You are on page 1of 195

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN UMUM
Safe menurut kamus terjemahan bahasa Indonesia adalah aman, atau kebebasan daripada bahaya atau kecelakaan. Dalam hubungannya dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebenarnya Safety adalah : Suatu usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan tanpa kecelakaan. Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman, sehingga Dapat dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya.

Beberapa hal yang menunjang diberlakukannya Safety di perusahaan perusahaan pada umumnya
I. UNDANG-UNDANG NO. 01 TAHUN 1970 Tenaga Kerja ditempat kerja harus sehat dan selamat Proses Produksi harus aman dan efisien Pengusaha menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang aman II. UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 1992 Kesehatan Kerja diwujudkan guna mencapai produktivitas Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit dan menyediakan syarat kerja Setiap pekerja harus bekerja dengan sehat dan tidak bahaya Keselamatan kerja bertujuan : Untuk mencegah atau menyedakan pencegahan agar karyawan tidak mendapat cedera atau celaka, dan Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat-alat atau material produksi. Tuntunan agama Agama pun mengajarkan tuntunan kepada umat pemeluknya untuk selalu mengutamakan keselamatan. Tujuan hidup manusia : Selamat dan Bahagia di Dunia maupun Akhirat .

Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja :


1. Mencegah terjadinya kecelakaan ( Zero Accident ). 2. Menjamin tempat kerja yang sehat, nyaman, dan aman sehingga dapat menimbulkan semangat kerja. 3. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan. 4. Mencegah atau mengurangi cacat tetap akibat pekerjaan. 5. Mengurangi biaya operasional ( Reduce Operational Cost ) atau mencegah pemborosan terhadap tenaga kerja, modal, peralatan dan sumber-sumber produksi lainnya. 6. Mengamankan, menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendukung kegiatan perusahaan dari kerusakan akibat kecerobohan clan kelalaian kerja. 7. Memperlancar, mengamankan dan meningkatkan produtivitas serta mutu dari produktivitas kerja.

B. PRINSIP KESELAMATAN KERJA

1. Manusia

Lingkungan kerja yang aman Kondisi kerja yang aman Tindakan kerja yang aman

Tidak ada keceLakaan manusia

2. Mesin
Pengawasan Terhadap 4 M 3. Material 4. Metode

AMAN
Tidak ada kerugian barang

Jadi Prinsip Keselamatan Kerja mengadakan pengawasan terhadap 4 M, yakni : Manusia, Mesin, Material dan Metode. Dimana dapat memberikan lingkungan atau suasana kerja yang baik dan aman. Hubungan Keselamatan Kerja dengan Produksi Keselamatan kerja adalah salah satu bagian dari pada produksi dan bagian-bagian produksi lainnya adalah jumlah ( Kuantitas ) dan mutu barang ( Kualitas ). Jadi

Produksi = Kuantitas + Kualitas + Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah Kunci dari Produksi

Pentingnya Pencegahan Kecelakaan


Kecelakaan menimbulkan masalah lingkungan yang serius Ribuan orang kehilangan pekerjaan Jutaan jam kerja hilang tiap tahunnya Penelitian dilakukan terhadap penyebab kecelakaan

Hasil Penelitian
Para pekerja muda dan pekerja baru kemungkinan besar mengalami kecelakaan Rata - rata 1 diantara 34 pekerja mengalami kecelakaan dalam jangka waktu 1 tahun dan kehilangan jam kerja selama 1 minggu atau lebih Di beberapa industri kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat besar

Kecelakaan
Contoh Kecelakaan : Keseleo Jatuh Tergelincir Tersandung Terbentur benda bergerak atau benda jatuh Membentur benda yang diam

Manfaat Keselamatan Kerja


1. Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan. 2. Menjamin suatu hasil yang balk. 3. Menjamin pekerjaan. 4. Menguntungkan masyarakat.

Keuntungan-keuntungan lain

1. Menyelamatkan Pegawai dari Kesakitan / penderitaan sakit, cacat. Kehilangan waktu berharga. Kehilangan mencari nafkah.
2. Menyelamatkan Keluarga dari Kesedihan/ kesusahan. Masa depan yang tidak sempurna. 3. Menyelamatkan Perusahaan dari Kehilangan tenaga kerja. Kehilangan biaya ( langsung maupun tak langsung ). Kehilangan waktu ( melatih / mengganti pegawai ). Tanggung Jawab Keselamatan Kerja adalah mutlak menjadi tanggung Jawab bersama : Pimpinan perusahaan Pengawas lapangan Karyawan Jadi setiap orang bertanggung Jawab terhadap Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja dilaksanakan saat melakukan pekerjaan dan juga diluar pekerjaan, dengan kata lain Keselamatan Kerja diterapkan setiap detik, setiap waktu kapan saja dan dimana saja kita berada.

Kecelakaan Kerja
Adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diduga, tidak diinginkan terjadi secara tiba-tiba dan bersifat merugikan manusia, alat-alat dan material.

KECELAKAAN

Tidak direncanakan Tidak diingini Tidak diduga

Disebabkan

Tindakan tidak aman Kondisi tidak aman

Mengakibatkan
Sebab-sebab Kecelakaan

Produktivitas terhenti
Cedera pada manusia Kerusakan alat/mesin Produksi terganggu Penderitaan keluarga

1. Karena Tidak Tahu

: yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana menjalankan mesin dengan benar dan tidak tahu bahaya - bahaya sehingga terjadi kecelakaan. : yang bersangkutan sebenarnya telah mengetahui cara yang aman akan tetapi karena belum atau kurang terampil, ia akhirnya melakukan kesalahan. : walaupun yang bersangkutan telah mengetahui dengan jelas cara kerja atau peraturan dan yang bersangkutan dapat melaksanakan, tetapi karena tidak punya kemauan akhirnya melakukan kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan.

2. Karena Tidak Mampu

3. Karena Tidak Mau

Secara Garis Besar Kecelakaan Disebabkan :


1. 88 % Faktor Manusia 2. 10 % Faktor Peralatan 3. 2 % Faktor Takdir : Tindakan tidak aman ( unsafe action ) : Kondisi tidak aman ( unsafe condition ) : Diluar kemampuan manusia ( God act )

Pengontrolan Tingkat Resiko 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Eliminasi / Hilangkan Subtitusi / Penggantian Separasi / Isolasi Engineering Control / Konstruksi Adoption of Safe practices Administrative Control Personal Protective Equipment / APD

Kerugian Akibat Kecelakaan Setiap terjaclinya kecelakaan selalu ticlak menguntungkan, melainkan mengakibatkan kerugian yang berdampak buruk terhadap manusia, harta bencla clan lingkungan. Dampak -dampak buruk tersebut secara ekonomis dapat dihitung dalam bentuk kerugian, kehilangan (LOSS).

Kerugian Kecelakaan Diklasifikasikan atas : 1. Kerugian Finansial ( Financial Loss ) 2. Kerugian Sosial ( Social Loss )

Kerugian Dapat Menimpa : 1. Karyawan 2. Keluarga 3. Perusahaan : Kesakitan, cedera, cacat, waktu dan uang. : Kesedihan, pemasukan uang terhambat dan masa depan tidak sempurna. : Kehilangan tenaga kerja, kehilangan biaya kecelakaan langsung maupun tak langsung, kerusakan alat atau mesin dan melatih dan mengganti karyawan baru.

Biaya Kecelakaan
Sebagaimana dijelaskan diatas, baik kerugian finansial dan kerugian sosial dapat dihitung atau dinilai dalam satuan mata uang tertentu dan disebut sebagai biaya. Biaya-biaya kerugian akibat kejadian kecelakaan ini masih dapat kita klasifikasikan lagi menjadi :

1. Biaya Langsung ( Direct Cost ) antara lain : Gaji, upah dan kompensasi Biaya perawatan pengobatan Kerugian kerusakan alat/mesin, material dan perlengkapan lain 2. Biaya Tak Langsung ( Indirect Cost ) antara lain : Kehilangan waktu karena pekerjaan terhenti Menolong karyawan yang mendapat kecelakaan Mempersoalkan apa yang baru saja terjadi

Klasifikasi Kecelakaan di Indonesia 1. Luka Ringan. Korban dalam waktu kurang dari 3 minggu telah dapat bekerja kembali seperti biasa atau kembali kepada pekerjaan semula. 2. Luka Berat. Korban dalam waktu lebih dari 3 minggu baru dapat bekerja kembali seperti biasa.

