You are on page 1of 37

MEI AHYANTI, SKM., M.Kes.

1. Langit-langit
2. Dinding
3. Lantai
4. Jendela
5. Ventilasi
6. Sarana pembuangan asap
7. Pencahayaan
Dibawah kerangka atap atau kuda-kuda, tujuan :
 Menutup seluruh konstruksi  tidak terlihat & rapi
 Menahan debu, kotoran lain dan air hujan jatuh
melalui celah atap
 Membuat ruangan antara  sbg penyekat shg panas
tdk mudah menjalar kedlm ruangan
Syarat langit-langit
a. Mampu menahan debu dan kotoran lain yg jatuh
dari atap
b. Menutup rangka atap dg konstruksi bebas tikus
c. Tinggi langit-langit sekurang2nya 2,40 m dr
permukaan lantai, kecuali
d. Langit-langit/ kasau miring sekurang2nya
mempunyai tinggi rumah 2,40 m dan tinggi ruang
selebihnya pada titik terendah kurang dari 1,75m,
dan
e. Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan
sekurang2nya sampai 2,40 m.
Syarat dinding :
 Tegak lurus  dpt memikul berat sendiri,
tekanan angin dan dpt memikul beban
diatasnya
 Terpisah dari pondasi oleh lapisan air ±15 cm
dibawah permukaan tanah sampai 20 cm
diatas lantai bangunan  air tanah tdk
meresap naik keatas, shg dinding tdk lembab
dan bersih
 Lubang jendela dan pintu pd dinding  lebar
< 1 m diberi susunan batu, dipasang balok
atau kayu awet.
Harus kuat untuk menahan beban diatasnya  bahan
ubin, kayu plesteran, bambu.

Syarat  tdk licin, stabil, tdk lentur waktu diinjak,


tdk mudah aus, rata dan mudah dibersihkan
Macam-macam lantai :
1. Lantai tanah Stabilitas
terdiri dr tanah, pasir, semen, kapur  sebaiknya
dinaikkan 20 cm dr permukaan tanah agar air tdk
masuk kedalam rumah
2. Lantai papan
umumnya dipakai didaerah rawa/basah.
3. Lantai ubin
paling banyak digunakan  murah/tahan lama,
mudah dibersihkan, tdk mudah dirusak rayap
Yg harus diperhatikan jika lantai papan :
1. sekurang2nya 60 cm diatas tanah dan ruang
bawah tanah harus ada aliran tanah yg baik.
2. Lantai harus disusun rapi dan rapat satu sama lain
 tdk ada lubang, lebih baik dilapisi
perlak/karpet spy tdk lembab
3. Untuk kayu-kayu yg tertanam dlm air harus tahan
air dan rayap, konstruksi diatasnya agar lantai
kayu diatasnya dikeringkan dan diawetkan
 Dibuka pada siang hari  cahaya matahari dpt masuk,
udara berputar
 Cahaya matahari pagi optimal  jendela menghadap ke
timur
 Luas jendela 10 – 20% luas lantai
 Sekurang2nya ada 1 atau > jendela yg berhubungan
langsung dg udara bebas
 Setengah dari luas jendela harus dapat dibuka
 Meluas kearah atas sampai setinggi min. 1,95 m diatas
permukaan lantai.
 Diberi lubang hawa atau saluran angin permukaan langit-
langit (ceiling) luas bersihnya sekurang2nya 5 %dr luas
lantai bersangkutan
 Daerah pantai diperbesar mencapai 1/5 luas ruangan
 Daerah gunung dikurangi 1/20 luas ruangan.
Ventilasi  proses penyediaan udara segar
kedalam suatu ruangan dan pengeluaran
udara kotoran suatu ruangan tertutup baik
secara alamiah maupun secara buatan.

Ventilasi harus lancar untuk menghindari


pengaruh buruk yg merugikan kesehatan
Menurut Sanropie (1989), pengaruh buruk :
1. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruang
kediaman
2. Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari
pernafasan manusia
3. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian
dan mulut manusia
4. Suhu udara dalam ruang ketajaman naik karena
panas yang dikeluarkan oleh badan manusia
5. Kelembaban udara dalam ruang kediaman
bertambah karena penguapan air dan kulit
pernafasan manusia.
 Memiliki
tempat pembuangan asap dapur
Ex. Cerobong asap

Atau
 Terdapat ventilasi yg sesuai untuk penyaluran
asap pada saat memasak di dapur.
Cahaya yg cukup kuat untuk penerangan didalam
rumah merupakan kebutuhan manusia (Sanropie,
1989)

