You are on page 1of 31

REFERAT FORENSIK

WHIPLASH INJURY
PENDAHULUAN

Whiplash associated disorder/ whiplash injury merupakan cedera yang


sering terjadi (83%)pada kecelakaan. Sebesar 10% disertai penurunan
kesadaran saat di IGD merupakan pasien cedera servikal. Di Amerika
terjadi 4 orang per 1000 penduduk. Lebih sering cedera pada servikal
C3-C7 dibanding C1 C2.
Whiplash merupakan istilah umum dari kerusakan jaringan daerah
servikal dan yang paling fatal adalah cedera medulla spinalis. Whiplash
terjadi akibat aselerasi dan deselerasi pada kepala dan leher.
Gejala tersering nyeri leher, pusing, kaku pada leher, pandangan kabur,
tinnitus, mual, nyeri punggung.
• Whiplash injury adalah penyebab
umum dari disabilitas kronik dan
cedera servikal yang paling
sering menimbulkan kecacatan
dan kematian, dari beberapa
penelitian terdapat korelasi
antara tingkat cedera servikal
dengan morbiditas dan
mortalitas, yaitu semakin tinggi
tingkat cedera servikal semakin
tinggi pula morbiditas dan
mortalitasnya
DEFINISI

Quebec task force (QTF): whiplash


adalah cedera pada tulang atau
jaringan lunak yang terjadi akibat
benturan dari belakang atau
samping pada kecelakaan
kendaraan bermotor, dan akibat
insiden lain yang mengakibatkan
terjadinya mekanisme perpindahan
energi dalam bentuk akselarasi-
deselerasi ke bagian leher.
EPIDEMIOLOGI

Pertama yang dilaporkan oleh Crowe pada tahun 1928.


Di Amerika Serikat 20-52% dari kecelakaan lalu lintas termasuk whiplash injury.
Kejadian tahunan dari whiplash injury sekitar 3,8 per 1.000 penduduk per tahun.
Ada lebih banyak dari 1.000.000 kasus baru per tahun. Tahun 2014, 34% cedera
kecelakaan lalu lintas jalan dinilai oleh dokter forensik di Barcelona adalah karena
whiplash injury.
ANATOMI

Leher memiliki tujuh buah vertebae servikal. Verteberae


servikal pertama (atlas) adalah cincin tulang tulang yang
bagian atasnya bertemu dengan dasar tulang tengkorak
dan bagian bawahnya bertemu dengan vertebrae servikal
kedua (axis).

Gambar ini merupakan gambaran tulang atlas terlihat dari atas.


• FP: Prosessus Facet yang menghubungkan dengan tulang
tengkorak diatasnya.
• SC: Canalis spinalis tempat lewatnya saraf spinalis.
• VA: Foramen Transversarium tempat lewatnya arteri yang
memperdarahi saraf servical dan bagian bawah otak.
• VB: corpus vertebrae.
• SP: prosessus Spinosus.
• TP: Prosessus Transversus.
• P: Pedikel. Atlas
• Gambar ini merupakan gambaran tulang axis
dilihat dari atas.
• FP: Prosessus Facet.
• SC: Canalis Spinalis.
• Od: Prosessus Odontoid ligament yang
melekatkan axis dengan atlas.
• VA: Foramen yang merupakan tempat
lewatnya arteri.
• VB: Corpus Vertebrae.
• SP: Prosessus Spinosus.
• TP: Prosessus Transversus.
• P: Pedikel.

Axis
Gambaran Atlas dan Axis yang terpisah.

Gambaran Atlas dan Axis yang tersambung dilihat dari samping.


Ligamen memiliki kemampuan meregang untuk LIGAMEN
mengikuti pergerakan tubuh dan sementara disaat
yang sama tetap kuat dan melindungi dari trauma.
• AL: Ligamentum Longitudinalis Anterior
• PL: Ligamentum Longitudinalis Posterior
• D: Diskus Intervertebralis
• VB: Corpus Vertebrae

Bagian depan vertebrae terdapat ligamentum


longitudinal anterior yang memanjang
kebawah sepanjang tulang belakang.