3. Mati. Korban meninggal dalam waktu 24 jam sesudah terjadinya kecelakaan.


Safety atau Safe mencerminkan keselamatan dan keamanan suatu tempat, tetapi sebenarnya tidak satu tempat pun aman secara 100%

Nothing absolutely free from risk or nothing absolutely safe


Kecelakaan kerja di Indonesia semakin hari semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari gambaran keluaran dari JAMSOSTEK, sebagai berikut :

No
1 2 3

Tahun
1995 1996 1997

Jumlah Kecelakaan
69.971 89.542 8.629

Klaim yang dibayar ( dalam Milyar Rupiah )


44.292 57.610 149.500

Menggunakan peralatan tanpa pelatihan cara menggunakannya Menggunakan tool dan peralatan yang tidak sesuai Penggunaan PPE yang tidak sesuai

Unsafe Act

Unsafe Act

Bercanda di tempat kerja Terburu-buru dan mengambil jalan pintas yang berbahaya menuju workshop Mengalihkan perhatian orang lain yang sedang bekerja

IV. SEBAB SEBAB KECELAKAAN KERJA

Manusia Terburu buru

Tidak menggunakan alat pelindung diri

Sengaja melanggar perturan keselamatan

III. PENCEGAHAN KEBAKARAN

Ketahui letak alat pemadam Kain bekas oli dibuang pada temapt tertutup Dilarang merokok saat mencharger bateri Merokok pada tempat yang telah ditentukan

Unsafe Condition
Kurangnya instruksi tentang cara dan metode bekerja yang aman Kurangnya training Pakaian yang tidak sesuai Penerangan yang kurang Suara bising yang berlebihan Kurangnya alat pengaman pada machine

Mengusahakan lingkungan kerja yang tidak membahayakan

Pada tempat seperti ini vetilasi atau sirkulasi udara sangat kurang Jangan menginjak pedal gas dalam dalam jika dibelakang mobil kita ada orang lain yang sedang berdiri

II. BEKERJA DENGAN AMAN & RAPIH

Pastikan kendaraan terangkat dengan aman

Pastikan part bekas terbungkus dengan rapih

IV. MENANGANI KENDARAAN PELANGGAN

Gunakan fender, seat, floor cover


Jaga kebersihan fender, seat, floor cover Tangan & peralatan kerja bersih Jangan menaruh benda tajam di kantong baju / celana Bersihkan segera oli & minyak rem yang tertumpah Siram dengan air bila cat kena minyak rem

Unsafe Working

Rambut dan mata yang tidak terlindung

Hindari Unsafe Acts

Hilangkan Unsafe Condition

Contoh Unsafe Condition


Lantai yang licin Penerangan yang buruk Workbench yang tidak rapi Hand tool yang rusak Machine yang tidak diberi pengaman Tumpukan barang yang kurang baik

BAHAYA HARUS DILAPORKAN DENGAN SEGERA

Kembangkan Kepedulian Terhadap Safety

MENINGKATKAN MINAT MEMBACA TENTANG PENCEGAHAN KECELAKAAN

Tingkatkan Kepedulian Terhadap Safety

Tingkah Laku di Tempat Kerja


Dalam situasi ini, tindakan ini dibolehkan

SISTEM MANAJEMEN K3
Salah satu perubahan yang nyata dalam tatanan ekonomi dunia saat ini adalah terjadinya proses globalisasi disegala aspek kehidupan ekonomi yang membentuk clunia baru dengan batas-batas antar negara yang yang semakin transparan dan kabur. Globalisasi saat ini bukan saja terbatas pada terbentuknya pasaran produk dan jasa yang berskala global, tetapi terjacli pula pada berkembangnya sistem produksi yang berwawasan global.

Hasil produksi yang diekspor tentunya harus dapat memenuhi standar yang berlaku dipasaran Internasional ISO ( International Standard Organizatioan ).
Mutu produksi, mutu lingkungan dan manusia yang terlibat didalam produksi tersebut, aman dipakai, aman untuk lingkungan dan mempunyai nilai tambah secara ekonomi. UUD 1945 Pasal 27 Mengisyaratkan, bahwa : Setiap warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ". Pemerintah Indonesia secara proaktif melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per 05 / Men / 1996 telah mengeluarkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) . Hiperkes dan keselamatan kerja ( Occupational Healt and Safety ) Sehat dan selamat bukanlah segalanya, tetapi tanpa itu segalanya tidak ada artinya. Health and Safety is not everything, but without it everything is nothing. Tenaga kerja dan penduduk Indonesia secara umum akan bertambah baik dan manusiawi apabila Standard - standard berlaku didunia dapat pula berlaku disetiap tempat kerja di Indonesia

Dalam program pencegahan kecelakaan, alat pelindung diri merupakan usaha pertahahan terakhir. Apabila dengan usaha engineering bahaya tidak dapat dihilangkan, barulah usaha terakhir ini yaitu alat pelindung diri dipakai.
Alasannya ialah pada umunya orang lebih sukar untuk disuruh bekerja dengan menggunakan alat pelindung diri. Bagaimana harus disadari bahwa bahaya baik pada kesehatan ataupun pada keselamatan akan lebih merugikan dengan ketidaknyamanan memakai alat pelindung. Perusahaan harus memberikan alat - alat pelindung diri pada pegawai sesuai pada yang ada dalam pekerjaan / departemen masing masing. Alat pelindung ini ialah : topi keselamatan ( helmet ), respirator / gas masker, kop las, penutup muka, sarung tangan, kaca mata, sepatu keselamatan, schort, sabuk keselamatan dan lain-lain. Pegawai diwajibkan memakai bila pekerjaannya memerlukan perlindungan diri dengan alat - alat pelindung diri, karena dengan cara engineering bahaya tersebut tidak dapat dihilangkan.

HARUS DIPAKAI SESUAI DENGAN MACAM BAHAYA YANG ADA DI TEMPAT

Alat Pelindung Diri


A. KETENTUAN DAN PERATURANNYA Beberapa Ketentuan didalam Pemakaian APD 1. Memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya - bahaya spesifik yang dihadapi oleh tenaga kerja. 2. Berat alat seringan mungkin, tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan. 3. Alat dapat dipakai secara fleksibel. 4. Bentuknya menarik. 5. Tahan untuk pemakaian yang lama. 6. Tidak menimbulkan bahaya tambahan 7. Memenuhi standar yang ada. 8. Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya. 9. Suku cadang mudah didapat. Undang-undang yang Mendukung Pemakaian APD 1. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. ~ Pasal 9 ayat 12 dan Pasal 9 ayat 1 sub C : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan kepada tenaga kerja baru tentang alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan . ~ Pasal 9 ayat 2 : Pengurus hanya dapat memperkerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas . ~ Pasal 12 sub C : Dengan peraturan perundang-undangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan". ~ Pasal 12 sub E Tenaga kerja berhak menyatakan keberatan kerja pada pekerja dimana syarat syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat - alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal - hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas yang masih dapat dipertanggung jawabkan . 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01 / MEN / 1981 tentang kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja. ~ Pasal 4 ayat 3 : Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja .

Personal Protective Equipment


Merupakan salah satu cara yang efektif dan penting untuk mencegah kecelakaan Terbukti mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan atau sakit

Menentukan Jenis PPE


Pernah terjadi Kecelakaan dan luka, atau nyaris terjadi Kecelakaan Identifikasi bahaya yang ditimbulkan Analisa menanggulangi potensial bahaya Analisa berbagai jenis PPE Faktor lain, meliputi hukum dan peraturan yang berlaku

Topi keras Helm Safety Pelindung mata Pelindung kaki Pelindung telinga Pelindung tangan Sarung tangan Pelindung rambut

Personal Protective Equipment


Pelindung tubuh Pakaian Cincin Safety belt/harness Respirator Pemilihan jenis respirator Perawatan Respirator

~ Pasal 5 ayat 2 Tenaga Kerja harus memakai alat - alat perlindungan diri yang diwajibkan untuk pencegahan penyakit akibat kerja .
Klasifikasi Alat Pelindung Diri Menurut fungsinya alat pelindung diri dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Pelindung kepala A. Topi keselamatan B. Pelindung rambut C. Pelindung telinga 2. Pelindung muka dan mata A. Kaca mata B. Perisai muka C. Kedok (helmet pengelas) 3. Pelindung pernapasan. A. Alat pernapasan pembawa oksigen atau udara ( self contained breathing aparatus ACBA ). B. Respirator penyuplai udara. 4. Pelindung tangan, kaki, telapak kaki A. Sarung tangan B. Sepatu keselamatan C. Pelindung kaki 5. Baju pelindung / pakaian kerja khusus

