Professional Documents
Culture Documents
1. Langit-langit
2. Dinding
3. Lantai
4. Jendela
5. Ventilasi
6. Sarana pembuangan asap
7. Pencahayaan
Dibawah kerangka atap atau kuda-kuda, tujuan :
Menutup seluruh konstruksi tidak terlihat & rapi
Menahan debu, kotoran lain dan air hujan jatuh
melalui celah atap
Membuat ruangan antara sbg penyekat shg panas
tdk mudah menjalar kedlm ruangan
Syarat langit-langit
a. Mampu menahan debu dan kotoran lain yg jatuh
dari atap
b. Menutup rangka atap dg konstruksi bebas tikus
c. Tinggi langit-langit sekurang2nya 2,40 m dr
permukaan lantai, kecuali
d. Langit-langit/ kasau miring sekurang2nya
mempunyai tinggi rumah 2,40 m dan tinggi ruang
selebihnya pada titik terendah kurang dari 1,75m,
dan
e. Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan
sekurang2nya sampai 2,40 m.
Syarat dinding :
Tegak lurus dpt memikul berat sendiri,
tekanan angin dan dpt memikul beban
diatasnya
Terpisah dari pondasi oleh lapisan air ±15 cm
dibawah permukaan tanah sampai 20 cm
diatas lantai bangunan air tanah tdk
meresap naik keatas, shg dinding tdk lembab
dan bersih
Lubang jendela dan pintu pd dinding lebar
< 1 m diberi susunan batu, dipasang balok
atau kayu awet.
Harus kuat untuk menahan beban diatasnya bahan
ubin, kayu plesteran, bambu.
Atau
Terdapat ventilasi yg sesuai untuk penyaluran
asap pada saat memasak di dapur.
Cahaya yg cukup kuat untuk penerangan didalam
rumah merupakan kebutuhan manusia (Sanropie,
1989)
Catat
dan hitung rata-rata pengukuran didalam
ruangan
Perhitungan :
DF (Direct factor) = X dalam x 100%
Lux luar
1. Sarana air bersih
2. Jamban dan pembuangan tinja
3. Sarana pembuangan air limbah
4. Sarana pembuangan sampah
Air bersih air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari, kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat diminum apabila telah dimasak.
Air minum air kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang
diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Coliform tinja/total Coliform
(maks 0 per 100 ml air)
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia
masih tinggi.
Salah satu penyebab tingginya angka kejadian
diare rendahnya cakupan penduduk yang
memanfaatkan SAB dan jamban serta PHBS
yang belum memadai.
Menurut data dari 200.000 anak balita yang
meninggal karena diare setiap tahun di Asia,
separuh di antaranya adalah di Indonesia.
Metode pembuangan tinja yang baik dengan jamban, syarat sbb:
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur, jarak jamban > 10 m dari
sumur dan bila membuat lubang jamban jangan sampai dalam
lubang tersebut mencapai sumber air.
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain.
Kotoran manusia yang dibuang harus tertutup rapat.
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benar benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap
dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan
tidak mahal.
4 cara pembuangan tinja yaitu:
a. Pembuangan tinja di atas tanah, dibuang begitu
saja di atas permuakaan tanah, halaman rumah, di
kebun, di tepi sungai dan sebagainya.
b. Kakus lubang gali (pit pravy), salah satu yang
paling mendekati persyaratan yang harus dipenuhi.
Tinja dikumpulkan di dalam tanah dan lubang di
bawah tanah, umumnya langsung terletak di bawah
± 90 cm = kedalaman sekitar 2,5 m. Dindingnya
diperkuat dengan batu, dapat ditembok ataupun
tidak, macam kakus ini hanya baik digunakan di
tempat di mana air tanah letaknya dalam.
c. Kakus air (aqua privy), lubang kakus dibuat dari
tangki yang kedap air yang berisi air, terletak
langsung di bawah tempat jongkok. Mrpk peralihan
a/ lubang kakus dengan septic tank. Fungsi tank unt.
menerima, menyimpan, mencernakan tinja serta
melindunginya dari lalat dan serangga lainnya.
