You are on page 1of 106

PEMICU 1

ATLIT DAN KUTU BUKU


KELOMPOK 10
Blok Hematologi
Kelompok 10
Tutor : dr. Erni
Ketua : Sammy Raspati Sofardi (405130115)
Sekretaris : Gishelly M.H (405130083)
Penulis : Florencia Santoso (405130133)
Anggota :
• Bunga Mayapada (405120100)
• Jessica Nadia Dinda (405120140)
• Indra Mahardhika Pradhana (405130015)
• Rakha Munggaran (405130049)
• Alicia Angelina Sutantio (405130077)
• Vonny Gosali (405130086)
• Chindy Marselya Anggraini (405130170)
• Suci Sabila (405130206)
• Jourdy Keintjem (405130210)
Hemopoesis (eritrosit,
leukosit, trombosit)

Faktor yang Pemeriksaan


Fungsi Struktur
mempengaruhi Lab
Learning Objective
1. 3M Eritropoesis
2. 3M Leukopoesis
3. 3M Trombopoesis
4. 3M Faktor yang mempengaruhi hemopoesis
LO1
ERITROPOESIS
Komponen Darah
Padat Eritrosit Phagocytic leokocytes

Leukosit Neutrofil, eosinofil,


basofil, monosit
Trombosit
Komponen
darah Immune leukocytes

Limfosit

Cair Albumin

Faktor koagulasi (faktor VIII dan XI)

Imunoglobulin
Hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula,
mineral dan vitamin
Hemopoesis
• Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses
pembentukan darah.
0-2 bulan: Yolksack
Janin 2-7 bulan: hati, limpa
5-9 bulan: sumsum tulang
Sumsum tulang merah (pada
Bayi
semua tulang)
Vertebra, tulang iga, sternum,
tulang tengkorak, sakrum dan
Dewasa
pelvis, ujung proksimal femur
PRENATAL POSTNATAL

SUMSUM
YOLK TULANG VERTEBRA
SAC

HATI STERNUM

COSTAE
LIMPA
TIBIA
FEMUR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60
HEMOPOESIS
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik

dapat dibagi menjadi :

• Pluripotent (totipotent)stem cell

• Committeed stem cell (sel induk myeloid dan sel induk limfoid)

• Oligopotent stem cell (CFU-GM = colony forming unit-

granulocytelmonocyte)

• Unipotent stem cell (satu jenis sel saja) Contoh: CFU-E (colony

forming unit- erythrocyte); CFU-G (colony forming unit-granulocyte)


2. Lingkungan mikro (microenvirontment) sumsum tulang

•  substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Komponen

lingkungan mikro ini meliputi:

• a) Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang

• b) Sel-sel stroma:

– Sel endotel

– Sel lemak

– Fibroblast

– Makrofag

– Sel reticulum

• c) Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan proteoglikan


HEMOPOESIS
• Lingkungn mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi untuk :

• a. Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran


darah mikro dalam sumsum tulang.

• b. Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan


oleh adanya adhesion molecule.

• c. Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoietic growth


factor, cytokine, dan lain-lain.
HEMOPOESIS
3. Bahan-bahan pembentuk darah

• Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :

– 1. Asam folat dan vitamin B12

– 2. Besi

– 3. Cobalt, magnesium, Cu, Zn.

– 4. Asam amino.

– 5. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain


HEMOPOESIS

4. Mekanisme regulasi
• sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel
dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah
tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh
dengan tepat.

• Produksi komponen darah yang berlebihan ataupun kekurangan


(defisiensi) sama-sama menimbulkan penyakit.
HEMOPOESIS
Zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah :

• a. Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor)

• b. Sitokin (Cytokine)

• c. Hormon hemopoetik spesifik

• d. Hormon nonspesifik
HEMOPOESIS
a. Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) :
– Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)
– Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)
– Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)
– Thrombopoietin
– Burst promoting activity (BPA)
– Stem cell factor (kit ligand)
HEMOPOESIS
b. Sitokin (Cytokine) seperti misalnya

• IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL-9, IL-10.

• Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel darah sendiri, seperti
limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian oleh sel- sel penunjang, seperti
fibroblast dan endotil.

• Sitokin ada yang merangsang pertumbuhan sel induk (stimulatory cytokine), sebagian
lagi menekan pertumbuhan sel induk (inhibitory cytokine).

• Keseimbangan kedua jenis sitokin ini sangat menentukan proses hemopoesis normal.
HEMOPOESIS
c. Hormon hemopoetik spesifik, yaitu Erythrpoietin : merupakan hormon yang

dibentuk diginjal khusus merangsang precursor eritroid.

d. Hormon nonspesifik

• Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk hemopoesis,


seperti :

– Androgen : berfungsi menstimulasi eritropoesis.

– Estrogen : menimbulkan inhibisi eritropoesis.

– Glukokortikoid.