B. ALAT ALAT PELINDUNG


1. Pelindung Kepala / Safety Helmet

2. Pelindung Muka dan Mata / Masker and Safety Goggless

3. Pelindung Telinga / Ear Muff and Ear Plug

4. Pelindung Tangan

5. Pelindung Kaki / Safety Shoes

6. Alat Pelindung Lainnya

Maintain Safety and Cleanliness of Equipment and Work Areas

Safety Sign
Potensi bahaya yang menyebabkan luka :
Bentuk Fisik Kimiawi Ergonomic Radiasi Psikologis Biologis

Contoh Safety Sign

Contoh Safety Sign

Contoh Safety Sign

Contoh Safety Sign

Tempat Kerja

Safety di Tempat Kerja

Bersihkan oli dan cairan

Bersihkan sampah

Safety in the Work Area

Kembalikan peralatan pada tempatnya

Buang sampah pada tempat sampah yang sesuai

JANGAN menggunakan serbuk gergaji untuk mengeringkan fuel atau oli yang tertumpah MEREKA ADALAH SUMBER BAHAYA KEBAKARAN

Ventilasi Workshop
Ventilasi yang jelek berasal dari :
Engine exhaust Pengelasan Bahan pelarut Baterai LPG Semprotan cat Brake lining

Carbon Monoxide adalah gas yang tidak berbau, berasa dan berwarna sehingga kita tidak dapat merasakannya
SANGAT MEMATIKAN

Kendaraan dalam Workshop

Hati - hati ketika membawa kendaraan dalam area workshop

Selalu gunakan penyangga

Prosedur TAG OUT

Mengeluarkan Peralatan setelah Service

Tiap organisasi yang berbeda memiliki metode untuk Tagging Out Machine atau peralatan KETAHUI KEBUTUHAN LOKAL

Udara Bertekanan

Menghilangkan Debu Brake


Vacuum Cleaner

Membersihkan Bearing dengan Udara Bertekanan

Peralatan Pneumatic

Memompa Ban

Gunakan Sangkar Pengaman

Compressor

Safety Valve Compressor


Check Tiap Bulan

Compressor Belt

Sebelum Bekerja dengan Compressor

Compressor - Pengisian Bahan Bakar

Air Transformer and Line Lubricator

Mencegah Unsafe Conditions

Peyimpanan part dan material dengan aman

Sadari Batas Kemampuan Anda

Minta penjelasan sebelum menggunakan peralatan yang belum pernah digunakan

Kondisi Lingkungan

Bersihkan Fitting Lampu

Hati - hati ketika berpindah tempat dari tempat yang gelap ke tempat yang terang

Pencahayaan

Laporka n Peneran gan Yang Rusak

Gunaka n Penghal ang


Gunaka n kabel yang sesuai

Electrical Safety

Perhatikan Electrical Safety

Electrical Safety

Hati - hati ketika bekerja dekat dengan kabel listrik

Jaga Keamanan Kabel Listrik

Laporkan Kerusakan

Kebakaran Elektrik

Jenis - Jenis Terminal

Bekerja dengan Bahan Yang Berbahaya

Simpan Bahan Berbahaya dalam Lemari

Tangani Bahan Berbahaya dengan Hati Hati

Respirator

Gunakan Pembersih Tangan

Bahan Kimia Berbahaya


Zat Azam Menggunakan bahan pereaksi Cairan Pelarut Kapur Degreasing agent Sianida Bensin, solar, dll

Material Safety Data Sheet (MSDS)

Sheet informasi tentang setiap bahan kimia yang berhubungan dengan :


Kandungannya Kemampuan tebakar Kandungan racun Tindakan pencegahan Pengangkutan and penyimpanan

Material Safety Data Sheet (MSDS)

Dan juga memberikan informasi untuk :


Bahaya kesehatan Pertolongan pertama Personal protective equipment Penanganan yang aman Membuang Menyimpan

Material Safety Data Sheet (MSDS)


Disediakan oleh Staf Safety Kontraktor perlu untuk menyediakan MSDS untuk setiap bahan kimia yang dipakai di lapangan Jika anda tidak mengerti MSDS Tanyakan supervisors, staf Safety atau perwakilan OHS

Bahan Kimia

Walaupun bentuk bahan kimia tersebut aman, sebaiknya :

Jangan memercikkan bahan kimia tersebut Hindari menyentuh kulit Hindari menghirup asapnya Hindari meneguknya

Gunakan krim pelindung untuk melindungi kulit

Bahan Kimia

Gunakan :

Sarung tangan yang sesuai Sepatu bot Goggle untuk bahan kimia Respirator

Gunakan ventilasi

Bahan Kimia Tertumpah

Seharusnya ditangani oleh koordinator emergency Matikan/tutup sumbernya Ikuti petunjuk dari MSDS tentang cara membersihkannya

Segera Ganti Pakaian Yang Telah Terkontaminasi

Mencampur dan Menuang Bahan Kimia

Sebelum menangani zat beracun

Pelajari penangkal dan prosedur pertolongan pertama

Gunakan wadah yang bersih dan sesuai Hindari mencampur secara kebetulan

Ganti Penutup Pada Semua Wadah

Zat Azam dan Air

JANGAN PERNAH menuang air kedalam zat azam - karena dapat mengakibatka n larutan tersebut menyembur

Warning!

JANGAN menggunakan botol minuman atau tempat minuman lain untuk menyimpan bahan kimia berbahaya

Warning!

Katalisator untuk bahan campuran keras biasanya digunakan Methyl Ethyl Ketone Peroxide (MEKP) Satu tetes atau percikan kecil dari bahan ini mengenai mata akan merusak jaringan mata dan akan mempercepat proses kebutaan

BAHAYA TEMPAT KERJA


C. KARAKTERISTIK KEBISINGAN Definisi Bising adalah suara-suara yang tidak dikehendaki atau suara - suara yang menimbulkan gangguan terhadap pendengaran. Kehilangan Pendengaran Ketulian dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis dasar, yaitu : 1.Conductive ( bersifat menghantar / menyalurkan ) 2.Functional 3.Perceptive atau sensory neural. 1. Conductive Kehilangan pendengaran conductive ( bersifat mengantar ) disebabkan oleh suatu gangguan atau penyakit didalam telinga luar atau telinga tengah. Penyakit ini mencegah jumlah normal energi untuk mencapai telinga bagian dalam. Kehilangan patologis ini dapat bervariasi mulai dari zat Min ( wax ) yang dibentuk berlebihan didalam kanal telinga luar sampai sklerosis ( pengerasan tulang kurus ) atau pengerasan jaringan sekeliling pelataran kaki stapes dalam jendela oval. Kebanyakan ketidakberesan jenis conductive masih dapat diperbaiki. 2. Functional Kehilangan pendengaran atau ketulian functional adalah suatu kehilangan pendengaran yang tidak mempunyai dasar organik. Si pemilik telinga tidak memanfaatkan sepenuhnya kapasitas pendengarannya walaupun terdapat fakta bahwa tidak ada kerusakan yang sesungguhnya pada mekanisme pendengarannya . 3. Perceptive Ketulian perceptive ( mampu memahami ) adalah ketidakberesan di telinga dalam dan atau disepanjang syaraf cranical ( tengkorak kedelapan ). Jenis kehilangan ini tidak dapat diperbaiki melalui pembedahan atau dengan cara-cara medis lainnya.

Jenis jenis Kebisingan


Jenis atau type dari kebisingan dapat kita bedakan dengan alat pendengaran, yaitu : A. Kebisingan kontinyu, yaitu seperti suara / kebisingan yang kita dengar sepanjang hari pada tempat dimana kita bekerja. B. Kebisingan impact, yaitu jenis kebisingan jika kita membanting sebuah pintu mobil atau seseorang memukul plat besi / metal dengan sebuah martil. C. Kebisingan impulsive, yaitu kebisingan seperti suara peledakan atau suara bedil.