Dapat berasal dari alami maupun buatan


a. Pencahayaan alamiah
 Diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam
ruangan melalui jendela celah-celah atau bagian
ruangan yang terbuka.
 sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-
pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan
standar
 cahaya alami yang memenuhi syarat kesehatan untuk
kamar keluarga dan kamar tidur menurut WHO 60-120
Lux.
 carauntuk menilai baik atau tidaknya penerangan alam
yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai berikut :
1) baik, bila jelas membaca koran dengan
huruf kecil;
2) cukup, bila samar-samar membaca huruf
kecil
3) kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca
dan
4) buruk, bila sukar membaca huruf besar.
 Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah
sangat ditentukan oleh letak dan lebar jendela.
b. Pencahayaan buatan
 Dapat diatur dengan memilih sistem penerangan dengan
pertimbangan penerangan tersebut dapat menumbuhkan
suasana rumah yang lebih menyenangkan.
 Lampu Flouresen ( neon ) sebagai sumber cahaya dapat
memenuhi kebutuhan penerangan karena pada kuat
penerangan yang relative rendah mampu menghasilkan
cahaya dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar.
 Bilaingin menggunakan lampu pijar sebaiknya dipilih yang
warna putih dengan dikombinasikan beberapa lampu
neon.
 Untuk penerangan malam hari dalam ruangan terutama
untuk ruang baca dan ruang kerja, penerangan minimum
adalah 150 Lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40
watt dengan lampu pijar.
Fungsi Tingkat Kelompok Temperatur warna
ruangan pencahayaa Renderasi Warm Cool White Day light
n (Lux) warna White < 3300 K – < 5300 K
3300 K 5300 K
Rumah tinggal
Teras 60 1 atau 2 * *
Ruang tamu 120-150 1 atau 2 *
Ruang makan 120-250 1 atau 2 *
Ruang kerja 120-250 1 * *
Kamar tidur 120-250 1 atau 2 * *
Kamar mandi 250 1 atau 2 * *
Dapur 250 1 atau 2 * *

Renderasi  Kemampuan untuk suatu sumber cahaya


membuat warna akan mendekati warna asli
Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi :
 Jika ukuran ruangan <10m2  buat titik
pengukuran setiap 1 m2 kemudian lakukan
pengukuran pada titik tersebut

 Jika ruangan 10 – 100m2  buat titik pengukuran


setiap 3 m2 kemudian lakukan pengukuran pada
titik tersebut

 Jika ruangan > 100 m2  buat titik pengukuran


setiap 6 m2 kemudian lakukan pengukuran pada
titik tersebut
 Ukurpada setiap titik yang telah ditentukan dg
ketinggian dari lantai 0,75 m.