– Growth hormon

– Hormone tiroid
Hematopoietic Growth Factors
Hematopoietic Growth Factors and their target cells
Type of Growth Factor Responding hematopoietic cells
Erythropoietin (EPO) Erythroid progenitors
Granulocyte colony-stimulating factor Granulocytes
(G-CSF)
Interleukin-4 B cells, T cells
Interleukin-7 Lymphoid stem cells
Interleukin-3 Pluripotent precursor cells,
megakaryocytes
Granulocyte-macrophage colony- Pluripotent precursor cells,
stimulating factor (GM-CSF) megakaryocytes
Interleukin-5 B cells, eosinophils
Interleukin-2 T cells
Interleukin-6 T cells, activated B cells, monocytes
Thrombopoietin Megakaryocytes
Macrophage colony-stimulating factor Macrophages, granulocytes
(M-CSF)
Plasma
Mengandung:
• Albumin (60%)
• Globulin (36%)
(Antibodi & protein
transport)
• Clotting Proteins Plasma
(fibrinogen 4%)
• Enzim & Hormon
Konstituen Darah dan Fungsinya
Konstituen Fungsi
Plasma
• Air Medium transpor, membawa panas
• Elektrolit Ekstabilitas membran; distribusi osmotik cairan antara CES
dan CIS; menyangga perubahan pH
• Nutrien, zat sisa, gas, Diangkut dalam darah; gas CO2 darah berperan dalam
hormon keseimbangan asam basa
• Protein Plasma Secara umum, menghasilkan efek osmotik yg penting
dalam distribusi CES antara kompartemen vaskular dan
interstium; menyangga perubahan pH
Albumin Mengangkut banyak bahan; berperan paling besar dalam
menentukan tekanan osmotik koloid
Globulin
Alfa dan Beta Mengangkut banyak bahan tak larut air; faktor pembekuan;
molekul prekusor inaktif
Gama Antibodi
Fibrinogen Prekusor inaktif untuk jalinan fibrin pada pembekuan darah
ERITROPOESIS
• Definisi
Semua proses dimana sel darah
merah di produksi di sumsum
tulang belakang dan mengalami
maturisasi.
Eritropoesis
Rubriblast

Prorubrisit

Rubrisit

Metarubrisit

Eritrosit
Basofil
Diffuse(retikulosit)
Eritrosit
• Rubriblast
– Size: 14–20 mm in diameter
– Sitoplasma:
• Basophilic
• Jumlah yang relatif sedikit
• Terdapat daerah terang  halo
– Nukleus
• Besar, bulat atau oval
• Merah keungu-unguan
• Anak inti sel 1-3
• N/C ratio: 8:1
• Prorubrisit
– Size: 10-16 mm in diameter
– Sitoplasma:
• Basophilic
– Nukleus:
• Relatif besar
• Bulat hingga sedikit oval
• Kromatin kasar
• Anak inti belum terlihat jelas
• N/C: 6:1
• Rubrisit
– Size: 10-12 mm in diameter
– Sitoplasma: biru keabu-abuan hingga
pink keabu-abuan (produksi Hb)
– Nukleus:
• Bulat, eccentri
• Lebih kecil
• Lebih padat
– N/C ratio: 3:1

• Metarubrisit
– Size: 8-10 mm in diameter
– Sitoplasma: lebih pink, jumlahnya meningkat
– Nukleus:
• Piknotik
– N/C ratio: 1:2
Retikulosit

• Size: 7-10 mm in diameter


• Sitoplasma: pink hingga pink
keabu-abuan
• Tidak ada inti
ERITROSIT
• Cakram-bikonkaf.
• ♂ = 4.6 – 6.2 juta/mm3
• ♀ = 4.2 – 5.4 juta/mm3
• Umur 120 hari
• Terdiri dari:
– Air 66%
– Hemoglobin 33%
– Campuran lipid, enzim & protein 1%
SIZE
• Ø bervariasi, N = 7,2 μm dengan variasi ± 1
μm.
• Bila lebih besar dari 9 μm  makrositik
• Bila lebih kecil dari 6 μm  mikrositik
• Bila ukuran bervariasi  anisositosis
SHAPE

• Cakram bikonkaf.
• Tidak mempunyai inti.
• Bila bentuk
bermacam2 
poikilositosis.
• Contoh: Target cell,
Sickle cell, tear-drop
cell, burr cell, dll.
STAINING CHARACTER

• Normokrom  merah muda (asidofil)


• Area sentral lebih pucat tidak lebih dari 1/3.
• Hipokrom  tampak lebih pucat dari eritrosit
normal.
– Terdapat pada : anemia def. besi;
hemoglobinopati.
Enzim dalam eritrosit
• Eritrosit matang : enzim glikolitik dan karbonat
anhidrase.
• Enzim glikolitik utk menghasilkan energi
mekanisme transpor aktif yg berperan dalam
mempertahankan konsentrasi ion yg sesuai dlm sel
• Meski eritrosit mengangkut O2 ke semua jar di
tubuh, tetapi sel ini tidak dpt menggunakan O2 yg
dibawanya utk menghasilkan energi
• Eritrosit hanya mengandalkan glikolisis utk
membentuk ATP, karena eritrosit tidak mempunyai
mitokondria yg merupakan tempat berbagai enzim
utk fosforilasi oksidatif
• Karbonat anhidrase berperan dalam transport CO2
• Enzim ini mengkatalisisis reaksi kunci yg akhirnya
menyebabkan perubahan CO2 yg dihasilkan olh proses
metabolik mjd ion bikarbonat (btk utama
pengangkutan CO2 dalam darah)
FUNGSI ERITROSIT
• Untuk transpor oksigen dan karbondioksida
• Untuk mempertahankan hemoglobin dalam keadaan
tereduksi (ferro).
• Mempertahankan keadaan osmotik walaupun
konsentrasi Hb tinggi dalam sel
ERITROPOIETIN