Contoh : Sumber-sumber Kebisingan di Tambang


Secara umum dapat kita ketahui sumber - sumber kebisingan didalam kegiatan tambang, yaitu : A. Power station, genset B. Unit Crusher C. Belt conveyor D. loading point. E. Alat-alat berat (dozer, dump truck, back hoe, loader, scrapper, dan lain-lain ) F. Pemboran G. Peledakan

Teknik Pengendalian Kebisingan A. Teknik Konstruksi Pengurangan kebisingan pada sumbernya dapat dilakukan dengan cara perbaikan pada sumber getarah, tetapi umumnya hal ini dilakukan dengan penelitian dan perencanaan terhadap mesin mesin baru. Untuk itu sangat tergantung pada permintaan para pengguna sebagai pembeli mesin-mesin kepada pabrik pembuatnya dengan memajukan persyaratan kebisingan dari mesin yang sebelumnya. B. Administrasi Yaitu penempatan penghalang pada jalan transmisi dengan isolasi tenaga kerja atau mesin. Untuk perencanaan ini harus sempurna clan bahan yang dipakai harus mampu menyerap suara. Bahan- bahan, penutup harus cukup berat dan berlapis dalam terbuat dari bahan yang menyerap sinar, agar tidak terjadi getaran yang lebih berat.

Alat Pelindung Diri


Pengurangan kebisingan dengan cara melengkapi alat pelindung diri berupa : A. Ear plug B. Semi insert plug C. Helmets Tutup telinga umumnya lebih efektif dibandingkan penyumbat telinga dan lebih enak dipakainya. Didalam penggunaan alat ini harus seleksi sehingga tepat / cocok didalam penggunaannya

Intensitas dan Jam Kerja Yang Diperkenankan

Intensitas ( dB )
85 ( 90 ) 92 95 97 100 105 110 115
*) Di Indonesia nilai ambang batas kebisingan adalah 85 dB.

Waktu Kerja ( Jam )


8 6 4 3 2 1 0,5 0,25

MATERIAL HANDLING
A. PENGERTIAN UMUM
Material Handling (pemindahan barang) adalah bagian pekerjaan yang sering dilakukan di lingkungan, khususnya mekanik, baik di Workshop maupun di Field. Keselamatan didalam proses ini menjadi sangat penting artinya, mengingat banyak kasus kecelakaan kerja yang kita dengar, berasal dari adanya kesalahan prosedur pemilihan peralatan maupun prosedur pengoperasian peralatan angkat. Tujuan

Meyakinkan bahwa pemindahan barang ( Material Handling ) dalam kondisi aman (Safe) baik dari segi peralatan maupun sistem pengoperasian.
Sasaran 1. Meningkatkan kesadaran karyawan / mekanik tentang Material Handling - Safety. 2. Menjamin bahwa peralatan yang ada dalam kondisi aman dan layak pakai. 3. Menjamin barang yang diangkat dalam kondisi baik dan tetap utuh. Jenis - jenis alat angkat 1. Forklift 2. Mobile Crane 3. Overhead Crane 1. Forklift Dilarang mengoperasikan Forklift selain operator atau orang yang telah memiliki SIM. ~ Periksa kondisi Forklift. ~ Saat mengoperasikan Forklift Jangan meninggalkan Forklift engine kondisi hidup. Jangan mengangkut orang berdiri diantara fork yang terangkat. Jangan mengangkat muatan tinggi-tinggi Perhatikan Counter Weight saat membelok. Jangan mengeluarkan anggota bagan saat jalan. Perhatikan ukuran clan berat barang yang diangkat. 2. Mobil Crane Dilarang mengoperasikan Mobile Crane selain Operator / pemilik SIM. Operator wajib di bantu oleh satu orang pembantu yang tahu tata - cara memberi aba - aba. ~ Periksa Kondisi Mobile Crane

Mechanic Development. PT Pamapersada Nusantara

Mengangkat dan Membawa Benda


Pengangkatan Manual :
Mengakibatkan keseleo pada otot dan terkadang mengakibatkan kecelakaan Mengakibatkan cidera permanen pada tulang belakang jika dilakukan dengan cara yang salah

Mengangkat dan Membawa Benda

Untuk mencegah cidera :

Gunakan peralatan mekanis yang sesuai Gunakan peralatan pengaman yang sesuai Pelajari metode yang benar dalam mengangkat dan membawa benda

Gunakan Alat Bantu

Hoist Harus Digunakan Untuk Mengangkat Peralatan Alat Berat

Gunakan Alat Bantu Untuk Mengangkut Beban

Pengangkatan Manual
Angkat beban sesuai kemampuan dan kenyamanan pengangkatan Sendi - sendi pada tulang belakang manusia sangat mudah cidera Tulang belakang tidak mudah cidera apabila dalam keadaan tegak dan lurus

Pengangkatan Manual
Otot yang paling kuat digunakan untuk mengangkat adalah otot paha dan otot pantat Cidera meliputi :
Retak Keseleo Amputasi Usus turun Patah tulang

Teknik Pengangkatan Manual


Ukur besar beban Minta bantuan jika dibutuhkan Berikan ruang untuk beban yang cukup besar Posisikan kaki :
Sedekat mungkin dengan beban Pastikan pijakan kaki anda aman

Ambil posisi seimbang dengan lutut dibengkokkan

Teknik Pengangkatan Manual


Dapatkan pegangan yang bagus :
Aman, pegangan yang kuat, secara diagonal berhadapan dengan benda dengan telapak tangan bukan dengan jari

Jaga punggung agar tetap tegak Pertahankan tubuh bagian atas tetap lurus Kepala tegak, dagu ke dalam

Teknik Pengangkatan Manual


Ambil nafas panjang dan angkat beban dengan meluruskan kaki anda Selesaikan pengangkatan dengan punggung tetap tegak Pertahankan kedua lengan di dalam Kontrol fleksibilitas tubuh pada beban

Teknik Pengangkatan Manual


Menggerakkan beban :
Berjalan tegak lurus dan hindari punggung bengkok baik ke depan maupun ke belakang Jangan menggunakan satu tangan atau menjinjing dengan satu tangan

Sebaliknya :
Sangat penting untuk tetap menjaga punggung tegak ketika menurunkan beban

Teknik Pengangkatan Manual


Pengangkatan secara team :
Satu orang harus memberikan perintah pergerakan untuk menghindari kekacauan dan pergerakan yang serentak

Pengangkatan Yang Tepat


Kepala tegak

Punggun g Tegak

Otot kaki yang melakuka n pengang katan

Pegang yang kuat Kedua tangan saling berhadap an terhadap benda

Hati - Hati Ketika Menempatkan Barang di Tempat Yang Tinggi

Ganjal Untuk Menghindari Benda Menggelinding

Vehicle Hoist
Harus memiliki Working Load Limit (WLL) atau Safe Working Load (SWL) Jangan bekerja dibawah hoist kecuali pengaman telah dipasang

Vehicle Hoist
Jangan menggunakan hoist jika :
Tersentak - sentak Turun dengan sendirinya Naik perlahan lahan Turun sangat pelan Oil keluar dari saluran exhaust Bocor

Laporkan ke supervisor apabila terjadi masalah

Vehicle Hoist
Defective Hoists MUST be tagged out IMMEDIATE LY

Jatuh
2 meter Tindakan mengurangi resiko perlu dilakukan Peralatan safety harus digunakan Training yang tepat pada peralatan yang digunakan

~ Periksa kondisi lingkungan Yakinkan beroperasi pada tanah atau pondasi yang kuat, gunakan papan atau balok - balok untuk menahan jack dari kemungkinan meleset atau amblas. Pastikan daerah ayunan Mobile Crane (360 derajat) dalam kondisi aman dan tidak ada orang / barang yang ada di area tsb. ~ Saat mengoperasikan Crane Jangan mengangkat muatan melebihi kapasitas Crane, perhatikan standard Working Radius / Lifting Height Chart. Pasanglah sling atau rantai betul-betul ditengah hook dan jaga keseimbangan beban untuk masing-masing sling / rantai saat akan mengangkat barang. Jangan melambungkan boom dengan muatan diatas pekerja atau peralatan lain. Orang lain/pembantu operator Crane dilarang berada diatas lantai bak Mobile Crane sewaktu pemuatan / pembongkaran ataupun dalam perjalanan menuju lokasi kerja. Jaga posisi tangan dari kemungkinan - kemungkinan terjepitnya tangan slingsling pengikat. Hentikan proses pengangkatan barang dan segera turunkan barang saat Mobile Crane mulai bergeser atau mulai amblas.
3. Overhead Crane Pengangkatan Manual ~ Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengangkatan Manual Periksa dengan teliti, bagaimana bentuk tepinya, apakah tajam, berlubang, bergerigi, kondisi basah / kotor / licin. Cengkeram dengan kokoh dan erat. Jaga jari dan tangan dari meleset atau tergulir Bersihkan terlebih dahulu kotoran/licin sebelum diangkat. Tangan bersih dan gunakan sarung tangan. Mengangkat benda seharusnya dengan tumpuan berat badan pada kedua kaki. Jangan mengandalkan berat badan dan memporsir bagian pinggang dan punggung. Penyakit Hernia dan Pinggang adalah akibat cara-cara mengangkat yang tidak benar.