 Catat
dan hitung rata-rata pengukuran didalam
ruangan

 Lakukan pengukuran diluar ruangan

 Perhitungan :
DF (Direct factor) = X dalam x 100%
Lux luar
1. Sarana air bersih
2. Jamban dan pembuangan tinja
3. Sarana pembuangan air limbah
4. Sarana pembuangan sampah
Air bersih  air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari, kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat diminum apabila telah dimasak.
Air minum  air kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang
diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Coliform tinja/total Coliform
(maks 0 per 100 ml air)
 Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia
masih tinggi.
 Salah satu penyebab tingginya angka kejadian
diare  rendahnya cakupan penduduk yang
memanfaatkan SAB dan jamban serta PHBS
yang belum memadai.
 Menurut data dari 200.000 anak balita yang
meninggal karena diare setiap tahun di Asia,
separuh di antaranya adalah di Indonesia.
Metode pembuangan tinja yang baik dengan jamban, syarat sbb:
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur, jarak jamban > 10 m dari
sumur dan bila membuat lubang jamban jangan sampai dalam
lubang tersebut mencapai sumber air.
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
Kotoran manusia yang dibuang harus tertutup rapat.
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benar benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap
dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan
tidak mahal.
4 cara pembuangan tinja yaitu:
a. Pembuangan tinja di atas tanah, dibuang begitu
saja di atas permuakaan tanah, halaman rumah, di
kebun, di tepi sungai dan sebagainya.
b. Kakus lubang gali (pit pravy),  salah satu yang
paling mendekati persyaratan yang harus dipenuhi.
Tinja dikumpulkan di dalam tanah dan lubang di
bawah tanah, umumnya langsung terletak di bawah
± 90 cm = kedalaman sekitar 2,5 m. Dindingnya
diperkuat dengan batu, dapat ditembok ataupun
tidak, macam kakus ini hanya baik digunakan di
tempat di mana air tanah letaknya dalam.
c. Kakus air (aqua privy), lubang kakus dibuat dari
tangki yang kedap air yang berisi air, terletak
langsung di bawah tempat jongkok. Mrpk peralihan
a/ lubang kakus dengan septic tank. Fungsi tank unt.
menerima, menyimpan, mencernakan tinja serta
melindunginya dari lalat dan serangga lainnya.
Bentuk bulat, bujur sangkar atau empat persegi
panjang diletakkan vertikal dengan diameter antara
90 – 120 cm.
d. Septic Tank  cara yang paling memuaskan dan
dianjurkan. Terdiri dari tangki sedimentasi yang
kedap air dimana tinja dan air ruangan masuk dan
mengalami proses dekomposisi. Di dalam tangki,
tinja akan berada selama 1-3 minggu tergantung
kapasitas tangki.
Pembuangan tinja yang buruk sekali berhubungan dengan
kurangnya penyediaan air bersih dan fasilitas kesehatan
lainnya.
Kondisi ini akan mempersukar penilaian peranan masing-
masing komponen dalam transmisi penyakit namun
sudah diketahui bahwa terhadap hubungan antara tinja
dengan status kesehatan.
Hubungan keduanya dapat bersifat langsung ataupun tak
langsung.
Efek langsung misalnya dapat mengurangi insiden penyakit
tertentu yang dapat ditularkan karena kontaminasi
dengan tinja, ex. thypus abdominalis, kolera dan lain-
lain,
Hubungan tak langsung dari pembuangan tinja ini
bermacam-macam, tetapi umumnya berkaitan dengan
komponen-komponen lain dalam sanitasi lingkungan.
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari
rendahnya persentase penduduk yang terkoneksi
dengan sistem pembuangan limbah (sewerag
system).
Pegolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi
lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah
tersebut.
Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai
daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan
yang timbul karena pencemaraan air limbah
tersebut. Namun alam tersebut mempunyai
kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya,
sehingga air limbah perlu dibuang.
Cara sederhana pengolahan air buangan :
a. Pengenceran
Air limbah diencerkan sampai mencapai
konsentrasi yang cukup rendah, baru dibuang ke
badan-badan air. Bertambahnya penduduk, makin
meningkat kegiatan manusia, jumlah air limbah
yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan
air pengenceran banyak pula cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi.
Kerugian : bahaya kontaminasi terhadap badan-
badan air masih tetap ada, pengendapan yang
akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap
badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau,
dan sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan
banjir.
b. Kolam Oksidasi
Prinsipnya adalah pemanfaatan sinar
matahari, ganggang (algae), bakteri dan
oksigen dalam proses pembersihan alamiah.
Air limbah dialirkan kedalam kolam
berbentuk segi empat dengan kedalaman
antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam
tidak perlu diberi lapisan apapun.
Lokasi kolam harus jauh dari daerah
pemukiman, dan didaerah yang terbuka,
sehingga memungkinkan memungkinkan
sirkulasi angin dengan baik.
c. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang
digali, dan air akan merembes masuk kedalam
tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat
digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau
perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan.
Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah
dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah
potong hewan, dan lain-lainya dimana kandungan
zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang
diperlukan oleh tanam-tanaman.
 Sampah merupakan sisa hasil kegiatan
manusia, yang keberadaannya banyak
menimbulkan masalah apabila tidak
dikelola dengan baik.
 Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan
dalam dua bagian yakni sampah organik
(sampah basah) dan sampah anorganik
(sampah kering).
Teknik pengelolaan sampah yang baik
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Penimbulan sampah
b. Penyimpanan sampah
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan
kembali
d. Pengangkutan
e. Pembuangan.
Syarat tempat sampah :
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat
sehingga tidak mudah bocor, kedap air.
b. Harus mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat
sedemikian rupa sehingga mudah dibuka,
dikosongkan isinya serta mudah dibersihkan. Sangat
dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau
ditutup tanpa mengotori tangan.
c. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga
mudah diangkat oleh satu orang atau ditutup.
d. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik
serangga atau binatang-binatang lainnya seperti
tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
ISPA
Diare
TBC
DBD
Syndrome Syok Dengue
Malaria
Kecacingan

You might also like