• Eritropoiesis diatur oleh hormon eritropoietin. Hormon ini dihasilkan


90% di sel interstisial peritubular ginjal dan 10%nya di hati dan tempat
lain.
• Tidak ada cadangan yg sudah dibentuk sebelumnya, dan stimulus untuk
pembentukan eritropoietin adalah tekanan oksiden (O2) dalam jaringan
ginjal.

• Produksi eritropoietin meningkat pada anemia,karena:


- sebab metabolik atau struktural
- hemoglobin tidak dapat melepaskan O2 secara normal
- jika O2 atmosfer rendah atau jika gangguan fungsi jantung atau paru
- kerusakan sirukulasi ginjal mempengaruhi pengiriman O2 ke ginjal

• Eritropoietin merangsang eritropoisesis dengan meningkatkan jumlah sel


progenitor yg terikat untuk eritropoiesis yaitu , BFU E dan CFU E memiliki
reseptor eritropoietin terangsang untuk berproliferasi, berdiferensiasi,
dan menghasilkan hemoglobin.
• zcjkzjc
HEMOGLOBIN
• Hemoglobin adalah molekul protein pada sel
darah merah yang berfungsi sebagai media
transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru paru.
• Kadar hemoglobin menggunakan satuan
gram/dl. Yang artinya banyaknya gram
hemoglobin dalam 100 mililiter darah.
• Kadar Hb normal
bervariasi tergantung :
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Geografi ( tinggi
rendahnya daerah ).
Hemoglobin
Fungsi Hb:
• mengambil O2 dari paru-paru,
• mentransportasikan O2 ke jaringan didalam Pembuluh
darah,
• melepaskan O2 pada jaringan yang membutuhkan.
• Hb selain berikatan dgn O2, berikatan dgn:
– CO2: mengangkutnya dari jaringan kembali ke paru
– H+ dari asam karbonat terionisasi yg dihasilkan
dari CO2  Hb menyangga perubahan pH darah
– CO: apabila terhirup akan menempati bagian Hb
 Keracunan CO !!!
– NO (vasodilator): menjamin darah kaya O2
mengalir lancar -> menstabilkan tekanan darah
Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur
pasien
 Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
 Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
 Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
 Anak anak : 11-13 gram/dl
 Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
 Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
 Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
 Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
 Struktur hemoglobin:
Hemoglobin

HEME GLOBIN

 Heme : - struktur pirol & Fe


- dibentuk dalam mitokondria

 Globin:
- dibentuk dalam ribosom
- 2 pasang rantai polipeptida:
1 pasang rantai a & 1 pasang rantai non-a
(rantai-β,δ, g,ε )
Hemoglobin
Struktur
4 cincin
sintesis mitokondria
Protoporfirin
Heme
1 atom Fe Sirkulasi
dari
sintesa Valensi 2 Transferin

Hemoglobin
Enzim : Succinyl CoA synthetase
ALA-Synthetase
Vitamin : B6 ( co-faktor)
Mineral : Fe, Mg

Kromosom
1ps. Rantai Alfa Globin sintesa
16
Globin
1ps. Rantai Non-Alfa Kromosom
sintesis sintesa
Globin 11
Ribosom
Hemoglobin

Jenis Rantai Polipeptida Globin


• Rantai alfa (α) 141 Asam Amino
• Rantai zeta (ζ) (Rantai Alfa) – Kromosom 16

• Rantai beta (β)


• Rantai gama (γ) 146 Asam Amino
• Rantai delta (δ) (Rantai Beta) – Kromosom 11
• Rantai epsilon (ε)
Hemoglobin
• Hb dapat berikatan dengan O2 membentuk
HbO2 (oksihemoglobin)
• Bila HbO2 melepaskan partikel O2 nya maka ia
dikenal sebagai deoksihemoglobin
• Dapat terjadi ikatan Hb abnormal yang
mengganggu transport oksigen seperti;
– Methemoglobin
– Karboksihemoglobin
– Sulfhemoglobin
Globin
• Merupakan 2 pasang rantai polipetida yang
terdiri dari sepasang rantai α-globin dan
sepasang rantai non α-globin
• Kelompok rantai α-globin disintesa di
kromosom16, terdiri dari rantai α dan ζ
• Kelompok rantai non α-globin disintesa di
kromosom 11, terdiri dari rantai γ, δ, ε
Iron Absorption, Transport & Storage
Fe Protoporfirin