CARA MENGANGKAT MANUAL

CARA MENGANGKAT MANUAL


GAMBAR URAIAN Pastikan beban yang akan di angkat tidak melebihi kekuatan anda.Bila dirasakan tidak kuat mengangkat sendiri, cari bantuan. CATATAN

Gunakan selalu sepatu keselamatan ( safety shoes ) karena kaki akan selalu terlindungi.

Mengangkat beban berat harus dengan kekuatan otot kaki, bukan dengan keutaan tulang punggung

Jaga pungung tetap pada posisi tegak / lurus pada waktu mengangkat

CARA MENGANGKAT MANUAL


GAMBAR URAIAN Mengangkat barang pada posisi jongkok dan lengan menempel pada beban. CATATAN

Pada waktu mengangkat jaga posisi beban yang diangkat dekat / rapat dengan tubuh

Bila mengangkat barang yang dapat melukai tangan gunakan sarung tangan kulit

SAFETY OPERASI
(1) (2) (3)

(4)

(5)

(6)

(7)

BAHASA ISYARAT

Kebakaran

Sifat Dasar Api

E. PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN KEBAKARAN PENDAHULUAN


Pendahuluan Kebakaran adalah sesuatu hal yang sangat tidak diinginkan. Jika kebakaran terjadi di perusahaan, akan merugikan semua pihak baik perusahaan maupun, teriaga kerja. Bagi tenaga kerja merupakan penderitaan dan malapetaka terutama mereka yang mengalami cedera karena dan dapat mengakibatkan kehilangan pekerjaan. Sering kebakaran terjadi diluar jam kerja. Hal ini tentunya tidak menimbulkan korban manusia tetapi dapat menyebabkan kehilangan lapangan pekerjaan yang berarti kerugian di bidang sosial dan ekonomi. Kebakaran dapat dicegah dengan aneka upaya yang ditujukan kepada pengamanan bangunan dan proses produksi di perusahaan. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah peranan tenaga kerja dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Mencegah kebakaran adalah lebih balk daripada memadamkannya, hampir semua kebakaran besar terjadi karena diabaikannya dasar dasar yang sering sangat sederhana dan mudah dikerjakan. Maka tiap karyawan perlu diberikan pengetahuan tentang dasar - dasar terjadinya kebakaran, sehingga dapat membantu usaha mencegah kebakaran. Mencegah kebakaran menjadi tanggung jawab semua karyawan. Bahaya Kebakaran Umum Timbulnya kebakaran disebabkan tiga unsur yaitu oksigen, bahan bakar dan papas. Yang terlibat dalam reaksi itu disebut sebagai unsur - unsur SEGITIGA API yang terdiri dari : Angin = oksigen Panas = panas Intl = bahan bakar Memisahkan salah satu unsur dari segitiga api akan memadamkan atau mencegah terjadi kebakaran.

Panas Panas yang dapat menimbulkan kebakaran dapat berasal dari berbagai macam sumber antara lain : Tenaga mekanis Dapat berupa benturan atau gesekan. Sumber api terbuka Dapat disebabkan karena ~ Kecerobohan / kelalaian ( merokok, kompor, lilin, las dll) ~ Kesengajaan / sabotase ( kenakalan remaja, menghilangkan jejak, balas dendam, asuransi ). Listrik ( termasuk listrik statis ) Reaksi eksothermal
Perpindahan panas yang terjadi dari sumber panas ke tempat lain dengan cara : Kontak langsung Konduksi Konveksi Radiasi Bahan Bakar Bahan bakar bisa berupa benda padat, cair, yang mempunyai titik penyalaan yang berbeda-beda. Suatu bahan bakar akan terbakarjika konsentrasinya berada pada daerah bisa terbakar ( flammable range / combustible range ). Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan bakar dengan udara yang dapat terbakar jika diberi sumber panas. Contoh : Daerah bisa terbakar minyak mentah adalah seperti dibawah ini : SKEMA UNTUK MINYAK MENTAH

Cara Penyebaran Api

KONTAK

KONDUKSI

KONVEKSI

RADIASI

Mencegah Timbulnya Api

No Fire

Secara singkat terjadinya api/kebakaran dapat digambarkan seperti pada diagram dibawah ini :

BAGAN TERJADINYA API

BAHAN BAKAR ( BENTUK UAP )

TITIK NYALA

DAERAH BISA TERBAKAR

UDARA

OKSIGEN

A P I

PANAS

ENERGI PENYALAAN YANG CUKUP

Kebakaran Kebakaran adalah bencana yang ditimbulkan karena api yang tidak dikehendaki dan tidak terkendali. Penyebab terjadinya bahaya kebakaran umum ialah api rokok, cairan mudah terbakar, penataan ruangan yang tidak sempurna ( poor housekeeping ), mesin - mesin yang terlalu panas karena kurangnya perawatan, instalasi listrik, listrik statis, peralatan las dan lain-lain. Beberapa industri antara lain industri kimia, minyak dan cat mempunyai potensi bahaya kebakaran khusus.

Kelas Kebakaran Berdasarkan permenakertans No. 4 tahun 1980 kebakaran dibagi menjadi empat kelas yaitu : Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D : yaitu kebakaran yang ditimbulkan oleh benda padat seperti kayu, kertas, kain, plastik dll. : yaitu kebakaran yang ditimbulkan oleh benda cair termasuk gas seperti bensin, solar, oli, LPG dll. : yaitu kebakaran yang clitimbulkan oleh adanya sumber listrik. : yaitu kebakaran yang disebabkan logam seperti magnesium, titanium, sodium dll.

Klasifikasi Kebakaran Kelas A

Memadamkan Kebakaran Kelas A

Memadamkan Kebakaran Kelas A

Memadamkan Kebakaran Kelas A

Pemadam Kebakaran yang Mudah Dibawa

Pemadam Kebakaran Jenis Air

Pemadam Kebakaran Jenis Carbon Dioxide (CO2)

Pemadam Kebakaran Jenis CO2 Prosedur Penggunaan

Pemadam Kebakaran Jenis Busa

Chem ical Variet Kebakaran Kelas B (Beberapa untuk Kelasy A)

Mecha nical Variety

Pemadam Kebakaran Jenis Busa Prosedur Penggunaan

Arahkan semburan busa pada titik terjauh dari sisi tank

Pemadam Kebakaran Jenis Bubuk Kimia Kering

Pemadam Kebakaran Jenis Bubuk Kimia Kering Prosedur Penggunaan

Pemadam Kebakaran Jenis Bubuk Kimia Kering

Oli terbakar yang tumpah

Kelas kebakaran dan media yang digunakan dalam pemadaman kebakaran dapat dilihat seperti dalam tabel dibawah ini :
BAHAN PEMADAM KEBAKARAN NO 1 KELAS KEBAKARAN Kelas A Jenis padat (Kayu, kertas, plastik, dll) AIR FOAM CO2 HALON DRY POWDER BOLEH

BAIK

BOLEH BOLEH BOLEH

Kelas B Jenis Cair & Gas (minyak, oli, cat, BAHAYA genuk, dll )
Kelas C Jenis peralatan listrik yang bertegangan Kelas D Jenis kebakaran logam (magnesium, titanium, sodium, dll )

BAIK

BAIK

BAIK

BAIK

BAHAYA BAHAYA

BAIK

BAIK

BOLEH

BAHAYA BAHAYA BOLEH BAHAYA

BAIK

Media Pemadam Kebakaran Media pemadam paclat ~ Pasir ~ Tepung Media pemadam cair ~ Air ~ Busa Media pemadam gas ~ C02 Media pemadam cairan mudah menguap ~ Halon Alat Pemadam Kebakaran Adalah media yang digunakan untuk memadamkan kebakaran. Jenis peralatan pemadam kebakaran antara lain : 1. Alat Pemadam Api Ringan Alat pemadam api ringan adalah alat pemadam api yang mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran dan mempunyai berat tidak lebih dari 32 Ibs ( 16 kg ). Air bertekanan Dry chemical Busa C02 Halon 2. Hidran