Bagian belakang belakang dari corpus vertebrae


ada ligamentum longitudinal posterior.
Ligamen lain dari vertebrae servical dilihat dari samping

Ada sejumlah ligamen lain yang berjalan diantara vertebrae yang


berdekatan. Dimana dua pedikel dari masing-masing vertebrae
bertemu ada ligamen flavum yang juga berjalan memanjang.
Diantara prosessus spinosus terdapat juga ligamen interspinosus.
Diantara prossesus transversus terdapat ligamen intertransversus.
Ligament ini diharapakan memberikan perlindungan terhadap
tulang belakang.
• LF: Ligamentum Flavum
• ISL: Ligamentum Interspinosus
• ITL: Ligamentum Intertransversum

Fungsi dari ligamen antara lain :


1. Mendukung stabilitas sendi.
2. Menyerap energi saat terjadi trauma.
3. Sebagai transducer antar sendi selama terjadi gerakaan.
OTOT

• Ada sejumlah otot yang ikut berperan dalam pergerakan


dan perlindungan leher. Mereka adalah sepasang
trapezius, sternokleidomastoideus, scaleneus, splenius
capitis, semispinalis capitis, semispinalis cervicis,
longissimus cervicis, rectus capitis dan interspinalis
cervicis.
• Otot-otot tersebut akan berespon terhadap variasi
pergerakan leher dan memberikan stimulasi untuk
menstabilkan. Ketika otot terpuntir yang terjasi pada
whiplash injury, ini didasarkan pada otot-otot diatas.

Gambar tersebut adalah otot-otot superfisial besar


dibagian depan leher
• Scm: Otot sternokleidomastoideus yang melekat
pada tengkorak, clavicula dan sternum.
• Tr: Otot trapezius yang melekat pada tengkorak,
prosessus spinosus dan tulang bahu.
• Sc: Otot scaleneus yang melekat pada tulang leher
dan bagian atas tulang iga.
• Cl: Clavicula.
• St: Sternum
M E D UL LA S PINALIS
DAN N E RVUS

Medulla Spinalis menurun melalui bagian dari


bawah tengkorak dan berjalan dalam canal
silindris yang dibentuk oleh vertebrae. Ruangan ini
disebut canalis spinalis. Nervus meninggalkan
medulla spinalis dibagian kiri dan kanan dengan
melewati lubang meninggalkan vertebrae yang
berdekatan yang dinamakan foramen
intervertebrae

Nervus spinalis berjalan dari foramen


intervertebralis yang berjumlah 31 pasang.
Berasal dari sulkus postero lateralis dan antero
lateralis yang akan berkumpul ke lateral sebagai
radix spinalis. Tujuh saraf servikal mendapat nama
menurut vertebrae yang lansung dibawah tempat
keluarnya melalui foramen intervertebralis.
Contohnya cervical III yang berjalan foramen
intervertebralis II dan III. Saraf spinal lain diberi
nama menurut vertebrae tang terdapat diatas IF: Foramen Intervertebralis
tempat keluarnya SN: Nervus Spinalis
PERGERAKAN
LEHER

• Lingkup gerak sendi berhubungan


dengan fleksibilitas. Fleksibilitas adalah
kemampuan suatu jaringan atau otot untuk
memanjang semaksimal mungkin sehingga
tubuh dapat bergerak dengan lingkup gerak
sendi yang penuh, tanpa disertai rasa nyeri.
Leher melindung medulla spinalis saat fleksi
dan melakukan pergerakan. Stabilitas tulang
belakang cervical disediakan oleh
kombinasi sendi zygapophyseal, banyak
ligament dan otot. Ekstensi, fleksi, gerakan
lateral, dan rotasi diinduksi oleh orientasi
sendi zygapophyseal.
Gerakan leher yang utama adalah fleksi yaitu membawa dagu kearah dada,
ekstensi yaitu membawa kepala ke belakang untuk melihat langit-langit,
rotasi yaitu memutar kepala ke kanan dan kiri, dan lateral fleksi yaitu
membawa telinga kearah bahu.
ETIOLOGI DAN MEKANISME

Whiplash injury: kecelakaan mobil di


mana orang yang
mengendarai/penumpang mobil
dalam keadaan tidak bergerak dan
ditabrak dari belakang tanpa disadari.