An defisiensi besi Kegagalan sistesis


Maligna
protoporpirin:
Inflamasi kronik
An Sideroblastik

Heme Globin

Talasemia / Hb varian
Kegagalan sintesis globin

Hemoglobin
Pembentukan Hemoglobin
Transferin + Fe

Asam Amino
Transferin Trasnsferin + Fe

Ribosom
Transferin Fe
Rantai alfa dan beta
Feritin
(disimpan)
Globin α₂β₂
Fe
Glisin + B6 + Heme
Suksinil KoA

ALA sintetase
Protoporfirin Hemoglobin

Porfobilinogen
Koproporfirinogen

ALA = Uroporfirinogen
Aminolevulinic Acid
Hemoglobinopati
• Suatu kelainan herediter yang ditandai oleh
kelainan sintesa Hb sebagai akibat kegagalan
pembentukan rantai polipeptida
• Terdiri dari 2 :
– Perubahan struktur : thalasemia
– Perubahan susunan : Hb varian
LO2
LEUKOPOIESIS
Leukopoesis
• Pembentukan dan pematangan sel darah
putih
● Granulositopoiesis

● Agranulositopoiesis

● Monositopoiesis

● Maturasi limfosit
Formation of
Leukocytes

Figure 16.11
GRANULOSITOPOIESIS
● Pembentukan granulosit (neutrofil,
eosinofil, dan basofil)
● Semua sel progenitor granulosit berasal dari
CFC-S
● Granulocyte Progenitor :
● CFU-Eo : lintas eosinofil
● CFU-Ba : lintas Basofil
● CFU-GM
● CFU-G : lintas Neutrofil
● CFU-M : lintas monosit
Maturasi Granulosit
● Maturasi granulosit dibagi menjadi 6 tahap
● Perubahan struktur:
● Ukuran sel menurun
● Kromatin di nukleus mengalami kondensasi
(pemadatan)
● Nukleus berubah bentuk
● Granul di sitoplasma berakumulasi
Maturasi Granulosit
Ukuran besar, inti bulat, merah, kromatin halus,
MIELOBLAS sitoplasma biru kelabu, anak inti 2-5

Inti bulat, kromatin mulai kasar, nukleoli 1-2,


sitoplasma kebiruan, mengandung granula primer
PROMIELOSIT
/ azurofilik
Inti seperti huruf D, warna merah kebiruan,
kromatin kasar, sitoplasma biru kemerahan, mulai
MIELOSIT
ada granula sekunder
Inti mulai melekuk, dengan lekukan kurang dari ½
METAMIELOSIT D inti, warna ungu kebiruan, kromatin kasar, agak
padat, sitoplasma merah kebiruan

Inti entuk huruf U, warna ungu kebiruan,


SEL BATANG kromatin kasar, agak padat, sitoplasma merah
muda

Inti sudah berlobus, dengan benang filament,


SEL SEGMEN
kromatin padat, sitoplasma merah muda
Sel darah putih yang sedang berkembang dapat dibagi menjadi
berbagai kompartemen fisiologik:

1.Kompartemen proliferasi / mitotik:


- pada tahap mieloblas, promielosit, mielosit mampu
membelah diri
2.Kompartemen Pematangan / post mitotik:
- pada tahap metamielosit, neutrofil batang dan segmen 
tidak mitosis lagi
3.Kompartemen Penyimpanan / storage:
- Di dalam ss.tlng sel-sel ini dalam jumlah
berlebihan yang siap dibebaskan jika diperlukan
4.Kompartemen didarah perifer:
- Terdiri atas 2 komponen yaitu komponen marginal yang
berikatan dengan dinding pembuluh darah serta komponen
sirkulasi
Definisi Leukosit
• Leukosit pada umumnya berfungsi sebagai unit pertahanan tubuh
• Secara khususnya, fungsi leukosit ialah
a. Menahan invasi oleh mikroorganisme patogen melalui proses fagositosis
b. Identifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker dalam tubuh
c. Berfungsi sebagai "sel pembersih" dengan cara memfagositosis debris
yang cedera.
• Sel darah putih tidak berwarna
• Memiliki inti
• Dapat bergerak secara amoebeid
• Dapat menembus dinding kapiler /diapedesis
• Normalnya  4.000-10.000/µl
Sekitar 7000-25000 sel per tetes.
• Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per
tetes.
• Leukosit diklasifikasi menjadi :
– granulosit (netrofil, eosinofil, basofil)
– agranulosit (limfosit dan monosit)
• Leukosit dibagi berdasarkan fungsi:
– Monosit dan granulosit  untuk fagositosis
– Limfosit, sel prekusor, sel plasma  untuk imunosit
• Leukosit dibagi berdasarkan ada tidaknya granula :
1. Granulosit
Dibagi menjadi 4:
a.Neutrofil
b.Monosit
c.Eosinofil
d.Basofil
Faktor-faktor pengendali granulopoesis:
1. Faktor pematangan :
Interleukin-1(IL-1),IL-3,IL-5(untuk
eosinofil),IL-6,IL-11
2. Faktor perangsang koloni granulosit-
makrofag:
GM-GSF,CSF granulosit(G-CSF) dan CSF
monosit(M-CSF)
Neutrofil segmen Neutrofil batang Eosinofil