Penempatan Alat Pemadam Api Ringan Di jalur keluar ruangan. Dekat dengan pintu keluar. Tidak boleh kena sinar matahari langsung. Mudah dilihat, cepat diambil dan digunakan. Sesuai dengan kebakaran yang mungkin terjadi. Jarak APAR satu dengan APAR lain tidak boleh melebihi 15 m. Digantung pada dinding atau tiang. Bila disimpan dalam Box (lemari) bagian depan diberi kaca tebal 2 mm. Tinggi bagian atas APAR dengan lantai 1,2 m. C02 atau dry chemical boleh lebih rendah dari tinggi dasar APAR dengan lantai minimum 15 cm. Di beri tanda / rambu yang mudah terlihat. Suhu ruangan tertinggi 49 derajat. APAR tempat terbuka harus dilindungi clan bebas dari halangan. Tidak akan memungkinkan si pemakai terjebak bila kebakaran meluas Penyebaran merata , sedapat mungkin pada tempat yang sejenis ( homogen ).
Pemeriksaan Alat Pemadam Api Ringan Secara umum setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 4 kali dalam setahun. Pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali ditandai dengan menggunakan tag standar Astra . Tag tersebut adalah : Januari - Maret : tag warna putih April - Juni : tag warna biru Juli - September : tag warna kuning Oktober - Desember : tag warna merah Setiap cacat pada alat perlengkapan APAR yang di temui sewaktu pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat tersebut segera diganti dengan yang tidak cacat. Cara Pengunaan Peralatan Pemadam Kebakaran A. Pedoman Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan Secara Umum 1. Gunakan alat pemadam api ringan secara umum. 2. Pemadam api dari sisi depan, dimulai dari dasar api dengan cara gerakkan menyapu kedepan dari bends yang terbakar. 3. Menggunakan alat pemadam api ringan secukupnya, siapkan sisanya untuk menjaga api menyala kembali. 4. Jika yang terbakar cairan, semprotkan alat pemadam api ringan pada permukaan zat cair yang terbakar dengan gerakkan menyapu, hati-hati bila api mendadak menyala kembali. 5. Pada kebakaran dengan sumber api diatas, lakukan pemadaman dari atas kebawah ( dari pangkal api ). 6. Pada kobaran api yang besar, padamkan api yang besar bersama - sama dengan kerja yang sama balk. 7. Alat pemadam api yang sudah habis di pakai harus segera diisi kembali.

B. Alat Pemadam Api Ringan Dry Powder 1. Turunkan APAR dari gantungannya 2. Lepaskan nozzle dari jepitannya 3. Putuskan segel pengaman 4. Cabut pin pengaman 5. Pegang nozzle kearah atas 6. Coba ditempat APAR tersebut dipasang 7. Bawa APAR ketempat kebakaran 8. Pilih semprotan yang terbesar dari dry chemical yang keluar dari nozzle ( 3 - 4 meter ) 9. Semprotkan kedaerah kebakaran dengan mengibaskan nozzle sebaik mungkin
Bagaimana Mencegah Kebakaran ? Jawabannya JANGAN MEMBERI KESEMPATAN TERJADI Dengan cara 1. Usahakanlah seluruh tempat bersih dan teratur . 2. Simpan bahan yang mudah terbakar ditempat aman . 3. Pergunakanlah tempat untuk bahan bakar yang aman . 4. Pergunakanlah selalu penghubung listrik yang baik . 5. Pasanglah alat pemadam api yang sesuai dengan luas dan kondisi setempat . 6. Pastikan alat pemadam api dalam kondisi baik . 7. Yakinkan anda dapat mempergunakan alat pemadam api dengan tepat . Bagaimana Menghadapi Kebakaran ? 1. Jangan panik, berpikir dan tenangkan diri. 2. Beritahukan ada kebakaran. 3. Mereka yang tidak berkepentingan segera meninggalkan tempat. 4. Usahakan menelpon Dinas kebakaran. 5. Selalu berada antara pintu keluar dan api. 6. Pergunakanlah alat pemadam api yang cocok. 7. Mintalah orang lain membantu dengan alat pemadam. 8. Padamkanlah api dengan cepat dan tepat. 9. Bila api telah menjadi besar untuk jenis pemadam tangan, keluarlah dari bangunan dan tutuplah semua pintu. 10. Yakin akan kemampuan kita memakai alat pemadam

Peralatan Pemadam Api 1. AIR

~ ~ ~ ~ ~

Air sungai . Air laut . Air hujan . Air selokan . Lumpur dan lain - lain .

2. Air Bertekanan :

Hidran. Bentuk pancaran air melalui Hidran a. Pancaran Lurus (Solid Stream) b. Pancaran Pengabutan . (FOG) ~ Untuk mengurangi nyala api . ~ Untuk membuat tabir air . ~ Untuk Pendinginan ruangan .

3. Alat Pemadam Api Bahan Busa ( Foam ). Bahan kimia yang ada didalam tabung : ~ NATRIUM BICARBONAT ~ ALMUNIUM SULFAT ~ AIR Ketiga bahan tersebut diatas bercampur akan menjadi busa. Hasil campuran 10 x bahan asal. 4. Bahan Pemadam Api CO2 ( Carbon Dioksida ). Dapat digunakan dengan baik bila ticlak ada angin atau arus udara . Keuntungan : ~ Bahan gas yang ticlak dapat mengalirkan arus listrik . ~ Dapat disimpan dalam tabung baja . Kerugian : ~ Pada konsetrasi tertentu gas COZ sangat barbahaya bagi manusia . ~ Tidak efektif digunakan diruang terbuka . 5. Bahan Pemadam Api Jenis Dry Chemical . Juga dapat digunakan pada kebakaran kelas A dan D. ( Alat pemadam berfungsi ganda / multipurpose ). Bahan kimia menggunakan : ~ Serbuk sodium Bicarbonat atau ~ Serbuk Natrium Bicarbonat . ~ Gas CO2 atau Nitrogen . 6. Gas Halon adalah pemadam api yang terdiri dari beberapa bahan kimia antara lain : ~ CARBON ~ BROMIDE ~ FLUORINE ~ IODINE ~ CLORINE

BCF dari campuran bahan kimia CARBON + FLOURINE + CLOURINE + BROMIDE . ( Bromoclorodifluormethane ) atau HALON 1211 . HALON 1311 : menunjukkan unsur kimia : ~ 1 : unsur carbon ( c ) ~ 2 : unsur flourine ( Fl ) ~ 0 : unsur clorine ( tidak menggunakan ) ~ 1 : unsur bromide ( Br ) . ( Bromotrifluoromethane atau B . T . M . )

MEMBATASI SEBAB KEBAKARAN

KONTROL BAHAN BAKAR

KONTROL PANAS

KONTROL OXIGEN Lap Berminyak disimpan dalam tong besi bertutup rapat

MEMBATASI PENYEBARAN API

PINTU PENAHAN API

APING AMPING PENAHAN API

PENAHAN API DILUAR GEDUNG

TANGGUL

LUBANG TEGAK DALAM GEDUNG ( ELEVATOR )

Persiapan Memadamkan Kebakaran

Memadamkan Kebakaran
Bunyika n Alarm

Menghu bungi Petugas Pemada m Kebakar an

Beritahu Orang Lain

Memadamkan Kebakaran
Padam kan Kebaka ran

Evaku asi

Cari tempat yang aman

Prosedur Evakuasi

Merangkak serendah mungkin melalui asap yang memenuhi ruangan

Mencegah Kebakaran
Proteksi kabel listrik

Mencegah Kebakaran
Patuhi tanda No Smoking

Mencegah Kebakaran
Bersihkan Sampah

Mencegah Kebakaran
Buang Sampah yang mengandung oli di tempat sampah

Mencegah Kebakaran
Hati - hati dengan cairan yang mudah terbakar

Mencegah Kebakaran
Bersihkan daerah yang berdebu

TEKNIK PEMADAMAN MENGGUNAKAN APAR


3. Pegang Nozzle kearah atas coba APAR ditempat

1. Turnkan APAR dari gantungannya

2. Lepas Nozzle dari jepitannya dan Putuskan segel pengaman

4. Bawa APAR ketempat kebakaran

5. Semprotkan kearah api searah angin jarak semprotan 3-4 m ( untuk DRY CHEMICAL ) sambil bergerak maju, Gerakkan dengan menyapu pada dasar api

TEKNIK PEMADAMAN MENGGUNAKAN HIDRAN

1. Buka Keran air 2. Tarik selang dari raknya

3. Air akan keluar bila selang telah lurus. Arahkan semprotan ke dasar api

PENGGUNAAN SELANG SIAGA

POSISI DUA ORANG YANG SEDANG MEMADAMKAN DENGAN SELANG KEBAKARAN

Topic 4
Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Pertolongan Pertama

Penyelamatan Jiwa Lakukan Penyembuhan Jaga Kesadaran Korban

Mengembalikan Kesadaran

The ABC of life:


Danger / Bahaya Response / Respon Airway / Aliran Udara Breathing / Pernafasan Circulation / Peredaran darah

Urutan

Tindakan Gawat Darurat

Periksa dari sumber bahaya

Periksa Respon dengan mengguncang atau memang

Sadar Buat Nyaman

Tidak sadar Miringkan

Periksa aliran udara, pernafasan aliran udara Berikan Dan sirkulasi (ABC) Periksa pernafasan

Bernafas Biarkan Menyamping Periksa ABC Panggil Ambulans

Tidak Bernafas Miringkan Berikan aliran udara Periksa Pernafasan

Ada Nadi Lanjutkan E.A.R.

