Professional Documents
Culture Documents
Operant behaviors Perilaku instrumental hanyalah perilaku yang dipengaruhi oleh konsekuensi-konsekuensinya Misal: Siswa duduk tertib karena takut dimarahi guru
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU 1. Mengidentifikasi tingkah laku yang bermasalah dan merumuskan masalahnya secara operasional, yang dapat diamati dan diukur. 2. Mengidentifikasi berbagai kemungkinan penyebab timbulnya masalah itu. 3. Menetapkan target tingkah laku yang diinginkan. 4. Merancang dan melaksanakan strategi untuk mengatasi masalah dan mencapai target tingkah laku yang diharapkan dengan memilih dan menggunakan teknik yang tepat. 5. Mengevaluasi proses dan hasil capaian.
I. ANALISIS TINGKAH LAKU 1. Memilih sasaran perubahan: - Pilih satu tingkah laku saja yang akan diubah pada satu waktu - Pilih sasaran yang dapat diamati dan diukur (operasional) - Pilih tingkah laku deselerasi dan akselerasi - Pastikan bahwa sasaran deselerasi dan akselerasi tidak bertentangan
Operasional: - Duduk tidak lebih dari 2 menit, selalu bergerak keliling kelas - Mengganggu orang lain dengan menyerang secara fisik - Tidak pernah mengumpulkan tugas - Selalu mengomentari pekerjaan orang lain - Selalu menentang perintah
2. Menentukan lingkungan: Melakukan observasi/identifikasi kejadian di lingkungan yang menyebabkan munculnya TL deselerasi dan akselerasi, baik dari sisi anteseden maupun konsikuen nya.
Pertanyaan yang harus dijawab..!!! Anteseden: -Dalam aktivitas apa TL tsb muncul? -Apa yg sdg dilakukan guru? -Apa yg sdg dilakukan siswa lain? -Jam brp saat itu? -Kapan TL tsb muncul saat jam pelajaran? (awal, pertengahan, akhir) -Bgm kontak sosial siswa saat itu? Konsikuen: -Bgm respon guru? -Bgm respon siswa lain? -Apa hasil yang dicapai dari mengerjakan tugasnya yang dipersyaratkan?
Ibu Rita (guru Udin) memberikan perhatian yg sangat besar terhadap Udin yg tampak sangat berbakat, tetapi sayangnya Udin tdk pernah memberikan perhatian dg baik terhadap sgl sesuatu. Ibu Rita ingin membantu Udin agar dpt merubah TL nya yg dpt merugikan dirinya tsb. Upaya yg dilakukan Ibu Rita adalah dgn menemui orgtua Udin utk membicarakan masalah tsb. Dari hsl pembicaraan tsb diketemukan bahwa ternyata TL Udin di rmh tidak berbeda dg TL nya di sekolah. Ibu Rita meminta bantuan Kepsek utk mengatasi masalah tsb dgn cara mengirim Udin bbrp kali ke Kepsek. Tetapi akhirnya cara tsb dihenttikan karena tdk memperoleh hsl. Ibu Rita mencoba cara lain dgn melibatkan jasa Psikolog utk melakukan tes psikologi, hasilnya Udi tergolong anak yg mempunyai kemampuan tinggi dan kreatif, namun hiperaktif. Disarankan agar Udin diberikan pengajaran individual dan diberi latihan fisik utk menyalurkan kelebihan energinya sekaligus mencoba mengurangi problem TL nya. Akhirnya Ibu Rita menjumpai seorang konsultan ahli di bid. APTL utk membicarakan masalah Udin.
Karena Udin memiliki keragaman masalah, Ibu Rita memilih satu masalah sebagai sasaran awal utk mengubah TL Udin. Diputuskan TL suka mengacau dan mengabaikan tugas merupakan sasaran yg akan diubah. Konsultan APTL memberikan pengarahan bahwa utk menerapkan prosedur APTL perlu ditentukan TL Udin yg khas/spesifik yg mucul bila Udin mulai berbicara dg teman2nya. Berdasarkan arahan tsb Ibu Rita mengambil keputusan jika Ia dapat mengurangi pembicaraan Udin saat mengerjakan tugas maka kelas akan menjadi lebih tenang. Jadi, berbicara dgn teman merupakan sasaran deselerasi, dan menyelesaikan tugas merupakan sasaran akselerasi. Sebab jika Udin berada dalam situasi mengerjakan tugasnya dia tidak berbicara dgn temannya. Dan ini merupakan sesuatu yang sifatnya positif bagi Udin utk memperoleh reinforcement.