Basofil Monosit
2. Agranulosit
Dibagi menjadi
• Limfosit B
• Limfosit T
Tempat berdiferensiasi sampai sel T matang ada
dari korteks sampai medula. Sel T akan terbagi
menjadi 3 dalam fase ini:
–Sel T yang reaktif terhadap diri akan dieliminasi
–Sel T yang kurang spesifisiras terhadap molekul
antigen akan di seleksi positif
–Sel T yang matang akan menghasilkan CD4 dan sel s
itotoksik yang menghasilkan CD8
FUNGSI MACAM – MACAM LEUKOSIT
Jenis Fungsi Ciri-ciri
Neutrofil ●Pertahanan tubuh berupa • Ø ± 10 - 12 μm
migrasi ke tempat-tempat • Jumlah 65 – 75%
infeksi dan peradangan. •Lama hidup 6-10 jam
●Pengenalan dan pengolahan •Mempunyai granula merah muda halus
antigen asing. atau merah muda keunguan
●Fagositosis dan • Jenis granula :
pemusnahan. o Granula Primer – tampak pada
stadium promielosit
●Pencernaan debris jaringan
o Granula Sekunder – timbul dari
dan mikroorganisme.
stadium mielosit, makin tua makin
●Mematikan sel-sel yg terikat banyak
antibodi melalui suatu proses • Neutrofil Batang : Inti berbentuk tapal
Antibody dependent cellular kuda
cytotoxicity. • Neutrofil segmen :
●Mencegah invasi oleh o Inti 2 – 5 lobus dihubungkan benang
mikroorganisme patogen. kromatin halus.
o Nukleolus sukar dilihat.
●Melokalisasi dan mematikan
patogen apabila telah terjadi o Pd ♀ ± 3% neutrofil mengandung
invasi “Drum Stick” (Kromosom
kelamin/seks).
Eosinofil ●Berperan khusus dalam •Ø ± 10 - 15 μm.
respons alergi. •Jumlah 2 – 4 %.
●Pembuangan fibrin yg •Peningkatan: Eosinofilia.
terbentuk selama •Berada dalam darah kurang
inflamasi. dari 8 jam  jarin gan,
●Mampu melakukan berfungsi untuk beberapa hari
fagositosis, namun tidak •Inti 2 lobus
bersifat bakterisidal. •Sitoplasma khas granula
kasar refraktil yg seragam
●Mengandung enzim yg
ukurannya, distribusi merata,
menginaktifkan mediator-
tdk menutupi inti, warna
mediator peradangan.
merah atau oranye. terlihat
●Berespons terhadap dengan pewarnaan Wright
rangsangan kemotaktik atau Giemsa sebab
seperti neutrofil. mengandung protein basa
●Dapat merusak larva •Granula mengandung
parasit cacing tertentu. peroksidase dan merupakan
lisosom
Basofil ●Di jaringan, memiliki Ø ± 10 – 12 μm.
reseptor IgE di membran Jumlah 0,5 – 1%
selnya. Reseptor-reseptor ini Batas inti sering tidak
bereaksi dgn alergen dan teratur, kadang terbagi
IgE utk memicu pengeluaran dua lobus.
mediator-mediator vasoaktif. Granula sitoplasma kasar
●Degranulasi disertai dengan ukuran berbeda-
pelepasan histamin. beda, kadang menutup
●Membebaskan faktor-faktor inti.
kemotaktik dan mediator Granula bersifat basofil
kimiawi peradangan lainnya dan metakromatik
mengandung histamin,
●Berperan memunculkan
heparin dan serotonin
reaksi alergi
(Granula ini tidak
merupakan lisosim)
Setelah masuk jaringan
menjadi “mast cell”
Monosit ●Di jaringan menjadi Sel besar, Ø ± 12 - 20 μm.
makrofag. Jumlah 3 – 8%.
●Pada peradangan dpt Waktu paruh dalam darah
merangsang monosit 12 – 100 jam.
Ke jaringan sebagai
bermigrasi dari darah ke
makrofag ± 70 hari.
jaringan, tetapi dgn kecepatan
Bila bersatu membentuk sel
yg lebih kecil drpd neutrofil. datia
●Berperan dlm byk Inti bentuk bervariasi
mekanisme pertahanan (lonjong, tapal kuda, ginjal)
pejamu. umumnya terletak eksentris.
●Sangat aktif dlm fagositosis Khas: lipatan inti ; Nukleoli
dan pemusnahan sukar dilihat.
mikroorganisme. Kromatin kurang padat dan
tersusun lebih fibriler
●Interaksi kompleks dgn daripada limfosit.
imunogen dan dgn konstituen Sitoplasma relatif banyak,
selular dan protein sistem dgn Wright bwarna biru
imun. abu2/ bervakuol dan
●Pengenalan dan pengolahan mengandung granula
antigen. azurofilik (lisosom) bersatu
membentuk sel datia
Limfosit ●Berinteraksi dgn antigen dan •Jumlah 20 – 35 %.
menimbulkan respons •Limfosit kecil : Ø 7 μm
imun. o Inti bulat dgn lekukan
Respons imun: pd satu sisi, dikitari
sitoplasma sempit (biru
1. Humoral  dalam
krn mengandung
bentuk produksi antibodi.
ribosom).
2. Diperantai oleh limfosit; o Kromatin inti sangat
disertai pengeluaran padat terpulas gelap dan
berbagai limfokin oleh anak inti tidak tampak.
limfosit. o Tidak memiliki granula
3. Sitotoksik, disertai spesifik & azurofilik
pembentukan limfosit •Limfosit besar: Ø 12 μm
pembunuh sitotoksik. o Meningkat pd peny
virus & imunodefisiensi
Terdapat 2 subtipe utama: tertentu.
o Inti lebih besar dari
- Limfosit-T berperan dlm
limfosit kecil.
imunitas selular dan
o Sitoplasma lebih
memodulasi responsivitas
banyak dari limfosit
imun.
kecil.
- Limfosit-B utk imunitas o Granula azurofilik
humoral dan berwarna ungu
pembentukan antibodi. kemerahan (reddish-
purple)
Sel T

