You are on page 1of 16

Tingkah Laku

Behavior is anything that a person says or does


Respondent behaviors Perilaku responden adalah perilaku yang diperoleh oleh rangsangan Misal: Mata berkedip karena adanya sorot cahaya

Operant behaviors Perilaku instrumental hanyalah perilaku yang dipengaruhi oleh konsekuensi-konsekuensinya Misal: Siswa duduk tertib karena takut dimarahi guru

Macam-Macam Masalah Tingkah Laku


1. Behavioral Deficits (kurang)
(too little behavior of a particular type) Anak normal tidak mampu berbicara dengan jelas, atau memakan makanan dalam jumlah yang tak layak (sangat banyak)

2. Behavioral Excesses (berlebih)


(too much behavior of a particular type) Anak normal tetapi masih berguling-guling dan melempar-lemparkan makanannya

3. Behavioral Inappropriatenesses (tidak pantas)


(doing the wrong thing at the right time or place or the right thing at the wrong time or place) Orang dewasa yang tertawa saat bercanda, tetapi juga tertawa pada peristiwa yang menyedihkan

Pengertian Pengubahan Tingkah Laku


Penggunaan secara sistematis teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi tingkah laku sosial tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan tingkah laku tersebut

Prinsip-prinsip Pengubahan Tingkah Laku


1. Kebanyakan tingkah laku manusia adalah hasil belajarnya, karenanya dapat diubah dengan belajar. 2. Target tingkah laku yang mudah diubah adalah tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Tingkah laku itu perlu dirinci dengan jelas indikatornya. 3. Tingkah laku dapat diubah dengan memanipulasi kondisi belajar.

Prinsip-prinsip Pengubahan Tingkah Laku (lanjutan)


4. Meskipun ada keterbatasan tertentu (pengaruh temperamen atau emosional), semua anak berfungsi lebih efektif jika mengalami konsekuensi yang tepat. Reward merupakan konsekuensi yang memperkuat tingkah laku yang diinginkan. Punishment merupakan konsekuensi yg melemahkan tingkah laku yg tdk diinginkan. 5. Tingkah laku siswa dapat diatur, diubah dengan memberikan konsekuensi terhadap tingkah laku di kelas.

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU 1. Mengidentifikasi tingkah laku yang bermasalah dan merumuskan masalahnya secara operasional, yang dapat diamati dan diukur. 2. Mengidentifikasi berbagai kemungkinan penyebab timbulnya masalah itu. 3. Menetapkan target tingkah laku yang diinginkan. 4. Merancang dan melaksanakan strategi untuk mengatasi masalah dan mencapai target tingkah laku yang diharapkan dengan memilih dan menggunakan teknik yang tepat. 5. Mengevaluasi proses dan hasil capaian.

I. ANALISIS TINGKAH LAKU 1. Memilih sasaran perubahan: - Pilih satu tingkah laku saja yang akan diubah pada satu waktu - Pilih sasaran yang dapat diamati dan diukur (operasional) - Pilih tingkah laku deselerasi dan akselerasi - Pastikan bahwa sasaran deselerasi dan akselerasi tidak bertentangan
Operasional: - Duduk tidak lebih dari 2 menit, selalu bergerak keliling kelas - Mengganggu orang lain dengan menyerang secara fisik - Tidak pernah mengumpulkan tugas - Selalu mengomentari pekerjaan orang lain - Selalu menentang perintah

Tidak operasional: hiperaktif, agresif, pemalas, cerewet, pemberontak,

2. Menentukan lingkungan: Melakukan observasi/identifikasi kejadian di lingkungan yang menyebabkan munculnya TL deselerasi dan akselerasi, baik dari sisi anteseden maupun konsikuen nya.
Pertanyaan yang harus dijawab..!!! Anteseden: -Dalam aktivitas apa TL tsb muncul? -Apa yg sdg dilakukan guru? -Apa yg sdg dilakukan siswa lain? -Jam brp saat itu? -Kapan TL tsb muncul saat jam pelajaran? (awal, pertengahan, akhir) -Bgm kontak sosial siswa saat itu? Konsikuen: -Bgm respon guru? -Bgm respon siswa lain? -Apa hasil yang dicapai dari mengerjakan tugasnya yang dipersyaratkan?