Bentuk bulat, bujur sangkar atau empat persegi
panjang diletakkan vertikal dengan diameter antara
90 – 120 cm.
d. Septic Tank cara yang paling memuaskan dan
dianjurkan. Terdiri dari tangki sedimentasi yang
kedap air dimana tinja dan air ruangan masuk dan
mengalami proses dekomposisi. Di dalam tangki,
tinja akan berada selama 1-3 minggu tergantung
kapasitas tangki.
Pembuangan tinja yang buruk sekali berhubungan dengan
kurangnya penyediaan air bersih dan fasilitas kesehatan
lainnya.
Kondisi ini akan mempersukar penilaian peranan masing-
masing komponen dalam transmisi penyakit namun
sudah diketahui bahwa terhadap hubungan antara tinja
dengan status kesehatan.
Hubungan keduanya dapat bersifat langsung ataupun tak
langsung.
Efek langsung misalnya dapat mengurangi insiden penyakit
tertentu yang dapat ditularkan karena kontaminasi
dengan tinja, ex. thypus abdominalis, kolera dan lain-
lain,
Hubungan tak langsung dari pembuangan tinja ini
bermacam-macam, tetapi umumnya berkaitan dengan
komponen-komponen lain dalam sanitasi lingkungan.
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari
rendahnya persentase penduduk yang terkoneksi
dengan sistem pembuangan limbah (sewerag
system).
Pegolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi
lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah
tersebut.
Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai
daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan
yang timbul karena pencemaraan air limbah
tersebut. Namun alam tersebut mempunyai
kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya,
sehingga air limbah perlu dibuang.
Cara sederhana pengolahan air buangan :
a. Pengenceran
Air limbah diencerkan sampai mencapai
konsentrasi yang cukup rendah, baru dibuang ke
badan-badan air. Bertambahnya penduduk, makin
meningkat kegiatan manusia, jumlah air limbah
yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan
air pengenceran banyak pula cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi.
Kerugian : bahaya kontaminasi terhadap badan-
badan air masih tetap ada, pengendapan yang
akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap
badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau,
dan sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan
banjir.
b. Kolam Oksidasi
Prinsipnya adalah pemanfaatan sinar
matahari, ganggang (algae), bakteri dan
oksigen dalam proses pembersihan alamiah.
Air limbah dialirkan kedalam kolam
berbentuk segi empat dengan kedalaman
antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam
tidak perlu diberi lapisan apapun.
Lokasi kolam harus jauh dari daerah
pemukiman, dan didaerah yang terbuka,
sehingga memungkinkan memungkinkan
sirkulasi angin dengan baik.
c. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang
digali, dan air akan merembes masuk kedalam
tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat
digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau
perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan.
Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah
dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah
potong hewan, dan lain-lainya dimana kandungan
zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang
diperlukan oleh tanam-tanaman.
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan
manusia, yang keberadaannya banyak
menimbulkan masalah apabila tidak
dikelola dengan baik.
Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan
dalam dua bagian yakni sampah organik
(sampah basah) dan sampah anorganik
(sampah kering).
Teknik pengelolaan sampah yang baik
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Penimbulan sampah
b. Penyimpanan sampah
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan
kembali
d. Pengangkutan
e. Pembuangan.
Syarat tempat sampah :
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat
sehingga tidak mudah bocor, kedap air.
b. Harus mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat
sedemikian rupa sehingga mudah dibuka,
dikosongkan isinya serta mudah dibersihkan. Sangat
dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau
ditutup tanpa mengotori tangan.
c. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga
mudah diangkat oleh satu orang atau ditutup.
d. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik
serangga atau binatang-binatang lainnya seperti
tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
ISPA
Diare
TBC
DBD
Syndrome Syok Dengue
Malaria
Kecacingan