• Killer cells (“cytotoxic”)

71
Sel B

72
Sel Darah Putih yang Dewasa
LO3
TROMBOPOESIS
Trombopoiesis
• Trombopoiesis  Pembentukan trombosit
• MEGAKARIOBLAST  PROMEGAKARIOSIT 
MEGAKARIOSIT  MEGAKARIOSIT EFEKTIF
4000n TROMBOSIT
TROMBOSIT / PLATELET :
Diproduksi di sumsum tulang.
Precursor : Megakaryoblast

Promegakaryocyte

Megakaryocyte

Megakaryocyte effective

Trombosit

Diameter: 2-4 mikron


Normal : 150.000-400.000/ ml darah
Sifat: mudah pecah, mudah melekat, tidak tersebar rata, dalam
peredaran darah
76
Normal : 150.000 – 400.000 / ml darah
Disimpan dalam limpa : 24 – 36 jam
Nama Gambar Morfologi dan Ciri

-20% dari megakariosit SST


-6 – 24 ЦM
Megakarioblas -Nukleus > Sitoplasma
-Sitoplasma basofilik
-Belum ada granula α
-25% dari megakariosit SST
-14 – 30 ЦM
Promegakariosit -Nukleus > Sitoplasma
-Sitoplasma kurang basofilik
-Ada granula α
-55% dari megakariosit SST
Megakariosit -40 - 60 ЦM
-Nukleus < Sitoplasma
-Ada granula α

-2 – 4 ЦM
Trombosit -Mudah hancur
-Mudah menempel
Didalam sitoplasma terdapat faktor
aktif seperti
• Molekul aktin dan miosin (protein kontraktil yg
terdapat di otot) dan trombosin shg
menyebabkan trombosit berkontraksi
• Sisa RE dan aparatus golgi menyintesis enzim dan
menyimpan sejumlah besar kalsium
• Mitokondria dan sistem enzim mampu membuat
ATP dan ADP
• Growth factor menyebabkan penggandaan dan
pertumbuhan sel endotel pembuluh darah,
fibroblas shg menimbulkan pertumbuhan selular
yg akhirnya memperbaiki dinding pembuluh yg
rusak
Fungsi trombosit

• Trombosit membantu
dalam proses
pembekuan. Ketika
pembuluh darah
pecah, trombosit
berkumpul di daerah
dan membantu
menutup kebocoran.
Trombosit bertahan
hidup hanya sekitar 9
hari dalam aliran
darah dan secara
konstan akan
digantikan oleh sel-
sel baru.
Clot
Platelet__________________