Ibu Rita (guru Udin) memberikan perhatian yg sangat besar terhadap Udin yg tampak sangat berbakat, tetapi sayangnya Udin tdk pernah memberikan perhatian dg baik terhadap sgl sesuatu. Ibu Rita ingin membantu Udin agar dpt merubah TL nya yg dpt merugikan dirinya tsb. Upaya yg dilakukan Ibu Rita adalah dgn menemui orgtua Udin utk membicarakan masalah tsb. Dari hsl pembicaraan tsb diketemukan bahwa ternyata TL Udin di rmh tidak berbeda dg TL nya di sekolah. Ibu Rita meminta bantuan Kepsek utk mengatasi masalah tsb dgn cara mengirim Udin bbrp kali ke Kepsek. Tetapi akhirnya cara tsb dihenttikan karena tdk memperoleh hsl. Ibu Rita mencoba cara lain dgn melibatkan jasa Psikolog utk melakukan tes psikologi, hasilnya Udi tergolong anak yg mempunyai kemampuan tinggi dan kreatif, namun hiperaktif. Disarankan agar Udin diberikan pengajaran individual dan diberi latihan fisik utk menyalurkan kelebihan energinya sekaligus mencoba mengurangi problem TL nya. Akhirnya Ibu Rita menjumpai seorang konsultan ahli di bid. APTL utk membicarakan masalah Udin.

Karena Udin memiliki keragaman masalah, Ibu Rita memilih satu masalah sebagai sasaran awal utk mengubah TL Udin. Diputuskan TL suka mengacau dan mengabaikan tugas merupakan sasaran yg akan diubah. Konsultan APTL memberikan pengarahan bahwa utk menerapkan prosedur APTL perlu ditentukan TL Udin yg khas/spesifik yg mucul bila Udin mulai berbicara dg teman2nya. Berdasarkan arahan tsb Ibu Rita mengambil keputusan jika Ia dapat mengurangi pembicaraan Udin saat mengerjakan tugas maka kelas akan menjadi lebih tenang. Jadi, berbicara dgn teman merupakan sasaran deselerasi, dan menyelesaikan tugas merupakan sasaran akselerasi. Sebab jika Udin berada dalam situasi mengerjakan tugasnya dia tidak berbicara dgn temannya. Dan ini merupakan sesuatu yang sifatnya positif bagi Udin utk memperoleh reinforcement.

Merancang Program Pengubahan Tingkah Laku


1. Fase pengukuran tingkah laku awal yang bermasalah (a baseline phase, or preprogram behavioral-assesssment phase) 2. Fase tindakan (treatment phase) 3. Fase tindak lanjut (a follow-up phase).

Perlunya Pengukuran Tingkah Laku Awal


1. Pengukuran yang akurat akan memberikan deskripsi yang jelas tentang permasalahan, apakah perilaku itu betul-betul bermasalah, dan apakah masalahnya betul-betul perlu dipecahkan atau tidak, serta untuk mempertimbangkan apakah kita mampu menanganinya atau perlu dialihtangankan kepada pihak lain. Sering terjadi tingkah laku yang dianggap bermasalah ternyata bukan masalah atau tidak penting untuk dimasalahkan.

Perlunya Pengukuran Perilaku Awal (Lanjutan).


2. Proses pengukuran yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi strategi tindakan (treatment) yang paling baik dan dalam merancang program intervensi yang efektif. 3. Hasil pengukuran yang akurat pada fase baseline dan fase treatment akan menunjukkan secara jelas apakah program pengubahan tingkah laku itu berhasil baik atau tidak. (Open and read: Martin, page 295).

You might also like