Tidak Ada Nadi Berikan CPR

Periksa kembali pernafasan dan na Tiap 2 menit

Kirim seseorang meminta bantuan

Simpulan

CPR Orang Dewasa

Satu Orang

Dua Orang

2 EAR dan 15 ECC dengan 80 per menit (4 siklus/menit)

1 EAR dan 5 ECC dengan 60 per menit (12 siklus/menit)

Perdarahan

Lakukan tekanan langsung pada luka Tinggikan bagian yang berdarah Berikan bantalan dengan pembalut yang ketat

CARI BANTUAN MEDIS UNTUK LUKA TERSEBUT HINDARI KONTAK LANGSUNG DENGAN LUKA

Perdarahan
Benda asing dalam luka

Tekan disekeliling benda asing tersebut Balut di sekitar luka untuk menghindari tekanan pada benda tersebut Selesaikan membalut dengan pembalut diagonal

CARI BANTUAN MEDIS UNTUK LUKA TERSEBUT HINDARI KONTAK LANGSUNG DENGAN LUKA

Hidung Berdarah

Beritahu korban untuk menjepit hidungnya selama 10 menit Korban sebaiknya duduk dengan kepala menghadap ke atas Cari bantuan medis jika perdarahan berlanjut

HINDARI KONTAK LANGSUNG DENGAN LUKA

Luka Bakar

Dinginkan dengan air yang mengalir selama 20 menit Secara pelan - pelan lepas kain yang mengikat Lindungi luka dengan kain yang steril dan tidak melengket Berikan balutan ringan

CARI BANTUAN MEDIS


BUAT KORBAN TETAP TENANG

Luka Bakar Karena Bahan Kimia

Rendam dengan air dingin selama 20 menit Secara pelan - pelan lepas pakain yang terkontaminasi Lindungi dengan kain yang steril dan tidak melengket

CARI BANTUAN MEDIS BUAT KORBAN TETAP TENANG

Luka Bakar pada Mata

Rendam dengan air dinging selama 15 menit Lindungi dengan kain yang steril dan tidak melengket

CARI BANTUAN MEDIS


BUAT KORBAN TETAP TENANG

Patah Tulang

JIKA KORBAN TIDAK SADARKAN DIRI

Lakukan tindakan gawat darurat sesuai flow chart


ABC CPR (Jika diperlukan)

CARI BANTUAN MEDIS

Patah Tulang

JIKA KORBAN SADAR : Balut dengan kain yang steril Bantu korban ke posisi yang nyaman

Patah Tulang

Sanggah bagian yang patah dengan bantalan dan belat jika perlu Jangan menggerakkan korban kecuali dalam kondisi berbahaya

CARI BANTUAN MEDIS

Keracunan

Bersihkan racun yang tersisa di mulut korban JIKA KORBAN TIDAK SADARKAN DIRI : Ikuti flow chart tindakan gawat darurat :

Gunakan pompa manual untuk telinga

Keracunan

JIKA KORBAN SADAR : Hubungi kantor yang menangani racun Ikuti arahan mereka Jangan membuat korban muntah kecuali diperintahkan

CARI BANTUAN MEDIS BERIKAN WADAH UNTUK MUNTAHAN DAN RACUN

Electric Shock

TEGANGAN TINGGI : Jaga jarak kurang lebih 6 meter dari korban Tenangkan korban Cari bantuan TEGANGAN RENDAH : Putus aliran listrik jika memungkinkan

CARI BANTUAN MEDIS

Electric Shock

Ketika aliran listrik diputus : Jika korban tidak sadarkan diri : Ikuti flow chart tindakan gawat darurat

CARI BANTUAN MEDIS

Electric Shock

Jika korban sadar : Balut dengan kain yang steril dan tidak melengket pada luka bakar yang terjadi Gunakan pembalut yang halus

CARI BANTUAN MEDIS

Shock

Shock dapat terjadi karena cidera atau tiba - tiba merasakan sakit JANGAN menggerakkan korban jika tidak diperlukan

Shock

JIKA KORBAN SADAR :

Bantu korban berbaring tinggikan kaki korban Longgarkan semua pakaian yang ketat Hentikan pendarahan Obati luka yang ada Pasang selimut pada korban Gunakan pelindung yang ringan Jangan memberi makan atau minum

Shock

JIKA KORBAN TIDAK SADARKAN DIRI :

Ikuti flow chart tindakan gawat darurat

Lingkungan Hidup
A. PERATURAN DAN PERUNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP Undang-Undang UU No. 23 Tahun 1997 ~ Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1995 ~ Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Keputusan Presiden Kep-Pres No. 77 Tahun 1994 ~ Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup 1. No. Kep. 39/MENLH/8/1996 ~ Jenis Usaha Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. 2. No. Kep. 45/MENLH/11/1996 ~ Program Pantai Lestari 3. No. Kep.46/MENLH/11/1996 ~ Penetapan Pembentukkan Tim Pengarah dan. Tim Teknis Program Pantai Lestari 4. Kep.47/MENLH/11/1996 ~ Penetapan Prioritas Propinsi Daerah Tingkat I Program Pantai Lestari Keputusan Menteri Dalam Negeri No. Kep. 98 Tahun 1996 ~ Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja BAPEDALDA Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep 136/1994 ~ Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Wilayah Pencemaran Udara Dapat berupa asap hitam yang mengepul dari kegiatan industri yang menimbulkan dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan. Pencemaran Akibat Kegiatan Alam 1. Letusan gunung berapi 2. Penyebaran virus penyakit Pencemaran Air Telah terkontaminasinya bahan pencemar yang berasal dari limbah cair akibat dari aktivitas manusia, baik rumah tangga ataupun industri.

B. AIR DAN LIMBAHNYA Berdasarkan Sumbernya Air Dapat di Klasifikasikan Menjadi : 1. Air tanah 2. Air permukaan 3. Air Laut
Standar Kualitas Air Merupakan batasan ukuran banyaknya senyawa yang dikandung air yang dinyatakan dalam satuan konsentrasi, beban atau satuan yang sesuai dengan parameter yang dinyatakan. Kita mengenal beberapa standar kualitas air, diantaranya 1. Standar kualitas air minum ( drinking water ) 2. Standar kualitas air buangan industri ( effluent standard ) 3. Standar kualitas air sungai/air permukaan ( stream standard ) Penggolongan Air Permukaan Menurut Peruntukkannya Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum langsung tanpa diolah terlebih dahulu Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum Golongan C : Air yan dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat digunakan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air Parameter Kualitas Air 1. Fisika : Suhu, warns, rasa, bau, kekeruhan 2. Kimia : BOD/COD, Ion+/-, logam berat dan bahan beracun yang larut diair 3. Biologi : Mikroorganisme pathogen / non pathogen seperti salmonela, alga, protozoa, coli cill. 4. Radiologi : Bahan-bahan yang bersifat radioaktif Self Purification Sungai

DEGRADASI

DEKOMPOSISI

PEMULIHAN

PENJERNIHAN

Metode Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Cost Reduction Program Carryng Capacity End of Pipe Treatment Cleaner Production Zero Emission

Limbah B3 Buangan yang sudah tidak dimanfaatkan oleh industri, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi serta mengandung bahan pencemar yang bersifat racun berbahaya, korosif, radio aktif, iritatif dan membahayakan ekosistem.

