lidah: (-)
• Fasciculasi : (-)
• Atrof : (-)
• Tremor : (-)
• Ataxia : (-)
Status Neurologis
• Leher
• Kaku kuduk : (-)
• Tanda kernig : (-)/(-)
• Arteri karotis : teraba
• Kelenjar gondok: tidak ada
pembesaran
• Abdomen
• Refleks kulit perut:
(+) (+)
(+) (+)
(+) (+)

• Kolumna vertebralis: Tidak dinilai


Status Neurologis
• Ekstrimitas
• Motorik
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Pergerakan normal normal normal Normal
Kekuatan 5/5/5 5/5/5 5/5/5 5/5/5
Tonus otot Normal Normal Normal Normal
Bentuk otot Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

• Otot yang terganggu: tidak


ada
Status Neurologis
• Refleks fsiologis
Refleks Dextra Sinistra
Biceps (+) (+)
Triceps (+) (+)
Radius (+) (+)
Ulna (+) (+)
KPR (+) (+)
APR (+) (+)

• Klonus
• Lutut : (-)
• Kaki : (-)
Status Neurologis
• Refleks patologis
Refleks Dextra Sinistra
Hoffman (-) (-)
Tromner (-) (-)
Babinski (-) (-)
Chaddock (-) (-)
Schaefer (-) (-)
Gordon (-) (-)
Oppenheim (-) (-)
Status Neurologis
• Sensibilitas
• Nyeri : n/n/n/n
• Suhu : n/n/n/n
• Rasa sikap : n/n/n/n
• Rasa nyeri dalam : n/n/n/n
• Rasa diskriminasi : n/n/n/n
• Stereognosis : n/n/n/n

• Pergerakan abnormal yang


spontan: (-)
Status Neurologis
• Gangguan koordinasi
• Tes jari-hidung : tidak dinilai
• Pronasi-supinasi : tidak dinilai
• Tes tumit-lutut : tidak dinilai
• Tes pegang jari : tidak dinilai
• Gangguan keseimbangan
• Tes romberg : tidak dinilai
• Gait : tidak dinilai
Resume
Pasien laki-laki usia 9 tahu datang ke
poliklinik saraf dengan keluha kejang
sejak 2 tahun yang lalu dan
memburuk sebulan terakhir ini.
pasien biasanya tiba-tiba diam
kemudian pingsan dan kejang. Lama
kejang sekitar 5 menit, frekuensi
kejang biasanya 3 kali sehari dan
kejang hampir tiap hari. kejang
biasanya terjadi apabila kaki pasien
terbentur benda ataupun ketika tidur.
Kejang yang diderita satu badan.
Tidak ditemukan adanya defsit
neurologis fokal.
Diagnosis
•Diagnosis klinis : Kejang tonik-klonik
umum
•Diganosis topis : korteks serebri
•Diagnosis etiologi : Epilepsi
Terapi
•Asam Valproat 2 x ½ tab (15-20
mg/kgBB/hr) (sediaan tab 250 mg)
Prognosis
•Qua ad vitam : Bonam
•Qua ad sanationan : dubia ad
bonam
Diskusi
• Epilepsi suatu kondisi terjadinya
pelepasan aktivitas energi listrik otak yang
berlebihan dan mendadak, sehingga
menyebabkan bangkitan berulang dan
terganggunya kerja otak.

• Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar


adanya bangkitan berulang (minimal 2
kali) tanpa provokasi dengan atau tanpa
adanya gambaran epilepsi form pada
EEG.
• Tujuan terapi epilepsi mengupayakan
tercapainya kualitas hidup optimal .
• Prinsip terapi OAE:
• OAE diberikan bila:
• Diagnosis epilepsi sudah pasti
• Memastikan faktor pencetus
• Terdapat minimal 2 bangkitan dalam
setahun
• Penderita atau keluarga diberitahu segala
hal tentang OAE
• Terapi dimulai dg monoterapi
• Memulai dg dosis rendah
• Perhatikan efek samping
Pemilihan OAE berdasarkan
bangkitan
OAE Bangkitan Bangkitan Bangkitan Bangkitan Bangkitan
Fokal umum tonik lena mioklonik
sekunder klonik
Fenitoin + + + - -
Carbamzepin + + + - -
As. Valproat + + + + +
Fenobarbital + + + 0 ?+
Gabapentin + + ?+ 0 ?-
Lamotrigin + + + + ±
Topiramat + + + ? ?+
Zonisamid + + ?+ ?+ ?+
Levetiracetam + + ?+ ?+ ?+
Oxcarbazepin + + + - -
• Penghentian OAE:
• Minimal 2 tahun bebas kejang
• Gambara EEG normal
• Penurunan bertahap 25%/bulan dalam
3-6 bulan
• Bila >1 OAE dimulai dari yg bukan
utama

You might also like