81
• Reaksi trombosit thd pengontrolan perdarahan
(histologi dasar; Junqueira) :
– Agregasi Primer  diskontinuitas endotel (akibat
cedera), terbentuk sumbatan trombosit sebagai
langkah pertama untuk menghentikan perdarahan
(agregasi trombosit pada kolagen terpapar, melalui
protein – pengikat- kolagen pd membran trombosit)
– Agregasi Sekunder  trombosit pada sumbatan
melepaskan suatu glikoprotein adhesif dan ADP 
memicu agregasi trombosit yg kuat, yg menambah
ukuran sumbatan trombosit.
– Koagulasi Darah  selama agregasi, trombosit 
fibrin, yg membentuk jalinan serat 3 – dimensi yg
menjerat sel –sel darah merah, leukosit, dan
trombosit untuk membentuk suatu bekuan
darah, atau trombus.
– Retraksi Bekuan bekuan darah yg menonjol
kedalam lumen pembuluh darah berkerut karena
adanya imteraksi dari aktin, miosin trombosit,
dan ATP.
– Penghancuran Bekuan  ketika dilindungi oleh
bekuan, dinding pembuluh yg rusak mengalami
restorasi melalui pembentukan jaringan baru.
Bekuan tersebut kemudian dihancurkan,
terutama oleh enzim proteolitik plasmin 
dibentuk oleh aktivasi proenzim plasma
plasminogen  diproduksi o/ endotel penghasil
aktivator plasminogen.
• Reaksi trombosit (kapita selekta)
– Adhesi perlekatan trombosit pd jaringan ikat
subendotel yg terbuka. Mikrofibril subendotel mengikat
multimer VWF (faktor von Willerbrand) yg lebih besar.
– Sekresi  isi granula trombosit disekresikan (ADP,
serotonin, fibrinogen, enzim lisosom, β – tromboglobulin,
faktor penetral heparin). Kolagen + trombin  sintesis
prostaglandin trombosit  pelepasan diasigliserol (yg
mengaktifkan fosforilasi protein melalui protein kinase C)
+ inositol trifosfat (pelepasan ion Ca++ intrasel) dr
membran  tromboksan A2 ↓↓ kadar adenosin
monofosfat siklik (cAMP) dlm trombosit  reaksi
pelepasan.
– Agregasi  ADP dan tromboksan A2  makin
banyak trombosit yg beragregasi pd tempat cedera
vaskular. ADP  trombosit membengkak dan
berdekatan dan melekat dg trombosit lain.
– Aktifitas Prokoagulan  tdpt 2 reaksi yg bergantung
pd ion Ca ++. Reaksi pertama  Faktor Ixa, VIIIa, dan
X dlm pembentukan faktor Xa. Reaksi kedua 
faktor Xa, Va, dan protrombin (II) dlm pembentukan
Trombin.
– Fusi Trombosit  ADP ↑↑, enzim yg dilepaskan,
protein kontraktil trombosit, trombin
LO4
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HEMATOPOESIS
Faktor yang Mempengaruhi
Hematopoiesis
A) Pasokan oksigen ke jaringan:
 Penurunan pasokan oksigen (hipoksia) ke jaringan merangsang
sekresi eritropoietin (EP) hormon.
 Hipoksia merangsang ginjal untuk melepaskan faktor erythropoietic
ginjal (REF).
 Hipoksia merangsang hati untuk menghasilkan globulin jenis khusus.
 REF & globulin bersatu dalam plasma dan bentuk EP.
 EP kemudian menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel
darah merah.
 Erythropoietin mempercepat hampir semua tahap pembentukan sel
darah merah, yaitu merangsang proliferasi & diferensiasi sel-sel
progenitor stem cell untuk menghasilkan sel darah merah yang
matang.
Faktor yang Mempengaruhi
Hematopoiesis
B) Faktor gizi:
• Protein: Protein diperlukan dalam pembentukan sel darah merah.
• Metal ion:
– Besi Fe: sangat penting untuk pembentukan sel darah merah
karena berperan dalam pembentukan bagian hem dari
hemoglobin.
– Tembaga Cu: dibawa & diangkut oleh protein plasma
seruloplasmin. Cu mengkatalisis oksidasi Fe ++(fero) menjadi Fe
+++(feri), reaksi yang harus terjadi sebelum berikatan dengan
transferin dan transpor ion.
– Cobalt Co: merangsang pelepasan EP dari ginjal. Jadi, kelebihan Co
dapat menghasilkan polisitemia
Faktor yang Mempengaruhi
Hematopoiesis
• Vitamin:
– Vitamin B12 & asam folat penting untuk pematangan
akhir sel darah merah karena mereka dibutuhkan
dalam sintesis DNA.
– Defisiensi baik hasil asam folat B12 menyebabkan
kegagalan pematangan inti, sehingga menyebabkan
anemia
– Vitamin C adalah agen pereduksi kuat yang penting
dalam mengurangi bentuk feri besi menjadi fero besi
untuk memfasilitasi penyerapan dan transportasi.
Faktor yang Mempengaruhi Hematopoiesis
C) Faktor hormonal:
• Androgen: meningkatkan eritropoiesis dengan merangsang
produksi eritropoietin dari ginjal.
• Tiroid:
– Merangsang metabolisme semua sel tubuh termasuk sel-sel sumsum
tulang, dengan demikian akan meningkatkan eritropoiesis.
– Hypothyroidism dikaitkan dengan anemia, sementara hipertiroidisme
dikaitkan dengan polisitemia.
• Glukokortikoid:
– Merangsang metabolisme umum dan juga merangsang sumsum
tulang untuk menghasilkan sel darah merah lebih banyak.
– Pada Addison’s disease (hipofungsi dari adrenal korteks) akan
menyebabkan anemia, sementara di Cushing’s disease (hiperfungsi
dari korteks adrenal) meyebabkan polisitemia.
Faktor yang Mempengaruhi
Hematopoiesis
C) Faktor hormonal:
• hipofisis kelenjar: Mempengaruhi eritropoesis baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui aksi
beberapa hormon.
• Haematopoietic growth factors : disekresikan oleh
limfosit, monosit & makrofag untuk mengatur
proliferasi dan diferensiasi proginator stem cell untuk
memproduksi sel darah.
Faktor yang Mempengaruhi
Hematopoiesis
D) Hati & sumsum tulang:
• Hati: hati yang sehat sangat penting untuk
eritropoiesis normal karena hati adalah situs
utama untuk penyimpanan vitamin B12, asam
folat, zat besi & tembaga. Penyakit hati kronis
menyebabkan anemia
• sumsum tulang: Ketika sumsum tulang
dihancurkan oleh iradiasi ion atau obat-
obatan, anemia aplastik akan terjadi.
Konsumsi
zat besi Fase Luminal
Pengolahan di
lambung  duodenum