Ciri Lembah B3
Limbah : Bahaya B3 yang dibuiang Sisa pada keemasan Tumpahan Sisa proses Masuk Daftar Limbah 1, 2, 3 Tidak Ya

Evaluasi Karakteristik Limbah Ya

PROSES

Korosif

Tidak
Reaktif Tidak Mudah Terbakar Tidak Mudah Meledak Ya Ya Ya

Tidak
Infeksi Tidak Sifat Racun TCLP Tidak Tes Teksikologi Ya Ya Ya

Tidak
Bukan Limbah B3 Limbah B3

C.BEBERAPA KASUS LINGKUNGAN HIDUP


Minamata ( Jepang ) Hokkaichi Asma (Jepang) Lubang Ozon di Stratosfer Bhopal (India) Chernobil (Rusia) Issue Bahan Baku Beef Burger (Amerika) Love Canal Kebocoran PCB (Canada) Tuna (Mexico) Burung (Madagaskar) Asap (Asean) Pengiriman Container B3 Limbah Nuklir Pencemaran Laut Akibat Perang Mad Cow Dan Lain-lain

Prokasih I Kayu Indonesia di ITTO Pembungkus Tekstil Blue Jeans Bandung Bahan Baku Pulp dan Paper Cheil Samsung Indonesia Freeport Pabrik Sumpit Lampung Pengolahan Aki Bekas Pabrik Tapioka Kebakaran Hutan Ekspor Sepeda ke Eropa Bungkus Sepatu Penambangan Emas Rakyat Polusi Udara Jakarta Pencurian Kayu di Singkil Pencemaran Air Tanah di Ciracas Ikan Asin dan Lain-lain

ISU LOKAL

ISU GLOBAL
1. Penipisan Lapisan Ozon 2. Efek Rumah Kaca 3. Hujan Asam 4. Gundulnya hutan 5. Isu Negara Berkembang 6. Pencemaran Laut 7. Transfer Hardware 8. Gurun 9. Penurunan Jumlah Satwa Liar

1. Pencemaran Udara 2. Pencemaran Air 3. Kontaminasi Tanah 4. Kebisingan 5. Getaran 6. Amblesnya Tanah Permukaan 7. Bau

DAMPAK GLOBAL LINGKUNGAN


I. ISU LINGKUNGAN MANUSIA TRANSPORTASI INDUSTRIALISASI ACTIVITASACTIVITAS YANG LAIN

ISU LOKAL

PENCEMARAN AIR PENCEMARAN UDARA PENCEMARAN TANAH, BISING, BAU, DLL PENIPISAN LAPISAN OZON EFEK RUMAH KACA HUJAN ASAM

ISU GLOBAL

DAMPAK GLOBAL

2. MEKANISME PENIPISAN LAPISAN OZON


INDUSTRI GAS BUANG : CFC ( SENYAWA : C, F, CL ) SINAR MATAHARI

ULTRAVIOLET CL O3 CLO + O2 STATOSFER

PENIPISAN LAPISAN O3 ( OZON )

BERTAMBAHNYA SINAR ULTRAVIOLET DIPERMUKAAN BUMI

KANKER KULIT MENURUNNYA KEKEBALAN TUBUH

MATERIAL
CFCS

Faktor O. D. P
0.8 ~ 1.0

Pemakaian
Forming, Cleaning

Halon
I.I.I TCA CCL4

3~8
0.1 1.1

Fire Fighting
Cleaning

3. MEKANISME PEMANASAN GLOBAL


INDUSTRI, TRANSPORTASI : GAS BUANG CO2, CFCS, METANA, NOX, DLL

ABSORBSI SINAR INFRA MERAH

PANAS DARI PERMUKAAN BUMI TIDAK DAPAT DI RADIASIKAN

TEMPERATUR PERMUKAAN BUMI NAIK

PERMUKAAN AIR LAUT NAIK

BANJIR

4. MEKANISME HUJAN ASAM ( DEPOSISI ASAM )


ATMOSFER BAHAN BAKAR FOSIL ~ TRANSPORTASI ~ INDUSTRI ~ RUMAH TANGGA NOX, SOX, CO

H2O

H NO3, H2, SO4, HCO3

HUJAN ASAM AKIBAT : ~ KOROSI ~ GANGGUAN KESEHATAN ~ GANGGUAN HASIL ~ PERTANIAN ~ ASIDIFIKASI TANAH DAN AIR

5. MEKANISME PERUSAKAN / KONTAMINASI TANAH EROSI TANAH OLEH HUJAN RUSAKNYA STRUKTUR TANAH KARENAPEMADATAN KONTAMINASI TANAH OLEH LOGAM BERAT ATAU BAHAN BAHAN KIMIA KONTAMINASI AIR TANAH KARENA K EBOCORAN LANDFILL ( LIMBAH ) EROSI TANAH OLEH ANGIN

6. BERKURANGNYA POTENSI PLASMA NUFTAH OLEH PENGGUNDULAN HUTAN

HUTAN

PARU - PARU BUMI HABITAT HEWAN &TANAMAN PENYANGGA AIR TANAH

7. PERLINDUNGAN TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA ~ ~ ~ ~ TAKUT KE UDARA BEBAS ( KELUAR RUMAH ) ORANG-ORANG KE GUNUNG KOTA PINDAH KE ATAS HARUS PAKAI MASKER ATAU TABUNG OKSIGEN SEPERTI HIDUP DI BULAN

8. BERKURANG JENIS/SPECIES : TANAMAN SULIT TUMBUH ~ TERNAK BERKURANG ~ TANAMAN PANGAN BERKURANG ~ MANUSIA BEREBUT PANGAN

9. PROBLEM GLOBAL ENVIRONMENT AKUMULASI C02 : ( EFEK RUMAH KACA ) OBSERVATION BUREAU DI RUMAH LOA, HAWAI : DATA : ~ 1960 ~ 1970 ~ 1980 = 316 ppm = 325 ppm = 338 ppm LAJU KENAIKAN = 2 ppm / TAHUN

PENURUNAN HUTAN TROPIS UNEP SURVEY : 1981 ~ 1985 1.100 Ha /TAHUN ( pengurangan areal hutan )

10.DAMPAK PENCEMARAN UDARA


PENGARUH TERHADAPK ESEHATAN MANUSIA 1 ( SATU ) ORGAG BERNAPAS 20.000 KALI PER HARI 11 ~ 12 Kg > MAKAN DAN MINUM MANUSIA BISA BERTAHAN HIDUP

5 MINGGU 5 HARI 5 MENIT

TANPA MAKAN TANPA MINUM TANPA UDARA

PENCEMARAN UDARA

ORGAN PERNAPASAN LANGSUNG KENA

IRITASI MATA & LAPISAN LENDIR

D. 6 R PROGRAM ASTRA
ASTRA mengenalkan program pengurangan limbah dan pemanfaatan kembali sumber yang tersisa melalui 6 R Program ASTRA RECOVER RETRIEVE ENERGY

REFINE

REDUCE

REUSE

RECYCLE

Benefit Menerapkan 6 R Program


Meningkatkan Effisiensi Penghematan atau Menurunkan Biaya Menurunkan Tingkat Pencemaran Sampai Nol Menurunkan Jumlah Limbah Sampai Nol Menurunkan Tingkat Bahaya Terhadap Karyawan Jalan Menuju Sertifikasi ISO series 14000 Meningkatkan Moral Karyawan Meningkatkan Citra Perusahaan

ISO (International Organization of Standardisation)


ISO menjamin diterapkannya setiap sister pengawasan mutu dari suatu produk, yang merupakan hal yang diperhatikan dipasaran international. ISO adalah sistem Manajement mutu yang diakui oleh dunia, terutama negara - negara yang tergabung dalam Europend Free Trade Area ( EFTA ) sejak 1992 bagi industri Indonesia, pemberlakuan ISO dampaknya sangat besar sekali, karena mutu produk export selalu berdasarkan ISO.

Contoh :
1. ISO 9000 Menyangkut standard manajement mutu dan jaminan mutu pedoman seleksi dan penggunaan. 2. ISO 9001 Sistem mutu model untuk jaminan mutu dalam desain / pengembangan, produksi, instansi, dan pelayanan.

3. ISO 9002 Sistem mutu model untuk jaminan mutu dalam produksi
4. ISO 14.000 Menyangkut mutu lingkungan.Adalah stratifikasi proses produksi produk dengan sistem Manajement Lingkungan Hidup (Environmental Management System = EMS )

You might also like