Terjadi hiperekstensi

Terjadi hiperfleksi segera


DIAGNOSIS

• Untuk diagnosis Whiplash Injury, mekanisme cedera


harus jelas dan khas.
• Klinis: nyeri pada leher, kaku leher, nyeri lengan,
parastesia, kelemahan lengan, nyeri kepala, gangguan
penglihatan, maslah ingatan & konsentrasi, tinnitus,
nausea, gangguan psikologis seperti depresi, ansietas,
hipokondriasis.
• Fase akut, sulit diidentifikasi secara radiologis. Hanya
dilakukan pada grade III-IV.
DIAGNOSIS

Temuan radiologis yang sering ditemukan


yaitu penyakit degenerative yang sudah
ada sebelumnya, kelainan tulang belakang,
melihat patah tulang atau tidak.
Potongan Sagital-short Tau Inversion Recovery (STIR) yang menunjukkan
robekan komplit dari ligamen anterior longitudinal (panah), a) komplit
robekan ligament posterior longitudinal (panah pendek). b) robekan dari
ligamentun nuchae (dua panah pendek), b) trauma kapsular facet (panah), c)
trauma ligament interspinosus (dua panah pendek), d) juga catatan pada
keadaan memar dari vertebra thorakalis
• GRADE 0
tidak ada keluhan pada leher. Tidak ada tanda-tanda fisik.

• GRADE I
nyeri di leher, kaku atau nyeri saja. Tidak ada tanda-tanda
fisik.
KLASIFIKASI
WHIPLASH- • GRADE II
ASSOCIATED Keluhan di leher dan tanda-tanda musculoskeletal.
DISORDERS Tanda musculo-skeletal berupa penurunan range of
motions (luas gerak sendi) dan terdapat titik nyeri di
BERDASARKAN leher.
QUEBEC TASK
FORCE (QTF) • GRADE III
keluhan di leher dan tanda-tanda neurologis. Tanda
neurologis berupa penurunan atau hilangnya reflex
tendon dalam, kelemahan dan deficit sensoris.

• GRADE IV
keluhan di leher dan fraktur atau dislokasi.
TATA LAKSANA

Whiplash injuries pada fase akut sulit untik diterapi. Pasien mungkin
hanya memiliki gejala subjektif seperti nyeri dan paresthesia tanpa
kelainan fisik dan radiologis. Penelitian yang lebih baru menunjukkan
bahwa exercise, istirahat dan pembatasan gerak menunjukkan hasil yang
lebih baik. Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan analgesik seperti
parasetamol, golongan NSAID atau jika nyeri hebat dapat diberikan
opioid oral.
KLASIFIKASI GENERIK
Paracetamol Paracetamol
NSAID Ibuprofen, diclofenac sodium, naproxen,
celecoxib, meloxicam, total.
Compound analgesic (opioid) Paracetamol/codein
Compound analgesic (Non- opioid) Paracetamol/caffein
Opioid Orphenadrine/paracetamol, total,
omycodone, fentanyl, tramadol,
buprenorphine
• The chin nod exercise

• Head rotation
Side bending

Bending & extension


1. Gangguan penglihatan
2. Kelemahan anggota gerak atas
3. Paraesthesia
4. Gangguan konsentrasi dan memori

KOMPLIKASI
• Faktor yang memperburuk prognosis :
- usia lanjut
- Jenis kelamin perempuan
- posisi saat tumbukan
- keterlambatan memulai pengobatan
PROGNOSIS
- lokasi nyeri awal
- keparahan nyeri tulang belakang leher dan
sakit kepala, sindrom radikuler awal,
osteoartritis sebelumnya untuk trauma
ASPEK FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL
TERIMA KASIH

You might also like