Absorbsi Fase Mukosal


Penyerapan di
Fe di usus mukosa usus

Fase Korporeal
Transportasi Fe dalam
sirk, utilisasi &
penyimpanan
Absorpsi Besi
Faktor yang Mendukung Faktor yang Menghambat

Besi bentuk ferro Bentuk ferri


Besi anorganik Besi organik
Asam, HCL, Vitamin C Fosfat, Oksalat, Fitat
Zat pelarut : gula, asam Zat pengendap, mis folat
amino Eritropoesis menurun
Eritropoesis meningkat Infeksi
Kehamilan Teh
Hemokhromatosis primer Desferioksamin
Asam folat
Berasal dari daun hijau
Ada 3 gugus: 1 .cincin pteridin
2. asam para amino benzoat
3. 1 dari sejumlah unit asam
glutamat
Simpanan cukup untuk sebulan
Efek def asam folat : gangguan sintesis timidin
(bagian dari DNA)
Defisiensi asupan Gizi
Defisiensi asam folat

Gangguan sintesis timidin


(timidin = bagian dari DNA)

Mempengaruhi pematangan inti


(DNA)
Defisiensi asupan Gizi
Defisiensi vit B12 Karena :
• defisiensi makanan
Gagal membentuk • perubahan keadaan
tetrahidrofolat metabolik
• pertumbuhan bakteri
berlebihan yang perlu vit B12
Pematangan sel tidak usus untuk metabolismenya
normal sehingga terjadi perebutan vit
B12
Sel besar-besar (anemia
megaloblastik)
Faktor-faktor Pembekuan
FAKTOR SINONIM SINTESIS VIT.K Dependen T FUNGSI BENTUK
AKTIF

FI Fibrinogen Hati Tidak Protein bekuan


F II Protombin Hati Ya Serin protease
F III Tissue Fc Jaringan - -
F IV Ion Kalsium - - -
FV Proaccelerin Hati Tidak Kofaktor
F VII Prokonvertin Hati Ya Serin protease
F VIIIC anti-Hemophilic Hati Tidak Kofaktor
F VIII rAg Von-Willebrand Endotel Tidak Kofaktor trombosit
F IX Christmas Fc Hati Ya Serin protease
FX Stuard-prowe Fc Hati Ya Serin protease
F XI Plasma Tromboplatin Hati Tidak Serin protease
Antecedent
F XII Hageman Fc Hati Tidak Serin protease
F XIII Fibrin Stabilizing Fc Hati Tidak Transamidase
Prekalikrein Fletcehr Fc Hati Tidak Serin protease
Hmwk Fitzgerald Fc Hati Tidak Kofaktor
Myeloid Hematopoietic Growth Factor
Lymphoid Hematopoietic Growth
Factors
Serat yang
rendah 
Protein rendah 
masalah
anemia karena
pencernaan
perkembangan
eritrosit
tergantung pada
sintesa protein
(eritropoietin)
Kandungan lemak
tinggi  obesitas
Sodium yang tinggi  darah
tinggi , penyakit jantung ,
maag  mengganggu
penyerapan vitamin B12 yang
akan mengganggu
pembentukan eritrosit 
anemia
AKTIVITAS FISIK
• Olahraga  hipoksia jaringan  memicu
faktor transkripsi HIF-1 (hypoxia induced
factor-1)  di ginjal dan hati  transkripsi
gen eritropoietin  darah  sum-sum tulang
 memicu eritropoesis  eritrosit ↑  Hb
total ↑
Kesimpulan
• Kami sudah mempelajari hematopoesis dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya
• Makanan yang kita makan dapat
mempengaruhi hemopoesis
• Olahraga juga dapat menyebabkan
peningkatan eritropoetin yang memicu
eritropoesis
Saran
• Sebaiknya adik jangan terus-terusan
mengurung diri di kamar, dan juga adik harus
mengganti pola makan.
Daftar Pustaka
• Sherwood L., Fisiologi manusia, edisi 6, EGC, Jakarta, 2012
• Hoffbrand AV, Pettit JE., Essential hematology, 4th edition,
Blackwell Science Limited, Oxford, 2011
• Hillman RS, Ault KA, Leporrier M, et. al., Hematology in clinical
practice, McGraw-Hill Medical, 2011
• William WJ, Beutler E, Erslev AJ, et. al., Hematology, 7th
edition, McGraw-Hill Medical
• Hoffrand AV, Pettit JE. Kapikta Selekta Hematology. Edisi 6.
EGC: Jakarta, 2013
• Kartono D, Soekatri M. 2004. Angka kecukupan mineral : besi,
iodium, seng, mangan, selenium. Di dalam: Ketahanan Pangan
dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi VIII; Jakarta, 17-19 Mei 2004. Jakarta
: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Daftar Pustaka
• http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456
789/37522/4/Chapter%20II.pdf

You might also like